Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook f.) Pada Bakso Daging Sapi Selama Penyimpanan Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba; Nitia Nilawati; Eka Syartika
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.899 KB) | DOI: 10.17728/jatp.6097

Abstract

Akway (Drimys piperita Hook.f.) adalah tumbuhan obat yang digunakan oleh Suku Sougb Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat untuk mengobati malaria. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tumbuhan obat bersifat antibakteri yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi antibakteri ekstrak etilasetat kulit kayu akway secara in vitro dan aplikasinya sebagai pengawet bakso daging sapi dalam penyimpanan suhu ruang dan refrigerator. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak secara in vitro dilakukan pada konsentrasi 0-25% (b/v) dengan menggunakan metode difusi sumur dalam medium agar sedangkan pengujian aktivitas antibakteri dalam model pangan bakso daging sapi dilakukan pada konsentrasi 0-0,75% (b/v) dengan menggunakan metode angka lempeng total. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 dan Staphylococcus aureus ATCC25923 secara in vitro dengan konsentrasi penghambatan minimum sebesar 0,27-0,77% (b/v). Konsentrasi ekstrak berpengaruh nyata terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan menyebabkan semakin besar pula zona hambat pertumbuhannya. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri dalam bakso daging sapi menunjukkan bahwa pencelupan bakso dalam ekstrak dengan konsentrasi 0,25-0,75% (b/v) dapat menghambat pertumbuhan bakteri selama 3-8 hari untuk penyimpanan pada suhu ruang sedangkan pada penyimpanan refrigerator adalah 15-33 hari. Kesimpulannya, ekstrak etilasetat kulit kayu akway sangat berpotensi digunakan sebagai pengawet model pangan bakso daging sapi.Antibacterial Activity of Ethyl Acetate Extracts of Akway (Drimys piperita Hook.f.) Barks on Meatballs during Storage AbstractAkway (Drimys piperita Hook.f.) is a medical plant used by Sougb Tribe, Arfak Mountains Regency, West Papua Province to heal malaria. Previous researches indicated that medical plants had strong antibacterial properties. The objectives of the research were to evaluate in vitro antibacterial potency of ethylacetate extracts of akway barks and its applications as preservative agent on meatballs during room temperature and cold storage. In vitro antibacterial assays were done on concentration of 0-25% (w/v) using agar well diffusion method while antibacterial assays on meatballs on concentration of 0-0.75% (w/v) were performed using total plate counts methods. Results showed that ethylacetate extracts inhibited in vitro growth of Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923 with MIC of 0.27-0.77% (w/v). Concentration of extracts significantly affected the growth of bacteria. The increasing of extract concentrations result in increasing diameters of growth inhibition zones. Meatballs soaked in extract solutions with concentrations of 0.25-0.75% (w/v) inhibited growth of bacteria during 3-8 days in room temperature storage and 15-33 days during cold storage in refrigerator. As conclusion, ethylacetate extracts of akway barks had high potent use as preservative agent in food model of meatballs.
Aktivitas Penangkalan Radikal Bebas dan Kemampuan Reduksi Ekstrak Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook. f.) Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Mathelda Kurniaty Roreng; Elva Intan Permatasari; Dolly Citra Manalu; Wulan Tanlain
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.388 KB) | DOI: 10.17728/jatp.3239

Abstract

Akway (Drimys piperita Hook. f) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok tumbuhan berkayu, berdaun tebal aromatik dan termasuk kerabat winteraceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati malaria dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Beberapa penelitian kandungan fitokimia ekstrak akway telah dilakukan untuk mengetahui potensi bioaktivitas akway. Ekstrak kulit kayu akway dilaporkan mengandung kelompok senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, terpenoid dan glikosida. Minyak atsiri kulit kayu akway mengandung linalool, β-pinen, α-pinen, nerolidol dan terpineol. Senyawa-senyawa tersebut dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas antioksidan ekstrak kulit kayu akway secara in vitro dan vitamin C sebagai kontrol positif. Pengujian kapasitas antioksidan yang dilakukan meliputi kandungan total fenol dengan metode Folin-Ciocalteu, kandungan flavonoid dengan metode aluminum klorida, kapasitas penangkalan radikal bebas menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl)-radical scavenging assay dan daya reduksi menggunakan metode reduksi Fe+3 menjadi Fe+2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki kandungan total fenol dan flavonoid yang tertinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol dan etilasetat. Kandungan total fenol dan flavonoid ekstrak metanol masing-masing sebesar 18,22 dan 14,32%. Ekstrak metanol dan vitamin C memiliki kapasitas menangkal radikal bebas DPPH dan daya reduksi yang paling tinggi kemudian diikuti ekstrak etanol dan etilasetat. Kemampuan menangkal radikal bebas ekstrak metanol dan vitamin C pada konsentrasi 200 µg/ml masing-masing sebesar 90% dan 88,31% sedangkan daya reduksi masing-masing sebesar 0,54 dan 0,62. Kesimpulannya, ekstrak metanol memiliki kapasitas antioksidan yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol dan etilasetat. Abstract Free Radical Scavenging Activity and Reducing Power of Akway (Drimys piperita Hook. f.) Bark ExtractsAkway (Drimys piperita Hook. f) was a woody and aromatic plant of winteraceae. This plant was used as traditional medical plant to heal malaria and to enhance vitality of body. Some studies were done to know bioactivity potency of akway extracts. D. piperita bark extract contains alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, terpenoid and glycoside. The bark essential oil of the plant consists of lynalool, β-pinene, α-pinene, nerolidol and terpineol. Those compounds were exhibited high antioxidant activity. The objectives of this research were to determine total phenol and flavonoid of the extracts and its antioxidant capacity which was compared to antioxidant capacity of vitamin C. The assay of antioxidant capacity comprised of total phenol and flavonoid content, free radical scavenging activity, and reducing power. Total phenol and flavonoid was determined using Folin-Ciocalteu and aluminum chloride method, respectively while determination of free radical scavenging activity and reducing power using DPPH-radical scavenging and Fe+3 to Fe+2 reducing power method, respectively. The results indicated that methanol extract had the highest in total phenol and flavonoid content. Total phenol and flavonoid of methanol extract were 18.22% and 14.32%, respectively. Vitamin C and methanol extract had the highest DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl)-radical scavenging activity and reducing power, respectively. DPPH-radical scavenging activity of methanol extract and vitamin C in concentration of 200 µg/ml were 90% and 88.31%, respectively while its reducing power were 0.54 and 0,62, respectively. As conclusion, methanol extract had the highest antioxidant activity compared with ethanol and ethyl acetate extracts.
Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook. f.) pada Beberapa Tingkat Konsentrasi, Keasaman (pH) dan Kandungan Garam Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 8, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.706 KB) | DOI: 10.17728/jatp.4692

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit kayu akway pada beberapa tingkat konsentrasi, keasaman (pH) dan kandungan sodium klorida. Minyak atsiri disuling dengan menggunakan metode distilasi air. Pengujian aktivitas antibakteri minyak atsiri pada beberapa tingkat konsentrasi, pH dan kandungan sodium klorida dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit kayu akway cenderung meningkat dengan meningkatnya konsentrasi. Konsentrasi penghambatan minimum terhadap Escherichia coli, Bacillus cereus, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah 0,28–0,56%. Tingkat keasaman dan kandungan sodium klorida tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit kayu akway. Kesimpulannya, minyak atsiri kulit kayu akway berpotensi sebagai sumber antibakteri alami untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang tahan terhadap antibiotik.Antibacterial Activity of Essential Oil of Akway (Drimys piperita Hook f.) Barks on Some Levels of Concentration, Acidity (pH) and Salt ContentsAbstractAkway (Drimys piperita Hook. f) was an aromatic plant of winteraceae. Leaves and barks of this plant contain essential oil. Previous studies indicated that essential oil from some aromatic plants had strong antibacterial activities. The aims of the study were to know antibacterial activities of essential oil isolated from akway bark on some levels of concentration, acidity (pH) and sodium chloride content. The essential oil was distilled by using water distillation method. The antibacterial activity was assayed on several levels of concentration, pH and sodium chloride concentrations that were performed using method of agar well diffusion. The results showed that the antibacterial activity of akway barks essential oil tended to increase with increasing of concentrations. The minimum inhibition concentrations against Escherichia coli, Bacillus cereus, Pseudomonas aeruginosa, and Staphylococcus aureus were 0,28–0,56%. The pH and sodium chloride contents had not significantly influenced to the antibacterial activities of akway barks essential oil. As conclusion, the essential oil of akway barks had potential as source of antibacterial on inhibiting growth of antibiotic resistance bacteria. 
Kapasitas Stabilisasi Radikal Bebas dan Kelasi Ion Metal Ekstrak Air Daun Vernonia amygdalina Del. Gino Nemesio Cepeda; Murtiningrum Murtiningrum; Yuliana Waromi
Agritechnology Vol 3 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v3i2.62

Abstract

Tumbuhan obat Vernonia amygdalina dikenal dengan nama “daun afrika” adalah tumbuhan yang berasal dari Afrika. Tumbuhan ini digunakan untuk mengobati malaria, infertilitas, diabetes, gangguan pencernaan dan penyakit transmisi seksual. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi potensi antioksidan ekstrak air daun afrika yang meliputi kandungan senyawa fenolik, kapasitas stabilisasi radikal bebas melalui transfer atom hidrogen dan kelasi ion metal sebagai prooksidan melalui transfer elektron pada variasi konsentrasi. Proses ekstraksi senyawa bioaktif daun afrika menggunakan metode infusi dengan air panas suhu 90ºC selama 30 menit. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak meliputi penentuan kandungan senyawa fenolik menggunakan metode Folin-Ciocalteu, pengujian kapasitas stabilisasi radikal bebas menggunakan metode stabilisasi radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan pengujian kapasitas kelasi ion metal menggunakan metode kelasi ion metal Fe+2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak air daun afrika konsentrasi 0,1-0,5% mengandung senyawa fenolik sebesar 18,81-69.89 µg EAG/ml, kapasitas stabilisasi radikal bebas DPPH sebesar 20,99-41,98% dan kapasitas kelasi ion metal Fe+2 sebesar 8,28-40,71%. Ekstrak air daun afrika kurang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami dalam menstabilkan radikal bebas namun demikian sangat efektif mengikat ion metal yang bersifat prooksidan.
Sifat Fisik, Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Minyak Essensial Kulit Batang Akway (Drimys piperita Hook f.) Muhammad Zakariyah; Gino Nemesio Cepeda; Hostalige Hutasoit
Agritechnology Vol 1 No 2 (2018): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v1i2.18

Abstract

Minyak essensial merupakan produk cairan yang diperoleh melalui proses ekstraksi dari berbagai bagian tumbuhan aromatik. Akway (Drimys piperita Hook f.) merupakan salah satu jenis tumbuhan aromatik yang memiliki kulit batang yang mengandung minyak essensial. Konsentrasi dan jenis senyawa penyusun minyak essensial sangat menentukan sifat fisik, kimia dan antibakterinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan kandungan fitokimia minyak essensial kulit batang akway serta potensi antibakterinya terhadap pertumbuhan bakteri patogen. Proses ekstraksi minyak essensial kulit batang akway dilakukan menggunakan metode distilasi air. Pengujian sifat fisik yang dilakukan meliputi warna, kelarutan dalam alkohol dan indeks refraktif sedangkan pengujian kandungan kualitatif fitokimianya meliputi terpenoid, flavonoid, alkaloid dan saponin. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan pada konsentrasi 0-10% dengan metode difusi cakram di dalam medium agar. Hasil menunjukkan bahwa minyak essensial kulit batang akway memiliki warna jernih kekuningan, kelarutan 1 : 2 dalam alkohol 80%, dan indeks refraktif sebesar 1,4942. Minyak essensial kulit batang akway mengandung terpenoid, flavonoid, alkaloid dan saponin serta dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan konsentrasi hambat tumbuh minimum sebesar 2,7-5,0 mg/ml.
Penapisan Fitokimia dan Kapasitas Antibakteri Minyak Eteris Daun Akway (Drimys piperita Hook f.) Herlina Enika Dewi Mambrasar; Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan
Agritechnology Vol 2 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v2i2.44

Abstract

Akway (Drimys piperita) merupakan tumbuhan aromatik yang digunakan masyarakat lokal Kabupaten Pegunungan Arfak sebagai tumbuhan obat untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Tumbuhan ini mengandung minyak eteris pada bagian daun dan kulit batangnya. Minyak eteris telah dibuktikan memiliki kapasitas antibakteri yang kuat. Kandungan fitokimia minyak eteris sangat menentukan kapasitas antibakterinya. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan kandungan fitokimia dan kapasitas antibakteri minyak eteris daun akway. Proses penyulingan minyak eteris daun akway dilakukan dengan menggunakan metode penyulingan air sedangkan kandungan fitokimianya ditentukan secara kualitatif terhadap kelompok senyawa terpenoid, saponin, alkaloid dan flavonoid. Kapasitas antibakteri ditentukan dengan metode difusi cakram terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Staphyloccocus aureus. Hasil pengujian menunjukkan bahwa minyak eteris daun akway mengandung terpenoid sebagai senyawa penyusun terbesar, saponin dan flavonoid. Minyak eteris daun akway memiliki kapasitas antibakteri terhadap bakteri uji dengan konsentrasi hambat minimum 0,042%-5%.
Kandungan Senyawa Fenolik Dan Terpenoid Ekstrak Etilasetat Daun Drimys piperita Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba
Agritechnology Vol 3 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v3i1.48

Abstract

Tumbuhan obat Drimys piperita dikenal dengan nama lokal “akway” adalah tumbuhan aromatik yang tumbuh di wilayah Pegunungan Arfak Papua Barat. Tumbuhan ini memiliki batang yang berwarna coklat kemerahan, rasa pedas juga memiliki daun yang tebal dan berwarna hijau. Masyarakat lokal yang bermukim di Pegunungan Arfak memanfaatkan akway sebagai tumbuhan untuk pengobatan malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa fenolik dan terpenoid ekstrak etilasetat daun akway. Ekstraksi komponen fitokimia daun akway dengan pelarut etilasetat dilakukan menggunakan metode perendaman dengan waktu 3 hari. Fraksinasi senyawa terpenoid ekstrak etilasetat dilakukan menggunakan larutan KOH 5% dan HCl 5%. Hasil penentuan kandungan total fenol dan flavonoid menunjukkan ekstrak etilasetat akway mengandung total fenol dan flavonoid masing-masing 33,25 mg EAG/g dan 3,05 mg EQ/g ekstrak. Senyawa penyusun utama fraksi terpenoid ekstrak etilasetat daun akaway adalah caryophyllene 14.43%, isopatchoulane 11,60%, 7-methanoasulen 6,21%, humulene 4,76%, Octadecane 4.24%, t-phytol 3.46%, linalool 3,20% dan 1,8-cyclotetradecadiyne 3,16%. Ekstrak etilasetat daun akway berpotensi sebagai sumber senyawa pencegah penyakit jantung, antikanker, aktivitas antidiabetes, antimikroba, antiviral, antioksidan, antiinflamasi dan antikarsinogenik.
PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN SARANA PENGOLAHAN USAHA PETERNAKAN KAMBING PE DI DISTRIK AIMAS, KABUPATEN SORONG: Assistance and Training of PE Goat Processing Facilities in Aimas District of Sorong Muhammad Djunaidi; Trisiwi Widayati; Gino N. Cepeda; Tatak Reko Purwanto; Freddy Pattiselanno
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v3i2.299

Abstract

ABSTRACT  The Ettawah Crossbreed Goat (PE) as a type of small ruminant has several advantages because it is a dual purpose type, which is capable of producing meat and milk. The "Guidance for Improvement of Agricultural Product Processing Facilities" from the Ministry of Agriculture through the Department of Animal Husbandry and Animal Health of West Papua Province, mandates the activities of PE Goat Farming Business Assistance and Development of Processing Facilities Development in Aimas District, Sorong Regency. The activity is carried out by the Department of Animal Husbandry, Faculty of Animal Husbandry, University of Papua in Manokwari. Respondents are PE goat breeders from farmer groups Setia Kawan, Margo Tani and Margo Utomo in Aimas District, they are assisted by the Animal Husbandry and Veteriner Service of West Papua Province. The success of a good PE goat agribusiness is indicated by the better linkage (network) between related aspects from upstream to downstream. In the development of PE goat agribusiness in Aimas, Sorong, three types (levels) of business, namely: 1) production level, 2) processing level and 3) marketing level need to be developed synchronously to achieve optimal results.  Keywords: COVID-19;  Participatory Rural Appraisal; Vaccination    ABSTRAK  Kambing Peranakan Ettawah (PE) sebagai salah satu jenis ruminansia kecil memiliki beberapa keunggulan karena merupakan tipe dual purposes yang mampu menghasilkan daging dan susu. Program “Pembinaan Perbaikan Sarana Pengolahan Hasil Pertanian” dari Departemen Pertanian melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, mengamanatkan kegiatan Pendampingan Usaha Peternakan Kambing PE dan Pembinaan Pengembangan Sarana Pengolahan di Distrik Aimas Kabupaten Sorong.  Pelaksana kegiatan adalah Jurusan Paternakan Fakultas Peternakan Universitas Papua di Manokwari dan sebagai responden adalah peternak kambing PE dari kelompok tani Setia Kawan, Margo Tani dan Margo Utomo di Distrik Aimas sebagai peternak binaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat. Keberhasilan agribisnis kambing PE yang baik diindikasikan dengan semakin baiknya jalinan (jaringan) antar aspek-aspek terkait mulai dari hulu sampai dengan hilir.  Dalam pengembangan agribisnis kambing PE di Aimas, Sorong, tiga macam (tingkat) usaha yaitu: 1) tingkat produksi, 2) tingkat pengolahan dan 3) tingkat pemasaran perlu dikembangkan secara sinkron untuk mencapai hasil yang optimal.  Kata kunci: Aimas; Kambing PE; Peternakan; Sorong.
Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Amban Distrik Manokwari Barat Kabupaten Manokwari Gino Nemesio Cepeda
Agritechnology Vol 6 No 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v6i1.105

Abstract

Depot air minum isi ulang adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung pada konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum menggunakan metode filtrasi dan disinfeksi. Air minum yang diproduksi oleh depot air minum isi ulang harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik (suhu dan total zat padat terlarut), kimia (tingkat keasaman) dan mikrobiologis (angka lempeng total dan total bakteri coliform) air minum isi ulang pada depot air minum yang berlokasi di Kelurahan Amban, Kecamatan Manokwari Barat, Provinsi Papua Barat. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer, pengukuran total zat padat terlarut menggunakan TDS-meter dan pengukuran tingkat keasaman dilakukan dengan menggunakan pH-meter. Angka lempeng total ditentukan dengan menggunakan metode pour plate sedangkan total bakteri coliform menggunakan metode most probable number. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata suhu dan total zat padat terlarut dan pH air minum isi ulang masing-masing sebesar sebesar 30ºC, 0.20-21.90 mg/l dan pH 4.47-7.46. Sedangkan penentuan total plate count dan total coliform air isi ulang di depot air minum di kelurahan Amban memberikan hasil negatif. Air minum isi ulang yang diproduksi Depot Rosalani, Depot Air Gress dan Depot Air Melika tidak memenuhi standar kualitas pH air minum yang ditetapkan oleh pemerintah.