Riana Nurhayati
(Scopus ID: 57223045353) Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

School Policy Innovation to Reduce Bullying Effect Riana Nurhayati; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Ariefa Efianingrum
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 3 (2021): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.408 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i3.1235

Abstract

Bullying is an unpleasant act that is still a problem in the school environment. To find out about school policy innovations in an effort to reduce the impact of bullying behavior, this will illustrate the relationship between bullying perpetrators and victims of bullying in SMA as well as school policy innovations to reduce the impact of bullying. This research was conducted in high school students of all levels with the number of respondents 1119 students in Indonesia. Descriptive approach with mixed methods. The sample / respondent was determined by purposive sampling technique. The data used a questionnaire and were analyzed with proportions and conducted FGD and interviews with teachers in SMA. The results of the study concluded that: 1) The value of r-count (Pearson Correlations) of the bullying was 0.186 r-table 0.062 and the r-count value for the bullying victim aspect was 0.139 r-table 0.062, meaning that the relationship between the two variables was positive and increased the bullying and victims of bullying, there will also be increased assistance and support from parents, teachers and friends; 2) The solution to reduce bullying effects must implement policies at the macro, meso and micro levels that work systemically and in synergy by creating creative and innovative programs. With the existence of an effective and innovative school policy, bullying cases that occur in schools can be minimized in terms of quality and quantity.
Indikator sekolah kreatif Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.876 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v5i2.18702

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator Sekolah Kreatif di Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru SD Muhammadiyah 16 Surabaya (Sekolah Kreatif). Analisa data dengan reduksi, kategorisasi dan intepretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang bisa dicapai oleh sekolah untuk membuat sekolah lebih kreatif adalah pengembangan sistem gagasan dan ide, pengembangan sistem sosial dalam aktivitas belajar, dan penciptaan sistem lingkungan sekolah yang sinergis antar unsur sekolahKata kunci: sekolah kreatif THE INDICATORS OF CREATIVE SCHOOLAbstractThis research is aimed at revealing the indicators of creative school in emelentary schools. The study employed qualitative method, and the subject of the research was the principal and teachers of Muhammadiyah 16 Surabaya Elementary School (a creative school). The data were analyzed by applying reduction, categorization, and interpretation. The result of the research shows that the indicators which can be attained by elementary school in order to contrive a creative school are developing the concept and idea systems, developing social system in learning activity, and creating synergetic school elements at the school environment system.Keywords: creative school
Cyberbullying pelajar SMA di media sosial: Prevalnsi dan rekomendasi Ariefa Efianingrum; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 8, No 2 (2020): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v8i2.38300

Abstract

Di era digital saat ini, bullying ditengarai hadir di ruang online atau yang sering disebut cyberbullying. Penelitian ini mengkaji realitas cyberbullying di media sosial yang dialami pelajar SMA Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian di enam wilayah di Indonesia meliputi Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua. Setiap wilayah diwakili 3 sekolah dengan jumlah responden 242 setiap wilayah. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA semua tingkatan (kelas X, XI, dan XII) dengan jumlah total 1452 orang siswa SMA. Data penelitian bersifat kuantitatif dan dianalisis secara statistik deskriptif berupa persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cyberbullying merupakan salah satu bentuk bullying yang mulai banyak terjadi dan menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin dominannya penggunaan media online dalam aktivitas pembelajaran maupun aktivitas sosial masyarakat. Angka cyberbullying di sekolah wilayah Indonesia yang terdiri dari daerah Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua berada pada kategori cukup tinggi dengan skor 69,64%. Cyberbullying merupakan keniscayaan yang terjadi di tengah saratnya penggunaan media sosial pada generasi muda. Sejumlah rekomendasi ditawarkan untuk mereduksi cyberbullying di kalangan pelajar, baik bersifat personal maupun institusional.High school student cyberbullying on social media: Prevalence and recommendations AbstractIn today's digital era, bullying occurs in the online space or what is often called cyberbullying. This study examines the reality of cyberbullying on social media experienced by Indonesian high school students. This research uses a descriptive quantitative approach. The research setting is in six regions in Indonesia include Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua. Each region is represented with three schools by 242 respondents in each region. The Respondents in this study were high school students of all levels (class X, XI, and XII) with a number of 1452 high school students. The research data was quantitative and analyzed using descriptive statistics in the form of percentages. The results showed that cyberbullying is a form of bullying that has started to occur a lot and shows an increase in line with the increasingly dominant use of online media in learning and social activities. The cyberbullying rate in schools in the Indonesian region consisting of Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua is at a high level, with a score of 69.64%. Cyberbullying occurs amid social media usage among the younger generation. Some recommendations are offered to reduce cyberbullying among students, both personal and institutional.
Cyberbullying pelajar SMA di media sosial: Prevalnsi dan rekomendasi Ariefa Efianingrum; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 8, No 2 (2020): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v8i2.38300

Abstract

Di era digital saat ini, bullying ditengarai hadir di ruang online atau yang sering disebut cyberbullying. Penelitian ini mengkaji realitas cyberbullying di media sosial yang dialami pelajar SMA Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian di enam wilayah di Indonesia meliputi Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua. Setiap wilayah diwakili 3 sekolah dengan jumlah responden 242 setiap wilayah. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA semua tingkatan (kelas X, XI, dan XII) dengan jumlah total 1452 orang siswa SMA. Data penelitian bersifat kuantitatif dan dianalisis secara statistik deskriptif berupa persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cyberbullying merupakan salah satu bentuk bullying yang mulai banyak terjadi dan menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin dominannya penggunaan media online dalam aktivitas pembelajaran maupun aktivitas sosial masyarakat. Angka cyberbullying di sekolah wilayah Indonesia yang terdiri dari daerah Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua berada pada kategori cukup tinggi dengan skor 69,64%. Cyberbullying merupakan keniscayaan yang terjadi di tengah saratnya penggunaan media sosial pada generasi muda. Sejumlah rekomendasi ditawarkan untuk mereduksi cyberbullying di kalangan pelajar, baik bersifat personal maupun institusional.High school student cyberbullying on social media: Prevalence and recommendations AbstractIn today's digital era, bullying occurs in the online space or what is often called cyberbullying. This study examines the reality of cyberbullying on social media experienced by Indonesian high school students. This research uses a descriptive quantitative approach. The research setting is in six regions in Indonesia include Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua. Each region is represented with three schools by 242 respondents in each region. The Respondents in this study were high school students of all levels (class X, XI, and XII) with a number of 1452 high school students. The research data was quantitative and analyzed using descriptive statistics in the form of percentages. The results showed that cyberbullying is a form of bullying that has started to occur a lot and shows an increase in line with the increasingly dominant use of online media in learning and social activities. The cyberbullying rate in schools in the Indonesian region consisting of Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua is at a high level, with a score of 69.64%. Cyberbullying occurs amid social media usage among the younger generation. Some recommendations are offered to reduce cyberbullying among students, both personal and institutional.
Tradisi masyarakat pasca gempa 2006 di sriharjo Maryani Maryani; Riana Nurhayati
FOUNDASIA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v11i2.35238

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperoleh pemahaman tentang terjadinya pergeseran tradisi masyarakat pasca gempa 2006 di Sriharjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. penelitian ini dilaksanakan di desa Sriharjo, dusun Mojohuro yang terdiri dari 6 RT dengan jumlah penduduk 857 jiwa dan 264 kepala keluarga dengan menggunakan purposive sampling maka terpilih 1 informan kunci dan 3 informan pendukung.Penelitian ini mengunakan 2 jenis sumber data yakni data primer dan data sekunder, Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengkaji dokumen. Teknik analisis data menggunakan teori interaktif miles Huberman. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi yang berkembang dalam masyarakat Mojohuro, Sriharjo dapat di kelompokkan menjadi 3 hal yakni: 1) Tradisi yang terkait langsung dengan alam. 2) Tradisi yang terkait dengan tahap perkembangan kehidupan manusia. 3) Tradisi yang berasal dari lokal. 
Aktivitas sekolah yang rentan terjadi bullying di kalangan siswa Ariefa Efianingrum; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Riana Nurhayati
FOUNDASIA Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v12i1.43465

Abstract

Bullying di kalangan siswa masih terjadi dengan intensitas yang cenderung meningkat dalam berbagai bentuk. Terus berulangnya kejadian bullying di sekolah menunjukkan bahwa kasus tersebut tidak mudah untuk dihilangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali aktivitas di sekolah yang rentan dan memungkinkan terjadinya bullying di kalangan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun setting penelitian ini adalah sekolah menengah atas (SMA) di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Analisis data menggunakan model interaktif dari Miles Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying di kalangan siswa dapat terjadi secara individual maupun secara kolektif. Bullying di kalangan siswa dapat berbentuk, bullying verbal, bullying fisik, bullying emosional, dan bullying di dunia maya. Bullying di kalangan siswa dapat terjadi di kelas, di luar kelas, di sekolah, di luar sekolah, dan di ruang maya/media sosial. Kegiatan sekolah yang melibatkan siswa secara massal seperti turnamen olahraga dan lomba supporter, juga rawan terjadi bullying di kalangan siswa. Saat ini kehadiran media sosial menjadi ruang baru bagi berlangsungnya cyber bullying melalui teks atau kata-kata.
Strategies to inculcate moral values in Islamic Elementary School Riana Nurhayati
REID (Research and Evaluation in Education) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta & HEPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/reid.v8i1.45041

Abstract

This study aims to explore the integration of moral values into learning activities, management, and student guidance activities. This study employed a descriptive qualitative approach. The data were collected through three techniques, namely in-depth interviews, participant observations, and a document study. The research respondents were principals, teachers, and students until the data was saturated. The sampling technique used was simple random sampling. For data analysis, Miles and Huberman’s method of interactive qualitative analysis was used, which consists of data condensation, data display, and conclusion/verifying. The data trustworthiness was enhanced through conti-nuous observations and resource and technique triangulations. The results of the study show that the strategy of inculcating moral values at Islamic elementary school can have a positive impact on the moral values of its students. Moral values can be integrated into learning activities through the strategies of reward and punishment, storytelling, spontaneous or direct activities, the setting of good examples and habits, and readings from the Al Qur’an. Moral values can be integrated into management through the strategies of Al Qur’an recitation, tahfidh or the memorization of the short surah, alma’surat, collective dhuhur (noon) and Friday prayers, and organized lunches with dhuha prayers. Moral values may be integrated into student guidance activities on market days, through scouting and other outbound activities, and through mabit, muhayyam, and gardening.