Hasanah Hasanah
Universitas Tanjungpura

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

BUDAYA PESISIR DAN WISATA PANTAI BERBASIS MASYARAKAT DI PANTAI BARAT KALIMANTAN BARAT (STUDI KASUS KAWASAN WISATA SETAPUK MANGROVE SETAPUK BESAR SINGKAWANG UTARA) Hasanah Hasanah; Efriani Efriani; Galuh Bayuardi
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 8, No 1 (2021): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v8i1.3251

Abstract

Setapuk Mangrove merupakan kawasan wisata merepresentasikan wilayah pesisir barat Kalimantan Barat yang mengalami perubahan budaya. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pemahaman tentang asal mula munculnya gagasan pengelolaan pantai dengan basis masyarakat lokal; mengidentifikasi dan memperoleh tentang peran agen, penggiat dan masyarakat serta organisasi pengelolaan pariwisata; memahami dan mengidentifikasi perubahan atau perluasan orientasi budaya pesisir dengan kesadaran baru (memaknai) tentang potensi wisata sebagai variasi wacana selain kenelayanan; memberikan gambaran kondisi pariwisata kawasan pesisir Kalimantan Barat pasca pandemic covid-19. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penanaman mangrove yang digagas oleh agen internal tokoh masyarakat merupakan bentuk respons agen adaptasi terhadap ancaman abrasi yang sudah menyebabkan kerusakan lahan sekitar Desa Setapuk. Sepinya pengunjung membuat sumber dana pemeliharaan fasilitas kawasan wisata berkurang. Beberapa fasilitas tampak terbengkalai, meskipun mulai ada yang dibenahi sedikit demi sedikit, seperti beberapa papan titian di sepanjang hutan mangrove, dan jembatan gantung yang melintasi Sungai Setapuk.
KETERLIBATAN AKADEMISI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK COVID-19 TERHADAP MASYARAKAT MELALUI AKSI BERBAGI SEMBAKO Herlan Herlan; Efriani Efriani; Agus Sikwan; Hasanah Hasanah; Galuh Bayuardi; Endang Indri Listiani; Yulianti Yulianti
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 3, No 2 (2020): JULI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.078 KB) | DOI: 10.31764/jces.v3i2.2314

Abstract

Abstrak: Aspek ekonomi menerima dampak ±60% dari bencana pandemi. Dampak ini umumnya merupakan bagain dari  proses  tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap penyebaran Virus. Indonesia merupakan satu negara yang sedang dilanda bencana pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan dalam upaya pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah, yang berdampak pada aspek ekonomi masyarakat. Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang rentan mengalami resiko kerugian akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk meringankan dampak pandemi Covid-19 terhadap masyarakat di beberapa desa yang menerima dampak dari kebijakan pencegahan penyebaran Covid-19. Pengabdian ini menjadi satu wujud nyata keterlibatan akademisi dalam mengurangi dampak Covid-19 terhadap masyarakat di pedesaan. Pengabdian ini menggunakan model kolaborasi sebagai metode dalam pelaksanaannya. Hasil dari kegiatan ini terdapat 400 keluarga yang mendapat dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 yang tersebar di tiga desa. Pengabdian kepada masyarakat dengan model kolaborasi dinilai sebagai tindakan yang baik dalam mewujudkan keterlibatan perguruan tinggi dengan tetap melakukan social distancing.Abstract: Economic aspects received ± 60% of the impact of a pandemic disaster. This impact is generally part of the process of preventing and controlling the spread of the virus. Indonesia is a country that is being hit by the Covid-19 pandemic disaster. Various policies in prevention have been carried out by the government, which have an impact on the economic aspects of society. Rural communities are vulnerable to the risk of loss due to Covid-19 pandemic. Therefore, this service aims to mitigate the impact of the Covid-19 pandemic on communities in several villages that received the impact of the policy of preventing the spread of Covid-19. This service became a tangible manifestation of academic involvement in reducing the impact of Covid-19 on rural communities. This service uses the collaboration model as a method of implementation. As a result of this activity, 400 families were affected by the economic impact of the Covid-19 pandemic in three villages. Community service with a collaboration model is considered as a good action in realizing university involvement while continuing to do the social distance.
Rumah Lanting di Sungai Sambas Desa Sumber Harapan Kecamatan Sambas Kalimantan Barat (Etnografi Budaya Sungai) Fitri Ardianti; Donatianus BSE Praptantya; Hasanah Hasanah
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.101 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i1.46311

Abstract

This study aimed to find about the history of the Lanting house and more deeply understand the characteristics of the Lanting houses, floating on the river in Sumber Harapan Village. This study used a qualitative approach with the ethnography research method. Triangulation method was used to test the validity of the data. According to Malinowski’s functional theory, all cultural activities actually intend to satisfy a series of instincts of human beings that are related to their entire lives. Thus, the techniques of data collection were observation, interviews, and documentation.The results of this study indicate that the Lanting House not only functions as a place to live, but also develops as a place of business. There are two functions of the Lanting House in Sumber Harapan Village such as the function of a residence that provides protection from disturbances, arise from the environment around them. The second was not only used as shelter, but also as a place of business as a fulfillment of their lives because of the changing life patterns. In addition, each Lanting house has similar form one from another, which has a simple room pattern.
Sepeda Onthel sebagai Identitas Komunitas SEPOK di Kota Pontianak Armia Rizki Adinda; Hasanah Hasanah; Syarmiati Syarmiati
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.259 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i1.46313

Abstract

The purpose of this research is to describe and analyze the background of the founding of the community, reveal and analyze the role in preserving the onthel bicycle, explain the function and meaning of the community for its members, and to find out the activities carried out. This paper intended to explain Onthel bicycle as Anthropological identity of SEPOK community. SEPOK is a community for onthel bike lovers in Pontianak City. This research used a qualitative method with data collection techniques of observation, interviews, and documentation. We used community and symbolic interaction as our analysis tools. The results showed that in preserving the onthel bicycle culture, the SEPOK community actively participate in various activities both carried out by the Province of West Kalimantan and other regions. Community members are quite heterogeneous and have various opinions in giving the meaning of the onthel bicycle as their symbol.
Ritual Ik Cek Yen Kou Etnis Cina Di Kalimantan Barat Putri Rizki; Hasanah Hasanah; Donatianus BSE Praptantya
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 1, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.488 KB) | DOI: 10.26418/balale.v1i2.43401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang ritual Ik Cek Yen Kou menurut masyarakat Cina di Provinsi Kalimantan Barat, makna ritual buang sial dalam ritual Ik Cek Yen Kou dan kepercayaan masyarakat Cina terhadap suatu ritual. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis metode penelitian etnografi, pengujian keabsahan data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teori tradisi digunakan sebagai pisau analisis untuk menginterpretasikan praktik-praktik manusia yang bermakna. Sehingga teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data diperoleh dari sumber berupa orang, tempat dan arsip atau dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan upaya membuang sial dari dalam tubuh seseorang, menurut masyarakat etnis Cina juga ditentukan atas persepsi yang diyakini oleh suatu kelompok masyarakat itu sendiri. Ritual Ik Cek Yen Kou masih dilakukan hingga saat ini karena kepercayaan masyarakat etnis Cina yang begitu besar terhadap adanya kesialan saat shio yang tidak cocok dengan tahun lahirnya kemudian kepercayaan yang mengatakan jika ada keluarga yang meninggal akan merundung kerabat yang masih hidup untuk menemaninya kembali ke alam selanjutnya. Kejadian seperti ini merupakan hal yang sangat tidak diinginkan oleh masyarakat etnis Cina, oleh karena itu mereka selalu mengadakan ritual Ik Cek Yen Kou agar senantiasa beruntung didalam kesehariannya. Masyarakat etnis Cina berusaha menghilangkan kesialan dari dalam tubuhnya dengan melakukan ritual Ik Cek yen Kou dengan bantuan seorang Acarya. Acarya membacakan seluruh mantra yang dibutuhkan untuk mendatangkan energi dari mantra itu sendiri yang kemudian akan secara perlahan menghilangkan kesialan dari dalam tubuh umat yang mengikuti ritual.
Gegar Budaya Mahasiswi Rantau di Rumah Susun Sederhana Sewa Universitas Tanjungpura Kota Pontianak (Kajian Antropologi Komunikasi) Eginta Sai Sari Ginting; Hasanah Hasanah; Ignasia Debbey Batuallo
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.407 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i2.49284

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang “Culture Shock Mahasiswi di Rumah Susun Sederhana Sewa Universitas Tanjungpura Kota Pontianak (Kajian Antropologi Komunikasi)”. Culture Shock adalah gegar budaya yang terjadi karena perbedaan budaya mahasiswi yang tinggal di Rusunawa Untan dimana perbedaan budaya tidak terlepas dari perbedaan bahasa dan logat yang dibawanya sejak lahir. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik penelitian dengan memakai metode kualitatif dimana untuk bagian pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diharapkan mampu menggali tentang terjadinya culture shock yang mengarah kepada sistem bahasa. Adapun Objek penelitian ini yaitu Culture Shock mahasiswi rantau yang didalam komunikasi yang berkaiatan dengan dialek dan logat bahasa dimana terdapat dalam unsur kebudayaan yakni bahasa dan ilmu pengetahuan. Teori yang digunakan teori “Habitus” Bourdieu. Adapun tujuan peneliti ini untuk mendeskripsikan terjadinya culture shock dalam komunikasi pada mahasiswi di Rumah Susun Sederhana Sewa Universitas Tanjungpura Kota Pontianak dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya culture shock pada sistem bahasa. Dengan hasil yang diperoleh peneliti yaitu terdapat faktor penyebab terjadinya culture shock secara umum didalam sistem bahasa seperti faktor persepsi; geografis wilayah. 
Bekumpang : Ritual Tolak Bala Suku Dayak Linoh Desa Solam Raya Kabupaten Sintang noviana noviana; Arkanudin Arkanudin; Hasanah Hasanah
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 3, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2023.839 KB) | DOI: 10.26418/balale.v3i1.53457

Abstract

Bekumpang is one of the Tolak bala traditions carried out by the Linoh Dayak ethnic community in Solam Raya Village when there is a disease outbreak that attacks. This study aims to describe the process and to explore the values of the ritual of the Kumpang. The method used in this research is ethnography observation, interviews and documentation as the primary data collection techniques. While the descriptive data analysis is used for the analysis phase. The purpose of the bekumpang ritual is to ask for protection from the Petara (God) so that all Solam Raya villagers are protected from epidemics of infectious diseases, both medically curable and incurable diseases. The factors behind the Linoh Dayak ethnic community carrying out the bekumpang ritual are the first because of the Covid-19 outbreak and the second because of public awareness of the importance of maintaining local wisdom. The ritual of Bempangpang contains aesthetic, religious, and social values.