Diaz Restu Darmawan, Diaz Restu
Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

JALAN RAYA SEBAGAI ARENA PERTUNJUKKAN SOSIAL: STUDI ETNOFOTOGRAFI JALAN PAHLAWAN SEMARANG Darmawan, Diaz Restu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 1 No 1 (2012): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pahlawan Street has unique existence in the heart of Semarang. This study tried to find the social meaning of Pahlawan Street by looking at three things: 1) the conditions of Pahlawan Street that trigger social activities in the street, 2) the forms of social activity that occurs in the street, and 3) the meaning that emerged based on the activity that occurs on Pahlawan Street as a social arena. The study uses ethnophotography, a method in visual anthropology that use visual symbols or signs in the photographs taken by the author as a source of data. The author trace the visual symbols or signs in the photograph to look for the social meanings. Ethnophotography gives new understanding to teach sensitivity to the photographer to grasp the cultural aspects of social reality. The results show that the physical condition of Pahlawan street, its sidewalks, decorative lights, and various important offices enables the emergence of various social activities in the street. The activities, performed by a variety of elements and groups of people who visit the street, raises various meanings that symbolize Pahlawan Street as an important social arena in Semarang.
Analisis Wacana Kritis Sara Mills tentang Stereotipe Terhadap Perempuan dengan Profesi Ibu Rumah Tangga dalam Film Rumput Tetangga Nadia Novianti; Dahniar Th Musa; Diaz Restu Darmawan
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 18, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v18i1.6893

Abstract

Film adalah media komunikasi massa yang mampu mempresentasikan dan mengonstruksi realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. Film dapat menampilkan potret kenyataan dalam bentuk simbolik yang mempunyai makna, pesan, dan nilai estetikanya. Tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan status dan peran perempuan yang memilih profesi ibu rumah tangga melalui analisis tokoh perempuan yang ditampilkan dalam film Rumput Tetangga serta resepsi penonton terhadap film. Penyusunan tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pisau analisis wacana kritis Sara Mills.  Untuk metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan wawancara bersama informan sebagai validasi data. Dengan menganalisis setiap scene yang ada dalam film, tulisan ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketimpangan sosial dan pandangan terhadap peran ibu rumah tangga baik dari budaya patriarki maupun dari sesama kaum perempuan. Film Rumput Tetangga adalah cerminan realita saat ini dan dialami oleh para perempuan di lingkungan kehidupannya. Ternyata yang lebih sering memberikan stereotipe buruk kepada peran ibu rumah tangga adalah para perempuan. Hal ini menunjukan bahwa pelaku ketidakadilan gender tidak terjadi di antara dua gender yang berbeda, tetapi dapat terjadi di sesama gender.
Maskawin sebagai Pertahanan Strata Sosial Samagat Etnik Dayak Tamambaloh Efriani Efriani; Jagad Aditya Dewantara; Donatianus BSE Praptantya; Diaz Restu Darmawan; Pawennari Hijjang
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 9 No 1 (2020): Volume 9 Nomor 1, Februari 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v9i1.719

Abstract

Dayak Tamambaloh terbagi dalam 4 kelas sosial; Samagat, Pabiring, Ulun/Banua dan Pangkam. Samagat merupakan strata tertinggi dan memiliki hak sebagai pemimpin yang disebut Tamanggung. Tamanggung merupakan seorang Samagat dengan darah yang murni tidak tercampur dengan strata dibawahnya. Karena itu, Samagat wajib menikah sesama Samagat dengan tujuan melestarikan keturunan bagi lahirnya calon Tamanggung. Namun kewajiban ini berbenturan dengan sistem perkawinan eksogami keluarga inti Dayak Tamambaloh. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengkaji cara Samagat mempertahankan strata sosialnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi. Unit analisis kajian ini adalah Samagat Dayak Tamambaloh. Penelitian ini menunjukkan, terdapat adat panyonyok yang menjadi simbol untuk mempertahankan strata sosial Samagat. Panyonyok merupakan pemberian maskawin berupa meriam api atau gong atau tempayan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan. Secara simbolik Panyonyok memiliki empat fungsi. Pertama, untuk mempertahankan, menaikkan strata sosial keturunan atau anak. Kedua, simbol penyatuan keluarga luas laki-laki dengan perempuan. Ketiga, simbol jaminan kesetiaan suami-istri. Keempat sebagai media “pamer”, atau suatu wujud prestise. Dalam sistem perkawinan Dayak Tamambaloh, adat panyonyok dapat dilakukan oleh strata Pabiring dan Ulun/Banua. Namun, Fungsi untuk mempertahan dan atau mengangkat strata keturunan, merupakan fungsi utama Panyonyok bagi Samagat. Fungsi ini tidak menjadi tujuan utama panyonyok pada strata pabiring dan Ulun/Banua. Sebagai upaya mempertahankan status sosial ke-samagat-an, adat panyonyok dilakukan dengan cara mambiti dan dambitang. Mambiti apabila seorang laki-laki dari strata pabiring atau ulun/banua menikahi perempuan Samagat. Dambitang apabila seorang laki-laki dari strata Samagat menikahi perempuan Pabiring atau Ulun/Banua.
Kawasan Sepakat: “Modernisasi Dari Peri-Urbanisasi” Kota Pontianak Eginta Sai Sari Ginting; Diaz Restu Darmawan; Efriani Efriani; Nadia Novianti
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 2 No 2 (2020): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (December 2020)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v2i2.54

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas perubahan yang terjadi di Kawasan sepakat semenjak dibukanya wilayah itu menjadi Kawasan Pendidikan dan menjadi wilayah kecamatan baru. Penelitian ini dilakukan dikawasan Sepakat, Desa Bansir Darat, Kabupaten Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode observasi dan wawancara. Temuan penelitian dianalisa dengan teori pembangunan Rostow. Hasil penelitian menunjukkan wilayah Sepakat merupakan wilayah pendidikan pinggiran kota (peri-urbanisasi), yang mengalami perubahan terus-menerus dilatarbelakangi oleh kemajuan masyarakat urban untuk mengubah lingkungan Sepakat. Masyarakat urban mengidentifikasi Sepakat sebagai lokasi strategis dari target ekonomi yang dinamis. Kemajuan masyarakat urban di lingkungan Sepakat telah membuat masyarakat asli mengikuti jejak yang sama. Masyarakat lokal merubah haluan perekonomian mereka menjadi seperti masyarakat pendatang. Meninggalkan pola kehidupan masyarakat agraris yang hidup mengikuti lingkungan, ikut menjadi masyarakat modern yang terjebak ke dalam kebutuhan materialis.
Perilaku Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19 Andar Prastiwi; Diaz Restu Darmawan; Efriani Efriani
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 2 No 2 (2020): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (December 2020)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v2i2.59

Abstract

Kemunculan Pandemi virus Covid-19 diawal tahun 2020 membawa pengaruh besar hampir seluruh Dunia, tidak terkecuali Indonesia. Beragam kebijakan dan respon telah diambil oleh pemerintah dan wilayah pusat untuk menekan pencegahan penyebaran virus. Termasuk juga pada kawasan perdesaan yang mengambil tindakan pencegahan penyebaran virus di wilayahnya dengan sumber informasi yang minim, salah satunya membangun pos penjagaan di pintu masuk desa. Fokus penelitian ini adalah melihat perubahan perilaku yang dilakukan orang-orang Desa Suka Jaya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang dalam menyikapi penyebaran virus Covid-19. Penelitian ini menggunakan sudut pandang kajian antropologi kesehatan dengan menggunakan teori perilaku kesehatan Nico S. Kalangie. penelitian dilakukan dengan metode etnografi, dengan sudut pandang emik dan etik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kesadaran masyarakat untuk membuat pos pemeriksaan secara gotong-royong dan memeriksa orang luar yang masuk ke desa, dann munculnya perubahan perilaku mereka dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.
Kegeluhen Mbaru Ibas Kuta Siosar (Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Di Kawasan Relokasi Bencana) Jesica Dea Br Kaban; Diaz Restu Darmawan; Susi Juliarni Siburian
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 2 No 4 (2021): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (June 2021)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v2i4.80

Abstract

Erupsi gunung Sinabung yang terjadi pada tahun 2010 telah mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang cukup besar terhadap wilayah sekitarnya seperti korban jiwa, hancurnya lahan-lahan pertanian dan kerusakan permukiman. Kampung Siosar Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara merupakan lokasi relokasi yang dibangun oleh pemerintah bagi masyarakat tiga desa korban erupsi gunung Sinabung sejak tahun 2016. penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada masyarakat di daerah relokasi yang disediakan pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara (interview) dan pengamatan (observasi) pada lingkungan hidup masyarakat yang tinggal di Kampung Siosar. Hasil dan penenlitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan-perubahan yang dirasakan oleh masyarakat. Perubahan terjadi pada bidang ekonomi dan sosial budaya. Secara ekonomi kehidupan masyarakat Desa Siosar telah mengalami perubahan. Pada awal sebelum ada bencana alam mayoritas masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kemudian setelah meletusnya gunung Sinabung, sebagian masyarakat beralih mata pencaharian menjadi seorang pedagang. Tradisi yang dimiliki masyarakat seperti kerja tahun dan sarilala mengalami perubahan fungsi bagi masyarakat di tempat relokasi.
Pergeseran Nilai Permainan Tradisional Bakah: Kearifan Lokal dan Modernitas Vivi Ridyanti; Diaz Restu Darmawan; Lailatul Badariah
Culture & Society: Journal Of Anthropological Research Vol 2 No 4 (2021): Culture & Society: Journal of Anthropological Research (June 2021)
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/csjar.v2i4.81

Abstract

Permainan bakah merupakan permainan yang menggunakan tempurung sebagai media permainan dan menggunakan tim atau kelompok, terdiri dari tiga orang atau lebih. Artikel ini merupakan hasil penelitian lapangan yang melihat perubahan permainan tradisional bakah karena dampak dari pengaruh modernisasi. Pengumpulan data dalam artikel ini melalui langkah-langkah kualitatif. Proses observasi, wawancara dan pendokumentasian dilakukan secara langsung terjun ke lapangan penelitian. Hasil dalam penelitian ini permainan tradisional bakah telah mengalami pergeseran akibat teknologi permainan digital. Permainan yang bersifat kegiatan yang menuntut keaktifan pesertanya di ruang terbuka dirasa tidak menarik para generasi muda yang lebih menikmati bermain di depan layar hp mereka. Sehingga masyarakat kecamatan Pengkadan kabupaten Kapuas Hulu bersama pemerintah setempat melakukan upaya agar permainan tradisional bakah tidak hilang di generasi muda. Permainan bakah dijadikan salah satu permainan yang harus dimainkan pada acara perayaan daerah. Walaupun begitu tetap terjadi perubahan nilai-nilai budaya karena permainan tradisional bakah saat ini dilakukan secara festival, bukan sebagai permainan pada umumnya yang dapat menjadi media pengajaran bagi anak-anak.
TRADISI TOLAK BALA SEBAGAI ADAPTASI MASYARAKAT DAYAK DESA UMIN DALAM MENGHADAPI PANDEMI DI KABUPATEN SINTANG Addrianus Josef LoisChoFeer; Diaz Restu Darmawan
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 5, No 1 (2021): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antroplogi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v5i1.53723

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses serta dampak dalam menghadapi pandemi covid melalui ritual tolak bala oleh masyarakat Dayak Desa Umin. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan metode etnografi. Sumber data yang terkumpul terdiri dari data primer dan data  sekunder yang diperoleh dari dari penelitian lapangan secara langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengambilan keputusan masyarakat pada tradisi tolak dilakukan melalui media patung dan persembahan yang berupa bagian tubuh hewan. Berlangsungnya tradisi tolak bala dipimpin oleh para pemimpin upacara dengan mantra-mantra khusus dalam bahasa Dayak Desa. Diakhir tradisi tolak bala akan diakhiri suatu keputusan besar yang akan bersifat wajib dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat Daya Desa Umin apapun keputusan tersebut. Tradisi tolak bala ini merupakan bentuk kearifan lokal suku Dayak Desa yang terbentuk dari pandangan mereka yang terkontruksi dari pemahaman budaya, religi dan lingkungan mereka. Karena yang dihadapi adalah penyakit modern yang berbeda dengan penyakit-penyakit sebelumnya yang cenderung bersifat spiritual, menyebabkan proses tradisi tolak bala dilakukan dengan bebebapa inovasi baru walaupun pemahaman konsep sehat dan sakit yang diyakini masih menggunakan pandangan lokal Dayak Desa.
Workout sebagai gaya hidup sehat wanita modern Rossa Fitriana; Diaz Restu Darmawan
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v5i2.17571

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai fenomena gaya hidup yang baru muncul pada wanita modern di perkotaan. Gaya hidup yang muncul ini adalah usaha untuk meningkatkan kualitas tubuh yang sehat dengan aktivitas workout. Faktor kehidupan masyarakat modern, khususnya wanita modern di perkotaan yang sudah sangat tergantung pada media sosial dan beragam aplikasi mobile, membuat perilaku kesehatan workout semakin melekat dalam kehidupan modernitas. Hal ini menunjukkan peran media sosial tidak sebatas sebagai komunikasi melainkan juga sebagai media kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dalam menganalisis bagaimana kemunculan gaya hidup workout terutama pada kalangan wanita perkotaan. Dalam pengumpulan data digunakan metode etnografi dengan mewawancarai informan melalui jaringan media sosial. Melalui teori self efficacy, tulisan ini menjelaskan aktivitas workout merupakan hasil meniru dari postingan-postingan media sosial. Dalam poses peniruannya mempertimbangkan aspek compliance, identification, dan internalization. Tulisan ini memunculkan narasi gaya hidup workout sebagai konsep kesehatan baru di kehidupan manusia yang telah terdigitalkan. Terjadi perubahan konsep sehat yang tidak sebatas terhindar penyakit dari tubuh, tetapi dapat sebagai bentuk pemenuhan gaya hidup yang menjadi prioritas masyarakat modern. Ditambah faktor pandemi, kegiatan workout menjadi pilihan utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan disaat kebijakan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah.      This research will discuss the new lifestyle phenomenon that has just emerged in the urban area around the modern women, the lifestyle itself emerged from the notion in attempt to improve the quality of the healthy body with workout activities, The factor of living in modern society, especially around the modern women in urban areas who are already highly dependent on social media and various mobile applications, make a healthy behavior such as “workout” increasingly embedded in modern life. This suggests that the role of social media is not limited to just media for communication but also health media. This research will be conducted in the qualitative method in analyzing how the emergence of the so-called workout lifestyle happened, more specifically around urban women. The ethnography method will be used in the process of collecting the data with the interview of the informant through social media networks. Through self-efficacy theory, this research will explain how the activity such as workout is an output of a replicate from the social media posts. The process of replicating will be based on aspects such as compliance, identification, and internalization. This article will show the narration of the workout lifestyle as a new health concept in human life that has been digitalized. There’s a change in health concept that’s not limited avoid disease from the body, but also could be a form of fulfilling the lifestyle that has become a priority in modern society. The factor of pandemic also makes the workout activities become the primary choice to improving the quality of health when the policy is to reduce activities outside the home.
Gejolak Fujoshi Dalam Media Sosial (Peran Media Twitter Dalam Pembentukan Identitas Kelompok Fujoshi) Rossa Fitriana; Diaz Restu Darmawan; Efriani Efriani; Deny Wahyu Apriadi
KIRYOKU Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Kiryoku
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v5i2.228-235

Abstract

This study discusses the phenomenon of fujoshi, a popular culture from Japan. Fujoshi is a woman's passion for manga or comics genre boys love, where the manga tells the story of the love relationship between men. This research was conducted using a qualitative research method with a virtual ethnography method approach, where the researcher traced twitter accounts that were actively uploading about the manga boys love. This study tries to describe how the identity of fujoshi is formed which shows the manga boys love fondness on social media, especially in twitter. The result of this study is that fujoshi still be considered as an abnormality and also considered to violate the norms of the society. However, social media is able to provide space for free expression to show the identity of their preferences without getting any social sanctions. Social media also builds the fujoshi identity which was initially considered a deviation, has now been accepted and spawned more works and formed a community that has the same passion for manga boys love that is bigger than before.