Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Kejadian Pernikahan Dini di Desa Kawat Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimamtan Barat Fajar Yousriatin
Raheema Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : PSGA LP2M IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.599 KB) | DOI: 10.24260/raheema.v5i1.1181

Abstract

Early marriage is a marriage that has happened to a person with the status of women under 20 years of age. Figures early marriage almost found throughout the Province of Indonesia, approximately 10% of young women had their first child at the age of 15-19 years. The research aims to understand and explain the factors related to Genesis Early Marriage In the Kawat village of Tayan Hilir Sub district Sanggau Regency West Kalimanan Province in 2016.Research design used in this study was cross sectional. With a sample of 268 respondents, the sampling technique is done probolity sampling, is simple random sampling.Variables that relate segnifikan namely education level, economic status, pregnancy unwed of marriage, pornography exposure, traditions, knowledge about reproductive health, exposure to information about the risks of early marriage and promiscuity. While most dominant variable is pregnant unwed of marriage. To overcome these local governments to cooperate with BKKBN to more aggressively implement programs to youth genre through training programs in order to get married at an ideal age. To realize these efforts, there must be cooperation of the parents because of the involvement of parents is the most important.
Hubungan Dukungan Psikososial dengan Stres Pada Keluarga Orang dengan Gangguan Jiwa Wahyu Kirana; Yunita Dwi Anggreini; Fajar Yousriatin; Dewin Safitri
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46815/jk.v12i1.138

Abstract

Family plays an important role in caring for family members with mental disorder. Long-term care can cause stress for families caring for people with mental disorder. Families who do not have psychosocial support are prone to experiencing stress which can have an impact not only on themselves but also on the family members whom they cared for. Psychosocial support includes the use of coping strategies, namely problem-focused coping and emotion-focused coping which can help families to reduce the stress they experience. The purpose of this study was to determine the relationship between psychosocial support and stress in families who care for family member with mental disorder. The research used a correlational design with a cross-sectional approach. The population of this study was families who cared for people with mental disorder in the UPT Tanjung Hulu Health Center, Saigon Health Center and Kampung Dalam Health Center. The sampling technique in this study used purposive sampling. The instruments used were Ways of Coping and Depression, Anxiety Stress Scale. The data then analyzed using Spearman rho. The study result showed that there was a relationship between psychosocial support and stress in families who cared for people with mental disorder. Thus, it can be concluded that the higher the psychosocial support owned by families who care for people with mental disorder, the lower the stress experienced.
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lemon (Cytrus) Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Nurpratiwi Nurpratiwi; Fajar Yousriatin; Utin Maulidiyah
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 1, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v1i1.67

Abstract

Latar Belakang : Nyeri haid atau dismenore merupakan kram yang menyakitkan yang berasal dari uterus yang terjadi selama menstruasi dan merupakan satu penyebab paling umum nyeri panggul dan gangguan menstruasi. Penyebab utama dismenore primer adalah karena terjadinya peningkatan atau produksi yang tidak seimbang dari prostaglandin endometrium selama menstruasi. Zat limeone dalam lemon (citrus) akan mengontrol prostaglandin dan mengurangi rasa nyeri. Tujuan : Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian aroma terapi lemon (Cytrus) berpengaruh terhadap penurunan nyeri dismenore pada siswi di SMAN 1 Sungai Ambawang. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan pre and post tes with control yaitu melakukan intervensi pada dua kelompok dengan jumlah responden sebanyak 34 responden dan masing-masing kelompok terbagi menjadi 17 responden. Analisa bivariat menggunakan uji menggunakan uji wilcoxon. Hasil :  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian aroma terapi lemon (Cytrus) terhadap penurunan nyeri dismenore dengan nilai p lebih kecil dari 0,005 yaitu p : 0,000 yang berarti Ha diterima Ho ditolak. Kesimpulan : Terdapat pengaruh antara pemberian aroma terapi lemon (Cytrus) terhadap penurunan nyeri dismenore.
Implementasi SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) pada Perawat dengan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Kota Pontianak Yunita Dwi Anggreini; Wahyu Kirana; Fajar Yousriatin; Dewin Safitri
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.9731

Abstract

ABSTRACT Quality communication will prevent errors, clear understanding, adherence to the treatment plan and also positive outcomes for patients. One of the communication standards, namely SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) is an effective communication technique framework provided for health workers in conveying patient conditions. The results of the interviews found that the Pontianak City Hospital had used the SBAR method of effective communication but in practice SBAR communication had not been effectively carried out in accordance with the standard SBAR communication procedure. In reporting the latest patient conditions, nurses only focus on the things they want to convey. This can lead to the risk of patient identification errors, the therapy that will be given to the patient and errors when administering certain drugs which can be detrimental to the patient, the patient's family and the hospital itself. This study uses a descriptive analytic study with a cross-sectional approach. The population in this study were nurses who worked at Pontianak City Hospital. The research results show that the implementation of SBAR (situation, background, assessment, recommendation) for nurses is related to patient safety. There is a correlation between the implementation of SBAR (situation, background, assessment, recommendation) for nurses and patient safety at Pontianak City Hospital Keywords : SBAR Implementation, Patient Safety  ABSTRAK Komunikasi yang berkualitas akan mencegah terjadinya kesalahan, pemahaman yang jelas, patuh terhadap rencana perawatan dan juga hasil positif bagi pasien. Salah satu komunikasi standart yaitu SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) merupakan kerangka Teknik komunikasi efektif yang disediakan untuk petugas Kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. Hasil dari wawancara didapatkan bahwa Rumah Sakit Kota Pontianak sudah menggunakan komunikasi efektif metode SBAR namun dalam pelaksanaannya komunikasi SBAR belum efektif dilakukan sesuai dengan standar prosedur komunikasi SBAR. Dalam pelaporan kondisi pasien terkini, perawat hanya berfokus pada hal-hal yang ingin disampaikan saja. Hal ini dapat berisiko terhadap kesalahan identifikasi pasien, terapi yang akan diberikan kepada pasien dan kesalahan pada saat pemberian obat tertentu yang dapat merugikan pasien, keluarga pasien dan rumah sakit itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan implementasi SBAR (situation, background, assessment, recomendation) pada perawat dengan keselamatan pasien Kota Pontianak.. Metode penelitian menggunakan Studi deskriptif analitk dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan Studi deskriptif analitk dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Kota Pontianak. Hasil penelitian diketahui implementasi SBAR (situation, background, assessment, recomendation) pada perawat berhubungan dengan keselamatan pasien. Ada korelasi antara implementasi SBAR (situation, background, assessment, recomendation) pada perawat dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit Kota Pontianak Kata Kunci: Implementasi SBAR, Keselamatan Pasien
Latihan Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Kecemasan pada Lansia yang Mengalami Hipertensi: Progressive Muscle Relaxation Exercise to Reduce Anxiety in Elderly with Hypertension Wahyu Kirana; Yunita Dwi Anggreini; Fajar Yousriatin; Dewin Safitri
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2023): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian di dunia. Meningkatnya kasus hipertensi tidak lepas dari faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi antara lain kecemasan atau stres, konsumsi asupan garam yang berlebihan, obesitas dan factor dari pembuluh darah yang dapat menyebabkan hipertensi. Kecemasan dapat menyebabkan hipertensi. Hasil survey terhadap lima orang lansia diperoleh informasi bahwa dua orang mengalami kecemasan ringan dan tiga orang mengalami kecemasan sedang. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengajarkan lansia mengatasi kecemasan dengan melakukan latihan otot progresif. Metode yang digunakan adalah edukasi dengan cara menjelaskan dan mempraktikkan latihan otot progresif. Sebanyak 20 lansia yang menderita hipertensi dan mengalami kecemasan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan. Tahap pelaksanaan dimulai dengan pre-test tentang latihan otot progesif dan kecemasan, dilanjutkan dengan melakukan latihan secara bersama-sama dan diakhiri dengan post-test. Setelah diberikan edukasi, terjadi peningkatan pengetahuan tentang latihan relaksasi otot progresif dan terjadi penurunan kecemasan pada partisipan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi ini berhasil dalam mengatasi kecemasan pada lansia yang mengalami hipertensi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membantu lansia mengurangi kecemasan yang dapat mencetuskan atau memperburuk kondisi hipertensi yaitu dengan melakukan latihan relaksasi otot progresif secara rutin. Abstract: Hypertension is a non-communicable disease that is the main cause of death in the world. The increase in cases of hypertension cannot be separated from risk factors associated with hypertension, including anxiety or stress, excessive consumption of salt intake, obesity and factors from blood vessels that can cause hypertension. Anxiety can cause hypertension. The results of a survey of five elderly people obtained information that two people experienced mild anxiety and three experienced moderate anxiety. This community service aims to prohibit the elderly from overcoming anxiety by doing progressive muscle exercises. The method used is education by explaining and progressive muscle training. As many as 20 elderly who suffer from hypertension and experience anxiety participate in the activities. The implementation stage begins with a pre-test on progressive muscle training and anxiety, followed by doing exercises together and ends with a post-test. After being given education, increased knowledge about progressive muscle relaxation exercises and decreased anxiety in participants. It can be concluded that this educational activity was successful in overcoming anxiety in the elderly with hypertension. The results of this community service activity are expected to help the elderly reduce the anxiety that can trigger or disturb the condition of hypertension by doing regular progressive muscle relaxation exercises.  
EDUKASI KESEHATAN JIWA DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI REMAJA KOTA PONTIANAK Florensa Florensa; Lintang Sari; Nurul Hidayah; Fajar Yousriatin; Wulida Litaqia
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 8: Agustus 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia remaja merupakan usia transisi dan periode yang kritis karena banyak hal terjadi dalam kehidupannya. Masalah kesehatan mental rentan terjadi pada usia ini akibat perubahan-perubahan yang terjadi sehingga mengharuskan remaja memiliki ketahanan (resiliensi). Resiliensi memungkinkan remaja untuk tangguh menghadapi kesulitan dan mengatasi berbagai tekanan dalam hidup. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi tentang kesehatan jiwa dalam meningkatan kemampuan resiliensi remaja SMP Kota Pontianak. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk ceramah dan diskusi kepada siswa-siswi remaja di SMP Kota Pontianak. Hasil kegiatan menunjukkan remaja mampu memilih cara yang adaptif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.