Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Self Talk Positive dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan dan Stres Garda Terdepan Penanganan Covid-19 Wahyu Kirana; Wulida Litaqia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.3434

Abstract

Tingginya angka penyebaran Covid-19 menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah dampak psikologis. Dalam wabah apa pun, wajar jika orang merasa tertekan dan khawatir. Respons umum dari orang-orang yang terdampak (baik secara langsung atau tidak). Kedaruratan memang selalu membuat tertekan, tetapi faktor penyebab tekanan khusus wabah Covid-19 dapat mempengaruhi masyarakat, seperti risiko terinfeksi dan menginfeksi orang lain. Respon psikologis berupa cemas dan stres kerap dialami oleh tenaga kesehatan yang berada digarda terdepan penanganan pandemi saat ini. Berkaitan dengan pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini dan semakin mengalami peningkatan, ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan khususnya kepada para garda terdepan dalam mengatasi kecemasan dan stres akibat pandemic Covid-19. Salah satunya yaitu dengan melakukan self talk positive. Self talk positive adalah intervensi dalam menghilangkan stres dan melibatkan fokus pada pernyataan positif daripada negative. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu melewati situasi yang memicu kecemasan.
Peningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang Manajemen Perawatan Hipertensi: Pengabdian Kepada Masyarakat Yunita Dwi Anggreini; Fauzan Alfikrie; Wahyu Kirana
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i1.5454

Abstract

ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit serius lainnya seperti penyakit stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dan lain-lain. Penderita hipertensi kebanyakan tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah yang tinggi. Umumnya diketahui saat melakukan pemeriksaan kesehatan atau dalam kondisi kesehatan yang buruk. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manjemen hipertensi. Metode palaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan tentang hipertensi pada penderita hipertensi di Wilayah UPT Puskemas Gang Sehat Kota Pontianak. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manajemen hipertensi. Pengetahuan merupakan dasar dalam merubah perilaku seseorang menjadi lebih sehat. Kata Kunci: Edukasi, Hipertensi ABSTRACT Hypertension is a non-communicable disease that is one of the main causes of death. Hypertension can cause other serious diseases such as stroke, heart disease, kidney disease, and others. Most people with hypertension do not realize that they have high blood pressure. It is generally discovered during a medical examination or is in poor health. The purpose of community service is to increase public knowledge about hypertension management. The method of implementing community service is counseling about hypertension in hypertension sufferers in the UPT Puskemas Gang Sehat area, Pontianak City. The results of community service showed an increase in public knowledge about hypertension management. Knowledge is the basis for changing one's behavior to be healthier. Keywords: Education, Hypertension
Hubungan Dukungan Psikososial dengan Stres Pada Keluarga Orang dengan Gangguan Jiwa Wahyu Kirana; Yunita Dwi Anggreini; Fajar Yousriatin; Dewin Safitri
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46815/jk.v12i1.138

Abstract

Family plays an important role in caring for family members with mental disorder. Long-term care can cause stress for families caring for people with mental disorder. Families who do not have psychosocial support are prone to experiencing stress which can have an impact not only on themselves but also on the family members whom they cared for. Psychosocial support includes the use of coping strategies, namely problem-focused coping and emotion-focused coping which can help families to reduce the stress they experience. The purpose of this study was to determine the relationship between psychosocial support and stress in families who care for family member with mental disorder. The research used a correlational design with a cross-sectional approach. The population of this study was families who cared for people with mental disorder in the UPT Tanjung Hulu Health Center, Saigon Health Center and Kampung Dalam Health Center. The sampling technique in this study used purposive sampling. The instruments used were Ways of Coping and Depression, Anxiety Stress Scale. The data then analyzed using Spearman rho. The study result showed that there was a relationship between psychosocial support and stress in families who cared for people with mental disorder. Thus, it can be concluded that the higher the psychosocial support owned by families who care for people with mental disorder, the lower the stress experienced.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Kematian Pasien HIV atau AIDS di RSUD DR. Abdul Aziz Singkawang Aulia Rahman; Wahyu Kirana; Rara Anggraini
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 2, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v2i2.41

Abstract

Latar Belakang: Human Immunodeiciency Virus (HIV) atau  Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah global yang dialami oleh negara di dunia. Berbagai masalah muncul pada pasien HIV atau AIDS diantaranya masalah fisik, psikologis dan sosial. Ketiga masalah tersebut merupakan stresor yang dapat menyebabkan kecemasan. Selain itu, kecemasan dapat muncul dari banyaknya berita tentang kematian pasien ODHA. Kematian orang lain yang mengalami masalah yang sama akan menjadi faktor munculnya kecemasan akan kematian.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menghadapi kematian pasien ODHA (HIV atau AIDS) di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan terhadap 30 penderita ODHA di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.Hasil Penelitian: Hasil analisis data dengan uji Chi-Square ditemukan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menghadapi kematian pasien ODHA dengan nilai p-value = 0,048.Kesimpulan: Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menghadapi kematian pasien ODHA di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak Yunita Dwi Anggreini; Wahyu Kirana; Ratih Diyan Kumalasari
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 1, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v1i2.13

Abstract

Perawat adalah sumber daya utama dan merupakan bagian penting dari pemberian layanan dalam sistem kesehatan. Motivasi dan kinerja perawat profesional menentukan kualitas kesehatan pasien dan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan rumah sakit. Oleh karena itu, kebutuhan motivasi perawat sangat penting dalam menentukan kualitas layanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum YARSI Pontianak. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 32 orang perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit YARSI Pontianak. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan bivariat antar variabel dan uji regresi logistik berganda untuk menganalisis faktor yang paling memengaruhi motivasi kerja perawat. Hasil analisis statistik menunjukkan faktor prestasi, pengakuan, hubungan pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan pengembangan potensi individu mempunyai hubungan yang signifikan terhadap motivasi kerja perawat sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh adalah prestasi (wald = 4,130).
Faktor Risiko yang Mempengaruhi Gangguan Jiwa Wahyu Kirana; Yunita Dwi Anggreini; Wulida Litaqia
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 4, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v4i0.177

Abstract

Pendahuluan: Masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dan terbesar selain beberapa penyakit generatif karena jumlahnya yang terus mengalami peningkatan dan membutuhkan proses penyembuhan yang panjang seperti penyakit kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang memengaruhi gangguan jiwa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan deskriptif analitik dengan metode case control. Sampel penelitian sebanyak 36 orang yang terdiri dari 18 ODGJ pada kelompok case dan 18 orang bukan gangguan jiwa yang berobat ke UPT Puskesmas Tanjung Hulu yang dipilih secara accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner faktor risiko gangguan jiwa, data selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gangguan jiwa adalah faktor genetik (p=0,036, OR=10,818),trauma masa kecil (p=0,022, OR=5,500), stres (p=0,041, OR=5,000) dan pola asuh (p=0,022, OR=0,182), sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian gangguan jiwa adalah cacat kongenital (p=0,729, OR=1,273), cedera (p=0,427, OR=0,520), jasmaniah (p=0,554, OR=0,471), penyalahgunaan obat (p=0,701, OR=1,346), penyakit kronis (p=0,554, OR=2,125), hubungan keluarga (p=0,735, OR=0,739), struktur keluarga (p=0,311, OR=0,284), sistem nilai (p=0,503, OR=0,636), kepincangan antara keinginan dan kenyataan (p=0,701, OR=0,743), sosial ekonomi (p=0,632, OR=1,600) dan perpindahan keluarga (p=0,675, OR=1,429) tidak bermakna sebagai faktor risiko gangguan jiwa. Kesimpulan: Faktor risiko gangguan jiwa terdiri dari faktor biologis, psikologis dan sosiokultural. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi gangguan jiwa dapat dimodifikasi untuk meminimalkan terjadinya gangguan jiwa.
Hubungan Pengetahuan dengan Manajemen Keamanan Obat pada Penderita Hipertensi Yunita Dwi Anggreini; Fauzan Alfikrie; Wahyu Kirana
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 4, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v0i0.171

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Penyakit ini tidak bisa diobati namun dapat dikendalikan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan manajemen keamanan obat pada penderita hipertensi. Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan studi crossectional. Penelitian ini melibatkan populasi pasien hipertensi yang melakukukan kunjungan kesehatan ke UPT puskesmas Gang Sehat. Sebanyak 40 responden yang dipilih secara purposif berdasarkan kriteria yaitu pasien yang menderita hipertensi yang memeriksakan diri ke UPT Puskesmas Gang Sehat dan pasien yang menderita hipertensi pada grade I-II. Instrument penelitian berupa kuesioner pengetahuan tentang hipertensi dan kuesioner manajemen keamanaan obat hipertensi. Analisis data penelitian ini menggunkan uji chi-squere. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan penelitian ini menemukan bahwa 37,5 responden memiliki pengetahuan baik tentang hipertensi, 47,5 Persen memiliki pengetahuan cukup dan 15 Persen memiliki pengetahuan kurang tentang hipertensi. Ada hubungan pengetahuan dengan manajemen keamanan obat pada penderita hipertensi dengan nilai p yaitu 0,02. Kesimpulan: Pasien yang menderita hipertensi perlu memperhatikan manajemen keamanan obat. Obat hipertensi harus diminum secara teratur, sesuai jadwal dan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan.
Pengaruh Metode Murottal Ar-Rahman Terhadap Kesehatan Spiritual Lanjut Usia di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Daryani Daryani; Wahyu Kirana; Ardi Wahyudi
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 2, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v2i1.43

Abstract

Latar Belakang : Lanjut usia merupakan seseorang yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Salah satu pelayanan kesehatan yaitu pemenuhan kesehatan spiritual, dengan terpenuhinya kesehatan spiritual akan meningkatkan produktifitas lanjut usia. Telah berkembang banyak terapi-terapi yang dapat meningkatkan energy dalam tubuh salah satunya dengan terapi murottal, yaitu mendengarkan rekaman bacaan Alquran dari seorang Qori. Belum adanya penelitian tentang murottal Alquran terhadap kesehatan spiritual menjadi keterbaruan.Metode : Penelitian ini menggunakan desain pre and post test without control.Sampel pada penelitian ini sebanyak 16 orang lanjut usia yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dengan metode quasi ekperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan lembar observasi dan diolah serta dianalisa menggunakan Shapiro Wilk.Hasil : Hasil uji statistik Shapiro Wilk untuk mengetahui adanya pengaruh metode murottal Ar-Rahman terhadap kesehatan spiritual lanjut usia di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma dengan tingkat kepercayaan 95 persen (a = 0,005). Hasil uji Shapiro Wilk didapatkan nilai p pretest dan posttest di atas 0,005 yang dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Hasil uji Shapiro Wilk yang normal maka uji bivariate pada penelitian ini menggunakan uji paired sample T test dengan hasil nilai p lebih kecil dari 0,005 Kesimpulan : Ada pengaruh signifikan metode murottal Ar-Rahman terhadap kesehatan spiritual lanjut usia di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma
Hubungan Spiritual Self-Care dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Fajar Yousriatin; Yunita Dwi Anggreini; Wahyu Kirana
Khatulistiwa Nursing Journal Vol 4, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v4i0.178

Abstract

Latar Belakang: Perubahan yang terjadi selama proses kehamilan menimbulkan kecemasan pada ibu hamil. Apabila tidak ditangani, maka akan berdampak terhadap kondisi ibu dan janin. Kecemasan dapat diatasi apabila ibu hamil memiliki mekanisme koping yang baik dengan cara meningkatkan spiritual self-care. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan spiritual self-care dengan kecemasan ibu hamil trimester III. Metode: Desain penelitian menggunakan studi cross-sectional. Penelitian dilakukan di UPT Puskesmas Kampung Dalam. Sebanyak 40 sampel ibu hamil trimester III dipilih secara purposive dengan kriteria inklusi penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III yang berkunjung ke UPT Puskesmas Kampung Dalam Pontianak Timur, ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari kuesioner spiritual self-care practice dan kuesioner Zung self-rating anxiety scale yang telah dialih bahasa oleh peneliti sebelumnya. Hasil: Hasil uji statistik dengan korelasi Kendall’s tau-b menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara spiritual self-care dengan kecemasan ibu hamil trimester III dengan nilai p = 0,038 (p Kurang dari 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara spiritual self-care dengan kecemasan ibu hamil trimester III. 
Implementasi SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) pada Perawat dengan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Kota Pontianak Yunita Dwi Anggreini; Wahyu Kirana; Fajar Yousriatin; Dewin Safitri
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.9731

Abstract

ABSTRACT Quality communication will prevent errors, clear understanding, adherence to the treatment plan and also positive outcomes for patients. One of the communication standards, namely SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) is an effective communication technique framework provided for health workers in conveying patient conditions. The results of the interviews found that the Pontianak City Hospital had used the SBAR method of effective communication but in practice SBAR communication had not been effectively carried out in accordance with the standard SBAR communication procedure. In reporting the latest patient conditions, nurses only focus on the things they want to convey. This can lead to the risk of patient identification errors, the therapy that will be given to the patient and errors when administering certain drugs which can be detrimental to the patient, the patient's family and the hospital itself. This study uses a descriptive analytic study with a cross-sectional approach. The population in this study were nurses who worked at Pontianak City Hospital. The research results show that the implementation of SBAR (situation, background, assessment, recommendation) for nurses is related to patient safety. There is a correlation between the implementation of SBAR (situation, background, assessment, recommendation) for nurses and patient safety at Pontianak City Hospital Keywords : SBAR Implementation, Patient Safety  ABSTRAK Komunikasi yang berkualitas akan mencegah terjadinya kesalahan, pemahaman yang jelas, patuh terhadap rencana perawatan dan juga hasil positif bagi pasien. Salah satu komunikasi standart yaitu SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) merupakan kerangka Teknik komunikasi efektif yang disediakan untuk petugas Kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. Hasil dari wawancara didapatkan bahwa Rumah Sakit Kota Pontianak sudah menggunakan komunikasi efektif metode SBAR namun dalam pelaksanaannya komunikasi SBAR belum efektif dilakukan sesuai dengan standar prosedur komunikasi SBAR. Dalam pelaporan kondisi pasien terkini, perawat hanya berfokus pada hal-hal yang ingin disampaikan saja. Hal ini dapat berisiko terhadap kesalahan identifikasi pasien, terapi yang akan diberikan kepada pasien dan kesalahan pada saat pemberian obat tertentu yang dapat merugikan pasien, keluarga pasien dan rumah sakit itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan implementasi SBAR (situation, background, assessment, recomendation) pada perawat dengan keselamatan pasien Kota Pontianak.. Metode penelitian menggunakan Studi deskriptif analitk dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan Studi deskriptif analitk dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Kota Pontianak. Hasil penelitian diketahui implementasi SBAR (situation, background, assessment, recomendation) pada perawat berhubungan dengan keselamatan pasien. Ada korelasi antara implementasi SBAR (situation, background, assessment, recomendation) pada perawat dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit Kota Pontianak Kata Kunci: Implementasi SBAR, Keselamatan Pasien