Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kinerja Ekspor Komoditas Primer terhadap Inflasi dan Nilai Tukar Pada Era Pandemi Di Indonesia : Pendekatan Prebisch Singer Hypothesis: Universitas Sebelas Maret Shella Elly Sritrisniawati; Evi Gravitiani
JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jekp.10.2.2021.101-113

Abstract

Perdagangan internasional berkonstrubusi penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Salah satu pendekatan ekonomi yang fokus pada harga komoditas yaitu Raul Prebisch dan Hans Singer atau sering disebut Hipotesis Prebisch-Singer. Dengan adanya fenomena pendemi COVID-19 berdampak pada lemahnya ekonomi dunia. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan jangka panjang dan kausalitas antara ekspor komoditas primer dalam penentuan harga serta untuk memaparkan kondisi pandemi sesuai dengan hipotesis tersebut. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu Cointegration dan Granger Causality. Variabel yang digunakan nilai volume ekspor dari beberapa komoditas primer terhadap inflasi dan nilai tukar. Pada periode bulanan dari tahun 2019-2021. Hasil estimasi menunjukkan hubungan searah antara nilai ekspor komoditas primer dengan inflasi dan juga pada nilai tukar. Hubungan jangka panjang tidak sesuai dengan Hipotesis Prebisch Singer. Pandemi COVID-19 mengakibatkan tingkat kinerja ekspor komoditas primer terganggu karena pembatasan kegiatan ekonomi (lockdown). Sehingga mengakibatkan tingkat harga komoditas primer mengalami penurunan sementara dan akan kembali stabil dimasa mendatang.
Batik Ciprat, Identitas dan Pemberdayaan Ekonomi Penyandang Disabilitas Kampung Idiot Ponorogo Evi Gravitiani; Bhimo Rizky Samudro; Rochmat Aldy Purnomo; JJ Sarungu; Mugi Rahardjo
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 4 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i4.5337

Abstract

Jumlah tenaga kerja yang tinggi masih belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang mencukupi. Kondisi seperti ini memerlukan solusi agar angka pengangguran tidak semakin bertambah. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya pola pikir dari para penyandang disabilitas yang ada di Kampung Idiot Ponorogo. Oleh karena itu perlu adanya rumusan atau Road map sebagai upaya yang dilakukan untuk mendapatkan efektivitas pembelajaran program batik ciprat bagi penyandang disabilitas di Kampung idiot Ponorogo. Metode kegiatan pengabdian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan intensif yaitu, tenant penyandang disabilitas mendapatkan pembelajaran dan pendampingan kewirausahaan secara intensif dari pengajar, praktisi dan semua pihak yang terlibat terkait batik ciprat. Hasil menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah kunci organisasi kewirausahaan sosial di Rumah Harapan. Terlihat dari kondisi pelatihan, pengelolaan, dan strukturisasi Rumah Harapan dapat berjalan sesuai harapan bersama. Sokongan sumberdaya merupakan bahan bakar yang menyuplai ketersediaan hal-hal yang dibutuhkan oleh Rumah Harapan, seperti adanya sumber daya manusia. Kesimpulannya yaitu pelatihan pembelajaran batik ciprat merupakan jaringan dan menjadi kunci bagi organisasi kewirausahaan sosial desa ini sehingga mampu bertahan karena hubungan kerja sama dengan stakeholder bagi Rumah Harapan bukan sekedar untuk memperluas target penjualan produk tetapi juga bentuk usaha penggalian ilmu-ilmu baru.Kata Kunci: Batik Ciprat; Identitas; Pemberdayaan Ekonomi; Kampung Idiot Ponorogo; KewirausahaanBatik Ciprat, The Identity and Economic Empowerment for Handicapped in Kampung Idiot, PonorogoABSTRACTThe availability of adequate employment has not matched the high number of workers. Conditions like this require a solution so that unemployment does not increase. The outcome of this community service activity is the formation of the mindset of persons with disabilities in Kampung Idiot Ponorogo. Therefore it is necessary to have a formula or Road map as an effort made to obtain the effectiveness of learning the ciprat batik program for people with disabilities in the idiot village of Ponorogo. This service activity method uses a qualitative and intensive approach. That is, tenants with disabilities get intensive entrepreneurial learning and mentoring from teachers, practitioners, and all parties involved with splatter batik. The results show that leadership is the key to the social entrepreneurship organization at Rumah Harapan. It can be seen from the conditions of the training, management, and structure of Rumah Harapan that it can run according to mutual expectations. Resource support is the fuel that supplies the things needed by Rumah Harapan, such as human resources. The conclusion is that the ciprat batik learning training is a network and is the key for this village social entrepreneurship organization so that it can survive because the cooperative relationship with stakeholders for Rumah Harapan is not only to expand product sales targets but also a form of business exploring new knowledge.. Keywords: Ciprat Batik; Identity; Economic Empowerment; Idiot Ponorogo Village; Entrepreneurship
Upaya Mitigasi Banjir di Sub DAS Samin Melalui Pengembangan Masyarakat Tangguh Bencana Wiwin Budiarti; Evi Gravitiani; Mujiyo Mujiyo
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18 No. 2 (2017)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.703 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v18i2.962

Abstract

Bencana banjir akibat luapan Sungai Samin menjadi salah satu permasalahan utama di Kabupaten Sukoharjo. Perlu pengendalian bencana yang lebih menekankan pada pengurangan resiko (mitigasi). Masyarakat sebagai pihak pertama yang berhadapan dengan resiko bencana sehingga mitigasi lebih efektif dengan partisipasi aktif masyarakat. Penelitian bertujuan untuk memetakan potensi tingkat kerawanan banjir dan menganalisis upaya mitigasi bencana banjir melalui program pengembangan masyarakat tangguh bencana sebagai bentuk partisipasi masyarakat di Sub DAS Samin. Metode menggunakan teknologi sistem informasi geografis (SIG) dengan pendekatan map-overlay dan scoring beberapa peta parameter banjir (kemiringan lereng, jenis tanah, kerapatan drainase, curah hujan dan penggunaan lahan) dan survey wawancara untuk mengetahui upaya mitigasi yang diterapkan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kerawanan banjir wilayah Sub DAS Samin sebagian besar termasuk tingkat rawan – sangat rawan yaitu seluas 53,826,73Ha (84,77%). Daerah yang termasuk kategori rawan – sangat rawan berada di wilayah hilir dan tengah meliputi Kecamatan Mojolaban, Polokarto, Bendosari, Sukoharjo, Karanganyar, Jumapolo, Jaten, Karanganyar, dan Kebakkramat. Berdasarkan hasil analisis spasial dan wawancara bahwa Desa Tegalmade yang terletak di Kecamatan Mojolaban merupakan daerah dengan tingkat kerawanan bencana banjir tinggi. Hasil peta kerawanan bencana banjir dapat diintegrasikan sebagai sebuah rekomendasi dalam perencanaan tata ruang berbasis mitigasi bencana. Upaya mitigasi bencana banjir yang diterapkan yaitu dengan pengembangan masyarakat tangguh bencana di Desa Tegalmade. Pengembangan masyarakat tangguh bencana dilakukan melalui penyiapan infrastruktur berupa perbaikan tanggul secara permanen, perbaikan lingkungan berupa penanaman tanaman konservasi “Bambu” di sempadan sungai, penyiapan kelembagaan dan kesiapsiagaan baik pemerintah terkait maupun masyarakat rawan bencana, sehingga potensi kerawanan banjir dan dampak yang ditimbulkan bisa diminimalisir.Kata kunci : kerawanan banjir, mitigasi, sig, masyarakat tangguh bencana
Konsep Reduce, Reuse, Recycle dan Replace dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Polanharjo Kabupaten Klaten Nurul Istiqomah; Izza Mafruhah; Evi Gravitiani; Supriyadi supriyadi
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v8i2.26682

Abstract

Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), diperkirakan jumlah sampah Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 68 juta ton, dan sampah plastiknya mencapai 9,52 juta ton atau mencapai 14% dari total sampah yang ada. Pengelolaan sampah anorganik yang berupa botol, kertas, plastic, kaleng dan sampah bekas alat elektronik sifatnya lebih sukar terurai oleh organisme sehingga bertahan lama menjadi sampah. Terdapat berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Sampah yang bisa diangkut ke TPA di Klaten setiap harinya hanya berkisar 70% dari sampah yang ada, dan yang bisa diolah menjadi kompos dan daur ulang sampah anorganik hanya berkisar 2 %, sedangkan sisanya ditimbun sebesar  10 %,  dibakar sebesar 10 % dan besarnya sampah yang tidak terangkut adalah 8 %. Polanharjo merupakan salah satu daerah di Kabupaten Klaten yang sudah mengkoordinasi pemanfaatan sampah anorganik secara komersil, salah satu pelaku pemanfaatan sampah didaerah tersebut adalah Bank Sampah Rukun Santoso.Bank Sampah Rukun Santoso merupakan salah satu bank sampah yang bisa mengelola dengan baik sampah yang dikumpulkannya, tetapi masih menghadapi beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut adalah belum adanya variasi terhadap produk olahan sampah yang dihasilkan, karena baru bisa mengolah sampah berbahan dasar plastis pembungkus minuman instan saja. Sampah yang berupa kertas masih dijual secara kiloan, padahal mempunyai potensi untuk diolah dan mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi. Pemasaran yang dilakukan masih tradisional, dimana produk hasil olahan sampah hanya dipajang pada etalase di salah satu teras rumah pengurus dari bank sampah, sehingga diperlukan pelatihan untuk pemasaran yang lebih modern serta perlunya brand awareness pada produk olahan sampah tersebut.Tujuan dari pengabdian ini adalah melakukan pelatihan bagi anggota dan pengurus Bank Sampah di Desa Polanharjo untuk membuat produk baru sebagai usaha diversifikasi terhadap produk yang sudah ada untuk kemajuan usaha mereka dengan bahan baku kain perca, karena selama ini yang diolah hanya sampah plastis yang berupa bekas pembungkus minuman kemasan saja.
EFFICIENCY ANALYSIS ON TRADITIONAL MARKET IN SALATIGA, AN APPLICATION OF DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Lintangsari Susanto Putri; Evi Gravitiani
Journal of Applied Economics in Developing Countries Vol 5, No 2 (2020): Journal of Applied Economics in Developing Countries
Publisher : MESP–FEB UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/aedc.v5i2.53446

Abstract

Salatiga City is one of the cities in Jawa Tengah that has revitalized all traditional markets. The research objective was to analyze the comparison of the efficiency level of traditional markets in Salatiga. The quantitative research method with the analytical tool used is the Data Envelopment Analysis model of Charnes, Cooper, and Rhodes (CCR).  The research object is eight traditional markets in Salatiga City. The dependent variable of this research is the efficiency value of traditional markets in the City of Salatiga. The independent variables in this study include two variables, namely the input and output variables. Research findings when data collection is that the two UPTDs as market managers have different categories of managed market management.  The results of the study were that the eight markets had different results. The results of four markets are efficiency, two markets have inefficiency results, and two markets cannot be analyzed. Research suggestion is to achieve efficiency in traditional markets that are not efficient can be achieved when referring to market value efficiency.Keywords: Data Envelopment Analysis (DEA), CCR models, Traditional market
Comparing Spatial Welfare Among Major Cities in Java Firdha Kusuma Wardani; Evi Gravitiani; Tetuko Rawidyo Putro
EKO-REGIONAL Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32424/1.erjpe.2023.18.2.3566

Abstract

Education, economy, health, tourism, industry, transportation, and social welfare were greatly affected by the 2021 Covid-19 Pandemic. The benchmark for welfare is properly fulfilling the basic needs of society. This study aims to model the level of social welfare in big cities on the island of Java in 2021 by including spatial effects. The method used is Ordinary Least Square (OLS) and Geographically Weighted Regression (GWR). GWR model, the weighting used is the Gaussian kernel function. The OLS model produces an R2 of 83.96%, while the GWR model produces an R2 of 84.03%. This shows that the GWR model is better at explaining the level of diversity in the welfare of cities on the island of Java, which is 84.03% and the rest is influenced by geographical factors because there is no significant difference between the linear regression model and GWR.