Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Ethnosains dalam pembelajaran berbasis content local genius (Gamelan Bali) Ketut Sri Kusuma Wardani
EKSPOSE Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/ekspose.v1i1.1378

Abstract

Ethnoscience is a science learning technique that uses cultural goods to teach local wisdom (regional culture) as an object of study. Based on local genius material, this study aims to classify artifacts and scientific activities that can be found in science learning (gamelan bali). Observation and curriculum analysis activities in grade IV SD Negeri 34 Cakranegara provided the research results. First, the Balinese gamelan instruments (gong/kempur, gangsa, ceng ceng, kendang, rindik, tektekan, kul-kul, suling) were studied. Second, the sensory material of listening, vibrations, waves, sounds, resonances, sound propagation, sound reflection, and the sonar system are IPA artifacts that can be recognized, and their use is linked to local genius content (Balinese gamelan). Third, science learning activities such as studying and recognizing science objects, searching for patterns of relationships with local community activities, and providing student worksheets are available.Etnosains merupakan suatu pendekatan pembelajaran IPA yang mengimplementasikan kearifan lokal (budaya daerah) tertentu sebagai objek pembelajan menggunakan produk budaya tertentu. Penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan aktivitas sains yang dapat ditemukan pada pembelajaran IPA berbasis content local genius (gamelan bali). Data penelitian didapatkan melalui kegiatan observasi dan kajian kurikulum pada siswa kelas IV SD Negeri 34 Cakranegara. Hasil penelitian adalah Pertama, alat kesenian gamelan bali (gong/kempur, gangsa, ceng ceng, kendang, rindik, tektekan, kul-kul, suling). Kedua, objek IPA yang dapat diidentifkasi adalah materi indera pendengaran, getaran, gelombang, bunyi, resonansi, cepat rambat bunyi, pemantulan bunyi, serta sistem sonar dan pemanfaatannya berkaitan dengan content local genius (gamelan bali). Ketiga, aktivitas belajar IPA yang dapat dilakukan dengan mengamati dan mengidentifikasi objek IPA, mencari pola hubungan dengan aktivitas masyarakat setempat, dan presentasi hasil lembar kerja siswa.
Amfibi sebagai model untuk mengembangkan media dan alat peraga pembelajaran sains Muhammad Syazali; Nurwahidah Nurwahidah; Ketut Sri Kusuma Wardani; Muhammad Erfan; Nursaptini Nursaptini
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 9, No 1 (2021): VOLUME 9 NOMOR 1 JUNI 2021
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/eds.v9i1.2316

Abstract

Tujuan dari studi ini adalah menganalisis potensi amfibi sebagai model untuk pengembangan media dan alat peraga pembelajaran sains sekolah dasar (SD). Analisis potensi dilakukan dengan mensinkronisasi aspek-aspek sains amfibi dan sains SD menggunakan metode komparatif. Aspek sains amfibi diperoleh melalui hasil review dokumen, sedangkan aspek sains SD mengacu pada permendikbud No. 37 Tahun 2018. Hasil studi menunjukkan bahwa amfibi memiliki potensi sebagai model untuk mengembangkan media dan alat peraga pembelajaran sains SD. Untuk kelas IV, pemanfaatan amfibi sebagai model dapat dilakukan pada KD 3.1, KD 3.2, dan KD 3.8. Di kelas V, terdapat 6 KD pengetahuan yang dapat memanfaatkan amfibi yaitu KD 3.1 – KD 3.5, dan KD 3.8. Adapun untuk di kelas VI, terdapat KD 3.1 dan KD 3.3 yang sesuai untuk menjadikan amfibi sebagai model dalam pembelajaran sains SD.
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI DASAR SISWA KELAS V SD Dyah Indraswati; Ketut Sri Kusuma Wardani
Elementeris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam Vol. 4 No. 2 (2022): Elementeris: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/elementeris.v4i2.15766

Abstract

The quality of learning related to mathematics, science, and literacy, especially for elementary school students is still far behind, not leats at SDN Tanak Embang. This study aims to determine the effectiveness of the Think Talk Write (TTW) learning model on the basic numeracy literacy skills of fifth-graders at SDN Tanak Embang. This quantitative research uses a quasi-experimental method. The population in this study were all fifth-grade students at SDN Tanak Embang. A simple random sampling technique was used to determine the control and the experimental classes. Class VA with 21 students as the control class and class VB with 21 students as the experimental class. The research design used was a pretest-posttest control group design. The instrument used in this study was 10 questions about the description of simple flat shapes. The analysis prerequisite test used a normality test and homogeneity test. The N-gain test was used to see the difference between the pretest and posttest scores in the control classes and the experimental class. The Wilcoxon test showed that  difference between the pretest and posttest scores, where the posttest scores were higher than the pretests. The N-Gain test shows that the use of the TTW learning model is less effective in the basic numeracy literacy abilities of fifth-grade elementary school students. In contrast, the use of conventional learning models is not effective in the basic numeracy literacy skills of fifth-grade elementary school students.
WORKSHOP PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEOSCRIBE BAGI GURU SDN 1 CAKRANEGARA DI ERA NEW NORMAL Ketut Sri Kusuma Wardani; Ida Bagus Kade Gunayasa; Ni Luh Putu Nina Sriwarthini; Aisa Nikmah Rahmatih; Asri Fauzi
Jurnal Warta Desa (JWD) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Warta Desa (JWD)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jwd.v4i3.193

Abstract

Pada era new normal saat ini, pendidikan mengalami perubahan pembelajaran yang sangat signifikan terutama dengan pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana pembelajaran. Ini menjadi tantangan terbesar guru dalam meningkatkan kompetensi khusunya dalam membuat media pembelajaran yang inovatif. Kegiatan workshop pembuatan media pembelajaran berbasis videoscribe terbagi menjadi empat tahapan. Adapun tahapan secara detail yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini yaitu persiapan, menyediakan media pengabdian, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, pelaksanaan kegiatan workshop ini berjalan dengan lancar dan jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan agenda yang telah direncanakan. Rangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan, menyediakan materi dan media pengabdian, pelaksanaan workshop dan evaluasi berjalan dengan lancar. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan, tim pengabdian memberikan angket respon terkait pelaksanaan workshop pembuatan media pembelajaran berbasis videoscribe yang dilaksanakan untuk guru SDN 1 Cakranegara sudah terlaksana dengan sangat baik.
Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berbasis Literasi Sains Melalui Media Pop Up Box di Era New Normal Ketut Sri Kusuma Wardani; Nurwahidah Nurwahidah; Ni Luh Putu Nina Sriwarthini; Muhammad Syazali; Muhammad Erfan
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8742

Abstract

Penelitian ini termasuk pada penelitian kualitatif yang memiliki tujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran tematik berbasis literasi sains melalui media pop up box di era new normal. Analisis dilakukan dengan metode wawancara dan observasi kepada guru SD di Kecamatan Praya-Lombok Tengah. Subyek pada studi ini ialah guru kelas IV SD Negeri Ketejer, SD Negeri Prayitna, dan SD Negeri 2 Gerunung. Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada guru dan observasi dilakukan dengan angket observasi terkait pelaksanaan pembelajaran tematik berbasis literasi sains melalui media pop up box. Berdasarkan hasil penelitian menunukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik berbasis literasi sains melalui media pop up box terdiri dari tiga kegiatan, diantaranya: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Keterkaitan pembelajaran dengan literasi sains siswa dapat terlihat dalam kegiatan eksperimen, dan menyimpulkan, sedangkan kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, serta mengkomunikasikan belum terlaksana sepenuhnya.
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Words Square terhadap Motivasi Belajar IPA Juana Silviah; Ketut Sri Kusuma Wardani; Husniati Husniati
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v12i4.778

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 46 Cakranegara tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN 46 Cakranegara yang berjumlah 42 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji paired sample t-test. Hasil Penelitian menujukkan bahwa ada pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN 46 Cakranegara
Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Animaker pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Suharti Suharti; Muhammad Makki; Ketut Sri Kusuma Wardani
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 13 No 2 (2023): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v13i2.1038

Abstract

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru masih bersifat mononton dan guru hanya mengarahkan peserta didik untuk mencatat materi yang dijelaskan, kemudian guru memberikan tugas kepada peserta didik. Selain berpatokan pada buku tema dan buku LKS sebagai media yang digunakan dalam proses pembelaajran guru juga cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, yang mengakibatkan peserta didik cepat merasa bosan. Guru juga tidak melibatkan media pembelajaran yang berbasis video pembelajaran dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan video pembelajaran berbasis animaker pada mata pelajaran IPA, tingkat kepraktisan video pembelajaran berbasis animaker pada mata pelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D dengan menggunakan model 4D yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: define (pendefinisikan), design (merancang), develop (mengembangkan), dan dessiminate (menyebarluaskan). Metode pengumpulan data dengan menggunakan angket yang terdiri dari ahli materi, ahli media, tanggapan guru, dan respon peserta didik. Hasil penelitian media video pembelajaran berbasis animaker sebagai berikut: 1) validasi kelayakan ahli materi video pembelajaran memperoleh persentase 95,2% dalam kategori sangat layak, 2) kepraktisan diperoleh dari angket respon guru sebesar 97,5% itu dalam kategori sangat praktis dan respon peserta didik diperoleh rata-rata 88,64% dengan kategori sangat praktis. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan video pembelajaran berbasis animaker pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDN 15 Cakranegara dinyatakan layak dan praktis digunakan.
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Cyber KineMaster pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar St. Safira Alawiyah; Muhammad Makki; Ketut Sri Kusuma Wardani
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 13 No 2 (2023): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v13i2.1101

Abstract

Permasalahan yang terjadi di kelas IV-B SDN 22 Ampenan adalah guru jarang menggunakan media pembelajaran khususnya berbasis IT pada mata pelajaran IPA, akibatnya pemahaman siswa pada materi kurang optimal yang dibuktikan dengan data hasil belajar siswa dibawah standar KKM yakni ≤75. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kevalidan pengembangan media pembelajaran berbasis cyber kinemaster pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV sekolah dasar, mendeskripsikan tingkat kelayakan pengembangan media pembelajaran berbasis cyber kinemaster pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV sekolah dasar. Pengembangan media pembelajaran ini menggunakan model pengembangan 4-D yang terdiri dari define, design, develop, dan dissiminate. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket validasi ahli materi dan ahli media, angket respon guru, dan angket respon siswa. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan validasi ahli materi diperoleh nilai 93% dengan kategori sangat valid, dan validasi ahli media diperoleh nilai 90% dengan kategori sangat valid, kelayakan respon guru diperoleh nilai 91% dengan kategori sangat layak, dan respon siswa diperoleh nilai 94% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis Cyber KineMaster telah memenuhi kriteria valid dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV sekolah dasar.
WORKSHOP PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS ETNOSAINS PADA CALON GURU SEKOLAH DASAR Ketut Sri Kusuma Wardani; Fitri Puji Astria; Nurwahidah Nurwahidah; Hasnawati Hasnawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.17239

Abstract

ABSTRAKKegiatan pembelajaran yang mengaitkan materi dengan budaya masyarakat setempat masih rendah. Kemampuan calon guru yang masih rendah dalam mengaitkan materi dengan etnosains menjadi acuan Dosen PGSD Universitas Mataram yang telah memiliki ilmu untuk turut serta aktif mengadakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk workshop pengembangan kegiatan pembelajaran IPA berbasis etnosains pada calon guru sekolah dasar. Kegiatan workshop terbagi menjadi empat tahapan. Adapun tahapan secara detail yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini yaitu persiapan, menyediakan materi pengabdian, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, pelaksanaan kegiatan workshop ini berjalan dengan lancar dan jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan agenda yang telah direncanakan. Rangkaian kegiatan mulai dari tahap persiapan, menyediakan materi pengabdian, pelaksanaan workshop dan evaluasi berjalan dengan lancar. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan, tim pengabdian memberikan angket respon terkait pelaksanaan pelaksanaan workshop pengembangan kegiatan pembelajaran berbasis etnosains yang dilaksanakan untuk calon guru sekolah dasar sudah terlaksana dengan sangat baik. Kata kunci: etnosains; IPA; kegiatan pembelajaran; workshop ABSTRACTLearning activities that connect material to local community culture are still scarce. Prospective elementary school teachers' ability to link material with ethnoscience is a reference for PGSD Lecturers at the University of Mataram who already have the knowledge to actively participate in community service in the form of workshops developing ethnoscience-based science learning activities. The activities of the workshop are separated into four stages. Preparation, provision of service materials, implementation, and assessment are the detailed processes that will be carried out in this activity. Based on the outcomes of the activities, the implementation of the workshop activities went successfully, and the implementation timetable was in compliance with the anticipated agenda. The preparation stage, delivering community service materials, holding workshops, and evaluating went down without a hitch. To assess the activity's success, the service team distributed a response questionnaire relating to the implementation of the ethnoscience-based learning activity development workshop for prospective primary school teachers, which was executed flawlessly. Keywords: ethnoscience; science; learning activities; workshop.
Development of Ethnoscience-Based Science Education Module Using a Case Based Learning Model Ketut Sri Kusuma Wardani; Fitri Puji Astria; Nurwahidah Nurwahidah
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No SpecialIssue (2023): UNRAM journals and research based on science education, science applic
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9iSpecialIssue.6123

Abstract

This research is a research and development (R&D) study using the 4- D model. The research aims to produce valid a integrated ethnoscience science education module using a case based learning model. The data sources consisted of three expert validators who used validity instruments with four indicators (structure, organization of material, language, and appearance). The research data were analyzed using a quantitative descriptive method. Test the validity of the learning tool using score validation analysis. The results of the validity test show that the average score validation for structure module is 3.89 with a very valid category, for the material's organization it is 3.66 with a very valid category, for the language it is 3.67 with a very valid category, and for the appearance it is 3.73 with a very valid category. With a very valid category, the overall average mark validity is 3.74.