. Dahlia
Progam Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS PEMANFAATAN BAHAN ALAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK ISLAMIYAH PONTIANAK TENGGARA Dahlia, .; ., Marmawi R; ., Lukmanulhakim
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 11 (2016): Nopember 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.228 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, perkembangan motorik halus anak, kendala,serta cara mengatasi kendala pembelajaran yang memanfaatkan bahan alam sebagai media untuk mengembangkan motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK Islamiyah Pontianak Tenggara.Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Subjek penelitian: Kepala Sekolah, 2 guru, dan 21 anak. Hasil penelitian menunjukkan:(1) perencanaan pembelajaran, guru menentukan tema dan tujuan pembelajaran, membuat RKH, menyiapkan media dan alat. (2) Pelaksanaan pembelajaran, guru memberikan penjelasan tentang media dan kegiatan yang akan dilakukan, memberikan contohmengerjakan tugas, serta membimbing anak.(3) mengembangkan motorik halus anak, melalui kegiatan mengecap dengan pelepah pisang, daun, dan kolase dengan pasir. (4) Kendala yang dihadapi, mencari media berupa biji-bijian karena tidak terdapat disekitar TK, anak tidak maubelajar dan anak yang menangis.(5) Mengatasi kendala yakni memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitar, menasehati anak, dan membujuk anak agar mau belajar.   Kata Kunci:Pemanfaatan Bahan Alam, Media Pembelajaran, Motorik Halus, Usia 4-5 Tahun.   Abstract:This study aimed to describe the planning, implementation, fine motor development of children, constraints, as well as how to overcome the obstacles of learning that utilizes natural materials as a medium to develop fine motor skills of children aged 4-5 years in TK Islamiyah Pontianak Tenggara. This research method is descriptive method with qualitative approach. Subject of the study: the principal, two teachers and 21 children. The results showed: (1) planning learning, teachers determine the theme and purpose of learning, making RKH, prepare media and tools. (2) Implementation of learning, teachers provide an explanation of media and activities to be carried out, giving examples of tasks, as well as guiding the child. (3) Develop the fine motor skills of children, through taste with banana bark, leaves, and a collage with sand. (4) Constraints faced, looking for media in the form of grains because there are around TK, the child does not want to learn, and children were crying. (5) Overcoming obstacles that utilize natural materials that are around, advised children, and persuade a child to want to learn. Keywords: Utilization of Nature Materials, Media Education, Fine Motor, Ages 4-5 years.
PERBEDAAN FEAR OF FAILURE PADA MAHASISWA BIDIKMISI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Firman Firdaus Nuzula; Dahlia Dahlia; Afriani Afriani; Zaujatul Amna
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 16, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.16.2.174-182

Abstract

Mahasiswa Bidikmisi mempunyai kewajiban dan tantangan yang berbeda dengan mahasiswa regular (bukan penerima Bidikmisi). Kewajiban yang harus di penuhi oleh mahasiswa Bidikmisi berpotensi menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang dirasakan mahasiswa Bidikmisi dalam memenuhi tantangan dan kewajiban tersebut menandakan adanya indikasi perasaan fear of failure. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan fear of failure pada mahasiswa Bidikmisi di Universitas Syiah Kuala yang ditinjau dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bidikmisi Universitas Syiah Kuala yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar. Teknik penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Pada penelitian ini menggunakan 340 orang sebagai responden yang terdiri dari 170 laki-laki dan 170 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan skala yang disusun oleh Conroy (2002) yaitu  The Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI). Penelitian ini menggunakan teknik Independent Sample T-test sebagai analisis data dan hasilnya menunjukkan signifikansi (p)=0,511 (p>0,05). Hasil signifikansi tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan fear of failure pada mahasiswa Bidikmisi antara mahasiswa Bidikmisi laki-laki dan perempuan. Tidak adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor prestasi yang dicapai oleh mahasiswa Bidikmisi, dan kebijakan netral dalam lembaga pendidikan yang tidak dapat ditentukan oleh jenis kelamin. 
HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL DISTRESS DENGAN STRATEGI KOPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA Nada Salsabila; Zaujatul Amna; Dahlia Dahlia; Novita Sari
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 17, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.17.1.41-54

Abstract

Psychological distress merupakan salah satu hambatan atau kendala yang dirasakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Oleh karena itu, untuk menangani psychological distress yang dirasakan mahasiswa diperlukan suatu strategi koping yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara  strategi koping dengan psychological distress pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kuala, yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Sebanyak 335 mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kuala terlibat sebagai sampel  dalam penelitian ini. Pengumpulan data penelitian menggunakan Kessler Psychological Distress (K10) dan The Ways of Coping Questionnaire. Hasil analisis pearson correlation menunjukkan  nilai signifikansi (p) = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara psychological distress dan strategi koping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kuala. Pada dasarnya tidak semua situasi yang menyebabkan distress dapat benar-benar diatasi, karena distress psikologi akan hilang hanya ketika stresor pada diri inidvidu hilang, hal tersebut yang terkadang menyebabkan skor stres tetap tinggi walaupun sudah menggunakan strategi koping.
POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER IN THE WAKE OF NATURAL DISASTERS . Dahlia
Idea Nursing Journal Vol 5, No 1 (2014): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52199/inj.v5i1.1500

Abstract

Bencana Tsunami yang melanda Provinsi Aceh, Indonesia pada tanggal 26 Desember 2004 telah menyebabkan lebih dari 200.000 orang meninggal dunia dan hilang. Selain itu, banyak korban yang kehilangan rumah mereka, pekerjaan dan harta benda. Setelah bencana Tsunami diperkirakan sekitar 50% orang mengalami stress psikologis dan 5-10% mengalami gangguan psikiatrik yang berhubungan dengan stress. Gangguan Stress Pasca Trauma adalah gangguan psikiatrik yang lazim muncul setelah mengalami bencana, khususnya korban dari bencana. Gangguan Stress Pasca Trauma dapat terjadi pada tahun awal pada kelompok-kelompok yang beresiko. Meskipun demikian, Gangguan Stress Pasca Trauma dapat terjadi setelah 4 tahun kemudian. 
PALIPERIDONE ER: A NEW TREATMENT FOR SCHIZOPHRENIA Dahlia Dahlia
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 13, No 3 (2013): Volume 13 Nomor 3 Desember 2013
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v13i3.3420

Abstract

Abstrak. Generasi kedua antipsikotik untuk pengobatan skizofrenia telah ditemukan. Paliperidone ER (Invega TM) telah disetujui pada tahun 2007 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika untuk mengobati pasien dengan skizofrenia. Formulasi Paliperidone ER yang munggunakan Alza OROS (Osmotic-controlled Release Oral-delivery System) dan menggunakan tekanan osmotic melepaskan pengobatan dalam tingkatan plasma darah yang ringan. Beberapa studi yang disponsori oleh Johnson dan Johnson Pharmaceutical Research and Development menemukan bahwa semua dosis Paliperidone ER efektif dalam mengontrol sejumlah besar simtom skizofrenia dan fungsi personal dan sosial pasien serta umumnya dapat ditoleransi dengan baik.Abstract. A new second-generation antipsychotic for the treatment of schizophrenia has been found. Paliperidone ER (Invega ™) was approved in 2007 by Food and Drug Administration (FDA) to treat patients with schizophrenia. The formulation of Paliperidone ER by using the Alza OROS (Osmotic-controlled Release Oral-delivery System) and utilizing osmotic pressure release medication in smooth blood plasma levels. Several studies that were sponsored by Johnson and Johnson Pharmaceutical Research and Development found that all doses of paliperidone ER is effective in controlling a broad range of the symptoms of schizophrenia and personal and social functioning and generally well tolerated.
PALIPERIDONE ER: A NEW TREATMENT FOR SCHIZOPHRENIA Dahlia Dahlia
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 13, No 3 (2013): Volume 13 Nomor 3 Desember 2013
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstrak. Generasi kedua antipsikotik untuk pengobatan skizofrenia telah ditemukan. Paliperidone ER (Invega TM) telah disetujui pada tahun 2007 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika untuk mengobati pasien dengan skizofrenia. Formulasi Paliperidone ER yang munggunakan Alza OROS (Osmotic-controlled Release Oral-delivery System) dan menggunakan tekanan osmotic melepaskan pengobatan dalam tingkatan plasma darah yang ringan. Beberapa studi yang disponsori oleh Johnson dan Johnson Pharmaceutical Research and Development menemukan bahwa semua dosis Paliperidone ER efektif dalam mengontrol sejumlah besar simtom skizofrenia dan fungsi personal dan sosial pasien serta umumnya dapat ditoleransi dengan baik.Abstract. A new second-generation antipsychotic for the treatment of schizophrenia has been found. Paliperidone ER (Invega ™) was approved in 2007 by Food and Drug Administration (FDA) to treat patients with schizophrenia. The formulation of Paliperidone ER by using the Alza OROS (Osmotic-controlled Release Oral-delivery System) and utilizing osmotic pressure release medication in smooth blood plasma levels. Several studies that were sponsored by Johnson and Johnson Pharmaceutical Research and Development found that all doses of paliperidone ER is effective in controlling a broad range of the symptoms of schizophrenia and personal and social functioning and generally well tolerated. 
PERSEPSI ORANG TUA PENYANDANG AUTISME TERHADAP AUTISME DI WILAYAH BANDA ACEH Dahlia Dahlia; Ade Oktiviyari
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 11, No 2 (2011): Volume 11 Nomor 2 Agustus 2011
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Autisme adalah gangguan pervasif yang meliputi gangguan komunikasi, interaksi sosial, dan emosi. Sejak tahun 1980, penyandang autisme di dunia meningkat dari 2-4 per 10000 anak menjadi 6 per 1000 kelahiran. Di Indonesia, kini tercatat 1 dari 150 balita adalah penyandang autisme. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang intensif terhadap anak penyandang autisme. Persepsi orang tua yang memiliki anak penyandang autisme terhadap autisme akan menentukan bagaimana perlakuannya terhadap anaknya. Penelitian ini dilakukan pada 20 orang tua yang memiliki anak penyandang autisme. Sampel didapatkan dari 5 sekolah inklusif di Banda Aceh: Buah Hati School, SLB Labuy, SDN 53 Lueng Bata, SDN 54 Tahija, dan SDN 57 Beurabong. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner. Dari kuesioner yang disebarkan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 12 orang (60%) memiliki persepsi positif dan sisanya sebanyak 8 orang (40%) memiliki persepsi netral. Tidak ada orang tua yang memiliki persepsi negatif ditemukan pada penelitian ini. Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan area penelitian yang merupakan sekolah inklusi, keterbukaan informasi, dan kecenderungan perilaku anak.Abstract. Autism is a pervasive disorder that includes problems of communication, social interaction, and emotion. Since 1980, a number of children with autism have increased from 2-4 per 10 000 children to 6 per 1000 births in the world. Recently, in Indonesia more than 155 toddlers diagnosed with autism. Children with autism need full supports from their parents. The support comes from positive perception. Parents’ perception toward autism will determine their behavior to their children. Therefore, research on parents' perceptions on autism needs to be conducted. This research was conducted toward 20 parents whose children diagnosed as autism. Samples were obtained from 5 schools in Banda Aceh: Buah Hati School, SLB Labuy, SDN 53 Lueng Bata, SDN 54 Tahija, and SDN 57 Beurabong. This study conducted by distributing questionnaires. The results showed that 12 people (60%) had a positive perception and the remaining 8 people (40%) had a neutral perception. There were no parents who have negative perception found in this study. It is assumed that the result might because of the area of research that is inclusive schools, information disclosure, and the tendency of the child's behavior.
RELIGIUSITAS DAN KECEMASAN KEMATIAN PADA DEWASA MADYA Liza Merizka; Maya Khairani; Dahlia Dahlia; Syarifah Faradina
AN-NAFS Vol. 13 No. 2 (2019): Psikologi Islam dan Solusi dalam Berbagai Aspek kehidupan
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.544 KB)

Abstract

Middle adulthood has age range between 40-60 years and characterized by physical caused by biological changes such as generativity and health problems. When health decreases, individuals tend to feel more concerned about death. Death anxiety increases at this age compared to other ages. One of the effective strategies in dealing with death anxiety is to increase religiosity. The sampling technique used was incidental sampling. The total sample consisted of 60 middle-aged individuals (35 men and 25 women). Data were collected using the MRPI scale and Templer's Death Anxiety Scale. The results of data analysis using Spearman correlation technique showed correlation coefficient (r) = -0.461 with a significance value (p) = 0.004 (p <0.05) thus meant that there was negative correlation between religiosity and death anxiety in middle adulthood. This indicated that the higher the religiosity score, the lower the death anxiety score, and vice versa. Therefore, it can be concluded that religiosity is significantly correlated to death anxiety in middle-aged individuals. Keywords : Religiosity, death anxiety, middle adulthood Abstrak Masa dewasa madya biasa disebut dengan masa paruh baya atau masa peralihan dari dewasa awal menuju dewasa akhir yang memiliki rentang usia antara 40–60 tahun. Masa ini ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik dikarenakan terjadinya perubahan secara biologis seperti generativitas dan menurunnya kesehatan. Saat kesehatan menurun, maka individu merasa lebih memikirkan akan kematian. Kecemasan terhadap kematian menjadi lebih meningkat pada usia ini dibandingkan dengan usia lainnya. Salah satu strategi yang efektif untuk menghadapi kecemasan kematian adalah meningkatkan religiusitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah insidental sampling. Sampel penelitian berjumlah 60 individu dewasa madya (35 laki-laki dan 25 perempuan). Pengumpulan data menggunakan skala MRPI dan DAS. Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman yang menunjukkan nilai (r) = -0,461 p = 0,004 (p < 0,05) sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor kecemasan kematian, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa religiusitas berkaitan dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Kata kunci : religiusitas, kecemasan kematian, dewasa madya
DUKUNGAN SOSIAL DAN KESEPIAN LANSIA DI BANDA ACEH Chika Jonita Lestarie Pospos; Dahlia Dahlia; Maya Khairani; Afriani Afriani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 5, No 1: Januari 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25115

Abstract

Lansia merupakan tahap akhir perkembangan manusia yang kerap dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisik dan masalah kesehatan. Hal ini membuat lansia menjadi terbatas dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya dan rentan mengalami kesepian. Salah satu hal yang banyak diteliti dan memiliki pengaruh dalam mengurangi rasa kesepian pada lansia yaitu dukungan sosial. Adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar lansia akan membuat lansia merasa diterima dan dihargai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia. Penelitian ini melibatkan 80 lansia (36 laki-laki dan 44 perempuan) yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel purposif. Data penelitian dikumpulkan melalui Social Support Questionnaire (SSQ) dan University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan statistik parametrik dengan teknik korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara dukungan sosial dengan kesepian (nilai korelasi Social Support Questionnaire Number dengan kesepian r=- 0.130, dan korelasi Social Support Questionnaire Satisfaction dengan kesepian r=- 0.101 (p˃0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia di Banda Aceh. i
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI BANDA ACEH Siti Farah Wahyuni; Dahlia Dahlia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 2: Juli 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v3i2.17612

Abstract

Keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan salah satunya dapat dilihat dari prestasiakademik. Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam melaksanakantugas akademik seperti mempersiapkan diri untuk ujian dan mengerjakan tugastugasmerupakan faktor yangdapat meningkatkan prestasi akademik.Ini sering juga disebut sebagai efikasi diri akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara efikasi diri akademik dengan prestasi akademik pada siswa SMAdi Banda Aceh. Populasi dalam penelitian adalah siswa SMA di Kota Banda Aceh, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 274 siswa dari tiga SMA di KotaBanda Aceh dengan rentang usia 15-17 tahun. Pengumpulan data menggunakan Skala Efikasi Diri Akademik yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek efikasi diri akademik yang dikemukakan oleh Zajacova, Lynch, dan Espenshade (2005), dan prestasi akademik diperoleh dari nilai rata-rata rapor semester akhir siswa yang menjadi lokasi tempat penelitian. Analisis data menggunakan analisis korelasi Spearman-Brown Formula dengan hasil koefisien korelasi r=0.011 dan nilai signifikansi p=0.850 (p0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara efikasi diri akademik dengan prestasi akademik pada siswa SMA di Banda Aceh.