Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TEACHER'S EFFORT IN OPTIMIZING THE READING ABILITY OF CLASS I STUDENTS THROUGH ONLINE LEARNING Cucu Suryana; Naila Kurnia Restu; Dede Margo Irianto; Yeni Yuniarti
PrimaryEdu : Journal of Primary Education Vol 6, No 1 (2022): Volume 6, Number 1, February 2022
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/pej.v6i1.2975

Abstract

This study aims to examine the efforts of teachers in optimizing the reading skill of first grade elementary school students during the pandemic, examine the responses of teachers and parents, and examine the difficulties experienced by teachers and parents in teaching students to read during the pandemic. The research method used is the case study method. The research instruments used were documentation, observation sheets and interviews. The results of this study are the first teacher's efforts in optimizing the reading skill of 1st grade elementary school students during the pandemic is to create a "reading motivation" group with the method of reading a book "read" one day one page that is shared every day in the group. Second, the response of parents is that they feel that the group is a solution to reading problems, motivates students to be more active in learning to read, and it can be facilitates students’ to manage their time. Third, the difficulty experienced by teachers is Hard to communicate with students or hard to motivate students directly, parents who have work activities outside the home so that it is difficult to teach children. The difficulties experienced by parents were obtained using an interview instrument using the google form platform.
Implementasi Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara di Sekolah Dasar pada Era Digital Cucu Suryana; Tatang Muhtar
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3177

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap dunia pendidikan yang menyebabkan merosotnya karakter generasi muda. Tujuan penelitian ini adalah memahami konsep pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara dan implementasinya di sekolah dasar pada era digital. Metode dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan kajian sumber literatur yaitu jurnal, buku, artikel ilmiah dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian. Pendidikan karakter merupakan usaha sistematis yang berkaitan dengan membangun kebudayaan dengan memberikan pengajaran dalam tumbuh kembangnya jiwa, raga anak dalam kodratnya sehingga lingkungan dapat membantu memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan lahir bathin anak menuju ke arah adab kemanusiaan dalam kesempurnaan hidup. Sekolah dasar merupakan tempat kedua bagi siswa dalam pendidikan karakter. Era digital adalah masa atau zaman dimana semua orang telah melek teknologi serta semuanya serba terkoneksi.  Implementasi pendidikan karakter Ki Hadjar Dewantara di sekolah dasar pada era digital yaitu melalui Teori Trikon, Teori Kepemimpinan, dan Sistem Among.
Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Kabupaten Garut Angga Angga; Cucu Suryana; Ima Nurwahidah; Asep Herry Hernawan; Prihantini Prihantini
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3149

Abstract

Pendidikan dasar di Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan kurikulum. Saat ini, Kurikulum 2013 tengah menjadi kurikulum utama yang diterapkan di sekolah-sekolah. Namun, ada beberapa Sekolah Penggerak yang digagas oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknlogi yang dibina untuk mengimplementasikan kurikulum khusus, yaitu Kurikulum Sekolah Penggerak atau dikenal dengan istilah Kurikulum Merdeka, sebagai program mewujudkan Merdeka Belajar. Bahkan tahun ini, semua sekolah diberikan pilihan dalam mengimplementasi Kurikulum Merdeka disesuaikan dengan kesiapan sekolah tersebut. Kurikulum ini diimplementasikan di semua jenjang sekolah, tidak terkecuali Sekolah Dasar di Kabupaten Garut. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, (2) membandingkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar, serta (3) menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh dalam menerapkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Kabupaten Garut. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki konsep sangat baik dalam proses pendidikan. Akan tetapi, implementasi di lapangan tidak berjalan sebagaimanamestinya. Banyak kekurangan terjadi dalam penerapan di berbagai Sekolah Dasar Kabupaten Garut, dimulai dari perencanaan sampai evaluasi pembelajaran. Sementara, implementasi Kurikulum Merdeka di beberapa Sekolah Penggerak dilaksanakan di tahun pertama, kemudian dikembangkan di banyak sekolah tahun berikutnya. Beberapa sekolah masih merancang formula yang tepat dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini. Berdasarkan uraian tersebut, maka kedua kurikulum setelah dianalisis memiliki konsep yang sesuai dengan kultur pendidikan Indonesia. Namun demikian, beberapa hal ini haruslah menjadi pertimbangan pemangku kebijakan dan pelaksana pendidikan, sehingga kedua kurikulum ini dapat terimplementasi dengan tepat, bukan sekadar program yang dipaksa diterapkan dalam pendidikan di Sekolah Dasar, khususnya di Kabupaten Garut.
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Menerapkan Konsep Merdeka Belajar di Sekolah Dasar Cucu Suryana; Sofyan Iskandar
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3485

Abstract

Pendidikan menjadi sorotan karena merupakan tempat pengembangan sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan konsep merdeka belajar di sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa 1) kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran sentral dalam kemajuan sekolah 2) penerapan merdeka belajar di sekolah dasar melalui langkah-langkah a) kepala sekolah menerapkan kebijakan yang mendukung merdeka belajar; b) mendorong guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan; c) memotivasi siswa agar memiliki kesiapan dan suasana hati untuk belajar; d) melibatkan orang tua dan lingkungan masyarakat secara aktif; d) berkolaborasi dengan dinas pendidikan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kompentensi guru. Indikator keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan merdeka belajar di sekolah dasar adalah 1) partisipasi siswa dalam pendidikan yang merata; 2) pembelajaran yang efektif; dan 3) tidak ada siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran.
Learning Loss pada Kemampuan Pemahaman Konsep dan Representasi Matematis Peserta Didik Kelas V SD di Era Post Pandemic Covid-19 Naila Kurnia Restu; Cucu Suryana; Tatang Herman; Tita Mulyati
Jurnal Basicedu Vol 7, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i1.4364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan indikator apa saja yang menjadi dampak dari learning loss pada kemampuan pemahaman konsep dan representasi matematis peserta didik kelas V khususnya di era post pandemic COVID 19. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian literatur. Hasil dari kajian literatur yang ditemukan adalah indikator yang menjadi dampak dari learning loss pada kemampuan pemahaman konsep adalah menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, serta mengubah suatu bentuk represenasi ke bentuk representasi lainnya. Sedangkan indikator yang menjadi dampak dari learning loss pada kemampuan representasi matematis peserta didik addalah menggambar untuk memperjelas suatu masalah dan memfasilitasi cara menyelesaikan masalah tersebut, membuat model atau persamaan matematika dari representasi lain yang disajikan, serta menyusun sebuah alur cerita yang sesuai dengan representasi yang telah diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa learning loss merupakan dampak dari pandemic covid 19 dikarenakan pembelajaran jarak jauh atau daring yang memiliki banyak kendala terutama oleh guru, peserta didik, dan orang tua. Sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif.
Learning Loss pada Kemampuan Pemahaman Konsep dan Representasi Matematis Peserta Didik Kelas V SD di Era Post Pandemic Covid-19 Naila Kurnia Restu; Cucu Suryana; Tatang Herman; Tita Mulyati
Jurnal Basicedu Vol 7, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i1.4364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan indikator apa saja yang menjadi dampak dari learning loss pada kemampuan pemahaman konsep dan representasi matematis peserta didik kelas V khususnya di era post pandemic COVID 19. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian literatur. Hasil dari kajian literatur yang ditemukan adalah indikator yang menjadi dampak dari learning loss pada kemampuan pemahaman konsep adalah menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, serta mengubah suatu bentuk represenasi ke bentuk representasi lainnya. Sedangkan indikator yang menjadi dampak dari learning loss pada kemampuan representasi matematis peserta didik addalah menggambar untuk memperjelas suatu masalah dan memfasilitasi cara menyelesaikan masalah tersebut, membuat model atau persamaan matematika dari representasi lain yang disajikan, serta menyusun sebuah alur cerita yang sesuai dengan representasi yang telah diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa learning loss merupakan dampak dari pandemic covid 19 dikarenakan pembelajaran jarak jauh atau daring yang memiliki banyak kendala terutama oleh guru, peserta didik, dan orang tua. Sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif.
Design of Elementary School Inclusive Education in Garut Regency Angga; Cucu Suryana; Ima Nurwahidah; Nenden Ineu Herawati
International Conference on Elementary Education Vol. 5 No. 1 (2023): Proceeding The 5th International Conference in Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inclusive education is an innovative approach to accommodate the learning needs of children with special needs. In the broader context, inclusive education can be interpreted as a step in education services in completing compulsory education for all Indonesians. This inclusive education provides insight and knowledge to the community to be able to facilitate the learning needs of children with special conditions. Inclusive education can be one of the efforts in creating educational programs for all walks of life, without being hindered by the conditions that the person has. This study aims to analyze the extent of the design of inclusive education that can be implemented in elementary schools in Garut Regency. The method used in this study is Literature Method. The results showed that there were quite a lot of children with special needs of elementary school age in the Garut Regency. Meanwhile, the distance to the Extraordinary School is quite far. This is because, the Garut area is divided into North Garut, Garut Kota, and South Garut. Not all sub-districts have Extraordinary Schools, even if there are only for certain types of Extraordinary Schools, so this Inclusive Education needs to be organized for the elementary school level in Garut Regency. Thus, the implementation of an Inclusive Education at the elementary school level in Garut Regency requires cooperation and careful design, starting from the preparation stage to the evaluation of education implementation. In addition, appropriate action is needed from various parties, starting from the school ecosystem, such as teachers, principals, supervisors, parents, and policymakers, including the Education Office in the Garut and West Java regencies.