Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PERBEDAAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA ANTARA KURIKULUM BERBASIS ISI DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Susanti -; Dwi Maryanti; Rochany Septiyaningsih
Viva Medika Vol 10 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.734 KB) | DOI: 10.35960/vm.v10i1.144

Abstract

Changes D3 Midwifery Studies Program curriculum must be accompanied by other changes in the management of human resources, facilities and places of learning good practices in order clinic and community level so that graduates can compete well on the order of service of local, regional and international levels. The purpose of this study is to analyze the differences between the students' learning environment based curriculum content with competency-based curriculum. The method used is descriptive comparative coss sectional design using questionnaires Dundee Ready Education Environment Measure (Dreem) by using the Mann-Whitney test analysis. The results of the study there are different expectations on students with curriculum-based content and competency based curriculum in the sub scale dreem there is a difference in subscales of academic achievement and learning atmosphere with p <0.05, whereas in sub-scale learning activities, educators and social problems there differences with p> 0.05. There is a true difference in students with KBI and CBC there are differences in the sub-scale learning activities and educators with a value of p <0.05, whereas in sub-scale academic performance, learning environment and social problems there is no difference with p> 0 05. Conclusion: There are differences between the expectations of the students using the IAC and the CBC on a sub-scale academic achievement and learning atmosphere and the fact there is a difference in subscales of learning and educator. Keywords : curriculum-based content, competency based curriculum, Learning Environment, Student
PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DALAM UPAYA MENCEGAH TERJADINYA GANGGUAN JIWA PADA ANAK DI POS PAUD FLAMBOYAN VIII DESA KARANGSARI Trimeilia Suprihatiningsih; Dwi Maryanti
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AL-IRSYAD (JPMA) Vol. 1, No. 2, Oktober 2019
Publisher : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AL-IRSYAD (JPMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun. Salah satu tahap perkembangan yang akan dilalui oleh anak pra sekola adalah perkembangan psikososial (Erikson). Perkembangan psikososial pada anak usia pra sekolah adalah proses perkembangan anak menuju kemampuan menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai pengetahuannya. Kemampuan ini diperoleh bila konsep diri anak positif. Perkembangan psikososial menurut Erikson (dalam Kyle dan Carman, 2015) adalah tahap inisiatif versus bersalah, dimana anak pra sekolah mulai merencanakan aktifitas, memulai aktivitas dengan orang lain, memerankan peran orang lain (nyata ataupun khayalan), mengembangkan kesadaran, dapat meluapkan rasa frustasi, suka mengeksploitasi hal-hal baru, merasa sangat menyesal ketika membuat salah atau berperilaku buruk, bekerjasama dengan anak lain dan menegosiasikan solusi terhadap konflik. Anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga dalam hal pemberian pengakuan yang positif terhadap perilaku yang adaptif sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan berhubungan yang dimilikinya. Hal tersebut merupakan dasar rasa otonomi anak yang nantinya akan berkembang menjadi kemampuan hubungan interdependen. Kegagalan anak dalam berhubungan dengan lingkungan dan disertai respons keluarga yang negatif akan mengakibatkan anak menjadi tidak mampu pengontrol diri, tidak mandiri, ragu, menarik diri, kurang percaya diri, pesimis, dan takut perilakunya salah dan kalau berlanjut akan mengakibatkan gangguan jiwa. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam menstimuli perkembangan psikososial usia anak pra sekolah sebagai upaya untuk mencegah gangguan jiwa pada anak. Metode pelaksanaan dengan metode ceramah dan praktik cara menstimulasi psikososial usia anak pra sekolah. Hasil kegiatan terbukti meningkatkan pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikososial anak usia pra sekolah.. Sebagian besar peserta sebelum diberikan materi mempunyai tingkat pengetahuan kurang (52%) dan paling sedikit memiliki pengetahuan baik (20%). Setelah diberikan materi, peserta memiliki pengetahuan baik (96%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan kurang (4%). Dan hasil observasi terhadap praktek cara menstimuli perkembangan psikososial anak usia pra sekolah mampu dilakukan oleh orang tua dengan baik (84%). Kata Kunci : Pengetahuan orang tua, psikososial anak usia pra sekolah
KARED HAI DM (KARTU EDUKASI HIV AIDS DWI MARYANTI) MEDIA PINTAR MENINGKATKAN PENGETAHUAN KADER TENTANG HIV AIDS DI WILAYAH KELURAHAN TAMBAKREJA CILACAP SELATAN TAHUN 2019 Dwi Maryanti; Trimeilia Suprihatiningsih
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AL-IRSYAD (JPMA) Vol. 1, No. 2, Oktober 2019
Publisher : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AL-IRSYAD (JPMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap dituangkan dalam Perda nomor 2/2015 tentang Penanggugulangan HIV AIDS. Pada pasal 4 tertulis penyelenggaraan penanggulangan HIV AIDS dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan meliputi kegiatan promosi. Selanjutnya pada pasal 5, ayat 3 disebutkan bahwa kegiatan promosi dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Kegiatan promosi di level masyarakat dilakukan melalui pelatihan Kartu Edukasi HIV AIDS Dwi Maryanti (KARED HAI DM) sebagai media pintar dalam meningkatkan pengetahuan kader tentang HIV AIDS. Metode : Metode pelaksanaan dilakukan dengan alih teknologi yaitu transfer ilmu melalui kegiatan pelatihan bagi kader. Meliputi kegiatan memberikan materi HIV AIDS dengan media pintar KARED HAI DM dan mendemonstrasikan penggunaan KARED HAI DM. Sebelum dan sesudah pemberian materi diberikan pre tes dan post tes. Hasil : Hasil pre tes menunjukkan rata-rata adalah 65 dan post tes didapatkan nilai rata-rata adalah 90. Dalam penggunaan KARED HAI DM, kader sudah dapat menggunakan dengan benar, hal ini nampak dari proses redemonstrasi yang dilakukan oleh masing-masing kader RW secara bergantian. Kesimpulan : KARED HAI DM merupakan media pintar yang telah berhasil meningkatkan pengetahuan kader tentang HIV AIDS di Wilayah Kelurahan Tambakreja Cilacap Selatan. Kata kunci : Kared HAI DM, Media Pintar, Pengetahuan, HIV AIDS.
STUDY OF THE USE AND POTENTIAL OF DRUG INTERACTIONSIN THE TREATMENT OF HYPERTENSION PATIENTS AT X HOSPITALS CILACAP IN 2020 Dwi Maryanti; Mika Tri Kumala Swandari
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jik.v8i2.1705

Abstract

Hypertension is a state of increasing systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic blood pressure of more than 90mmHg on 2 measurements with an interval of 5 minutes in a fairly calm state. Pharmacological management of hypertension refers to the Guideline Joint National Committee (JNC) 8 of 2014. The use of pharmacological therapy can cause problems, one of which is drug interactions. The complexity of using drugs tends to increase drug interactions. In this study, a potential drug interaction study was conducted to determine the magnitude of the potential interactions that might occur between drugs. The method used is descriptive method. The population in this study were medical records of hypertensive drug users diagnosed. Data analysis used univariate data analysis and the use of the Lexicom application. The results of the characteristics of hypertension drug users were 57,69% women and 42,31% men. Characteristics based on age were the youngest age 40 years (0.77%), 74 years old (0.77%) and the average age 61 (9.23%) years. The class of drugs used was 53.71% Calcium Channel Blocker, 28% Angiotensin Receptor Blocker, 8.57% Angiotensin Converting Enzyme, 8% Beta Blocker and 1.71% Diuretic. The severity of hypertension medication was moderate 63.11%, Major 3.88%, minor 33.01%. Based on the results obtained, the majority of women using hypertension drug characteristics were 58% and the average age was 61 (8.9%) years. The majority of the drugs used were 54% Calcium Channel Blockers with a moderate majority of 64%.
EFFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTHERAPY DALAM MENINGKATKAN ENGLISH COMMUNICATIVE COMPETENCE Dwi Maryanti; Nursanti Dwi Yogawati
JURNAL KEBIDANAN Vol 4, No 9 (2015): Oktober 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v4i9.978

Abstract

Speaking one language skills or English Communicative Competence (EEC), which must be mastered in Inggris.Kelemahan language learning students in the ability to communicate in English is because (1) the low motivation of students in learning English, (2) the limited vocabulary or vocabulary controlled, (3) strategies in the face of student learning English simply by performing a given task or lecturer.This research is a quasi experimental with control group. Population and sampling in this study were all freshman courses Pharmacy academic year 2013/2014 there were 38 students. Then it will be divided into two (2) classes. Pharmaceuticals A class is a group of experimental and pharmaceutical group B is a control class. Data were analyzed using T test with confident interval of 95% and a significance level of 0.05 ..The results of the analysis of differences ECC experimental group and control group after applied learning models using hypnotherapy obtained : 0.05.athe value t: -2.210, p-value Value: 0,041 along with  Of the value can be interpreted that statistically there is a difference ECC in the experimental group or the control group after applied learning models using hypnotherapy. Conclusion: learning model using hypnotherapy effectively improve ECC.