Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Characteristics of Peel Off Gel Mask From Seaweed (Eucheuma cottonii) Porridge Novi Luthfiyana; Nurhikma Nurhikma; Taufik Hidayat
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 1 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.781 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v22i1.25888

Abstract

The aim of this study was to determine the best concentration of E. cottonii seaweed porridge in the formulation of peel off gel masks. The main materials used in this study were E. cottonii and other basic substances of peel off gel mask. The analytical methods used were the total microbial and antioxidant test on the E. cottonii slurry preparation. Mask preparations were analyzed for physical stability, pH, duration of preparation, drying, viscosity and homogeneity. The experimental design used was a Completely Randomized with four treatments by adding E.cottonii porridge 0%, 10%, 15% and 20% respectively  with two replications.The results showed that the best peel off gel mask was formulation with the addition 20% of E.cottonii. Microbes were not found in E. cottonii porridge. The antioxidant activity of E. cottonii porridge had IC50 value of 137.35±0.35 μg / mL. Consumer acceptance of products through sensory testing in the category of likes. The peel off gel mask has good physical stability, proven by no changes in color, odor as well as  gel texture. The pH value of the preparation of peel off gel mask is  in line with  SNI and pH balance of normal human skin. The best viscosity value of peel off gel mask is 14,003 cps. The time needed for the mask to dry for an average of 25 minutes and homogeneity is characterized by the absence of secondary particle aggregation.
AKTIVITAS ENZIM KATEPSIN PADA IKAN LELE (Clarias sp.) PADA PERLAKUAN SUHU DAN SUBSTRAT YANG BERBEDA Anhar Rozi; Ikhsanul Khairi; Reni Tri Cahyani; Stephani Bija; Nurhikma Nurhikma; Nuring Wulansari; Deden Yusman Maulid; Siluh Putu Sri Dia Utari; Diah Anggraini Wulandari; Tati Nurhayati
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpt.v7i2.2390

Abstract

Cathepsin was proteolytic enzyme which is found animal tissues included fish. Cathepsin found in fish muscle tissue, cathepsin and other hydrolyzing enzymes were place in subcellular organelles and divided into two places,  that was in muscle fibers and extracellular matrix. The aimed of this study was to the characterization of cathepsin enzyme especially catfish. So that in enviromental condition that can increased the activity of cathepsin enzyme an approtiate handling process can be carried out. The method of analyze enzyme activity, while the measurement of protein concentration refered to Bradford (1976). The treatments in this study was determination temperature (30oC, 40oC, 50oC, dan 60oC) and substrate (1.5% 2%, 2.5%). The result showed of enzyme activity with detrmination temperature very influential and fluctuating, the optimum temperature was 30oC where the activity reaches 0.38 U/ml. The best activity treatment of substrate was 1.5% where the activity reaches 0.42 U/ml. BSA Standard curve with regression equation y = 0.95x + 0.109.Keywords: Cathepsin, enzyme, substrate, temperature
KARAKTERISTIK NILAI GIZI DAN MUTU SENSORI SOSIS IKAN GULAMAH (Nibea albiflora) DENGAN PENAMBAHAN DAGING AYAM Nurhikma Nurhikma; Novi Luthfiyana; Diana Maulianawati; Ade Fitriani
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 6 No. 12 (2019)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.973 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v6i12.7801

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik produk sosis ikan dengan penambahan daging ayam broiler sehingga memberikan tekstur yang lebih baik pada sosis ikan dan mampu meningkatkan penerimaan sosis ikan pada konsumen. Pada penelitian ini dilakukan 2 perlakuan yakni sosis ikan 100% dan sosis ikan dengan penambahan daging ayam 30% kemudian dilakukan uji mutu sensori menggunakan uji kesukaan skala 1-7 dan uji proksimat. Sosis ikan gulamah 100% menghasilkan kenampakan (5,17%), aroma dan tekstur (5,00%), dan rasa (5,40%) dengan protein sebesar (6,67%) sedangkan sosis ikan dengan penambahan daging ayam (30%) memberikan kenampakan (4,90%), aroma (5,33%) tekstur (4,83), dan rasa (5,80%) dengan protein sebesar (7,45%).
PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU TAPE SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) Nurjannah Nurjannah; Nurhikmah Nurhikmah
Jurnal Borneo Saintek Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Borneo Saintek
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v3i2.1671

Abstract

Tingginya kandungan karbohidrat pada singkong menyebabkan komoditas ini dijadikan sebagai makanan pokok ke tiga setelah padi dan jagung di Indonesia (Amarullah dkk 2016). Singkong memiliki kandungan karbohidrat tinggi namun memiliki kandungan protein yang rendah. Pengolahan singkong dengan metode fermentasi seperti pembuatan tapai dapat meningkatkan mutu dan nilai gizinya. Tapai hasil olahan singkong memiliki nilai gizi tinggi karena mengandung probiotik, vitamin dan mineral. Tapai merupakan pengolahan singkong dengan metode fermentasi menggunakan ragi yang mengandung mikroorganisme fermentatif. Kualitas tapai singkong sangat dipengaruhi oleh mutu ragi, lama fermentasi serta jenis singkong yang digunakan. Untuk mendapatkan kualitas tapai yang baik maka ke tiga faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan proses fermentasi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian jenis ragi dan lama fermentasi untuk memperoleh hasil tapai dengan kualitas paling baik. Rancangan penelitian yang digunakan ialah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan menggunakan 2 faktor. Faktor I jenis ragi dengan 2 perlakuan yaitu ragi lokal dan ragi impor, faktor II lama fermentasi dengan 5 perlakuan yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, dan 5 hari fermentasi. Berdasarkan rancangan tersebut terdapat total 10 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Data hasil uji organoleptik dijadikan acuan dalam penentuan kualitas tapai dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tapai singkong hasil fermentasi menggunakan ragi import lebih disukai baik warna, rasa, tekstur dan aromanya dibandingkan tapai hasil fermentasi ragi lokal. Tapai yang paling disukai oleh panelis ialah tapai singkong fermentasi ragi import yang diinkubasi selama 4-5 hari.