Ediman Ginting Suka
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Proses Pemanasan Dengan Variasi Media Pendingin Terhadap Nilai Kekerasan Dan Struktur Mikro Pada Baja Karbon Sedang Dina Restia Ningrum; Ediman Ginting Suka; S Suprihatin
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v2i1.1255

Abstract

Telah dilakukan penelitian dengan variasi media pendingin terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro pada baja pegas daun. Baja pegas daun dilakukan proses heat treatment pada temperatur 780oC selama 20 menit. Setelah baja langsung didinginkan secara cepat (quenching)dengan media pendinginan yang berbeda yaitu udara, air, air garam, dan oli. Sampel hasil proses heat treatmentdilakukan uji komposisi kimia, uji kekerasan, dan uji struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian komposisi kimia, baja pegas daun termasuk baja karbon sedang (0,57567% C), setelah proses heat treatmenttidak mengalami perubahan komposisi. Ujikekerasan nilai rata-rata tertinggi pada sampel yang menggunakan quenching air garam 61.25 HRC, nilai terendah pada sampel quenching udara 22.94 HRC, untuk quenching air sebesar 59.45 HRC dan untuk quenching oli58.54 HRC. Hasil struktur mikro pada sampel quenching udara menghasilkan butir-butir ferit dan perlit kasar sedangkan pada sampel quenching air, air garam, dan oli menghasilkan butir-butir martensit dan austenite sisa halus.
INHIBISI KOROSI BAJA KARBON RENDAH C-Mn STEEL OLEH EKSTRAK DAUN TEH (Camellia sinensis) DALAM MEDIUM KOROSIF Marlina S Pakpahan; Ediman Ginting Suka; S Suprihatin
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v3i2.1306

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai inhibisi korosi baja karbon rendah C-Mn steel oleh ekstrak daun teh (Camellia sinensis) dalam medium korosif HCl dan NaCl dengan konsentrasi masing-masing 3%. Pengujian dilakukan dengan metode penurunan berat. Laju korosi diuji pada baja karbon rendah tanpa dan dengan inhibitor ekstrak daun teh selama 4 hari dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar persentasi inhibitor ekstrak daun teh yang digunakan maka laju korosi akan semakin berkurang dan kemampuan menginhibisi korosi akan meningkat. Efisiensi korosi yang paling besar terjadi pada konsentrasi 20% baik untuk HCl maupun NaCl dengan efisiensi masing-masing adalah 66,03% dan 32,89%. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) memperlihatkan bahwa fasa yang terbentuk adalah Fe murni. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) memperlihatkan cluster (gumpulan) tidak merata dan ukuran lebih kecil, lubang (hole), dan retakan (crack) juga lebih sedikit dengan inhibitor dibandingkan tanpa inhibitor ekstrak daun teh. Hasil karakterisasi Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) pada sampel tanpa inhibitor didapatkan unsur Cl.
Preparasi dan Karakterisasi Keramik Silika (SiO2) Sekam Padi dengan Suhu Kasinasi 800oC - 1000oC Riezka Rosalia; Dwi Asmi; Ediman Ginting Suka
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v4i1.1323

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mensistesis keramik silika (SiO2) yang diperoleh dari sekam padi menggunakan metode leaching dengan asam sitrat (C6H8O7) yang dikalsinasi pada suhu 800ºC, 900ºC, dan 1000ºC. Sampel yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan Differential Thermal Analysis dan Thermogravimetric Analysis (DTA/TGA), Fourier Transform Infrared (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil karakterisasi DTA menunjukkan sifat termal silika terjadi peristiwa penyerapan panas (endoterm) yang mengindikasikan adanya polisakarida dipolimerisasi dan dehidrasi yang masing-masing terletak pada suhu 312ºC dan 355ºC. Gugus fungsi yang terbentuk pada karakterisasi FTIR menunjukkan adanya vibrasi ulur –OH dari Si-OH, vibrasi tekuk –OH, vibrasi ulur asimetri Si-O dari Si-O-Si, vibrasi ulur Si-O dari Si-OH, dan vibrasi tekuk Si-O-Si. Gugus fungsi Si-O pada Si-OH menurun pada bilangan gelombang 812,3 cm-1 dengan naiknya suhu pada 1000ºC. Karakterisasi XRD menunjukkan bentuk amorf ketika dilakukan kalsinasi pada suhu 800ºCdan fasa tridimit pada suhu 900ºC dan 1000ºC. Scanning Electron Microscopy(SEM) menunjukkan luas permukaan dan ukuran pori yang semakin semakin merapat yang disebabkan terjadinya pengerutan partikel silika yang dikalsinasi pada suhu pembakaran yang tinggi.
Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Klorida Tanpa dan dengan Inhibitor Kalium Kromat 0,2% Terhadap Laju Korosi Baja Api 5l Grade B Psl1 Elda Sefti Killeainda; Ediman Ginting Suka; S Suprihatin
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v3i1.1283

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi larutan asam klorida tanpa dan dengan inhibitor kalium kromat 0,2% terhadap laju korosi baja API 5L Grade B PSL1. Pengambilan data meliputi uji komposisi kimia, analisis laju korosi, analisis XRD (X-Ray Diffraction), analisis SEM (Scanning Electron Microscopy) dan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). Hasil uji komposisi kimia menunjukkan baja API 5L Grade B PSL1 merupakan baja paduan rendah (unsur paduan
Sintesis Superkonduktor Bi-2223 tanpa Doping Pb (BSCCO-2223) dengan Kadar Ca = 2,10 pada Berbagai Suhu Sintering S Suprihatin; Ediman Ginting Suka; Yunita Subarwanti
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v2i1.1260

Abstract

Sintesis superkonduktor BSCCO-2223 tanpa doping Pb (BSCCO-2223) pada kadar Ca = 2,10 telah dilakukan dengan metode padatan. Sintesis dilakukan selama 10 jam pada suhu kalsinasi 800oC dan selama 20 jam pada suhu sintering yang bervariasi yaitu 840oC, 845oC, 850oC, dan 855oC. Variasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu sintering terhadap pembentukan fase bahan superkonduktor yang dilihat berdasarkan fraksi volume, impuritas, dan derajat orientasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu sintering dapat meningkatkan fraksi volume dan menurunkan impuritas. Fraksi volume BSCCO-2223 yang relatif tinggi adalah 80,43% pada suhu sintering 855oC. Sedangkan fraksi volume terendah adalah 73,22% pada suhu sintering 840oC. Derajat orientasi tertinggi adalah 67,80% pada suhu 855oC. Sedangkan derajat orientasi terendah adalah 56,69 % pada suhu 850oC. Berdasarkan hasil SEM diinformasikan bahwa semua sampel telah menunjukkan lapisan-lapisan yang tersusun searah (terorientasi) dengan ruang kosong antara lempengan (void) relatif kecil.
Pengaruh Penambahan Inhibitor Ekstrak Kulit Kakao (Theobroma cacao) terhadap Laju Korosi Baja Api 5 L pada Medium NaCl 3% dan HCl 3% Liyana Mardova; Ediman Ginting Suka; Simon Sembiring
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v7i1.1924

Abstract

Corrosion inhibition of low carbon API 5L by cocoa peel extract (Theobroma cacao) in corrosive medium of natrium chloride and hydrochloride acid of 3% has been investigated. The test was carried out by weight loss method. Corrosion rate was tested on low carbon steel with and without the tea leaves extract for 4 days with concentration of 0, 500, 1000, and 1500 ppm. The research result show that the more percentage of cocoa peels inhibitor extract, the lower corrosion rate so that capability of inhibition will increase. The biggest inhibition efficiency corrosion occurred at concentrations of 1500 ppm in NaCl and HCl with efficiency of 93,39% and 73,6% respectively. The X-Ray Diffraction (XRD) result shows that the phase was Fe. Scanning Electron Microscopy (SEM) shows that the grain size and cluster is bigger, hole and crack also shows is lower of with inhibitor than without inhibitor. Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) shows that there is Cl element on sample without inhibitor.
Pengaruh Titania yang Didoping Sulfur terhadap Ukuran Partikel Siti Fadilah; Posman Manurung; Ediman Ginting Suka
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v4i1.1315

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh titania (TiO2) yang didoping sulfur terhadap ukuran butiran partikel. Titania disintesis dengan metode sol gel dan kemudian dikalsinasi pada 400 oC. Titania yang didoping sulfur (S-TiO2) dibuat dengan komposisi tween-80 4 gr; isopropanol 40,15 mL; titanium isopropoksida 3,4 ml dengan variasi H2SO4 0 ml untuk TiO2 dan 5 ml untuk S-TiO2. Hasil analisis TEM menunjukkan ukuran butiran partikel titania tanpa dan doping sulfur masing-masing adalah sekitar (13,14 ± 0,67) nm dan (10,14 ± 0,52) nm.
Pembentukan Fase Bahan Superkonduktor Bi-2223 dengan Doping Pb (BPSCCO-2223) pada Kadar Ca = 2,10 dengan Variasi Suhu Sintering S Suprihatin; Ediman Ginting Suka; Febri Reviana
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v2i1.1258

Abstract

Sintesis superkonduktor BSCCO-2223 dengan doping Pb (BPSCCO-2223) pada kadar Ca = 2,10 telah dilakukan dengan metode padatan. Sintesis dilakukan selama 10 jam pada suhu kalsinasi 800oC dan selama 20 jam pada suhu sintering yang bervariasi yaitu 840oC, 845oC, 850oC, dan 855oC. Variasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu sintering terhadap pembentukan fase bahan superkonduktor yang dilihat berdasarkan fraksi volume, impuritas, dan derajat orientasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu sintering dapat meningkatkan fraksi volume dan menurunkan impuritas. Fraksi volume BPSCCO-2223 yang relatif tinggi adalah 86,80% pada suhu sintering 855oC. Sedangkan fraksi volume terendah adalah 76,88% pada suhu sintering 840oC. Derajat orientasi tertinggi adalah 47,87% pada suhu 850oC. Sedangkan derajat orientasi terendah adalah 37,28% pada suhu 845oC. Berdasarkan hasil SEM diinformasikan bahwa semua sampel telah menunjukkan lapisan-lapisan yang tersusun searah (terorientasi) dengan ruang kosong antara lempengan (void) relatif kecil.
Variasi Suhu Sintering dalam Sintesis Superkonduktor Bi-2212 dengan Doping Pb (BPSCCO-2212) pada Kadar Ca = 1,10 Meli Ratna Sari; S Suprihatin; Ediman Ginting Suka
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v2i1.1259

Abstract

Bahan superkonduktor BPSCCO-2212 dengan kadar CaCO3 1,10 fraksi mol telah disintesis dengan metode reaksi padatan (solid state reaction method). Sintesis dilakukan selama 10 jam pada suhu kalsinasi (Tk) 800oC dan sintering selama 20 jam dengan variasi suhu (Ts) 815oC, 820oC, 825oC, dan 830oC. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi suhu sintering terhadap tingkat kemurnian fase superkonduktor Bi-2212 yang terbentuk (fraksi volume (Fv), derajat orientasi (P), dan impuritas (I)). Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD (X-Ray Diffraction) dan SEM (Scanning Electron Microscopy). Hasil analisis XRD menunjukkan variasi suhu sintering cenderung meningkatkan fraksi volume (Fv). Fraksi volume (Fv) pada Ts=815°C diperoleh 72,39%, Ts=820°C diperoleh 74,56%, Ts=825°C diperoleh 87,34%, dan Ts=830°C diperoleh 90,10%. Sedangkan derajat orientasi (P) pada Ts=815°C diperoleh 53,13%, Ts=820°C diperoleh 55,97%, Ts=825°C diperoleh 59,31%, dan Ts=830°C diperoleh 42,43%. Fraksi volume (Fv) relatif baik pada sampel yang disintering dengan Ts= 830°C yaitu 90,10%. Sedangkan derajat orientasi (P) relatif baik pada sampel dengan Ts=825°C yaitu 59,31%.