Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

JUS BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA L.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS STRAIN WISTAR) YANG DIINDUKSI ANTITUBERKULOSIS RIFAMPISIN DAN ISONIAZID Diah Hermayanti; Fathiyah Syafitri; Antia Devi Iralawati
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4211

Abstract

Latar Belakang: Rifampisin dan isoniazid merupakan obat yang direkomendasikan dalam pengobatan Tuberkulosis yang memiliki efek samping hepatotoksisitas. Jus belimbing manis diduga mempunyai efek hepatoprotektor karena mengandung flavonoid, tanin, dan vitamin C. Tujuan: Membuktikan efek hepatoprotektor jus belimbing manis terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid. Metode: Eksperimental, Post Test Only Control Group Design. Sampel dibagi 5 kelompok perlakuan. Kontrol negatif, kontrol positif diberi rifampisin dan isoniazid masing-masing200 mg/KgBB/hari, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi rifampisin, isoniazid, dan jus belimbing manis dengan dosis 4 ml/ hari, 8 ml/hari, 12 ml/hari selama 14 hari. Data dianalisis dengan uji One-Way ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil Penelitian dan Diskusi: Analisa statistik dilakukan untuk masing-masing variabel dependent SGOT, SGPT, dan MDA. Uji One-Way ANOVA Sig 0,000<p(0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Uji korelasi Sig 0,000< p(0,05) dengan koefisiensebesar -0,827 dan -0,852, dan -0,555 mempunyai korelasi yang sangat kuat, yaitu semakin tinggi dosis jus belimbing manis maka semakin rendah kadar SGOT dan SGPT. Hasil uji regresi menunjukkan jus belimbing manis berpengaruh terhadap penurunan kadar SGOT , SGPT, dan MDA sebesar 68,4%, 72,6%, dan 27,9%. Dosis jus belimbing manis 12 ml/hari merupakan dosis optimaluntuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT. Kesimpulan: Jus belimbing manis memiliki efek hepatoprotektor terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid.Kata Kunci: Jus belimbing manis (Averrhoa carambola L.), hepatoprotektor, antituberkulosis
PENGARUHEKSTRAK DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata laurentii) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUITH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI TIMBAL PER-ORAL Rifatul Ifada; Diah Hermayanti; Yuliono Trika NurHasan
Saintika Medika Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v12i2.5265

Abstract

Logam berat timbal yang masuk kedalam tubuh dalam waktu singkat dan jumlah yang banyak dapat menyebabkan keracunan timbal sub-akut. Di sisi lain, daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata laurentii) memiliki kandungan pregnane glycoside dan vitamin C sebagai antioksidan yang mampu mengikat logam berat timbal.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata laurentii) terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus starin wistar) yang telah diinduksi oleh timbal per-oral.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain True Experimental Post Test Only Group Design. Penelitian ini dilakukan selama 15 hari dengan lima kelompok tikus, yaitu kelompok tanpa perlakuan (K-), kelompok yang diinduksi timbal saja (K+), kelompok P1, P2, dan P3 yang diberi ekstrak daun Lidah Mertua dengan dosis 8,3; 41; 83 mg/kgBB/hari, kemudian dilakukan induksi timbal menggunakan larutan timbal asetat dosis 15 mg/100gBB/hari. Pengambilan sampel darah tikus melalui ventrikel kemudian dilakukan uji kadar hemoglobin menggunakan metode cyanomethemoglobin.Hasil Penelitian dan Diskusi : Hasil penelitian 4 minggu didapatkan rerata hemoglobin kelompok K- adalah 12,98 g/dL, kelompok K+ adalah 13,18 g/dL, kelompok P1 adalah 12,16 g/dL, kelompok P2 adalah 12,64 g/dL, dan kelompok P3 adalah 12,96g/dL. Setelah diuji komparasi oneway ANOVA didapatkan nilai signifikansi 0,521 > p (0,05) yang berarti penelitian ini tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar hemoglobin pada seluruh kelompok.Kesimpulan : Pemberian ekstrak daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata laurentii) tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diinduksi timbal per-oral.
HIPERGLIKEMIA PADA ANAK Diah Hermayanti; Erlin Nursiloningrum
Saintika Medika Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v13i1.5443

Abstract

Pendahuluan Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik ditandai oleh hiperglikemia yang disebabkan berkurangnya produksi atau kerja insulin. DM dapat menyerang anak-anak. Kami melaporkan kasus hiperglikemia pada anak berusia 9 tahun dengan kadar C-peptida dalam batas normal. KasusAnak perempuanberusia 9 tahun, dibawa ke rumah sakit dikeluhkan lemah badan selama satu minggu. Pasien juga dikeluhkan sering kencing terutama di malam hari selama sebulan dan bekas kencing dirubung oleh semut. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium hari pertama : hemoglobin 14,8 g/dl, leukosit 9.860 sel/ul, trombosit 297.000 sel/ul, gula darah acak 328 mg/dl. Pemeriksaan hari kedua : gula darah puasa 274 mg/dl, gula darah 2 jam post prandial 370 mg/dl, dan glukosuria. Pemeriksaan C-Peptida 2,74 ng/ml (normal 1,1 – 4,4 ng/ml)PembahasanPada pasien anak ini ditemukan gejala khas diabetes yaitu fatigue dan poliuri. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hiperglikemia. Sesuai dengan pedoman dari PERKENI pasien ini didiagnosis sebagai DM, yaitu tipe-1, dengan diferential diagnosis Maturity onset diabetes of the young (MODY) mengingat kadar C-peptida dalam batas normal.  DM tipe 1 disebabkan oleh karena kerusakan  sel beta pankreas akibat adanya autoantibodi terhadap pankreas. Sedangkan MODY disebabkan oleh mutasi genetik pada sel â pankreas sehingga terjadi inefektifitas produksi atau gangguan pelepasan insulin. Pemeriksaan tambahan seperti deteksi antibodi sel islet disarankan untuk menetapkan diagnosis DM tipe 1, dan pemeriksaan genetik untuk mendeteksi terjadinya mutasi sel â pankreas. SimpulanDiagnosis Type-1 Diabetes mellitu, dengan diagnosis banding Maturity onset diabetes of the young(MODY)Kata Kunci: hiperglikemia anak, C-peptida, Diabetes mellitus tipe-1, MODY
Hiperglikemia Pada Anak Dengan Diagnosis Diabetes Mellitus Type-1, Diferential Diagnostic Maturity Onset Diabetes Of The Young (Mody). Diah Hermayanti; Erlin Nursiloningrum
Saintika Medika Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM2.7162

Abstract

Pendahuluan Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik ditandai oleh hiperglikemia yang disebabkan berkurangnya produksi atau kerja insulin. DM dapat menyerang anak-anak. Kami melaporkan kasus hiperglikemia pada anak berusia 9 tahun dengan kadar C-peptida dalam batas normal.KasusAnak perempuanberusia 9 tahun, dibawa ke rumah sakit dikeluhkan lemah badan selama satu minggu. Pasien juga dikeluhkan sering kencing terutama di malam hari selama sebulan dan bekas kencing dirubung oleh semut. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium hari pertama : hemoglobin 14,8 g/dl, leukosit 9.860 sel/ul, trombosit 297.000 sel/ul, gula darah acak 328 mg/dl. Pemeriksaan hari kedua : gula darah puasa 274 mg/dl, gula darah 2 jam post prandial 370 mg/dl, dan glukosuria. Pemeriksaan C-Peptida 2,74 ng/ml (normal 1,1 – 4,4 ng/ml)PembahasanPada pasien anak ini ditemukan gejala khas diabetes yaitu fatigue dan poliuri. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hiperglikemia. Sesuai dengan pedoman dari PERKENI pasien ini didiagnosis sebagai DM, yaitu tipe-1, dengan diferential diagnosis Maturity onset diabetes of the young (MODY) mengingat kadar C-peptida dalam batas normal.  DM tipe 1 disebabkan oleh karena kerusakan  sel beta pankreas akibat adanya autoantibodi terhadap pankreas. Sedangkan MODY disebabkan oleh mutasi genetik pada sel β pankreas sehingga terjadi inefektifitas produksi atau gangguan pelepasan insulin. Pemeriksaan tambahan seperti deteksi antibodi sel islet disarankan untuk menetapkan diagnosis DM tipe 1, dan pemeriksaan genetik untuk mendeteksi terjadinya mutasi sel β pankreas.SimpulanDiagnosis Type-1 Diabetes mellitus, dengan diagnosis banding Maturity onset diabetes of the young(MODY)Kata Kunci: hiperglikemia anak, C-peptida, Diabetes mellitus tipe-1, MODY
Penurunan Stres Oksidatif Setelah Pemberian Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa l.) Pada Tikus Model Fibrosis Hati fathiyah safithri; Arina Nuril Fauziyah; Diah Hermayanti
Saintika Medika Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM2.7265

Abstract

Penyakit fibrosis hati merupakan outcome dari semua jejas hati kronik, dengan manifestasi berupa jaringan parut pada area jejas, hilangnya arsitektur jaringan dan kegagalan fungsi hati. Stres oksidatif berperan penting dalam patogenesis fibrosis hati. Radikal bebas menyebabkan peroksidasi lipid membran sel dan menghasilkan  malondialdehid (MDA). Terapi antioksidan diduga memberikan efek menghambat progresifitas kerusakan hati. Biji jintan hitam (Nigella sativa Linn) mengandung antioksidan, antara lain berupa thymoquinon, asam linoleat dan asam oleat. Penelitian ini dilakukan  untuk membuktikan efek antioksidan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa.Linn) terhadap tikus model fibrosis hati, dengan paramater berupa kadar kadar  Malondialdehid (MDA) hati. Metode penelitian menggunakan true experimental dengan post test only control group design. Sampel sebanyak 30 tikus yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok normal diberi 1 ml/KgBB corn oil i.p. lalu dilanjutkan pemberian corn oil 1 ml/KgBB/hari p.o. Satu kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan diinduksi CCl4 1ml/kgBB i.p 3 kali/minggu selama 8 minggu. Pada minggu ke-9, ketiga kelompok perlakuan diberi ekstrak biji jinten hitam dengan dosis berturut-turut 1,2; 2,4; dan 4,8 g/kgBB/hari selama 30 hari. Selanjutnya tikus dibedah, diambil jaringan hatinya dan dihitung kadar MDA hati. Pemberian ekstrak N. sativa dapat menurunkan kadar MDA hati (p=0,00) dan makin besar dosis N sativa, kadar MDA hati makin rendah (r = -0,614). Diduga  bioaktif ekstrak N. sativa meningkatkan aktivitas enzim antioksidan endogen dan menghambat peroksidasi lipid. Kata kunci : ekstrak N. sativa, MDA hati, tikus, fibrosis hati.
The Effect Of Moringa Leaf (Moringa Oleifera Lam) And Vitamin C Combination Extract In Improving Anemia Indicators Deficiency Of White Rice Iron Male Diet Low Rice Iron Diah Hermayanti; Hawin Nurdiana; Wahyu Setiawan; Refa Maulana Azhar
Saintika Medika Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol16.SMUMM2.15029

Abstract

Iron deficiency anemia is still a major health problem in developing countries. Therapy with iron preparations often causes undesirable side effects. Moringa leaf extract which is rich in iron can be used as an alternative therapy in iron deficiency, and combination with vitamin C can increase the effectiveness of iron absorption in the gastrointestinal tract. determine the effect of the combination of Moringa oleifera lam. Extract and vitamin C on the indicator of iron deficiency anemia in white rats (Rattus Novergicus Strain Wistar) who were given a diet low in iron aking rice. True experimental research design using post test only control group design. The object of this study was male white rats (Rattus novergicus Strain wistar) induced by a low-iron rice diet. The study was divided into negative control group, positive control group, the treatment group with Moringa leaf extract dose of 400 mg / kg body weight, 800 mg / kg body weight, 1,600 mg / kg body weight. The treatment group was given vitamin C in a dose of 40 mg. Results and Discussion One wayAnova test, hemoglobin sig. 0,000 (p <0.05), MCV sig 0.27 (p> 0.05), MCH sig 0.16 (p> 0.05), serum iron sig. 0,000 (p <0.05), transferrin saturation sig. 0.006 (p <0.05), and TIBC sig 0.68 (p> 0.05). Pearson correlation for hemoglobin 0.746 (sig.0,000), and linear regression with R2 0.557 (sig.0,000); for serum iron 0.742 (sig.0,000) with R2 0.551 (sig.0,000). There was an increase in hemoglobin and serum iron levels in the treatment group.
The Effect Of Papaya Leaf Extract (Carica Papaya L) On Methemoglobin Percentage And The Number Of Erythrocyte Cells In Wistar Strain White Male Rats Induced With Sodium Nitrite Diah Hermayanti; Hawin Nurdiana; Jessica Alda
Saintika Medika Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol17.SMUMM2.18803

Abstract

Sodium nitrite is widely used nowadays, especially in the meat processing industry. In the case of an overdose, it can cause poisoning, which causes the oxidation of the iron component in the hemoglobin of erythrocytes to methemoglobin, thereby damaging cell membranes and hemolytic. Papaya leaves contain antioxidants that can inhibit the oxidation of iron components in hemoglobin. To determine the effect of papaya leaf extract on methemoglobin levels and the number of erythrocytes in white male Wistar rats strain induced with sodium nitrite. True experimental research design using post test only control group design. The object of this study was male white rats (Rattus novergicuswistar strain) induced intraperitoneally with sodium nitrite. The study was divided into a negative control group, a positive control group, a treatment group with a dose of papaya leaf extract PI (0.7 ml/200 g BW), PII (1.4 ml/200 g BW), PIII (2.8 ml/200 g BW). BB). Kruskal-Wallis test, methemoglobin levels sig. 0.001 (p<0.05). One wayannova test, erythrocyte cell count sig. 0.021 (p<0.05). Post Hoc test there was a significant difference between the negative control group and the positive control group on all variables, not different from the PII group for methemoglobin levels, not significantly different from the three treatment groups for the number of erythrocytes. Papaya leaf extract contains antioxidants that can inhibit the formation of methemoglobin, and maintain the number of erythrocytes. Papaya leaf extract can inhibit the formation of methemoglobin, maintain the number of erythrocytes in male Wistar strain rats induced with sodium nitrite.
EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera lam) DALAM MEMPERBAIKI PROFIL SERUM IRON, SATURASI TRANSFERIN, DAN TOTAL IRON BINDING CAPACITY TIKUS PUTIH JANTAN DIET RENDAH ZAT BESI Diah Hermayanti; Fathiyah Syafitri
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Herb-Medicine Journal April 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i1.6365

Abstract

Background : Iron deficinecy can cause anemia which affect health and work productivity. Moringa oleifera leaves contain a lot of iron and vitamin C, are thought to increase serum iron levels, transferin saturation, and improve total iron binding capacity.Objectives : To determine the  effectiveness of Moringa oleifera lam. leaf extract on serum iron levels, transferin saturation, and total iron binding capacity in white rats (Rattus novergicus strain wistar) given a diet low in iron (Fe).Materials and methods : true experimental research using post test only control group design. The object of theis study was thirty male white mice (Rattus novergicus strain wistar) who were given a low iron diet. The study was divided into negative control group, positive control, treatment groups with a dose of Moringa leaf extract 400 mg/kg BW, 800 mg/kgBW, 1,600 mg/kg/BW, an the ferro fumaras control group (FF) 175 mg/200 BW.Results and discussion : Multivariate manova serum iron 0.001 (p<0.05), TBC 0.19 (P>0.05), and transferin saturation 0.001(p<0.05). In the post Hoc Tukey the mean serum iron and transferin saturation appeared to differ significant in the negative control group with all the other treatment groups, but did not show a significant diffrence beetwen the positive control group, FF Group, and the treatment groups.Conclusion : The adminstration of Moringa oleifera leaf extractwas less significant in improving serum iron levels, transferin saturation, and total iron binding capacity of male white mice induced by a low iron diet.
Efektivitas gel ekstrak jahe gajah (Zingiber officinale var rosc) terhadap kecepatan kesembuhan luka abrasi pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan strain wistar erwien isparnadi; Fatah Jati Pamungkas; Diah Hermayanti; yoyok Subagio
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 22, No 1 (2022): Volume 22 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v22i1.23540

Abstract

Abstract. Background: Abrasion wound is the release of the skin surface caused by friction with rough surface, ginger anti-inflammatory compound so that it can accelerate the healing of abrasion wounds. Objective: the effectiveness of healing abrasion wounds with gel application of ginger extract (Zingiber Officlinale Var Rosc) on white rats (Rattus norvegicus). Method:  True experimental with post test only control group design. The study was conducted for 7 days with samples divided into 4 groups, P1 (NaCl 0.9%), P2 (Gel 0%), P3 (Ginger Gel 8%), P4 (Ginger Gel 12%). Application of extract gel was done on days 1, 3 and 5. Wound area observed on day 7. Data analyzed using the One Way ANOVA test. Results: The results showed abrasion wound area day 7 at P1 = 1.47 cm2, P2 = 0.58 cm2, P3 = 0.31 cm2, P4 = 0 cm2, healing speed P1 = 4.9% / day, P2 = 10.6% / day, P3 = 12.31% / day, P4 = 14.2% / day. One way ANOVA test results showed a significant effect (p 0.05). Conclusion: Elephant ginger extract extract (Zingiber officinale var rosc) can accelerate healing of abrasion wounds in white rats (Rattus norvegicus).
Effect Of Ginger Base Extract (Zingiber Officinale Var Rosc) On Medical Speed Of White Rats (Rattus Novergicus) Erwien isparnadi; Fatah Jati Pamungkas; Diah Hermayanti; Yoyok Subagio
Saintika Medika Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol18.SMUMM2.21972

Abstract

When the skin is scratched by rubbing it on a rough surface, ginger contains anti-inflammatory compounds that help accelerate the healing of scratches. The therapeutic effect of elephant ginger extract (Ginger Officinale Var Rosc) on white male rats (Rattus norvegicus) Wistar strain? The only real test was an experiment with a control group design. This study was conducted for seven days with samples divided into four groups, namely P1 (NaCl 0.9%), P2 (Gel 0%), P3 (Ginger Agar 8%), and P4 (Ginger Agar 12%). The gel extract application was observed on the 1st, third and fifth days. On the seventh day, it was analyzed by the One Way ANOVA test. The results of the average exfoliated wound area on day 7 P1 = 1.47 cm2, P2 = 0.58 cm2, P3 = 0.31 cm2, P4 = 0 cm2, the average healing rate P1 = 4.9%/day, P2 = 10.6%/day, P3 = 12.31 performances. %/day, P4 = 14.2%/day. The results of the one-way ANOVA test showed a significant effect (p < 0.05). Elephant ginger extract gel (Zingiber officinale var rosc) can accelerate the healing of abrasions in white rats (Rattus norvegicus).