Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Ibadah Online dalam Perspektif Alkitab dan Relevansinya pada Masa serta Pasca Pandemi Covid-19 Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 10 No 2 (2021): Januari-Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v10i2.39

Abstract

Masalah utama dalam penulisan artikel ini adalah bolehkah gereja menyelenggarakan ibadah secara online? Pada awalnya ada yang tidak setuju, tetapi juga ada yang setuju. Jadi tujuan dari penulisan artikel ini ingin menguraikan dasar Alkitab yang menjadi acuan bagi penyelenggara ibadah secara online. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari ibadah secara offline. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari ibadah secara online. Menjelaskan relevansinya ibadah online pada masa dan pasca pandemi Covid-19. Di samping menguraikan hal-hal tersebut artikel ini sekaligus sebagai upaya pencerahan terhadap hakikat ibadah Kristen yang benar dalam memasuki era baru di masa pandemi dan perkembangan yang pesat dalam teknologi digital. Metode penelitian dalam penulisan artikel ini adalah analisis kepustakaan dengan metode deskriptif. Kesimpulannya adalah ibadah online di masa dan paska pandemi Covid-19 masih tetap relevan untuk tetap diselenggarakan.
Kehidupan Keluarga Kristen dan Tantangannya pada Masa Kini Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 8 No 1 (2018): Juli-Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v8i1.46

Abstract

Memasuki abad ke-21 kehidupan keluarga menghadapi tantangan yang semakin beragam dan semakin kompeks. Pentingnya kehidupan keluarga harus menjadi perhatian bagi semua orang percaya. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh keluarga Kristen pada abad ke-21? Sebelum ada lembaga-lembaga yang besar yang dibangun oleh manusia, lembaga yang pertama yang ditetapkan oleh Allah adalah keluarga. Sejarah hidup Yesus dan inkarnasinya ke dunia melalui sebuah keluarga. Yesus dilahirkan melalui satu keluarga yang telah dipilih oleh Allah. Keluarga yang kokoh dapat menghadapi tantangan zaman yang beragam dan semakin kompeks, mengurangi berbagai kejahatan di masyarakat dan eksistensinya juga dapat memberi sinergi bagi gereja, masyarakat dan negara.
Materi Khotbah Dan Komunikasi Mimbar Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 7 No 2 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v7i2.50

Abstract

Kehausan jemaat dalam mendengarkan berita khotbah kadang dilumpuhkan oleh materi khotbah dan komunikasi mimbar yang lemah. Dua dimensi khotbah yang harus diperkuat secara seimbang adalah materi khotbah yang alkitabiah dan komunikasi mimbar yang baik. Menimbulkan minat pada khotbah bukan saja menuntut pada diri pendengar, tetapi harus ada kemauan yang kuat bagi pengkhotbah untuk menyiapkan materi khotbah yang tepat dan membangun komunikasi mimbar yang baik. Apabila satu diantaranya terbaikan maka tujuan mulia dari pelayanan mimbar menjadi menjadi tidak maksimal.
Kecakapan Berpikir dan Penerapannya dalam Pelayanan Kristen Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 4 No 2 (2015): Januari-Juni 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v4i2.62

Abstract

Berkembangnya kebudayaan di dalam sejarah hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari proses berpikir. Tingkat kemajuannya bukan hanya menyentuh masalah ilmu pengetahuan umum, tetapi juga menyentuh ke wilayah pelayanan gerejawi. Apabila kecakapan berpikir juga bersentuhan dengan pelayanan gerejawi, seharusnya kecakapan ini ditumbuhkembangkan oleh setiap orang percaya. Dalam batasan tertentu berpikir dapat diartikan menggunakan akal budi untuk memertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Secara teologis manusia diciptakan Allah dengan kemampuan berpikir yang melebihi semua makhluk. Manusia baru di dalam Kristus harus mengarahkan buah pemikirannya untuk hal-hal mulia sama seperti Allah yang memiliki sifat yang mulia. Hasil karya manusia harus digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan sesamanya.
Tanggapan Terhadap Demitologisasi Bultmann dalam Hubungannya dengan Konsep Kristologi Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 1 No 1 (2011): Juli-Desember 2011
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v1i1.67

Abstract

Salah satu topik teologi Kristen yang selalu menarik untuk dibahas adalah masalah Kristologi. Doktrin Kristologi bukan hanya menjadi pergumulan bagi gereja, teolog dan masyarakat Kristen pada masa kini, tetapi pergumulan ini sudah terjadi di era Gereja Purba. Pergumulan doktrin Kristologi telah menjadi perdebatan di kalangan teolog dan masyarakat Kristen, bahkan di luar Kristen pun ikut-ikutan untuk menanggapinya. Persoalan teologi Kristen pada masa kini dapat dikatakan karena berakar dari pemahaman Kristologi yang berbeda-beda. Munculnya bidat Arianisme juga berkaitan dengan masalah Kristologi. Arius memiliki pemahaman bahwa Allah Anak (Kristus) tidak setara dengan Allah Bapa dan pandangan Arius akhirnya dikutuk pada Konsili di Nicea 325 M. Pemahaman Kristologi yang berbeda-beda juga menyebabkan gereja menjadi terpolarisasi dalam berbagai dominasi, bahkan ratusan denominasi Kristen. Terpecahnya Gereja Timur (Gereja Ortodok) dan Gereja Barat (Katolik Roma) juga tidak terlepas dari perbedaan pemahaman tentangan masalah doktrin.
Masalah Kekerasan dalam Masyarakat Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 4 No 1 (2014): Juli-Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v4i1.77

Abstract

Kekerasan dalam kacamata Alkitab bukan hanya terjadi di dunia modern saja, jauh sebelum terjadi di dunia modern kekerasan sudah terjadi di dunia purba. Sejak era Adam dan Hawa lalu melahirkan keturunan yang pertama sudah terjadi kekerasan. Kisah Kain yang membunuh Habel memberikan gambaran bahwa kekerasan sudah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia yang paling kuno (Kej. 4:8). Setiap kekerasan yang terjadi di masyarakat bukan terjadi tanpa sebab musabab.Ada berbagai faktor yang bisa menjadi sumber pemicu terjadinya sebuah kekerasan. Faktor politik, ekonomi, keluarga, ras atau suku, bahkan masalah olah raga pun bisa menyebabkan seseorang atau kelompok melakukan kekerasan. Sehubungan dengan hal itu maka ada berbagai pendekatan yang seharusnya dilakukan untuk menanggulangi kekerasan yang terjadi di masyarakat yaitu: pendekatan hukum, sosial dan spiritual. Manusia baru di dalam Kristus hidupnya bukan menggunakan jalan kekerasan,tetapi belajar mengasihi Allah dan sesamanya. Semakin banyak orang mengalami pertobatan di dalam Kristus semakin mempengaruhi situasi yang terjadi di masyarakat.
Perbandingan antara Bentuk Presbiterian dan Kongregasional dalam Pemerintahan Jemaat Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 3 No 1 (2013): Juli-Desember 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v3i1.82

Abstract

Ada tiga bentuk pemerintahan jemaat yang banyak dianut oleh gereja-gereja sekarang, yaitu: Episkopal, Presbiterian dan Kongregasional. Masing-masing gereja sering mengklaim bahwa sistem yang digunakan merupakan bentuk pemerintahan yang didukung oleh kebenaran-kebenaran dari Alkitab. Semua bentuk pemerintahan yang pada dasarnya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Apapun sistem yang dianut hendaknya memerhatikan kelemahan yang ada supaya fungsi gereja tidak terhambat dalam memenuhi panggilan dari Allah.Dua aspek penting yang seharusnya turut terlibat secara seimbang dalam pemerintahan jemaat. Aspek pertama, fakta adanya para pejabat gereja (pendeta, penatua dan diaken) yang mendapat mandat untuk mengajar dan mengembalakan jemaat. Aspek kedua, adanya fakta bahwa dalam Gereja Mula-mula, jemaat turut telibat secara aktif dalam menentukan arah pelayanan gerejawi.
Integritas Seorang Pengkhotbah dan Kualitas Khotbah dalam Pemberitaan Firman Tuhan Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 7 No 1 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v7i1.103

Abstract

Pada tataran apa pun di masyarakat ada kebutuhan yang kuat agar para pemimpin mereka memiliki hidup berintegritas. Masalah integritas dipandang sebagai tuntutan yang sangat mendasar dan mutlak bagi seorang pengkhotbah.Alkitab banyak membicarakan tentang dasar-dasar pentingnya intergritas pasca keberdosaan manusia yang pertama.Yesus adalah model pengkhotbah yang berintegritas secara sempurna.Injil kerajaan yang diberitakan oleh Yesus memanggil orang berdosa supaya bertobat di hadapan Allah.Apa yang diberitakan bukan untuk menyukakan kehendak manusia yang berdosa, tetapi supaya mereka hidup dalam pertobatan. Terpenuhinya aspek-aspek integritas bagi seorang pengkhotbah apabila dipadukan dengan kualitas khotbah akan menjadikan instrumen ini untuk menumbuhkan iman pendengar seperti yang dikendaki oleh Allah. Kebutuhan ini manjadi urgen karena antara integritas seorang pengkhotbah dengan kualitas khotbah dapat berimplikasi bagi pertumbuhan spiritual orang percaya.
Pengkhotbah dan Peranan Roh Kudus Dalam Berkhotbah Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 5 No 2 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v5i2.109

Abstract

Gagasan berkhotbah pertama kali muncul bukan dimulai dari manusia, tetapi dimulai dari hati Allah sendiri. Sejak manusia yang pertama diciptakan oleh Allah, hakikat berkhotbah sudah dikerjakan oleh Allah, demikian juga ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah langsung menyampaikan berita firman-Nya kepada manusia. Mandat berkhotbah akhirnya diteruskan kepada para nabi, rasul dan semua orang percaya dipanggil untuk menyampaikan kebenaran dari Allah. Dunia yang gelap oleh dosa memerlukan terang kebenaran supaya mengerti akan kehendak Allah. Berkhotbah salah satu instrumen yang dapat dipakai oleh Allah untuk menyatakan kehendak-Nya bagi manusia yang berdosa. Dalam berkhotbah ada dua aspek yang terlibat, yaitu: unsur ilahi dan insani. Ada peranan Roh Kudus dalam berkhotbah dan ada peranan manusia yang dipakai oleh Allah dalam menyampaikan kehendak-Nya.
Kepemimpinan Menurut Alkitab dan Penerapannya dalam Kepemimpinan Lembaga Kristen Sunarto Sunarto
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 5 No 1 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v5i1.114

Abstract

Alkitab banyak mencatat tentang tokoh-tokoh kepemimpinan dari satu zaman ke zaman berbeda. Kepemimpinan Kristen tidak bisa disamakan dengan kepemimpinan pada umumnya karena gaya kepemimpinan Kristen harus bertolak dari Alkitab sebagai tolok ukur kebenaran. Seorang pemimpin harus memahami sumber dan asal mula otoritas kepemimpinan. Sumber otoritas dan asal mula kepemimpinan berasal dari Allah yang berdaulat. Allah yang memilih dan memanggil seorang pemimpin untuk melakukan tugas dan tanggung jawab berdasarkan agenda kerja Allah. Karena itu kepemimpinan Kristen harus bisa menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang muncul pada zamannya. Surat 1 Timotius 3 dan Titus 1 memberikan kualifikasi dasar bagi para penatua dan diaken yang menjadi representatif bagi kepemimpinan di gereja dan lembaga Kristen pada masa kini.