Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KACANG KEDELAI DALAM PENGEMBANGAN PRODUK KERUPUK Chairuni AR; Rita Sunartaty; Teuku Makmur
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v4i2.5480

Abstract

Limbah ampas kacang kedelai merupakan produk pangan yag bernilai gizi tinggi. Salah satu pengembangan limbah ampas kacang kedelai adalah sebagai bahan pembuatan kerupuk. Pada penelitian ini menggunakan ampas kacang kedelai sebagai bahan alternatif pembuatan kerupuk. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola factorial yang terdiri atas dua factor. Faktor pertama adalah perbandingan ampas kacang kedelai dan tepung tapioka terdiri dari 3 taraf penelitian yaitu A1 = 300gr : 200gr, A2 = 250gr : 250gr dan A3 = 200gr : 300gr. Faktor kedua adalah penambahan soda kue terdiri dari 3 taraf penelitian yaitu S1= 0gr, S2= 3gr dan S3= 6gr. Dengan demikian terdapat 3x3 kombinasi perlakuan dengan 2 kali ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan ampas kacang kedelai dan tepung tapioka berpengaruh tidak nyata (P≥0,05) terhadap kadar air, tetapi berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap kadar abu dan organoleptic tekstur dan berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap organoleptik warna dan rasa kerupuk ampas kacang kedelai. Penambahan soda kue (NaCHO3) berpengaruh tidak nyata (P≥0,05) terhadap kadar air dan berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap kadar abu, organoleptic warna, rasa dan tekstur kerupuk ampas kacang kedelai. Interaksi perbandingan ampas kacang kedelai dan tepung tapioka serta penambahan soda kue (NaCHO3) berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap kadar air, kadar abu tetapi berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap organoleptic tekstur dan warna , serta berpengaruh tidak nyata terhadap organoleptic rasa. Hasil kerupuk terbaik diperoleh dari perlakuan yang paling disukai yaitu hasil pembuatan kerupuk pada perlakuan A2= 250gr : 250gr (ampas kacang kedelai : tepung tapioka) dan penambahan soda kue pada perlakuan S2= 3gr. Hasil pembuatan kerupuk terbaik didasarkan karena hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan panelis sebanyak 15 orang panelis dengan nilai organoleptic warna paling disukai 3,50 (suka), rasa 3,71 (suka), tekstur 3,58 (suka), kadar air 7,23% dan kadar abu 3,04% 
Effect of Beetroot Extract (Beta vulgaris L) and CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) Concentration on Ice Cream Quality Chairuni AR; Putri Meutia Sari; Rusnaini Rusnaini
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 1, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v1i2.1575

Abstract

Red beet is rich in  vitamin B1, B2, B3 and B6, folic acid, fiber and sugar, caloric value of red beets is still relatively moderate. To get healthy ice cream, it is generally done by adding beet extract which serves to protect blood vessels and the heart. Beet is potential to maintain the stability and reduce the blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of pasta for beets on the organoleptic and antioxidant properties of ice cream. This research was conducted using factorial randomized block design (RBD) consisting of 2 factors with 3 levels, namely factor I concentration of beet extract (B), B1 = 10%, B2 = 20% and B3 = 30%, factor II concentration CMC (C),  C1 = 0%, C2 = 0.5% and C3 = 1%. The parameters analyzed were viscosity, overrun, melting speed and organoleptic tests (color, texture, taste and aroma). The best treatment at beetroot extract concentration of 20% and CMC concentration of 0.5% (B2C2) produced good quality beetroot ice cream with physical properties were viscosity 5830.7 cp, overrun 4.60%, melting speed 8.33 minutes and organoleptic texture test 4.03 (like ), color 4.17 (like) and taste 4.17 (like) and aroma 4.00 (like).
Formulasi Pembuatan Edible Spoon Dengan Penambahan Varian Ekstrak Pewarna Alami Serta Bubuk Kayu Manis (Cinamomum Burmanii) Sebagai Anti Mikroba Puja Arismawanti; Irmayanti Irmayanti; Chairuni AR Chairuni AR
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v3i2.3529

Abstract

Edible spoon is one kind of edible cutlery, which is a disposable meal made of biodegradable materials so that it can reduce the neighborhood use of inhospitable plastic diets. Natural dyeing is safer than synthetic dyes. For example (leaves of pandan, carrots and purple sweet potatoes. The purpose of the study is identify the effects of adding a natural pigment extract, adding cinnamon powder and an interaction between a natural dye extract and cinnamon powder as anti microbial against edible spoon. The study uses a full random design (RAL) prosecuting patterns of 3 levels with 2 factors. The factor I is a natural dye extract with three levels of it: P1 = extract of pandan leaves (3%), P2 = carrot extract (3%) and P3 = extract of purple sweet potato (3%). The factor II is cinnamon powder with 3 levels of yatiu K1 =1%, K2 =1.5% and K3 =2%.  The parameters analyzed in the study are for tests of water levels and hedonic organoleptic tests (color, taste and aroma). Studies have shown that the effects of adding a variant extracted from natural dyes have a very real impact on water levels, hedonic organoleptic tests (colors and scents), but have no real effect on hedonic organoleptic tests. The effect of cinnamon powder is particularly evident on water levels tests, hedonic organoleptic tests (color and taste), but it has no real effect on scent hedonic organoleptic tests. Whereas the mixing of variant extracts of natural dyes and cinnamon powders does not make a real difference in water levels, organoleptic tests (color, taste and aroma). The best treatment based on adding extract of pandan leaves and cinnamon powder 2% (P1K3) is edible spoon with the chemical properties of water 9.90%, hedonic organoleptic {color 1.87 (not like), 4.58 (likes) and scent 4.40 (likes)}.
NILAI TAMBAH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR Chairuni AR; Teuku Makmur
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 5, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v5i1.6244

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah limbah cair industri tahu yang diolah menjadi pupuk cair organik secara ekonomis. Limbah cair industri tahu menjadi sumber potensial untuk memproduksi pupuk cair organik yang memiliki manfaat bagi pertanian dan lingkungan. Metode penelitian melibatkan identifikasi sumber limbah, analisis kualitas limbah, penentuan biaya pengelolaan, dan pendapatan dari penjualan pupuk cair. Studi kasus ini menggunakan biaya pengelolaan limbah sebesar Rp 5.000.000 per bulan dan pendapatan dari penjualan pupuk cair sebesar Rp 10.000.000 per bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah cair industri tahu menjadi pupuk cair organik menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Dengan demikian, pemanfaatan limbah cair industri tahu memiliki nilai tambah ekonomis yang signifikan. Selain itu, proses ini juga memiliki potensi untuk mengurangi dampak lingkungan dengan mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah. Kesimpulannya, pemanfaatan limbah cair industri tahu sebagai pupuk cair organik memberikan manfaat ekonomis dan lingkungan yang positif, serta memiliki potensi pasar yang menjanjikan dalam industri pupuk organik cair.