Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI BAGIAN RANTING DAN BATANG TUMBUHAN KARAMUNTING (Melastoma malabathricum): Antioxidant and Antibacterial Activity of The Twigs and Stem Bark of Karamunting Plants (Melastoma malabathricum) Nur Maulida Sari; Irawan Wijaya Kusuma; Rudianto Amirta; Nur Indriana Fitriah
PERENNIAL Vol. 17 No. 2 (2021): Vol. 17 No. 2, Oktober 2021
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v17i2.14547

Abstract

East Kalimantan is one of the areas that have the potential for various traditional medicinal plants. Melastoma malabathricum (known locally as karamunting, senduduk) is an invasive plant in the family of Melastomataceae with a potential medicinal plant. This study explored the potential of twigs and stem bark of Karamunting (Melastoma malabathricum) for its antioxidant and antibacterial activity. The twigs and stem bark of Karamunting were macerated to yield ethanolic extract. The phytochemical screening was evaluated by Harborne and Kokate methods. Antioxidant activity was evaluated by DPPH radical scavenging assay. Antibacterial activity was examined using agar well diffusion method against Propionibacterium acnes. The results showed that the ethanol extracts of twigs and stem bark samples display an ability to inhibit DPPH free radical by 82% and 88% at 50 ppm concentration. Antibacterial activity of the twigs and stem bark samples showed potent activity to inhibit the P. acnes growth with 11.3 mm and 11 mm inhibition activity. Based on the results, the twigs and stem bark of M. malabathricum plants display potential as a natural antioxidant and antibacterial agent.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides Lin) Terhadap Escherichia Coli, Propionibacterium Acnes, dan Streptococcus Sobrinus Farida Aryani; Wartomo; Nur Maulida Sari; Misnah Wati; Fikri Hernandi; Erna Rositah
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.117 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.891

Abstract

Daun bandotan (Ageratum conyzoides Lin) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional daun bandotan mempunyai berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak daun bandotan terhadap pertumbuhan bakteri Propionumbacterium acnes, Escherichia coli, dan Streptococcus mutan. Simplisia daun bandotan diekstrak menggunakan etanol pada suhu kamar, kemudian dilakukan pemekatan ekstrak menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kasar. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin terpenoid dan steroid. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 100, 200, 400, dan 600 µg/well untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum. Chlorampenicol digunakan sebagai kontrol positif dan aseton sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian dinyatakan bahwa ekstrak daun bandotan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin, tannin, dan steroid. Sedang alkaloid dan terpenoid tidak terdeteksi. Hasil pengujian aktivitas antibakteri eksrak etanol daun bandotan berpotensi sebagai bahan antibakteri dengan KHM pada E.coli antara100-200 µg/well dan pada P. acne dan S. Sobrinus di bawah 100 µg/well.
Aktivitas Antioksidan, Kandungan Total Fenolik dan Kandungan Total Flavonoid Pada Beberapa Tumbuhan Berkhasiat Obat Di Kalimantan Timur, Indonesia Nur Maulida Sari; Irawan Wijaya Kusuma; Nur Indriana Fitriah
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v5i2.6224

Abstract

Antioxidant activity, total phenolic and total flavonoid contents of some traditional medicinal plants grown in East Kalimantan, Indonesia, were investigated. Plant sample are Macaranga gigantea leaf, Ceiba pentandra leaf, Ceiba pentandra bark, Blumea balsamifera leaf and Artocarpus altilis leaf. Natural antioxidants from plant species are considered safe. Therefore, people are now more interest in finding out the treatment through natural remedies. The plant's total phenolic content was determined by the Folin-Ciocalteu method, while total flavonoid content was determined by the Colorimetric assay method. Antioxidant activity was evaluated by DPPH radical scavenging assay. The results showed that plant samples tested contained 22.02 to 214.88 µg of gallic acid equivalents (GAE)/mg extract represented the total phenolic content. The flavonoid content of the samples was in range from 50.00 to 896.67 µg of catechin equivalents (CE)/mg extract. The plant samples displayed ability to inhibit DPPH free radical formation by 59-81% at 50 ppm concentration. These finding suggest that these plants could possess natural antioxidants and give a scientific basis to the traditional uses of the investigated plants.
Aplikasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix) Sebagai Active Agent Dalam Pembuatan Edible Coating Berbasis Tepung Agar Pada Produk Bakso Sapi Farida Aryani; Nur Maulida Sari; Andi Lisnawati
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.823 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.942

Abstract

Kesadaran masyarakat akan penggunaan bahan tambahan makanan alami berdampak baik bagi pengembangan penggunaan minyak atsiri sebagai salah satu alternatif sebagai bahan pengawet makanan. Salah satu minyak atsiri yang memiliki potensi sebagai antibakteri adalah minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut (Citrus hystrix). Minyak atsiri dari daun jeruk purut dapat ditambahkan sebagai active agent dalam pembuatan coating pada produk bakso sapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut yang paling efektif untuk digunakan pada pembuatan edible coating yang dapat memperpanjang masa simpan produk bakso sapi dan tingkat kesukaan panelis terhadap produk bakso sapi dengan adanya penambahan konsentrasi yang berbeda. Tahapan penelitian diawali dengan proses pengambilan sampel bahan baku pembuatan minyak atsiri daun jeruk purut, lalu dilanjutkan dengan proses penyulingan dengan menggunakan metode uap dan air (water steam distillation), lalu kemudian dilakukan proses pemisahan minyak. Pembuatan edible coating menggunakan tepung agar dengan minyak atsiri daun jeruk sebagai active agent dilakukan dalam beberapa konsentrasi yaitu 0.1% ; 0,3% ; dan 0,5%. Bakso yang disimpan pada suhu 25oC selama 2 hari telah mengalami kerusakan berdasarkan nilai pH dan total mikroba. Sedangkan pada suhu 12 оC sampai hari ke-12 dan suhu 4 oC sampai hari ke 19 bakso yang ditambah minyak atsiri jeruk purut masih baik berdasarkan pH dan total mikroba. Bakso yang dihasilkan disukai panelis dengan sifat sensorik terhadap warna, dan tekstur, kecuali pada rasa dan aroma hanya disukai bakso dengan konsentrasi 0 dan 1% kandungan minyak atsiri jeruk purut pada edible coating bakso. Edible coating pada bakso dengan penambahan bahan anti bakteri dari minyak atsiri jeruk purut memiliki fungsi sebagai bahan antibakteri yang baik. Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan paket teknologi tepat guna dalam optimalisasi potensi minyak atsiri jeruk purut sebagai upaya inovatif dalam pengembangan Ipteks pengemasan pangan yang aman dan ramah lingkungan, khususnya pada pengemasan bakso.
Studi Sifat Fisika, Mekanika dan Keawetan Rotan Manau (Calamus manan Miq.) yang Telah Melalui Proses Penggorengan Minyak Jelantah Heriad Daud Salusu; Vania Azhara Waldini; Ita Merni Patulak; Nur Maulida Sari; Eva Nurmarini; Andi Yusuf; Riri Andriany
Poltanesa Vol 23 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v23i2.1975

Abstract

Rotan merupakan komoditas utama hasil hutan bukan kayu, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan pasaran yang luas terutama pasar ekspor. Produk rotan telah turut berperan menambah penerimaan ekspor unggulan selain minyak dan gas bumi, serta dapat disejajarkan dengan penerimaan ekspor utama pertanian lainnya seperti kopi, karet, dan minyak sawit. Rotan Manau merupakan salah satu dari berbagai jenis rotan yang memiliki kualitas baik untuk bahan meubel dan furniture. Oleh karena itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan penggorengan Rotan Manau yang memanfaatkan minyak jelantah pada sifat fisika dan mekanika seperti kadar air, keteguhan lentur (MoE) dan keteguhan patah (MoR) serta keawetan rotan terhadap serangan jamur. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pengambilan bahan baku, pemotongan sampel uji, penggorengan rotan, pengujian sifat fisika, mekanika dan pengamatan serangan jamur pada rotan, setelah itu hasil pengujian dihitung dan di rata-ratakan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar air sampel (tanpa perlakuan) yaitu 16,386%, keteguhan lentur (MoE) 14355,15 kg/cm2 dan keteguhan patah (MoR) 162,81 kg/cm2. Dibandingkan pengujian sampel dengan perlakuan memiliki kadar air 10,463%, keteguhan lentur (MoE) 21151,07 kg/cm2 dan keteguhan patah (MoR) 213,74 kg/cm2. Hasil persentase dari pengamatan serangan jamur pada Rotan Manau tanpa perlakuan adalah sebesar 17,69%, sedangkan dengan perlakuan sebesar 5,4%. Persentase daya hambat minyak jelantah dalam mencegah serangan jamur pada rotan adalah sebesar 68,30%.
Penapisan Fitokimia Limbah Padat Penyulingan Minyak Nilam (Pogestemon heyneatus) Farida Aryani; Nur Maulida Sari; Anis Syauqi; Periani Paurru; Ahmad Zamroni
Jurnal Loupe Vol 18 No 02 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v18i02.1889

Abstract

Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Seiring meningkatnya produksi minyak nilam, kuantitas limbah nilam pada industri penyulingan minyak nilam pun semakin banyak. Besarnya volume limbah hasil penyulingan minyak nilam seringkali menjadi masalah bagi pihak industri usaha penyulingan sendiri maupun lingkungan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa metabolit sekunder yang masih terkandung dalam limbah penyulingan minyak nilam. Ekstraksi senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 95 % selama 48 jam. Analisis fitokimia dilakukan secara kualitatif dengan metode kolorimetri untuk menguji kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid dalam residu penyulingan minyak nilam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak nilam dari limbah penyulingan mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hal ini menunjukkan bahwa komponen senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun nilam tidak hilang meskipun telah mengalami proses penyulingan sebelumnya. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi para peneliti untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai bioaktivitas dari ekstrak limbah padat penyulingan minyak nilam.
Potensi pemanfaatan daun sembung (Blumea balsamifera) dengan analisis kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan dan antibakteri Mentari Ameliana; Nur Maulida Sari; Abdul Rasyid Zarta; Muhammad Fikri Hernandi; Farida Aryani; Periani Paurru
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v6i2.8716

Abstract

Tumbuhan Sembung (Blumea balsamifera) diketahui memiliki sifat antibakteri yang alami, dapat menghambat pertumbuhan kanker dan tumor. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan adanya potensi ekstrak tumbuhan Sembung bagi Kesehatan khususnya pada bagian daun Sembung banyak terdapat senyawa aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri dari daun Sembung. Daun Sembung dimaserasi dengan menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol untuk mendapatkan ekstrak sampel. Pengujian kandungan metabolit sekunder tumbuhan dilakukan dengan menggunakan metode Harborne dan Kokate. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode radikal bebas DPPH. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar sumuran terhadap bakteri Propionibacterium acnes, Streptococcus mutans, dan Streptococcus sobrinus. Hasil penelitian menunjukan bahwa daun tumbuhan Sembung (Blumea balsamifera) memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin dan steroid. Pengujian antioksidan dengan pelarut N-heksan tertinggi pada konsentrasi 200 ppm yaitu sebesar 70 %, sedangkan untuk pelarut Etil Asetat tertinggi pada konsentrasi 100 ppm yaitu sebesar 87 % dan pengujian dengan pelarut Etanol tertinggi pada konsentrasi 50 ppm dan 100 ppm yaitu sebesar 82 %. Daya hambat ekstrak daun tumbuhan Sembung pada bakteri Propionibacterium acnes terbesar pada pelarut Etanol pada konsentrasi 400 µg/well yaitu 14 mm, bakteri Streptococcus mutans terbesar pada pelarut Etanol pada konsentrasi 400 µg/well dengan besar hambatan 15 mm dan pengujian bakteri Streptococcus sobrinus terhadap ekstrak Sembung terbesar pada pelarut Etanol pada konsentrasi 400 µg/well dengan besar hambatan 13 mm. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, daun tumbuhan Sembung (Blumea balsamifera) dapat direkomendasikan sebagai obat herbal dengan kandungan antioksidan dan antibakteri alami.
ANALISIS FITOKIMIA, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI DAUN ANDONG (Cordyline fruticosa) Lowisesi Andani; Nur Maulida Sari; Heriad Daud Salusu; Yusdiansyah; Wartomo; Joko Prayitno; Farida Aryani
PERENNIAL Vol. 18 No. 2 (2022): Vol. 18 No. 2, Oktober 2022
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v18i2.22466

Abstract

The Andong Merah plant (Cordyline fruticosa) is known to have natural antibacterial properties, which can inhibit the growth of cancer and tumors. Several studies that have been carried out previously showed the potential of red Andong Merah plant extracts for health, especially in the Andong Merah leaves with many active compounds. This study explored the potential of Andong Merah leaves for their phytochemical analysis, antioxidant and antibacterial activity. Andong Merah leaves were macerated using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol solvent to yield the crude extracts. The phytochemical analysis was evaluated by the Harborne and Kokate method. Antioxidant activity was evaluated by DPPH radical scavenging assay. Antibacterial activity was examined using the agar well diffusion method against Propionibacterium acnes, Streptococcus mutans, and Streptococcus sobrinus. The results showed that the Andong Merah leaves extract contains alkaloids, flavonoids, tannins, steroids, and saponins. The antioxidant activity test showed that the n-hexane and ethyl acetate of Andong Merah leaves extracts displayed the ability to inhibit DPPH free radical by 74% and 75% at 200 ppm concentration, while ethanol extracts by 79% at 100 ppm concentration. The antibacterial activity showed that the ethanol extract of Andong Merah leaves displayed the ability to inhibit the Propionibacterium acnes growth with 12 mm inhibition activity at 400 µg. The ethanol and ethyl acetate of Andong Merah leaves extract can inhibit the Streptococcus mutans growth with 9 mm at 400 µg. Antibacterial activity of n-hexane, ethyl acetate, and ethanol extract of Andong Merah leaves display the ability to inhibit the Streptococcus sobrinus growth with 10 mm at 400 µg concentration. Based on the results, Andong Merah leaves (Cordyline fruticosa) display potential as a natural antioxidant and antibacterial agent.
Phytochemical and Antioxidant Activity of Blumea balsamifera and Cordyline fruticosa Based on Ethnopharmacology Knowledge of Muara Tae Tribe, East Kalimantan Nur Maulida Sari; Farida Aryani; Wartomo Wartomo; Muhammad Fikri Hernandi; Erna Rositah; Joko Prayitno
Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & Society for Indonesian Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/biomedich.2023.121.273-280

Abstract

Plant use as traditional medicine is still widely practiced in Indonesia. Muara Tae tribe people, West Kutai regency are one of the regions that still rely on Blumea balsamifera and Cordyline fruticosa plants as traditional medicine. This study aims to determine the potential of Blumea balsamifera and Cordyline fruticosa leaves as medicinal plants with phytochemicals and antioxidants. Phytochemical analysis was tested using Harborne and Kokate methods. Antioxidant activity was evaluated by DPPH radical scavenging assay with slight modification. The results of the phytochemical analysis showed that the extracts of n-hexane, ethyl acetate, and ethanol from the leaves of Blumea balsamifera and Cordyline fruticosa contained alkaloids, tannins, and triterpenoids. Antioxidant activity of Blumea balsamifera leaves extract showed that the n-hexane extract display an ability to inhibit DPPH free radical by 50% at 100 ppm concentration, while ethyl acetate and ethanol extracts display an ability by 77% and 81% at 50 ppm concentration. IC50 value of ethyl acetate and ethanol extracts of Blumea balsamifera leaves sequentially were 23.68 g/mL and 17.59 g/mL. Antioxidant activity of Cordyline fruticosa leaves extract showed that the n-hexane and ethyl acetate extract display an ability to inhibit DPPH free radical by 45% and 56% at 100 ppm concentration, while ethanol extracts display an ability by 76% at 50 ppm concentration. IC50 value of ethyl acetate and ethanol extracts of Cordyline fruticosa leaves sequentially were 73.72 g/mL and 20.17 g/mL. Based on the results, Blumea balsamifera and Cordyline fruticosa leaves extracts had the potential to develop as natural antioxidants.
Potensi pemanfaatan tumbuhan invasif daun sacha inchi (Plukenetia volubilis) sebagai antioksidan Nur Maulida Sari; Farida Aryani; Wartomo Wartomo; Periani Paurru; Gabriel Permadi Lumbanraja; Reni Puji Astuti; Rudito Rudito
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.13203

Abstract

Aktivitas antioksidan dan antibakteri pada jenis tumbuhan invasif berpotensi sebagai obat telah diidentifikasi. Tumbuhan yang digunakan adalah bagian daun tumbuhan sacha inchi (Plukenetia volubilis). Tumbuhan diketahui memiliki kandungan antioksidan dan antibakteri yang diketahui aman dikonsumsi oleh manusia. Masyarakat memiliki kecenderungan memanfaatkan tumbuhan sebagai alternatif pengobatan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kandungan kimia tumbuhan serta mengetahui potensi antioksidan pada ekstrak etanol daun sacha inchi (Plukenetia volubilis). Analisis fitokimia dilakukan dengan menggunakan metode uji kualitatif mengacu pada Harborne dan Kokate. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode uji dekolorisasi radikal bebas DPPH. Hasil analisis fitokimia menunjukkan ekstrak etanol daun sacha inchi (Plukenetia volubilis) mengandung alkaloid, flavonoid, triterpenoid, tanin dan saponin. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sacha inchi (Plukenetia volubilis) menunjukkan kemampuan menghambat radikal bebas DPPH sebesar 84 % pada konsentrasi 100 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sacha inchi (Plukenetia volubilis) memiliki kandungan antioksidan alami dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut serta memberikan informasi ilmiah sebagai dasar penggunaan tumbuhan sebagai antioksidan alami.