Siti Rusdiana Puspa Dewi
Department Of Biomedical Science, Dentistry Study Programme, Faculty Of Medicine, Universitas Sriwijaya, Palembang, South Sumatra

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

3D Dentobox (Dental Explosion Box 3D) as education media for children caries prevention Dewi, Siti Rusdiana Puspa; Utami AF, Deratih Putri; Octantia, Indah; Ifadah, Nurul
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 29, No 2 (2017): July
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.232 KB) | DOI: 10.24198/pjd.vol29no2.13604

Abstract

Introduction: The most common dental and oral health problem in the world is dental caries. In Indonesia, as many as 89% of children under 12 years old suffered from dental and oral disease. Lack of dental knowledge and awareness can be overcome by conducting intensive dental and health education to the community. 3D Dentobox is a simple three-dimensional game designed to deliver dental and oral health messages, including dental hygiene, ways to overcome dental health problems and some dental games. 3D Dentobox is an educational media prevention of caries in children. Methods: The method used was Quasi experiment with the type of pretest and posttest control group design. The sample of this study was 30 children aged 9-12 years old. The research subjects filled out a questionnaire containing information on the level of knowledge, attitudes, and actions in caries prevention efforts followed by outreaching to the media and 3D props Dentobox and was given back the same questionnaire to be filled. Data were collected and evaluated using Guttman scale and was analyzed by paired T test. Results: The results showed that the average level of knowledge, changing attitudes, and actions before and after use 3D Dentobox increased significantly (p<0.05). Conclusion: 3D Dentobox can be used as a media of education to prevent dental caries in children.
Perbandingan efektivitas berbagai obat kumur terhadap kadar Imunoglobulin A pada saliva penderita kariesComparison of mouthwashes effectiveness to the level of salivary immunoglobulin A in caries patients Dewi, Siti Rusdiana Puspa; Lutfi, Abu Bakar; Veronita, Veronita; Amarel, Fahma Alfarizqy; Indira, Tissa; Harahap, Debby Handayani; Theodorus, Theodorus; Sujatmiko, Billy
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.893 KB) | DOI: 10.24198/j ked gi unpad.v30i2.17063

Abstract

Pendahuluan: Berbagai obat kumur banyak ditemukan di pasaran diantaranya klorheksidin, povidon iodin, cethylpiridinium chloride (CPC), dan oxygenating agent yang telah terbukti memiliki sifat antibakteri. Di dalam rongga mulut, Imunoglobulin A (IgA) pada saliva berfungsi sebagai pertahanan lokal melawan patogen mulut, sehingga mampu mencegah perkembangan karies. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan efektivitas berbagai obat kumur terhadap kadar Imunoglobulin A pada saliva penderita karies. Metode: Penelitian yang dilakukan penelitian Randomized controlled trial (Uji klinik acak berpembanding), paralel dalam bentuk single blind. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya yang menderita karies. Responden dipilih berdasarkan kriteria akan dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, yaitu kelompok 1 berkumur dengan akuades (sebagai kelompok kontrol), kelompok 2 berkumur menggunakan klorheksidin 0,2%, kelompok 3 berkumur dengan povidon iodin 1%, kelompok 4 berkumur dengan cetylpyridinium chloride 0,05%, dan kelompok 5 berkumur dengan dengan oxygenating agent 0,4%. Data dianalisa dengan uji t berpasangan dan uji t tidak berpasangan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar IgA tertinggi adalah pada kelompok yang berkumur dengan CPC, diikuti dengan berkumur klorheksidin, povidon iodin, dan oxigenating agent. Simpulan: Hal ini dapat disimpulkan bahwa berkumur dengan klorheksidin, povidon iodin, cethylpiridinium chloride, dan oxygenating agent dapat meningkatkan kadar IgA pada saliva penderita karies. ABSTRACTIntroduction: Various mouthwashes are found in the markets including chlorhexidine, povidone iodine, cethylpiridinium chloride (CPC), and oxygenating agent that have been shown to have antibacterial properties. In the oral cavity, immunoglobulin A (IgA) in saliva serves as local defense againts oral pathogents, thus preventing caries development. The aim of this study was to know the comparison of various mouthwashes to the level of salivary Ig A in caries patients. Methods: This study was randomized controlled trial, paralleled, in the form of single blind. The population of this study was 100 students of Dentistry Study Program of Sriwijaya University who suffer from caries. Respondents were divided into 5 groups, group 1 was gargling with aquadest (control group), group 2 with 0.2% chlorhexidine, group 3 with 1% povidone iodine, group 4 with 0.05% CPC, and group 5 with 0.4% oxygenating agent. Data were analyzed by paired t test and independent t test. Results: The results showed that the highest IgA level was gargling with CPC, followed by gargling with chlorhexidine, povidone iodine, and oxygenating agent. Conclusion: It can be conclude that chlorhexidine, povidone iodine, cethylpiridinium chloride (CPC), and oxygenating agent are able to increase the level of salivary IgA in caries patients. Keywords: immunoglobulin A, caries, mouthwash.
Pemanfaatan Formula Kinang untuk Pembentukan Permen Jeli Fungsional Pambayun, Rindit; Ferdinan, Muhammad; Santoso, Budi; Widowati, Tri Wardani; Puspa Dewi, Siti Rusdiana
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2018: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal "Tantangan dan Solusi Pengembangan PAJALE dan Kel
Publisher : Seminar Nasional Lahan Suboptimal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.879 KB)

Abstract

Pambayun et al, 2019. Utilization of Betel Chewinging Formulation for Processing of Functional Jelly Candy. pp. 156-164.The research objective was to develop jelly candy having antioxidant and antibacterial properties by utilizing betel chewinging formulation. Method used in this research was factorial randomized block design with two treatment factors and two replications. The first factor was betel chewinging formulation (A) consisting of A1 = 2%, A2 = 4%, and A3 = 6% (b/v) and the second factor was gelatin concentration (B) consisting of  B1= 15%, B2= 20% and B3 = 25 % (b/v).  The results showed that jelly candy contains total phenol with magnitude of 41.39 mg/L to 61.83 mg/L, inhibition power diameter (DDH) Streptococcus mutans bacteria in the range of 9.67 mm to 16.67 mm, antioxidant with IC50 value in the range of 1,572.78 ppm to 1,117.96 ppm, lightness of 17.50% to 32.47%, chroma of 2.97% to 3.97%, hue value of 20.73o to 26.07o, texture of 692.03 to 1,654.67 (gf) and solubility of 3.87 to 7.00 minutes.  
PENATALAKSANAAN KASUS KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT PADA DIABETES MELLITUS Puspa Dewi, Siti Rusdiana
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v15i2.890

Abstract

Latar belakang: Kandidasis pseudomembrane akut sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk membahas manifestasi oral dan penatalaksanaan kandidasis pada penderita diabetes. Laporan kasus: pasien perempuan berusia 56 tahun datang ke Rumah Sakit Moehammad Hoesin dengan keluhan adanya lapisan putih yang tebal pada lidah sejak 2 bulan yang lalu. Lidah terkadang terasa pedih dan pasien tidak pernah membersihkan lidahnya. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus tidak terkontrol yang terdeteksi sejak 6 bulan yang lalu. Dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan mikrobiologi dan pemeriksaan gula darah. Hasil pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan Candida albicans (+) dan didiagnosis Pseudomembran Kandidiasis Akut. Hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan kadar gula darah sewaktu 306mg/dl, dan HbA1c 7,5%. Pasien diberikan medikasi berupa Nistatin drop 12 ml dengan instruksi pemakaian 2 ml 3x/hari diteteskan ke seluruh bagian dorsum lidah. Betadin kumur 1% 100 ml juga diberikan dengan instruksi pemakaian 3x/hari 10 ml dengan cara berkumur sehingga cairan berkontak dengan seluruh bagian yang terinfeksi kandida. Pasien juga diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut, menggunakan obat teratur, dan kontrol teratur terhadap kondisi sistemiknya. Kesimpulan : penatalaksanaan oral kandidiasis sangat penting diikuti dengan mengontrol kondisi penyakit yang diderita oleh pasien, sehingga diperoleh prognosis perawatan oral yang baik pula.
PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI CUKA PEMPEK TERHADAP KEKERASAN EMAIL Puspa Dewi, Siti Rusdiana; Hutami, Rizka Adianti; Bikarindrasari, Rini
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Erosi gigi merupakan hilangnya jaringan keras gigi akibat pelarutan secara kimiawi yang disebabkan oleh asam tanpa keterlibatan bakteri. Faktor ekstrinsik yang paling berpengaruh pada terjadinya erosi gigi, yaitu konsumsi bahan makanan yang bersifat asam, salah satunya adalah cuka pempek. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi cuka pempek terhadap kekerasan email. Metode: 30 gigi mahkota gigi premolar satu dan dua maksila dan mandibula dibagi dalam lima kelompok; direndam dalam aquades (KI), bahan asam cuka (KII), bahan asam jawa (KIII), bahan asam cuka dengan tambahan ebi (KIV), dan bahan asam jawa dengan tambahan ebi (KV) selama 30 jam. Sampel gigi kemudian diukur kekerasan nya dengan Vicker’s Hardness Tester. Evaluasi pengaruh berbagai komposisi cuka pempek terhadap kekerasan email dilakukan dengan uji One Way ANOVA dan Post Hoc Bonferroni. Hasil: nilai kekerasan email paling tinggi dijumpai pada KI sebesar 348,9 VHN, diikuti dengan KII, KIII, KIV, dan KV. Hasil uji One Way ANOVA didapat p< 0,05, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kekerasan email pada semua kelompok perendaman. Kesimpulan: Terdapat perbedaan berbagai komposisi cuka pempek terhadap kekerasan email. Penambahan ebi dalam cuka dapat mengurangi penurunan kekerasan email gigi.
PENATALAKSANAAN KASUS KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT PADA DIABETES MELLITUS Lidya Astri; Siti Rusdiana Puspa Dewi
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v15i2.890

Abstract

Latar belakang: Kandidasis pseudomembrane akut sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk membahas manifestasi oral dan penatalaksanaan kandidasis pada penderita diabetes. Laporan kasus: pasien perempuan berusia 56 tahun datang ke Rumah Sakit Moehammad Hoesin dengan keluhan adanya lapisan putih yang tebal pada lidah sejak 2 bulan yang lalu. Lidah terkadang terasa pedih dan pasien tidak pernah membersihkan lidahnya. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus tidak terkontrol yang terdeteksi sejak 6 bulan yang lalu. Dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan mikrobiologi dan pemeriksaan gula darah. Hasil pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan Candida albicans (+) dan didiagnosis Pseudomembran Kandidiasis Akut. Hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan kadar gula darah sewaktu 306mg/dl, dan HbA1c 7,5%. Pasien diberikan medikasi berupa Nistatin drop 12 ml dengan instruksi pemakaian 2 ml 3x/hari diteteskan ke seluruh bagian dorsum lidah. Betadin kumur 1% 100 ml juga diberikan dengan instruksi pemakaian 3x/hari 10 ml dengan cara berkumur sehingga cairan berkontak dengan seluruh bagian yang terinfeksi kandida. Pasien juga diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut, menggunakan obat teratur, dan kontrol teratur terhadap kondisi sistemiknya. Kesimpulan : penatalaksanaan oral kandidiasis sangat penting diikuti dengan mengontrol kondisi penyakit yang diderita oleh pasien, sehingga diperoleh prognosis perawatan oral yang baik pula.
EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP PEMBENTUKAN PEMBULUH DARAH BARU PADA LUKA GINGIVA TIKUS WISTAR Ahmad Rama Biran; Shanty Chairani; Siti Rusdiana Puspa Dewi
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 3: Februari 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.009 KB) | DOI: 10.36729/jam.v3i2.174

Abstract

Latar belakang: Kulit manggis secara tradisional biasa digunakan untuk menyembuhkan luka.Ekstrak kulit manggis memiliki zat aktif seperti xanthon, tanin dan saponin. Zat aktif tersebutberfungsi meningkatkan produksi vascular endothelial growth factor (VEGF) yang dapatmenstimulasi pembentukan pembuluh darah baru. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh ekstrak kulit manggis terhadap penyembuhan luka pada gingiva tikus wistardilihat dari jumlah pembuluh darah yang terbentuk. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratorisdengan menggunakan post-test group design. 24 tikus diinduksi luka pada gingiva labial, dan secaraacak dibagi menjadi 4 kelompok. Luka diolesi ekstrak kulit manggis dengan dosis 100 mg, 150 mg,200 mg, dan akuades sebanyak tiga kali sehari selama 4 hari. Eutanasi dilakukan pada hari ke-5.Jaringan luka diproses secara histologi dan diberi pewarnaan HE. Jumlah pembuluh darah baru dihitungdibawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali dalam lima lapangan pandang. Data diujimenggunakan one-way ANOVA dan dilanjutkan dengan analisis Post Hoc. Hasil: Seluruh kelompokperlakuan menunjukkan jumlah pembuluh darah baru yang lebih banyak dibandingkan dengankelompok kontrol. Kelompok ekstrak kulit manggis dosis 200 mg menunjukkan perbedaan yangbermakna dalam pembentukan pembuluh darah baru dibandingkan kelompok kontrol dan kelompokperlakuan ekstrak kulit manggis 100 mg dan 150 mg (p<0.05). Kesimpulan: Ekstrak kulit manggisefektif dalam meningkatkan angiogenesis pada penyembuhan luka.Kata kunci : ekstrak kulit manggis, gingiva, pembuluh darah, penyembuhan luka
GAMBARAN KADAR FLUORIDA DALAM AIR MINUM DAN SKOR DMF-T ANAK 12 TAHUN DI SUNGAI PEDADO PALEMBANG Siti Rusdiana Puspa Dewi; Yeza Safitri; Lasma Evi Lany; Rosada Sintya Dwi
Jurnal Riset Kesehatan Vol 8, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.296 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v8i1.4089

Abstract

Masyarakat di Sungai Pedado, Palembang sehari-hari mengonsumsi air minum yang berasal dari air sungai. Kadar fluorida yang terkandung dalam air sungai umumnya rendah sehingga masyarakat yang mengonsumsi air minum dari sungai lebih rentan terjadinya karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar fluorida dalam air minum dan skor DMF-T anak usia 12 tahun di Sungai Pedado. Penelitian deksriptif menggunakan metode cross sectional yang dilakukan pada 36 orang anak berusia 12 tahun. Sampel air minum diambil dari empat titik lokasi yang berbeda yang kemudian kandungan fluorida dalam air minumnya di ukur menggunakan spektrofotometri. Status karies gigi diukur menggunakan indeks DMF-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karies gigi pada anak usia 12 tahun memiliki DMF-T 5,49 dan rata-rata kadar fluorida yang terdapat dalam air minum adalah kurang dari 0,05 ppm. Skor DMF-T anak perempuan ditemukan lebih tinggi (5,58) dari anak laki-laki (5,42) dan skor DMF-T juga bernilai lebih tinggi pada anak yang tidak bersekolah (5,88) dibandingkan anak yang bersekolah (5,37). Kesimpulan yang didapat adalah DMF-T anak usia 12 tahun di Sungai Pedado yang menggunakan air sungai sebagai air minum tergolong tinggi dan rata-rata kadar fluorida air sungai di Sungai Pedado tergolong sangat rendah.
Efek antikaries ekstrak gambir pada tikus jantan galur wistar Siti Rusdiana Puspa Dewi; Dina Oktaviani Marlamsya; Rini Bikarindrasari
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 3, No 2 (2017): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.905 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.17407

Abstract

Anti-caries effect of gambier extract on male wistar rats. Several previous studies have mentioned that gambir extract can inhibit the growth of Streptococcus mutans (S. mutans) because it contains active substances of catechins and tannins. The objective of this study was to explore the anti-caries effect of gambir extract on male Wistar rats. Thirty-six Wistar rats were inoculated with S. mutans, given cariogenic foods and divided into 4 groups according to the doses of gambir extract, namely 6 mg, 12 mg, 24 mg and placebo. After 60 days, the rats were euthanized, then the number of caries on the mesial or distal and occlusal surfaces was counted by using the Keyes’ method. The data were analyzed using Kruskal Wallis test. The results revealed that caries was found only in occlusal surfaces with an enamel depth. There is no significant difference among all the groups, so it can be concluded that gambir extract at 6 mg, 12 mg and 24 mg doses do not have anti-caries effect on the teeth of male Wistar rats. ABSTRAKBeberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa ekstrak gambir dapat menghambat pertumbuhan Steptococcus mutans (S. mutans) karena mengandung zat aktif katekin dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek antikaries ekstrak gambir pada tikus jantan galur Wistar. Tiga puluh enam ekor tikus galur Wistar diinokulasi dengan S.  mutans, diberikan makanan kariogenik dan dibagi menjadi 4 kelompok, yakni, kelompok yang diberi dosis ekstrak gambir 6 mg, 12 mg, 24 mg dan plasebo. Setelah 60 hari, tikus di eutanasia, kemudian dihitung jumlah karies pada permukaan halus dan oklusal dengan menggunakan metode Keyes. Data dianalisa dengan menggunakan tes Kruskal Wallis. Hasil penelitian diketahui bahwa karies ditemukan hanya pada pemukaan oklusal dengan kedalaman email. Tidak ada perbedaan signifikan antar semua kelompok, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak gambir dengan dosis 6 mg, 12 mg dan 24 mg tidak memiliki efek antikaries pada gigi tikus jantan galur Wistar.
Correlation of saliva characteristics and caries in beta-thalassemia major patients Siti Rusdiana Puspa Dewi; Sherly Septhimoranie; Suryadi Muchzal
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 6, No 2 (2020): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/majkedgiind.45969

Abstract

A patient with beta-thalassemia major is known to have poor oral hygiene and a high risk of caries. Some studies showed that patients with beta-thalassemia have low salivary flow rate and acidic saliva. A reduction in salivary flow rate and pH would increase caries susceptibility. The aim of this study was to determine the correlation between salivary flow rate and pH with DMFT index in patients with beta-thalassemia major. This study was a cross-sectional design. A total of 38 patients with beta-thalassemia major aged more than 12 years old at Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital were included in this study. Their unstimulated saliva was collected by spitting methods, and the teeth were examined with DMFT Index. The salivary flow rate was expressed as ml/min and the pH was measured using a saliva pH indicator paper. Data were analyzed using Pearson correlation test to determine the correlation between variables. The result showed that the mean age of the patients in this study was 16.6 years old, with a higher number of female patients than males. Patients with beta-thalassemia major had low salivary flow rate (0.72 ml/5 min), acidic saliva (6.34), and high DMFT index (8.34). This correlation was statistically significant (p<0.01). It can be concluded that there is a strong negative relation between DMFT index with salivary flow rate and salivary pH in patients with beta-thalassemia major.