Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Gelar Mokole (Raja) di Kerajaan Konawe: Prosedur Pengangkatan Basrin Melamba; Raemon .
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 4 No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1, Februari 2015
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1536.279 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v4i1.124

Abstract

This study describes about the procedure of the King appointment that has title as Mokole of Konawe Kingdom in the past. The searching of information is done through the literature study from the several of written sources. The objectives of this study is to realign the history of the appointment of mokole in Konawe Kingdom, so it can be used as reference for efforts to restore the identity sovereignty of Konawe Kingdom through the mechanism of selection and appointment of Mokole or king based on osara, hohowino, and the terms of Mokole appointment that is standard and accordance with sara owoseno wonua. Keywords: procedure, appointment, mokole, Konawe kingdom
KEBERTAHANAN BAHASA PADA MASYARAKAT CULAMBACU DI DESA LAMONAE KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA Pebrianto Pebrianto; Wa Ode Sifatu; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.007 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.960

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengguanaan bahasa Culambacu di Desa Lamonae dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mempertahankan bahasa Culambacu khususnya di Desa Lamonae. Penelitian ini menggunakan teori kebertahan bahasa oleh Fishman tentang penggunaan bahasa pada masyarakat suku Culambacu dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Penggunaan bahasa Culambacu masih tetap digunakan pada masyarakat Lamonae baik dalam ranah keluarga, ranah pendidikan, ranah agama, ranah ketetanggan serta dalam ranah pemerintahan. (2). Adapun upaya yang dilakukan oleh masyarakat serta pemerintah daerah dalam mepertahankan bahasa Culambacu yaitu pembuatan kamus bahasa daerah Culambacu, penggunaan bahasa Culambacu diberbagai ranah dalam interaksi masyarakat, seminar suku dan bahasa, pameran budaya, mejadikan bahasa daerah Culambacu sebagai salah satu mata pelajaran (muatan lokal) pada kurikulum sekolah. Kebertahanan bahasa Culambacu di Desa lamonae masih bertahan, karena terlihat masyarakat Suku Culambacu masih mempertahankan bahasanya dengan cara tetap menggunakan bahasa Culambacu ketika berkomunikasi dengan sesama masyarakat Suku Culambacu. Pemertahanan bahasa Culambacu dikaji dari berbagai arena, yaitu arena keluarga, arena tetangga, arena kerja, arena pemerintahan, arena pendidikan dan arena agama. Keluarga masyarakat Suku Culambacu masih menggunakan bahasa Culambacu dalam berkomunikasi sehari-hari. Hal itu di lakukan agar anggota keluarga tetap mengenal budaya yang melekat pada dirinya. Pada arena ketetanggaan, masyarakat Suku Culambacu masih menggunakan bahasa Culambacu dalam berkomunikasi dengan sesama Suku, namun dengan masyarakat Suku lainnya masyarakat Suku Culambacu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Adapun masyarakat yang sudah memahami bahasa Suku Culambacu mulai menggunakannya walaupun tidak sebaik masyarakat Suku Culambacu, begitupun pada arena kerja, arena agama.
TRANSFORMASI PERAN PEREMPUAN DARI RUANG DOMESTIK KE RUANG PUBLIK (PADA PERWAKILAN PEREMPUAN DI KANTOR DPRD KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Abdul Rajab; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.679 KB)

Abstract

Peran dan fungsi perwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan di DPRD serta memutuskan untuk menjadi anggota legislatif Kabupaten Muna. Dalam penelitian ini mengguunakan teori Fenimisme Sosial yang saling bersangkutan dengan obyek yang akan di teliti, selain itu penelitian ini juga menggunakan teknik pengamatan (Observasion) dan wawancara mendalam (Indepth interview) serta teknik penentuan informan Purposive Sampling. Dari data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif, analisa data yang dimaksudkan untuk menederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diimplementasikan. Hasil penelitian ini mengacu pada keterwalian perempuan pada kuota 30 % dalam partai politik, dan terlibat dalam demokrasi pemilihan anggota DPRD, serta mempunyai relasi kekuasaan dan dukungan masyarakat. Jika ditinjau dari aspek kualitas kerja relatif menunjukan adanya variasi antara perempuan anggota DPRD yang satu dan yang lainnya, demikian dengan anggota legislatif laki-laki ditengah dominasi perempuan untuk menjadi anggota legislatif di Kabupaten Muna telah berani keluar dari rana domestik ke ruang publik dan melaksanakan peran dan fungsi yang belum tentu mampu di lakaukan oleh perempuan lainnya.
KAWIN CAMPUR DI KECAMATAN MOROSI KABUPATEN KONAWE PADA TENAGA KERJA ASING (TKA) DI DESHA PUURUI) Novita Indriani; Erens Elvianus Koodoh; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Juli - Desember 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.071 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v3i2.985

Abstract

Perkawinan campur antara TKA dan perempuan diDesa Puuri bertujuan memperoleh dan mengkaji alasan perkawinan campur antara TKA dan perempuan lokal di Desa Puurui dan bagaimana pandangan masyarkat terhadap perkawinan campur. pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi interpretatif Geertz(1973). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan (field work) dengan menggunakan dua metode yaitu pengamatan terlibat (participation observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode penelitian etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, alasan TKA memilih kawin campur diantaranya ingin mendapatkan pengakuan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), pemenuhan kebutuhan biologis, dan visa wisata bukan visa kerja. Sedagkan alasan perempuan diDesa Puurui memilih kawin campur karena alasan ekonomi, prestise, dan kebebasan. Dari beberapa alasan perempuan, faktor ekonomi merupakan faktor yang paling menonjol dalam mendorong perempuan Desa Puuruikawin dengan Warga Negara AsingKedua, masyarakat memandang bahwa perkawinan campur antara TKA dengan perempuan diDesa Puurui merupakan hal biasa, dan juga hanya untuk memperbaiki status sosial baik perempuan itu sendiri maupun keluarganya.
SUNGKIA: RITUAL KELAHIRAN BAYI PADA MASYARAKAT BUTON CIA-CIA DI DESA GERAK MAKMUR KECAMATAN SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON SELATAN La Ode Aco; Wa Ode Sifatu; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.134 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1101

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penafsiran simbol Victor Turner. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskripsi kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk menjelaskan proses pelaksanaan ritual Sungkia pada masyarakat Buton di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan, (2) Untuk menjelskanmaknasimbolik yang terkandung dalam ritual Sungkia pada masyarakat Buton di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ritual sungkia merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur kepada masyarakat Gerak Makmur, yang sebagai syarat wajib ibu dan sang bayi agar terbebas dari masa-masa kampua. Rangkaian pelaksanaan ritual, ketika masa kampua ibu telah genap selama empat puluh hari.Pewarisan ritual sungkia oleh para leluhur memberikah harapan yang baik bagi masyarakat sehingga ritual hingga sampai saat ini masih tetap tradisikan. Terutama diperuntukan bagi setiap ibu yang lepas dari masa-masa pengurunga (kampua).Tradisi ritual sungkia dalam tanggapan masyarakat Buton cia-cia yang ada di desa Gerak Makmur bahwa sungkia sudah menjadi kebiasaan masyarakat setiap kelahirang berlangsung selama empat puluh hari. Masyarakat juga menganggap ritual dapat memberikan kehidupan yang baik bagi sang anak agar terhindar dari marah bahaya dan senantiasan tetap berada dalam kebaikan.
SONGGA’A : RITUAL PASCA PERKAWINAN PADA ORANG LIYA MAWI Jorya Jorya; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.386 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1279

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan prosesi ritual songga’a pada masyarakat Liya Mawi serta untuk mengungkap makna simbolik yang terdapat dalam ritual songga’a untuk mengetahui karakter pasangan pengantin baru. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei 2020. Dalam menganalisis data-data yang ada penelitian ini menggunakan teori simbolik oleh Victor W. Turner, metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan dengan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik pengamatan (observation) dan wawancara (interview). Selanjutnya data yang didapatkan dianalisa dan disusuan berdasarkan acuan yang digunakan sehingga mudah diinterpertasikan.Hasil penelitian menunjukan bahwa ritual songga’a adalah tradisi yang wajib dilakukan oleh pasangan pengantin baru yang memiliki garis keturunan Liya Mawi. Ada keyakinan secara metafisika didalam masyarkat pendukung kebudayaan tersebut bahwa apabila ritual ini tidak dilakukakan maka akan pasangan pengantin baru tersebut akan mendapatkan bala yang berupa; susah mendapatkan keturunan, kesehatan mererka akan terganggu, susah mendapatkan rezeki, serta akan ada penyakit-penyakit secara personalistik yang akan diderita. Dalam prosesinya ritual songga’a ada empat tahapan yaitu; Te Lahaa Umanu, Te Songga’a U’ufe, Temanga’a Umia Sumongga’a, dan Te Hesofuia. Adapun makna simbolik yang terdapat didalamnya akan diinterpertasikan berdasarkan media ayam yang digunakana saat proses ritual.
GAYA HIDUP PRIA METROSEKSUAL Raemon Raemon; Laxmi Laxmi; Riski Wildayanti
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 6 No 1 (2022): Volume 6 Nomor 1, Juni 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/kabanti.v6i1.1446

Abstract

Penelitianmini bertujuanmuntuk mengetahui bagaimana Gaya hidup pria metro seksual, mengapa memilih menjadi pria metro seksual dan bagaimana pandangan kaum perempuan terhadap pria metro seksual di Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan teori Gaya hidup dari David Chaney. Dengan teknik purposive sampling, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitin lapangan (fieldwork) dengan menggunakan dua metode yaitu pengamatan terlibat (parciti pationob servation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode penelitian etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pria metro seksual di Kota Kendari memang melakukan perawatan seperti wanita, tetapi mereka termasuk pria hetero seksual. Para informan menjadi pria metro seksual karena pilihan dari masing-masing individu untuk tidak ketinggalan zaman, dan sebagai tuntutan pekerjaan, selain itu juga mereka nyaman menjadi metro seksual. Dalam penelitian ini juga terdapat pandangan parawanita yang berstatus teman, kerabat dan keluarga dari pria metro seksual. Pandangan wanita terhadap metro seksual cukup beranekaragam, ada yang menganggap bahwa pria metro seksual sesuatu hal yang kurang baik, dan ada juga yang menyukai pria metro seksual karena sesuai dengan kriterianya mencari pasangan dan hal menguntungkan buat para wanita yang memiliki pasangan yang rapi dalam berpakaian, wangi dan terawat sertamen jaga kebersihan. Parawanita menerima bahkan mendukung penuh seseorang menjadi pria metrosek sual dalam batas yang sewajarnya agar tidak mengurangi sisi maskulin seorang pria.
STRATEGI PEDAGANG LOKAL MOROSI DI PASAR CINA Ashmarita Ashmarita; Susantri Atmitasari; La Ode Topo Jers; Raemon Raemon
Jurnal Neo Societal Vol 7, No 2 (2022): Edisi April
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.931 KB) | DOI: 10.52423/jns.v7i2.24953

Abstract

Penelitian ini berjudul “Strategi Pedagang Lokal Morosi berdagang di Pasar Cina”. Penelitian ini dimaksudkan dengan memiliki tujuan untuk mengetahui strategi pedagang lokal Morosil dalam berdagang di Pasar Cina Desa Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe yang memiliki konsumen dan pengunjung mayoritas orang Cina atau Tenaga Kerja sing (TKA) yang memiliki banyak perbedaan dengan orang lokal yaitu bahasa dan budaya. Penelitian ini menggunakan teori strategi adaptasi oleh John W. Bennet, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan Fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pasar Cina di Morosi memiliki konsumen mayoritas orang Cina dan pedagang berasal dari masyarakat lokal Morosi. Pedagang lokal di Pasar Cina mengalami kendala dalam berdagang dan melayani orang Cina dikarenakan banyaknya perbedaan antara pedagang lokal dengan orang Cina mulai dari bahasa dan budaya. Sehingga pedagang lokal melakukan berbagai strategi adaptasi untuk dapat berbaur dengan orang Cina dan untuk kelancaran usahanya, adapun strategi yang dilakukan pedagang lokal yaitu : Belajar berbahasa Cina dan bahasa isyarat, memajang papan nama warung/kios menggunakan bahasa Cina, menyediakan kebutuhan TKA dan penggunaan handphone android dalam pelayanan konsumen orang Cina.  
DINAMIKA SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG TINGGAL DI SEKITAR KAWASAN PERTAMBANGAN Dian Putri; Raemon Raemon; Laxmi Laxmi
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 6 No. 2 (2022): Volume 6 Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study uses Kingsley Davis Social Dynamics theory to solve problems in the field with the Ethnographic Method, data collection using observation techniques and in-depth interviews and purposive sampling informant selection techniques. Data were analyzed descriptively. This Nickel mining activity by PT NPM took experts on agricultural land belonging to the people of Matarape Village without the consent of the local community, the acquisition of agricultural land that reached 300 hectares made the farmers in Matarape Village suffer huge losses, not only losses, their economy also became paralyzed. In total, this is because the farmers can no longer produce cashew nuts as their source of income. The damage to agricultural land carried out by PT NMP triggered a conflict between the community and the PT NPM company, where the majority of people who work as farmers demanded compensation for the destruction and use of agricultural land which reached up to 300 hectares was used for road construction and mining activities of PT. This NPM also resulted in changes in the livelihoods of the people of Matarape Village
Berbagi Pengalaman Bersama Masyarakat Buton pada Pesta Adat Tahunan di Desa Kondowa Dongkala Kec. Pasarwajo Kab. Buton Laxmi Laxmi; Nasruddin Suyuti; Ashmarita Ashmarita; Raemon Raemon; Hidayah Rahman
Jurnal Kabar Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2023): November : JURNAL KABAR MASYARAKAT
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jkb.v1i4.1055

Abstract

The implementation of a traditional party once a year makes the people of Kondowa Dongkala Village very attentive and collaborate in preparing everything related to the village party, where in the annual party there are things called pikolambu and kabaria. The implementation of this annual traditional party has the meaning of expressing gratitude for the blessings, gifts and long life given to the people of Kondowa Dongkala village, which means giving thanks to Allah SWT because one year the people of Kondowa Dongkala always stand together, sit together for the good fortune the bring. God has given it to the people of Kondowa Dongkala Village.