Maimon Herawati
Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMAKNAAN GENDER PEREMPUAN PEKERJA MEDIA Herawati, Maimon
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.441 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i1.7851

Abstract

Keterlibatan perempuan di ranah publik sering berhadapan dengan pandangan bias gender yang lebih menempatkan peran perempuan di ranah domestik. Pekerjaan di media pada umumnya dipandang sebagai pekerjaan laki-laki. Perempuan pekerja media berada dalam dunia yang maskulin. Oleh karena itu konflik peran gender pekerja wartawan di rumah dan kantor menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan fenomenologi untuk mengeksplorasi pemaknaan gender perempuan pekerja media di Jawa Barat. Subjek penelitian adalah perempuan pekerja media di Jawa Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan interpretatif. Hasil penelitian menemukan bahwa perempuan pekerja media memaknai dirinya 1) sebagai perempuan memiliki perbedaan dengan laki-laki akan tetapi tidak dimaknai negatif, 2) sebagai perempuan sama dan setara dengan laki-laki, 3) sebagai perempuan diperlakukan adil dalam keluarga dan sekolah, 4) memaknai dirinya lebih kuat atau memiliki kelebihan dibanding laki-laki disekitarnya, 5)memandang tugas mengurus anak adalah tugas perempuan, dan 6)memilih keluar pekerjaan jika terjadi benturan antara pilihan mengasuh anak dengan bekerja .DOI: 10.24198/jkk.vol4n1.8
Sensitivitas Gender Media Online Detik.com Rachma Mutia Bakhtiar; Nuryah Asri Sjafirah; Maimon Herawati
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 3, No 1 (2019): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.657 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v3i1.22852

Abstract

Detik.com merupakan salah satu media online yang masih bias gender. Padahal detik.com merupakan media online yang paling sering diakses di Indonesia. Di sisi lain, kini detik.comdipimpin oleh seorang perempuan. Untuk itu perlu dikaji lebih jauh bagaimana sensitivitas gender dalam redaksinya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus intrinsik lalu digunakan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang sensitivitas gender di tingkat redaksional detik.com. Hasil penelitian menunjukkan para penentu kebijakan di tingkat redaksional detik.com masih kurang menerapkan sensitivitas gender dalam pelaksanaan kerja jurnalistiknya. Selain karena belum seragamnya pemahaman terkait pemberitaan yang sensitif gender, para penentu kebijakan ini terkadang belum mempraktikkan sensitivitas gender karena terhalang pola kerja dan pola bisnis media online. Detik.com juga masih belum berkomitmen secara penuh untuk menerapkan sensitivitas gender di dalam kebijakan lembaganya.
Framing Media Online Detik.com Terhadap Pemberitaan Korban Pengeroyokan oleh Bobotoh Muhammad Refi Sandi; Maimon Herawati; Justito Adiprasetio
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 5, No 2 (2022): KAJIAN JURNALISME
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkj.v5i2.28886

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pembingkaian korban pengeroyokan oleh bobotoh pada situs berita online Detik.com. Objek penelitian ini adalah rangkaian berita dalam situs Detik.com yang mengekspos nama korban. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki, yang dilihat dari struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris untuk mengetahui cara media mengkonstruksi sebuah wacana berita, dengan melakukan penonjolan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 berita yang diteliti, 4 berita menonjolkan nama korban serta 2 berita yang mengandung isi yang sama hanya perubahan judul. Detik.com membingkai sosok korban HS dalam struktur sintaksis, Detik.com memperhatikan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Pada stuktur skrip, Detik.com menonjolkan unsur di mana seperti lokasi peristiwa, lokasi tempat kejadian perkara, dan lokasi wawancara. Dalam struktur tematik, Detik.com tema berita kejahatan menarik karena memiliki news value dan news judgment tersendiri bagi para pembaca. Terakhir, struktur retoris menunjukkan Detik.com melakukan pelanggaran body shaming terhadap korban HS. Peneliti menyimpulkan bahwa Detik.com menggambarkan HS terlalu dalam hingga kehidupan pribadinya, sehingga hal tersebut melanggar privasi korban. Peneliti menyarankan agar Detik.com memahami Pedoman Pemberitaan Media Siber dan mematuhinya dalam praktik jurnalistik. Serta wartawan Detik.com dapat memperhatikan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) khususnya pasal 27 ayat 3 dalam praktik jurnalistik.
PEMAKNAAN PEREMPUAN JURNALIS TELEVISI DI KOTA BANDUNG TERHADAP PROFESI JURNALIS Anissa Dea Widiarini; Siti Karlinah; Maimon Herawati
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 2, No 1 (2018): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.328 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v2i1.21075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan perempuan jurnalis televisi di Kota Bandung terhadap profesi jurnalis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi terhadap perempuan jurnalis televisi di Kota Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan jurnalis televisi di Kota Bandung memaknai profesi jurnalis sebagai profesi yang menantang, profesi yang membutuhkan keahlian, dan profesi yang memperluas jaringan. Profesi yang menantang dimaknai sebagai profesi yang dinamis, penuh tantangan, dan menuntut tanggung jawab. Profesi yang membutuhkan keahlian dimaknai sebagai profesi yang membutuhkan passion atau keinginan yang tinggi, membutuhkan keberanian, dan membutuhkan idealisme. Profesi yang memperluas jaringan dimaknai sebagai profesi yang menambah relasi dan menambah ilmu. Makna profesi jurnalis ini berasal dari masa lalu informan (because-motive), interaksi informan dengan orang lain, serta bagaimana orang lain memaknai hal yang sama.Kata kunci: fenomenologi; kota bandung; pemaknaan; perempuan jurnalis; televisi.
Women writers’ profiles of Soenting Melajoe Newspaper (1912-1921) Maimon Herawati; Siti Karlinah; Herlina Agustin; Nuryah Asri Sjafirah
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v10i2.41934

Abstract

Soenting Melajoe Newspaper (1912-1921) was Indonesia’s first indigenous women’s newspaper during the Dutch colonial period. Its readers considered this newspaper as a command in the women’s movement in the Minangkabau society. Editors were deemed as generals, readers as soldiers. The articles in Soenting Melajoe were submitted by women from various regions. The newspaper became a means of exchanging ideas and debating between women, moderated by female editors; Rohana Kudus and Ratna Juwita. This writing constructed the profile of writers based on their writings in Soenting Melajoe. The theory used in this research was the feminist communication theory, focusing on the revalorism aspect of it. This research employed a historical method. Data collection was done through literature study. The subjects of this research are the writings of Indonesian women in Soenting Melajoe. The female writers of Soenting Melajoe came from the administrative center of the Hindia Dutch, port cities, and coffee warehouse regions. Most backgrounds of the writers of Soenting Melajoe were from families of Dutch employees, families managing educational institutions, and families of tribal leaders. Some of the writers of Soenting Melajoe learned to read and write at school. Others studied with family members. Further research can be done on the life of these female writer pioneers and the connection between ideas in Soenting Melajoe and other colonial newspapers.
PEMAKNAAN GENDER PEREMPUAN PEKERJA MEDIA Maimon Herawati
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.441 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i1.7851

Abstract

Keterlibatan perempuan di ranah publik sering berhadapan dengan pandangan bias gender yang lebih menempatkan peran perempuan di ranah domestik. Pekerjaan di media pada umumnya dipandang sebagai pekerjaan laki-laki. Perempuan pekerja media berada dalam dunia yang maskulin. Oleh karena itu konflik peran gender pekerja wartawan di rumah dan kantor menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan fenomenologi untuk mengeksplorasi pemaknaan gender perempuan pekerja media di Jawa Barat. Subjek penelitian adalah perempuan pekerja media di Jawa Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan interpretatif. Hasil penelitian menemukan bahwa perempuan pekerja media memaknai dirinya 1) sebagai perempuan memiliki perbedaan dengan laki-laki akan tetapi tidak dimaknai negatif, 2) sebagai perempuan sama dan setara dengan laki-laki, 3) sebagai perempuan diperlakukan adil dalam keluarga dan sekolah, 4) memaknai dirinya lebih kuat atau memiliki kelebihan dibanding laki-laki disekitarnya, 5)memandang tugas mengurus anak adalah tugas perempuan, dan 6)memilih keluar pekerjaan jika terjadi benturan antara pilihan mengasuh anak dengan bekerja .DOI: 10.24198/jkk.vol4n1.8