Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Wacana Pernikahan Sesama Jenis Di Tv One Ardiansyah Megah Putra; Siti Karlinah
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 1, No 2 (2018): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.399 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v1i2.21340

Abstract

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana TV One menciptakan wacana pernikahan sesama jenis dalam program "Debat", "Nikah Sesama Jenis, Manusiawi atau Eksistensi?" episode, 6 Juli 2015. Penelitian dilakukan dengan metode Analisis Wacana Kritis model Norman Fairclough, dengan fokus analisis pada dimensi teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat teks, ideologi dari pihak yang kontra menolak wacana pernikahan sesama jenis di Indonesia sangat mendominasi program tersebut, karena mereka mendapat lebih banyak kesempatan untuk berbicara dari tuan rumah daripada yang profesional. Pada tingkat praktik wacana disimpulkan bahwa kebijakan dari tim redaksi TV One yang berlawanan dengan wacana pernikahan sesama jenis mempengaruhi proses produksi dan konsumsi teks. Pada tingkat praktik sosiokultural terungkap bahwa secara umum, masyarakat Indonesia masih sulit menentang wacana pernikahan sesama jenis untuk disetujui dan dilegalkan di negara tersebut.
Rebranding Majalah Konvensional Gogirl! Menjadi Media Hibrida Playzine Dan Perubahan Manajemen Redaksi Fadhila Auliya Widiaputri; Siti Karlinah
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 2, No 2 (2019): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.338 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v2i2.21363

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji proses rebranding GoGirl! dari majalah konvensional menjadi media hibrida Playzine dan implikasinya pada pengelolaan ruang redaksi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus eksplanatoris Robert K. Yin. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan memilih strategi rebranding menjadi media hibrida Playzine berdasarkan pertimbangan para petinggi GoGirl! yakni Anita Moran, Nina Moran, dan Githa Moran dalam melihat perubahan gaya hidup target khalayak GoGirl!. Proses rebranding terdiri dari empat tahap dimulai dari repositioning melalui perubahan tagline dan bentuk media. Tahap kedua, renaming menjadi Playzine. Tahap ketiga, redesign elemen tangible dan intangible. Tahap terakhir proses rebranding adalah relaunching menggunakan akun media sosial. Rebranding GoGirl! berimplikasi pada pengelolaan ruang redaksi pada aspek penentuan konten, perubahan alur kerja, dan penambahan beban kerja wartawan.
Komunikasi Pemasaran dalam Positioning N219 oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) Yasser Ersyad; Eni Maryani; Siti Karlinah
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 6, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.752 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v6i1.8996

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi komunikasi pemasaran N219 yang berbasis positioning merek. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Narasumber penelitian ini berjumlah enam orang. Pengumpulan data dilakukan utamanya melalui wawancara mendalam, studi literatur dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa N219 dimaksudkan untuk mengambil pasar Twin Otter yang perlu digantikan baik dari segi teknologi maupun usia dalam melayani penerbangan perintis di Indonesia. N219 diposisikan sebagai pesawat terbang pengganti Twin Otter di Indonesia dengan menggunakan slogan “The New Generation of Light Class Aircraft”. Selain itu, N219 juga diposisikan sebagai karya anak bangsa, untuk membentuk manfaat emosional antara merek dengan konsumen potensial serta khalayak luas. Komunikasi pemasaran untuk menyampaikan nilai-nilai positioning dilakukan dengan berbagai sarana, yakni melalui pameran pemasaran, publisitas di media massa, dan pendekatan langsung. Saran penelitian selanjutnya dapat fokus pada bagaimana hubungan proses generatif, produktif, dan representatif yang terjadi dalam penciptaan nilai di sebuah perusahaan. Hubungan ketiganya dapat dijadikan fokus untuk membentuk model yang lebih tepat untuk penggambaran yang lebih universal. Sedangkan saran praktisnya adalah bahwa perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara fungsi Humas dan Komunikasi Pemasaran. Di dalam perusahaan, keduanya merupakan alat utama untuk berkomunikasi dengan pihak eksternal perusahaan. Kemudian perlu dieksplorasi sarana-sarana komunikasi pemasaran baru sebagai alternatif kunjungan langsung ke perusahaan-perusahaan dalam pemasaran tatap muka, yang membutuhkan cukup banyak biaya dan waktu. Misalnya, dengan menempatkan lebih banyak perwakilan pemasaran (marketing representative) di daerah-daerah, dan sebagainya.
POLA KOMUNIKASI KAUM TULI DALAM MEDIA BARU Annisa Rahmawati; Hanny Hafiar; Siti Karlinah
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 8 No. 2 Juli - Desember 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kareba.v8i2.1052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa komunikasi, komunikasi simbolik, dan kekhasan dari komunikasi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi antara “teman-teman Tuli” dalam grup WhatsApp “Sunyi” dengan menggunakan metode etnografi virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa komunikasi yang terjadi dapat dikategorikan sebagai peristiwa komunikasi formal dan peristiwa komunikasi informal. Komunikasi simbolik yang terjadi meliputi : penggunaan teks yang merupakan transfer Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), penggunaan foto dan video untuk berbagai tujuan, dan penggunaan emoji smiley, emoji gestur tangan, dan emoji hati yang dominan. Komunikasi simbolik yang khas dalam peristiwa komunikasi adalah emoji untuk lambai tangan dan emoji “jangan” sebagai topik humor.
Kendala Dalam Membangun Pemahaman Literasi Media Televisi dan Cara Mengatasinya (Studi Kasus di Kota Kupang) Mas'Amah Mas'Amah; Siti Karlinah; Dadang Rahmat Hidayat; Ninis Agustini Damayani
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/aspikom.v5i1.536

Abstract

This research was motivated by the habit of Kupang middle school adolescents in watching television without the ability in media literacy. This research aimed to discover the problems faced in establishing the adolescents’ understanding of television literacy and the ways forward to overcome the issues. This research used a qualitative approach with a case study as a method. The results found five primary obstacles, namely the character of the parents and the teenagers in treating television literacy, the uneven distribution of media literacy socialization, the ineffective controlling function of KPID NTT, budget constraints, and broadcasting institutions. The solutions were NTT`s KPID collaborates with universities, schools, youth organizations, and creates critical media communities. The BP3A inserted relevant materials on media assistance and worked with the children's forum of Kupang City. AFB TV introduces the making process of television programs, and Kupang Christian Junior High School 1 invites NTT`s KPID to school.
EFEKTIVITAS VIDEO YOUTUBE “WONDERFUL INDONESIA: A VISUAL JOURNEY” SEBAGAI SARANA PROMOSI PARIWISATA INDONESIA Atef Fahrudin; Siti Karlinah; Herlina Agustin
Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

Abstract

Industri pariwisata kini tengah dihadapkan dengan tantangan zaman dengan hadirnya konsep Tourism 4.0 yang mengharuskan Indonesia berbenah diri dalam menghadapi konsep tersebut. Lahirnya tren Tourism 4.0 telah mengubah keseluruhan siklus ekosistem kepariwisataan, termasuk menjadi penyebab bergesernya budaya siber wisatawan yang salah satu contohnya bisa dilihat pada perubahan proses pengambilan keputusan berwisata orang-orang di era ini, dimana orang-orang menjadikan media sosial sebagai sumber rujukan dalam menetapkan destinasi wisata mereka. Kolom komentar di YouTube kadang-kadang menjadi sebuah review bagi siapapun yang membacanya, dikarenakan orang-orang menuliskan pendapat ataupun pengalaman mereka terkait konten disana. Hal ini membuat YouTube memungkinakan untuk menjadi sarana promosi termasuk didalamnya promosi destinasi pariwisata. Penelitian ini di buat dengan tujuan untuk mencari tahu sejauh mana efektifitas video yang diunggah di YouTube sebagai sarana untuk mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia.
The Effect of Job Demands on Journalist Performance in Pikiran Rakyat Newspaper Rini Ria Agustiani; Ika Merdekawati Kusmayadi; Siti Karlinah
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 6, No 1 (2022): KAJIAN JURNALISME
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkj.v6i1.27205

Abstract

Journalists are expected to be responsible for fulfilling the public interest in information as well as the demands of media companies. Excessive jobs could have positive and negative impacts on journalists, affecting the increase and decrease of journalists' performance. The job demands can demonstrate the performance or achievements of journalists; the higher the journalists can manage their time well; the journalist performance will increase. This study aims to confirm the sub-dimensional pictures of the variables of job demands and performance of journalists and whether job demands significantly affect the performance of journalists. The method used in this research is quantitative with descriptive analysis and verification. Analytical techniques are used to validate tests, reliability, normality, autocorrelation, and heterodedensity. The hypotheses test uses a simple regression linear test, signification partial (t statistical test), and determination. As a result, the researchers concluded: 1) The work demands of the Pikiran Rakyat Newspaper Journalists did not stress the journalists, and the workload and the work environment were considered good. The demands of work also do not affect the performance of journalists, so the quality of writing, quantity, timeliness, effectiveness, and independence are classified as good. 2) There is a significant positive effect of about 50.7% between the influence of Job Demands on the Performance of Journalists in the Pikiran Rakyat Newspaper. This means that the demands of work do not affect nor make the performance of journalists decrease. However, intrinsic and extrinsic factors can affect the decline of journalists' performance.
Women writers’ profiles of Soenting Melajoe Newspaper (1912-1921) Maimon Herawati; Siti Karlinah; Herlina Agustin; Nuryah Asri Sjafirah
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v10i2.41934

Abstract

Soenting Melajoe Newspaper (1912-1921) was Indonesia’s first indigenous women’s newspaper during the Dutch colonial period. Its readers considered this newspaper as a command in the women’s movement in the Minangkabau society. Editors were deemed as generals, readers as soldiers. The articles in Soenting Melajoe were submitted by women from various regions. The newspaper became a means of exchanging ideas and debating between women, moderated by female editors; Rohana Kudus and Ratna Juwita. This writing constructed the profile of writers based on their writings in Soenting Melajoe. The theory used in this research was the feminist communication theory, focusing on the revalorism aspect of it. This research employed a historical method. Data collection was done through literature study. The subjects of this research are the writings of Indonesian women in Soenting Melajoe. The female writers of Soenting Melajoe came from the administrative center of the Hindia Dutch, port cities, and coffee warehouse regions. Most backgrounds of the writers of Soenting Melajoe were from families of Dutch employees, families managing educational institutions, and families of tribal leaders. Some of the writers of Soenting Melajoe learned to read and write at school. Others studied with family members. Further research can be done on the life of these female writer pioneers and the connection between ideas in Soenting Melajoe and other colonial newspapers.
Pemetaan Kebutuhan Kualifikasi Jurnalis Pemula pada Industri Media Massa di Indonesia Herlina Agustin; Siti Karlinah; Aceng Abdullah; Dandi Supriadi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 1, No 2 (2013): December 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.268 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v1i2.6039

Abstract

Ini adalah artikel ilmiah yang membahas kualitas dan sistem seleksi jurnalis pemula di media massa Indonesia saat ini. Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilatarbelakangi kenyataan bahwa banyak jurnalis muda yang melakukan pelanggaran etika maupun teknis ketika sedang meliput. Penelitian yang mendasari artikel ini dilakukan terhadap beberapa media massa cetak, elektronik, dan online di Indonesia. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang melibatkan observasi serta wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pendidikan ilmu jurnalistik secara umum tidak menjadi pritoritas utama dalam perekrutan jurnalis di media massa yang menjadi objek penelitian kali ini. Hal ini disebabkan media massa tidak merasa bahwa pendidikan jurnalistik dapat menjamin kualitas jurnalis. Hampir di semua media massa, skill jurnalistik yang sesuai dengan karakter media masing-masing dirasakan dapat dilatih secara internal. Kualifikasi yang paling utama adalah adanya passion, loyalty, dan determination dari para kandidiat untuk menjadi jurnalis. Hal-hal itu dinilai dapat diperoleh dari latar belakang pendidikan apapun. Namun demikian semua media sepakat, pendidikan jurnalistik harus menjadi standar bagi kompetensi jurnalis. Maka berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar pendidikan jurnalistik mengembangkan kurikulumnya sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan media massa akan jurnalis yang berkualitas, terutama dalam hal praktis.
Tantangan Profesi Jurnalis Perempuan dalam Liputan di Wilayah Konflik Mia Dwianna Widyaningtyas; Aceng Abdullah; Siti Karlinah; Aquarini Priyatna
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 21, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v21i2.7725

Abstract

Penelitian ini membahas profesi jurnalis perempuan Indonesia dalam meliput di wilayah konflik. Pemberitaan konflik merupakan tantangan berat bagi jurnalis, khususnya jurnalis perempuan. Kajian tentang perempuan menjadi perhatian utama banyak peneliti karena pengalaman hidup perempuan merupakan bentuk pengetahuan yang penting. Artikel ini bertujuan mengungkap pengalaman jurnalis perempuan dalam meliput konflik, perandan keberadaan Perempuan di dunia jurnalistik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Pemilihan jenis penelitian ini secara khusus dapat mengungkap pengalaman jurnalis perempuan dalam melaporkan konflik. Subjek penelitian ini adalah lima (5) jurnalis perempuan Indonesia yang berpengalaman dalam meliput konflik. Kajian ini menghasilkan konsep terkaitpengalaman jurnalis perempuan dan tantangan selama meliput di wilayah konflik, posisi jurnalis Perempuan di zona konflik, pengalaman terkait strategi jurnalis perempuan dalam menghadapi tantangan dalam peliputan konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis perempuan mampu meliput konflik meskipun berstatus minoritas dan fakta bahwa kemampuannya dipertanyakan karena identitasnya sebagai perempuan. Agar berhasil meliput konflik, jurnalis perempuan harus bekerja lebih keras daripada jurnalis laki-laki. Perempuan dapat meliput dari perspektif yang berbeda yakni perspektif perempuan yang tidak dimiliki oleh jurnalis laki-laki. Penelitian ini memberi kontribusi kepada jurnalis untuk memahami dan menghargai pekerjaan jurnalis perempuan di wilayah konflik.