p-Index From 2019 - 2024
1.037
P-Index
This Author published in this journals
All Journal INERSIA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisa Penurunan Konsolidasi Dengan Metode Preloading Kombinasi Pvd Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan – Samarinda Sta 47+300 Kukuh Prihatin; Raudah Ahmad; Bilal Alhuda
JURNAL INERSIA Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v14i1.371

Abstract

Jalan tol Balikpapan – Samarinda merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan yang memiliki panjang ruas jalan 99,02 kilometer. Proyek pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda terbagi menjadi lima seksi. Pada salah satu seksi, yaitu seksi 2.2 yang terletak di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan ditemui permasalahan tanah dasar yang umumnya terdiri dari lapisan tanah lunak, tanah ini memiliki daya dukung rendah dan penurunan yang besar jika diberi beban. Studi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar dan waktu penurunan konsolidasi metode preloading kombinasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) serta untuk mengetahui angka keamanan timbunan dengan perkuatan geotekstil menggunakan program Geoslope. Dari hasil perhitungan diperoleh beban rencana 2,79 t/m2, tinggi timbunan preloading 1,70 m dan tinggi timbunan rencana 11,70 m. Besar penurunan konsolidasi adalah 0,325 m dengan waktu penurunan 7,91 tahun. Kedalaman PVD direncanakan sepanjang 8,50 m. Lama waktu penurunan tanah dengan kombinasi PVD adalah 60 hari, pemasangan PVD yang paling efisien adalah pola segitiga dengan jarak 1,60 m, analisis stabilitas timbunan dengan perkuatan geotekstil diperoleh angka keamanan stabilitas internal 2,21 > 1,5 (aman), stabilitas terhadap pondasi 2,53 > 1,5 (aman), Stabilitas menyeluruh dengan program GeoSlope 1,385 > 1,3 (aman), kuat tarik geotekstil yang dibutuhkan adalah 1502,7 KN/m dan kuat tarik geotekstil yang digunakan adalah 1600 KN/m.
STUDI EKSPERIMENTAL FONDASI DANGKAL DENGAN BEBAN TARIK PADA TANAH PASIR Raudah Ahmad; Agus Darmawan Adi; Hary Christady Hardiyatmo
JURNAL INERSIA Vol. 7 No. 1 (2015): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Investigasi pada gaya tarik ke atas fondasi dangkal telah diungkapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara beban tarik ke atas dan perpindahannya adalah bentuk telapak dan kedalaman fondasi. Hasil uji di Laboratorium ditampilkan dalam studi ini yang dibandingkan dengan metode analisis dari teori yang telah ada. Penelitian dilakukan pada tanah pasir murni. Bentuk telapak yang digunakan adalah persegi dan lingkaran dengan diameter 30 cm. Rasio kedalaman terhadap diameter telapak adalah 0,33;0,67 dan 1. Hasil uji Laboratorium menunjukkan perbedaan hasil dengan Hasil analisis. Hasil pengujian tarik diperoleh kapasitas ultimit tarik dan diameter bidang runtuh di permukaan meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Prisma tanah yang terangkat membentuk sudut kelongsoran yaitu q = ½f. Hasil pengujian tarik model fondasi dangkal dengan telapak persegi lebih besar 28,35% terhadap telapak lingkaran pada lebar (B) dan diameter (D) yang sama. Das dan Seeley (1975) menghasilkan nilai kapasitas ultimit tarik terbesar. Metode Bowles (1988) menghasilkan nilai terkecil. Metode Murray dan Geddes (1987) memiliki nilai yang mendekati hasil pengamatan.
Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Lempung Kurnia Annisa Rahma; Kukuh Prihatin; Raudah Ahmad
JURNAL INERSIA Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v15i1.873

Abstract

Pada umumnya, kerusakan konstruksi sering terjadi karena memiliki daya dukung tanah dasar rendah yang biasa ditemukan pada tanah lempung bersifat sangat kohesif, memiliki kekuatan geser rendah serta proses konsolidasi yang lambat, dari permasalahan tersebut perlu dilakukan stabilisasi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu cangkang kelapa sawit pada tanah lempung terhadap nilai berat jenis (Gs), indeks plastisitas (PI), kekuatan geser dan koefisien konsolidasi (Cv) dengan variasi penambahan sebesar 6%, 8%, 10%, 12% dan 14%. Tanah yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan klasifikasi AASHTO termasuk dalam kelompok A-7-5 dengan nilai Gs tanah lempung sebesar 2,61, nilai PI 14,40%, nilai kuat geser 0,7463 kg/cm2 serta nilai Cv pada tekanan 0,5 kg/cm2 sebesar 0,00502 cm2/det, tekanan 1 kg/cm2 0,00315 cm2/det, tekanan 2 kg/cm2 0,00224 cm2/det dan tekanan 4 kg/cm2 0,00127 cm2/det. Pada pengujian Gs dengan penambahan abu cangkang kelapa sawit terjadi penurunan pada setiap variasi dengan penurunan terbesar pada variasi 14% sebesar 2,22 dan dari pengujian PI terjadi peningkatan hingga variasi 8% sebesar 23,53%. Pada pengujian geser langsung nilai kuat geser optimum terjadi pada variasi 8% dengan nilai 0,5364 kg/cm2. Pada pengujian Cv terjadi penurunan pada setiap variasi penambahan dengan penurunan terbesar pada variasi 14% dengan tekanan 0,5 kg/cm2, 1 kg/cm2, 2 kg/cm2 dan 4 kg/cm2 sebesar 0,00326 cm2/det, 0,00261 cm2/det, 0,00205 cm2/det dan 0,00167 cm2/det.
Pengaruh Penambahan Abu Daun Bambu pada Sifat Fisik dan Sifak Mekanis Tanah Lempung Harley Tamme; Raudah Ahmad; Kukuh Prihatin
JURNAL INERSIA Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v15i1.874

Abstract

Tanah lempung dengan sifat plastisitas yang tinggi, mempunyai kandungan air yang tinggi yang mempengaruhi kekuatan tanah dan kestabilan tanah oleh karena itu diperlukan perbaikan tanah tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisa pengaruh penambahan abu daun bambu pada sifat fisik dan sifat mekanis tanah lempung. Tanah lempung lunak pada penelitian ini menggunakan sampel dengan klasifikasi A-7-5, dengan bahan campur yaitu abu daun bambu yang dihaluskan kemudian disaring dengan saringan nomor 200. Variasi abu daun bambu yaitu 0%, 2%, 6%, dan 10% terhadap berat tanah kering dengan lama pemeraman 0 hari, 7 hari dan 21 hari. Hasil pengujian Atterberg Limit tanah yang dicampur dengan abu daun bambu menurunkan nilai indeks plastisitas tanah, yaitu sebesar 15.89% pada penambahan 10% yang menunjukkan bahwa tanah mengalami perbaikan sifat. Hasil pengujian kuat tekan bebas tanah dicampur dengan abu daun bambu diperoleh nilai optimum pada variasi 2% dengan pemeraman 21 hari, yaitu 2.516 kg/cm2 serta mengalamin penurunan pada variasi 6% dan 10%, yaitu 1.739 kg/cm2 dan 1.563 kg/cm2 pada pemeraman 21 hari. Hasil pengujian CBR tidak rendaman yang dicampur dengan abu daun bambu didapatkan nilai CBR design optimum pada variasi 2% dengan pemeraman 21 hari, yaitu 12% serta mengalamin penurunan pada variasi 6% dan 10%, yaitu 11.5% dan 11% pada pemeraman 21 hari.
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TOL SAMARINDA-BALIKPAPAN SEGMEN 2 STA 06+525 – 06+650 Amir Wardana; Priyo Suroso; Budi Nugroho; Raudah Ahmad; Aiun Hayatu
JURNAL INERSIA Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perancangan dinding penahan tanah (DPT) pada proyek pembangunan ruas jalan tol Samarinda-Balikpapan STA 06+525 – STA 06+650 dilakukan sebagai suatu penanganan dalam mengatasi kelongsoran tanah timbunan lapisan jalan. Perhitungan ini bertujuan untuk menganalisa stabilitas lereng, menentukan tipe DPT yang sesuai, menentukan dimensinya, menghitung beban yang bekerja, menganalisa kontrol stabilitas geser, guling, daya dukung tanah, retaknya konstruksi, dan stabilitas lereng setelah penanganan dengan DPT serta menghitung penulangannya. Perhitungan stabilitas lereng menggunakan metode irisan Fellenius (1927), koefisien tekanan tanah lateral dengan mempertimbangkan pengaruh gempaberdasarkan RSNI 2833;2013, daya dukung tanah menggunakan teori Vessic (1975), kapasitas dukung tiang pancang menggunakan teori Briaud et al (1985) dan penulangan menggunakan SNI 03-2847-2002. Angka keamanan bidang longsor paling kritis 1,7 dengan tinggi 4,5m dari muka tanah , maka direncanakanDPT tipe kantilever dengan dimensi H=5m, B=3,5m. Didapatkan nilai FKgeser = 1,87; FKguling = 2,84; FKDDT = 0,78; Kontrol retak badan DPT diperoleh tegangan terjadi 854,57 kN/m3, kaki DPT dengan tegangan geser = 478,55 kN/m2dan tegangan tarik = 2459,50 kN/m2, sedangkan tumit DPT memiliki tegangan geser = 207,76 kN/m2dan tegangan tarik = 2185,98 kN/m2; FK minimum stabilitas lereng setelah penanganan =2,20. Digunakan pondasi tiang pancang spun pile prestressed untuk menambah daya dukung tanah dengan diameter = 40cm, panjang = 14m. Bahan material DPT yang digunakan adalah beton bertulang dengan tulangan momen D22mm, tulangan bagi D16mm dan tulangan geser Ø13mm.
Analisa Stabilitas Sheet Pile Sebagai Perkuatan Tebing Sungai (Studi Kasus: Sungai Karang Mumus Pada Sta 0+040-Sta 0+160 Kota Samarinda) Ahmad Baihaqi Bafandi; Raudah Ahmad; Priyo Suroso
JURNAL INERSIA Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Inersia (Edisi Khusus Seminar Nasional Forum Ketua Jurusan Teknik Sipil
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v16i1.975

Abstract

Pelaksanaan pembangunan pekerjaan turap berjangkar di tepi sungai Karang Mumus yang bertujuan untuk menahan beban lateral serta meningkatkan daya dukung sungai agar tidak terjadi gerusan/longsoran. Namun terjadi keruntuhan pada turap berjangkar yang telah dibangun, maka dilakukan analisis dengan tujuan mengetahui penyebab keruntuhan tersebut. Analisis metode perhitungan menggunakan teori Rankine untuk mengetahui nilai tekanan tanah, serta menggunakan program Plaxis 2D V20 untuk mengetahui angka aman dan displacement yang terjadi pada turap. Hasil yang didapatkan berdasarkan analisis yang dilakukan, digunakan turap wika tipe W-350 B dengan panjang turap 14 m, dan panjang angkur 15 m diperoleh nilai tekanan tanah aktif sebesar 547,54 kN, dan tekanan tanah pasif sebesar 1455,981 kN mengalami defleksi sebesar 0,094 m. Nilai defleksi yang terjadi pada turap sepanjang 14 m lebih besar dari nilai defleksi yang di syaratkan yaitu 0,07 m jadi dianggap turap tidak aman. Maka dilakukan analisis ulang dengan penambahan panjang menjadi 16 m, didapatkan defleksi sebesar 0,078 m, lebih kecil dari syaratnya yaitu sebesar 0,08 m, serta diperoleh nilai SF 3,281 > 1,5 maka dapat disimpulkan bahwa setelah penambahan panjang, tebing sungai menjadi stabil.