Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Potensi Metabolit Sekunder Isolat Aktinomycetes Sebagai Penghasil Senyawa Antibakteri Terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dari Tanah Mangrove Wonorejo Surabaya Anita Dwi Anggraini; Ayu Puspitasari; Christ Kartika Rahayuningsih
THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST Vol 4, No 2 (2021): The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmlt.v4i2.7672

Abstract

Infectious diseases are estimated to be the cause of half of all deaths worldwide. About 50-75% of deaths in hospital are reported to be due to infection. This number continues to increase rapidly in line with the development of bacterial resistance to certain antibiotics. One of the causes of resistance due to antibiotic abuse. The number of resistance events that occur encourages new discoveries in order to overcome the problem of resistance. Actinomycetes are Gram-positive microscopic bacteria that are widespread in nature. These bacteria can live in various environmental conditions that contain lots of nutrients. Actinomycetes population increases in the presence of organic matter that undergoes decomposition. Acinomycetes have the ability to produce antimicrobial compounds. The need for antibiotic compounds and chemotherapy compounds that are effective with low toxicity to the host, and the resulting waste can be degraded by the environment, is a problem that needs serious attention. The existence of resistance to antibiotics causes the need to develop new types of antibiotics from natural ingredients and microorganisms that can control microbapatogens. Compounds obtained from natural materials, especially plants and microbes, provide promising results in the development of new antibiotic compounds, among the existing types of microorganisms, Actinomycetes are the most potential source of producing antibiotics. Apart from antibiotics, actinomycetes also produce bioactive compounds of high economic value in the health sector as antiviral and anti-cancer, while in agriculture as herbicides, insecticides, and anti-parasitic compounds. This causes the need to explore actinomycetes which have the potential to produce antibiotic compounds against bacteria. This study aims to determine the antibacterial activity of secondary metabolites of actinomycetes isolates against cuts infected with Staphylococcus aureus resistant methicillin (MRSA) in winstar rats (rattus norvegicus). This type of research is carried out in an experimental laboratory. The results showed that the potential for secondary metabolites of actinomysetes isolates against MRSA bacteria was classified as strong with an inhibitory index of 10.1.
Deteksi Gen Penyandi Resistensi Insektisida Karbamat (Ace-1) pada Nyamuk Aedes Aegypti Metode Pcr Revi Zakiyatul Maftukhah; Retno Sasongkowati; Wisnu Istanto; Anita Dwi Anggraini
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 10 (2022): Volume 4 Nomor 10 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i10.7571

Abstract

ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a high endemic problems, especially in the tropics. Effort to prepare for the surge in cases, it is necessary to develop in molecular level, detection of the Ace-1 gene can be used as an important indication of the resistance Aedes aegypti to carbamate insecticides. Purpose to detect the presence or absence of the Ace-1 gene of Aedes aegypti against carbamate insecticides using the PCR method. Methods descriptive quantitative analytic method of observational data. Treatments in experiment consisted of four test bottles and one control bottle. The results that appear on the detection of Ace-1 gene using RT-PCR are CT values. Results showed that from  4 existing samples, 2 of them were positive with a value, sample 1 (A01) had a CT value of 1.00, sample 4 (A04) had a CT value of 4.42 while other 2 were negative which was indicated by the emergence of N/A which means Not Available or not available primary gene in target gene. Conclusion percentage obtained was 50% of samples with Ace-1 gene detected and 50% of other samples not detecting Ace-1 gene. Keywords: Aedes aegypti, Ace-1, CT value  ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu masalah endemis yang cukup tinggi khususnya di daerah tropis. Sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap lonjakan kasus yang terjadi perlu dikembangkan ke tingkat molekuler yaitu deteksi gen Ace-1 yang dapat dijadikan sebagai indikasi penting dari resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap jenis insektisida golongan karbamat. Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya gen Ace-1 nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida karbamat menggunakan metode PCR. Metode Penelitian deskriptif kuantitatif metode analitik data observasi. Banyaknya perlakuan dari penelitian ini terdiri dari empat botol uji dan satu botol kontrol. Hasil yang muncul pada deteksi gen Ace-1 menggunakan RT-PCR berupa nilai CT. Hasil menunjukkan dari 4 sampel yang ada diperoleh hasil 2 diantaranya positif dengan nilai yaitu pada sampel 1 (A01) mempunyai nilai CT sebesar 1,00, pada sampel 4 (A04) mempunyai nilai CT sebesar 4,42 sedangkan 2 lainnya negatif yang ditandai dengan munculnya N/A yang berarti Not Available atau tidak tersedia gen primer pada gen target. Kesimpulan presentase yang diperoleh sebesar 50% sampel yang terdeteksi adanya gen Ace-1 dan 50% sampel lainnya tidak terdeteksi adanya gen Ace-. Kata kunci: Aedes aegypti, Ace-1, nilai CT
Peningkatan Kemandirian Siswa dalam Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat untuk Mencegah dan Mengurangi Infeksi Soil Transmitted Helminths (Sth) di SD MI Sunan Ampel 1 Sidorogo-Trosobo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Suliati; Wisnu Istanto; Anita Dwi Anggraini
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.3 No.1 Mei (2023) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soil Transmitted Helminths (STH) adalah golongan cacing usus (Nematoda Usus) dalam perkembanganya membutuhkan tanah untuk men jadi bentuk infektif. Golongan STH yang habitatnya pada usus manusia adalah Ascaris lumbricoides, Hookworm (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), Strongiloides stercoralis, Trichuris trichiura. Madrasah Ibtidaiyah Sunan Ampel II mulai kiprahnya dalam dunia pendidikan sejak tahun1988 atas prakarsa beberapa tokoh agama, tokoh masyar akat dan adanya tuntutan dari masyarakat setempat. Mengingat semakin banyaknya output yang dihasilkan. Madrasah Ibtidaiyah Sunan Ampel II setiap tahunnya, juga kondisi masyarakat setempat yang tergolong mene ngah kebawah, sedangkan letak desa tersebut jauh dari lembaga pendidikan SMP dan setingkatnya yang ada disekitar desa tersebut. Penelitian dilakukan oleh Megadkk tahun 2020 di SD MI Sunan Ampel 1 Desa Sidorogo Kecamatan Taman Kabupaten di didapatkan hasil terdapat siswa sebanyak 44% terinfeksi STH, hal ini dikarenakan siswa yang kurang pengetahuan tentang kecacingan sebanyak 19 siswa (76%), sedangkan cukupnya pengetahuan tentang kecacingan sebanyak 4 siswa (16%), dan baiknya pengetahuan tentang kecacingan sebanyak 2 siswa (8%). dengan jumlah keseluruhan sebanyak 25 anak (100%). sebagian besar siswa maupun orang tua belum mengenal jenis-jenis cacing yang berbahaya bagi kesehatan, ataupun mengetahui cara pencegahan dan akibat kecacingan. Upaya yang dapat dilakukan adalah kegiatan penyuluhan yang berlangsu ng sangat interaktif dan komunikatif dan setiap peserta penyuluhan dapat memahami penjelasan yang disampaikan baik melalui media poster baik melalui tanya jawab. Berdasarkan hasil pretest dan post terdapat peningkatan pengetahun rata-rata 23% menjadi 71% ,sehingga total peningkatan pengetahuan peserta bertambah sebesar 48%.
Pendampingan dan Peningkatan Pengetahuan Manfaat Infusa Bawang Putih pada Masyarakat dalam Mencegah dan Mengatasi Hipertensi pada Masyarakat di Desa Ketetang Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Edy Haryanto; Sri Sulami Endah Astuti; Retno Sasongkowati; Anita Dwi Anggraini
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.3 No.1 Mei (2023) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Bahaya hipertensi yang tidak dapat dikendalikan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti penyakit jantung koroner, stroke, ginjal dan gangguan penglihatan. Beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi meliputi faktor mayor yaitu faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor minor yaitu faktor risiko yang masih dapat dikendalikan. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat adalah kurangnya pengetahuan tentang pengendalian penyakit hipertensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi dan ketidaktahuan masyarakat dalam memanfaatkan bahan herbal yang ada disekitar untuk dimanfaatkan untuk menurunkan hipertensi yaitu contohnya bawang putih. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan pada warga di Desa Ketetang dusun kwalas berhasil dilaksanakan dan diikuti sebanyak 31 orang yang mengikuti pemeriksaan tekanan darah, kegiatan pelatihan dan penyuluhan pembuatan dan pemanfaatan infusa bawang. Masalah kesehatan yang dikeluhkan oleh warga mampu diatasi oleh tim pengabdian masyarakat dengan memberikan edusi pelatihan dan penyuluhan pembuatan infusa bawang putih sebagai terapi dari herbal untuk menurunkan tekanan darah. Selama kegiatan berlangsung peserta sangat antusias, hal ini dapat dilihat pada keaktifan peserta mengikuti dari awal sampai akhir.
Pendampingan dan Pemanfaatan Infusa Jahe untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh pada Para Petani yang Terinfeksi Kecacingan di Desa Ketetang Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Sri Sulami Endah Astuti; Edy Haryanto; Syamsul Arifin; Anita Dwi Anggraini
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.3 No.1 Mei (2023) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekerjaan yang sangat erat kaitannya dengan infeksi STH yang berhubungan dengan tanah yaitu petani. Dusun Ketetang merupakan desa terpencil yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Petani yang dalam kesehariannya bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan alas kaki, yang secara langsung kontak dengan tanah, selain itu para petani juga mengonsumsi makanan tanpa mencuci tangan dengan bersih terlebih dahulu. Petani dapat terinfeksi cacing baik melalui oral yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar dan melalui penetrasi kulit dengan adanya kontak langsung dengan kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk tanaman . Penelitian angka kecacingan tahun 2019 yang dilakukan oleh Lisma mahasiswa D3 Jurusan Analis Kesehatan menunjukkan hasil yaitu terd apat 40 responden (80%) yang infeksi Soil Transmitted Helminths dan 10 responden (20%) yang tidak terinfeksi Soil Transmitted Helminths pada petani di Koalas Bangkalan Madura. Ang ka kecacingan yang tinggi ini juga diikuti oleh penurunan kadar hemoglobin yang merupakan dampak akibat infeksi kecacingan. Hasil ini menunjukkan angka kecacingan yang tinggi disertai anemia sehingga masyarakat di Desa Ketetang masih memerlukan edukasi tentang pentingnya Pola Hidup Bersih dan sehat dan penggunaan Alat Pelindung diri untuk mencegah penyakit kecacingan STH, serta mengetahui dan mengkonsumsi jenis makanan sehat yang mampu meningkatkan kadar hemoglobin. Masalah ini terjadi karena kurangnya para petani dalam menjaga sistem imun tubuh sehingga mudah terinfeksi parasit, serta kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan herbal khususnya jahe merah dalam menjaga kesehatan diri oleh para petani. Solusi yang ditawarkan adalah menggerakkan para petani untuk mengkonsumsu infusa jahe dan mengedukasi pentingnya menjaga sistem imun, pembuatan infusa jahe yang benar sehingga nilai gizi dan manfaatnya tidak hilang.
Peningkatan Kemandirian Siswa dalam Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat untuk Mencegah dan Mengurangi Protozoa Usus pada Anak SDN Ngingas Diah Titik Mutiarawati; Lully Hanni Endarini; Era Fitria Yunita; Anita Dwi Anggraini
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.3 No.1 Mei (2023) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi protozoa usus masih menjadi salah satu permasalahan di dunia, terutama di negara-negara berkembang dan beriklim tropis. Angka insidensi kasus protozoa usus di Indonesia mencapai 10-18%. Infeksi protozoa usus dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa (Deza et al., 2018). Di Negara berkembang tingkat pendidikan masih rendah dan iklim tropis merupakan faktor risiko infeksi protozoa usus. Hasil penelitian Charisma dkk. (2020), menyebutkan bahwa pada pemeriksaan sampel feses menunjukkan sebanyak 20,8% positif adanya kista protozoa usus. Didukung oleh penelitian Simatupang et al., (2013) yang melaporkan sebanyak 40% kasus infeksi didominasi oleh protozoa usus daripada cacing usus (STH) pada anak usia SD di Kedung Cowek, Surabaya. Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait penyakit parasit masih menjadi salah satu masalah. Dengan demikian, pemberian edukasi kebersihan personal pada mereka menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka infeksi parasit usus (Fransisca et al., 2015). Dengan demikian, peneliti akanmengidentifikasi keberadaan protozoa usus pada sampel feses yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi protozoa usus dan gambaran kebersihan personal pada anak usia sekolah dasar di desa Ngingas Barat, kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo. Dari hasil pretes dan postes terdapat terdapat peningkatan para siswa dalam menjawab soal dari 2.16 menjadi 3.66. Soal yang paling sulit dijawab oleh siswa adalah nomor 4 yaitu tentang protozoa. Setelah mendapat materi tentang protozoa usus, para siswa mampu menjawab soal nomor 4 pada postes. Peningkatan pengetahuan tentang protozoa usus sebagai penyebab diare diharapkan dapat mengubah sikap dan tindakan para siswa menjadi lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Satu minggu kemudian setelah diadakan kegiatan penyuluhan para siswa dilakukan pemeriksaan Feses lengkap untuk diperiksa adanya infeksi protozoa. Hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan semua siswa negatif dari infeksi protozoa atau 0%.
Expression of Immunoglobulin G / Immunoglobulin M Typhoid On Neutrophil-Lymphocyte Ratio In Patients At Haji Hospital, Surabaya Nur Zerlinda; Evy Diah Woelansari; Anita Dwi Anggraini
International Journal of Advanced Health Science and Technology Vol. 3 No. 4 (2023): August
Publisher : Forum Ilmiah Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FORITIKES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35882/ijahst.v3i4.289

Abstract

Typhoid fever is one of the major bacterial infections worldwide caused by the bacterium Salmonella enterica serovars typhi in humans. The examination used is the rapid Typhoid test. This rapid typhoid test is used to detect antibodies to Salmonella typhi. The purpose of the study was to determine the results of the Neutrophil - Lymphocyte Ratio with various criteria results from the Immunoglobulin G / Immunoglobulin M Test in typhoid fever patients. This type of study is descriptive observational with selective sampling taken. The samples in this study were 28 samples conducted in April 2023 on typhoid fever patients at the Hajj Hospital in East Java Province. This study used the Rapid Typhoid Test Immunochromatography method with positive Widal criteria and supporting examination using Neutrophil–Lymphocyte Ratio (NLR) with Hematology Analyzer tool Fluorescent Flow Cytometry method. Typhoid and NLR rapid test results are processed descriptively in tables and based on percentages. The results obtained from the rapid test were positive IgM of 29%, positive IgG of 11%, positive IgG and IgM of 3%, and negative IgG and IgM of 57%. The average NLR was 4,43% with a median of 2,85. IgG / IgM examination of NLR showed no significant association in typhoid fever patients. It is hoped that this research will be further developed using Salmonella culture examination.