Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Journal Of Chemical Process Engineering (JCPE)

Sintesis Kompleks Cu(II) dan Fe(III) dengan Ligan Asam Humat dan Aplikasinya sebagai Sensitizer pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Hairunnisa Hairunnisa; Gusrizal Gusrizal; Winda Rahmalia
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.104 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i2.662

Abstract

Asam humat merupakan salah satu zat warna alami yang dapat digunakan sebagai sensitizer pada dye sensitized solar cell (DSSC) karena peka terhadap cahaya dan memiliki gugus fungsi asam karboksilat. Namun demikian, sebagai zat warna alami,kestabilan dan kapasitas absorpsi cahaya asam humat masih rendah, sehingga harus ditingkatkan, salah satunya dengan metode kompleksasi. Sintesis kompleks pada penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan asam humat hasil isolasi dari tanah gambut dan prekursor logam (CuCl2.2H2O atau FeCl3) dalam akuades dan diaduk selama 14 jam pada suhu ruang. DSSC dipreparasi dengan komponen TiO2 sebagai semikonduktor, pasangan redoks I-/I3- sebagai elektrolit dan platina sebagai elektroda lawan. Hasil analisis menggunakan FTIR menunjukkan kompleks asam humat dengan logam Cu(II) dan Fe(III) telah berhasil disintesis dengan hilangnya puncak serapan pada bilangan gelombang 1720, 1401 dan 1250 cm-1 serta adanya vibrasi Cu-O dan Fe-O pada bilangan gelombang 509 dan 570 cm-1. Kehadiran ion logam pada sensitizer memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai arus. Adapun kinerja terbaik dalam menghasilkan listrik diperoleh pada rangkaian DSSC kompleks asam humat-Fe(III) sebagai sensitizer dengan nilai arus sebesar 19,59 μA/cm2, tegangan sebesar 15,17 mV dan efisiensi konversi energi maksimum sebesar 5,39×10-4%.
Selektivitas Adsorpsi Asam Lemak Bebas (ALB) dan Beta Karoten Minyak Sawit Mentah Menggunakan Metakaolin Teraktivasi Kalium Karbonat (K2CO3) Hamdil Mukhlishin; Winda Rahmalia; Thamrin Usman
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1495.016 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i1.431

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO) terbesar di dunia. Kadar asam lemak bebas dan beta karoten menjadi 2 parameter kualitas yang menentukan mutu minyak kelapa sawit mentah. Proses pemurnian CPO untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan beta karoten biasanya menggunakan adsorbent dari jenis bleaching earth. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat adsorbent yang berasal dari kaolin Capkala Kalimantan Barat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan beta karoten pada CPO. Pemilihan kaolin sebagai bahan pembuatan adsorben didasarkan pada karakteristik kaolin dan kelimpahannya yang banyak di daerah Kalimantan Barat sehingga berpotensi digunakan sebagai adsorbent yang efektif dan ekonomis. Pembuatan adsorbent dilakukan dengan mengkalsinasi kaolin pada suhu 600 °C sehingga membentuk metakaolin kemudian diaktivasi dengan senyawa K2CO3 dengan konsentrasi 0.5, 1, dan 2 M. Metakaolin yang sudah diaktivasi kemudian dikeringkan dan diaplikasikan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan beta karoten pada CPO. Kadar asam lemak bebas dan beta karoten pada CPO yang diadsorpsi oleh adsorbent dihitung, kemudian ditentukan selektivitas adsorpsi, kinetika adsorpsi, dan pola adsorpsi isothermalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik adsorben dari metakaolin teraktivasi K2CO3 yaitu memiliki struktur sillimanite dan kynite yang menyerupai zeolit, dengan komposisi Si/Al = 1, dengan tipe isoterm adsorpsi gas nitrogen H4 histerisis, distribusi pori heterogen yang didominasi pada 13-15 nm (mesopori), dan memiliki luas permukaan sebesar 28,74 m2g-1, serta volume pori sebesar 8,018 x 10-2cm3g-1. Jenis adsorben metakaolin teraktivasi K2CO3 1 M terbukti paling baik untuk mengadsorpsi asam lemak bebas sebesar 2,49 % dan beta karoten sebesar 26,15 % pada CPO dengan kondisi waktu kontak dan massa adsorben optimum adsorpsi yang sama yaitu 60 menit dan massa adsorben 0,4 gram/10 mL CPO. Selektivitas adsorpsi adsorben lebih banyak menyerap kadar beta karoten dibandingkan kadar asam lemak jenuh pada CPO. Rasio adsorpsi asam lemak bebas dan beta karoten paling baik terdapat pada jenis adsorben metakaolin teraktivasi K2CO3 1 M dengan nilai 2:13 dalam mol/mol. Isoterm adsorpsi asam lemak bebas dan beta karoten memiliki tipe yang sama yaitu isoterm Freundlich. Kinetika adsorpsi asam lemak bebas dan beta karoten memiliki model yang sama yaitu Pseudo orde 2 untuk setiap jenis adsorben.
Studi Komparasi Penggunaan TiO2 Anatase dan P25 sebagai Anoda pada Sel Surya Tersensitasi Bixin Septiani Septiani; Uray Amira Naselia; Imelda H Silalahi; Thamrin Usman; Winda Rahmalia
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.375 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i1.593

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat kinerja sel surya yang menggunakan TiO2-anatase TiO2-P25 sebagai anoda. Bixin digunakan sebagai sensitizer. Bixin diekstraksi dan diisolasi dari biji kesumba. Bixin dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya 3 puncak karakteristik bixin pada 488, 459, 430 nm. Spektra FTIR  bixin ditandai dengan adanya serapan pada bilangan gelombang 3183 cm­-1 mengindikasikan vibrasi renggang –OH yang berasal dari gugus karboksilat, pada 2955 cm-1; 2924 cm-1; dan 2852 cm-1 vibrasi renggang H-C-H, pada 1716 cm-1 vibrasi renggang C=O, pada 1608 cm-1 vibrasi tekuk O-H, pada 1563 cm-1 dan 1518 cm-1 vibrasi renggang C=C (alkena), pada 1379 cm‑1 vibrasi tekuk C-H, pada 1255 cm-1 vibrasi renggang C-O, pada 1161 cm-1 vibrasi simetri dan asimetri C-O-C (kelompok ester), pada 1012 cm-1 vibrasi renggang C-H. Kinerja sel surya TiO2-antase/Bx/KI-I2+GKS/C menunjukkan efisiensi konversi energi maksimum yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan TiO2-P25/Bx/KI-I2+GKS/C masing-masing sebesar (0,027±0,012)% dan (0,006±0,001)% di bawah intensitas cahaya 100 W/m2.
Sintesis Komposit Berbasis TiO2-kitosan Menggunakan Metode Hidrotemal Utin Widiatannur; Thamrin Usman; Winda Rahmalia
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.174 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i2.555

Abstract

Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis komposit TiO2-kitosan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik komposit TiO2-kitosan dibandingkan dengan TiO2 murni. Sintesis komposit TiO2-kitosan dilakukan menggunakan metode hidrotermal dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 300oC. Kitosan yang didopingkan pada TiO2 divariasi konsentrasinya dari 1,0; 1,5; dan 2,0% b/v. Hasil analisis dengan menggunakan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi Ti-O, Ti-N, -O-Ti-OH/NH2, OH, N-H, C-H, C=O yang mengindikasikan bahwa komposit TiO2-kitosan telah terbentuk. Hasil karakterisasi XRD memperlihatkan bahwa fase kristalin didominasi oleh fase TiO2 anatase. Hasil karakterisasi menggunakan DR-UV menunjukkan nilai energi celah pita komposit TiO2-kitosan dengan konsentrasi kitosan yang ditambahkan 1,0; 1,5; dan 2,0 %b/v berturut-turut adalah sebesar 2,92; 2,49; 2,45 eV, lebih rendah dibandingkan dengan energi celah pita TiO2 murni (3,13 eV). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkam bahwa sintesis TiO2-kitosan telah berhasil dilakukan dan dapat menurunkan energi celah pita dari TiO2.