Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBANDINGAN MODEL ALIRAN BANJIR UNSTEADY FLOW DAN STEADY FLOW PADA SUNGAI NGOTOK RING KANAL Gilang Idfi
ISSN 0852-2480
Publisher : BANGUNAN : Teori, Praktek, Penelitian, dan Pengajaran Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.481 KB)

Abstract

Abstrak: Permodelan aliran banjir pada suatu sungai biasa dimodelkan dengan aliran satu dimensi. Banjir merupakan salah satu bentuk aliran unsteady flow yang dapat disimulasikan dengan program HEC-RAS. Hasil permodelan unsteady flow sering terjadi error dikarenakan analisis program yang tidak stabil. Kestabilan model dipengaruhi oleh alur sungai, kemiringan dasar sungai yang curam dan perubahan penampang melintang dari sungai. Karena dalam peramalan banjir dibutuhkan data debit maksimal dan muka air banjir maksimal, maka model aliran steady flow sering digunakan sebagai alternatif untuk perhitungan peramalan banjir. Penelitian kali ini bertujuan untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan dari model aliran banjir steady flow dan unsteady flow. Lokasi penelitian di Sungai Ngotok Ring Kanal, Kabupaten Mojokerto. Permodelan hidrologi menggunakan program bantu HEC-HMS sedangkan permodelan hidrolika menggunakan program bantu HEC-RAS. Hasil permodelan yang dihasilkan menunjukkan bahwa profil elevasi muka air dari model steady flow memiliki kecenderungan lebih tinggi dari elevasi muka air yang dihasilkan oleh model unsteady flow. Waktu yang dibutuhkan untuk simulasi model unsteady flow lebih lama dari model steady flow. Elevasi muka air rata-rata yang dihasilkan oleh model unsteady flow adalah +27.17 m, sedangkan untuk model steady flow adalah +29.62 m.Kata-kata kunci: Steady flow, Unsteady flow, BanjirAbstract: One-dimensional flow is often used as a flood simulation. Flood is a type of unsteady flow that can be simulated using HEC-RAS. The result of this model sometimes refers to error due to the unstable analysis program. The stability of the program is affected by the river geometric, the slope of the river bed, and the cross-section characteristic of the river. In the step of flood forecasting, it requires the maximum discharge data and maximum of the water level. The steady flow model is an alternative way to simulate the flood flow. This study aimed to compare the advantages and the disadvantages of steady flow and unsteady flow modeling. Ngotok River, Mojokerto was selected as the case study location. The hydrology modeling was conducted by using the HEC-HMS, and HEC-RAS was equipped for the hydraulic modeling. The result of this study shows that the water level from the steady model is higher than the unsteady model. The time consumption to analyze the unsteady model is longer than the steady model. The average flood water level from the unsteady model is +27.17 m and the steady model is +29.62 m.Keywords: Steady flow, Unsteady flow, Flood
PERBANDINGAN MODEL ALIRAN BANJIR UNSTEADY FLOW DAN STEADY FLOW PADA SUNGAI NGOTOK RING KANAL Gilang Idfi
BANGUNAN Vol 22, No 2 (2017): BANGUNAN EDISI OKTOBER
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.481 KB) | DOI: 10.17977/um071v22i22017p%p

Abstract

Abstrak: Permodelan aliran banjir pada suatu sungai biasa dimodelkan dengan aliran satu dimensi. Banjir merupakan salah satu bentuk aliran unsteady flow yang dapat disimulasikan dengan program HEC-RAS. Hasil permodelan unsteady flow sering terjadi error dikarenakan analisis program yang tidak stabil. Kestabilan model dipengaruhi oleh alur sungai, kemiringan dasar sungai yang curam dan perubahan penampang melintang dari sungai. Karena dalam peramalan banjir dibutuhkan data debit maksimal dan muka air banjir maksimal, maka model aliran steady flow sering digunakan sebagai alternatif untuk perhitungan peramalan banjir. Penelitian kali ini bertujuan untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan dari model aliran banjir steady flow dan unsteady flow. Lokasi penelitian di Sungai Ngotok Ring Kanal, Kabupaten Mojokerto. Permodelan hidrologi menggunakan program bantu HEC-HMS sedangkan permodelan hidrolika menggunakan program bantu HEC-RAS. Hasil permodelan yang dihasilkan menunjukkan bahwa profil elevasi muka air dari model steady flow memiliki kecenderungan lebih tinggi dari elevasi muka air yang dihasilkan oleh model unsteady flow. Waktu yang dibutuhkan untuk simulasi model unsteady flow lebih lama dari model steady flow. Elevasi muka air rata-rata yang dihasilkan oleh model unsteady flow adalah +27.17 m, sedangkan untuk model steady flow adalah +29.62 m.Kata-kata kunci: Steady flow, Unsteady flow, BanjirAbstract: One-dimensional flow is often used as a flood simulation. Flood is a type of unsteady flow that can be simulated using HEC-RAS. The result of this model sometimes refers to error due to the unstable analysis program. The stability of the program is affected by the river geometric, the slope of the river bed, and the cross-section characteristic of the river. In the step of flood forecasting, it requires the maximum discharge data and maximum of the water level. The steady flow model is an alternative way to simulate the flood flow. This study aimed to compare the advantages and the disadvantages of steady flow and unsteady flow modeling. Ngotok River, Mojokerto was selected as the case study location. The hydrology modeling was conducted by using the HEC-HMS, and HEC-RAS was equipped for the hydraulic modeling. The result of this study shows that the water level from the steady model is higher than the unsteady model. The time consumption to analyze the unsteady model is longer than the steady model. The average flood water level from the unsteady model is +27.17 m and the steady model is +29.62 m.Keywords: Steady flow, Unsteady flow, Flood
PENINGKATAN PENGETAHUAN SANITASI MASYARAKAT KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG MELALUI SOSIALISASI SEPTIC TANK UNTUK PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK Anie Yulistyorini; M.Mirza Abdillah Pratama; M.Musthofa Al Ansyorie; Gilang Idfi; Roro Roro
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 3 No 2 (2020): APTEKMAS Volume 3 Nomor 2 2020
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.304 KB) | DOI: 10.36257/apts.v3i2.2060

Abstract

Kampong Tridi has become one of referable tourism destinations in Malang city. Instead of being renowned among locals, the kampong still has several issues to struggle regarding environmental management, specifically communal wastewater treatment. Septic tank as blackwater treatment system is not installed in residence majority which is about 63% of total number. This circumstance makes them directly dispose waste into Brantas River. The purpose of this socialization is to make the community aware of the importance of treating wastewater before disposal including steps to keep living environment. T test result showed the effect of socialization to the community’s environmental awareness through pretest and posttest comparison (p = 0.0004). To recapitulate, we conclude that this socialization brings significant positive impact to local’s environmental preservation awareness.
PERBANDINGAN MODEL UNSTEADY DAN STEADY FLOW ALIRAN BANJIR SUNGAI WAY LAALA SEBAGAI DASAR SOLUSI PENANGANAN PASCA BENCANA Gilang Idfi; Eko Suwarno; Eko Setiawan; M. Musthofa Al Ansyorie
BANGUNAN Vol 28, No 1 (2023): In-Press Maret 2023
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um071v28i12023p1

Abstract

Pada tahun 2018 Desa Loki mengalami banjir yang merendam pemukiman warga setinggi 0.5 – 1 m. Banjir terjadi akibat kapasitas alir dari Sungai Way Laala yang tidak mampu menahan debit banjir limpasan akibat endapan sedimen yang terjadi karena degradasi lahan pada daerah aliran sungai Laala. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan acuan dasar pemilihan solusi pengendalian banjir dengan melakukan perbandingan permodelan aliran banjir unsteady flow dan steady flow. Metode analisis data hidrologi menggunakan software HEC-HMS serta hidraulika dengan software HEC-RAS 5.0.7. Perhitungan curah hujan rata-rata wilayah diambil dari data hujan BMKG, Kairatu dan diperoleh hasil 144,69 mm. Sedangkan untuk perhitungan hujan rencana digunakan metode distribusi Log Person Tipe III dan didapatkan curah hujan rencana 25 tahun sebesar 290,46 mm. Data hujan kemudian dilakukan uji keabsahan data dengan uji Smirnov-Kolmogorov dan Uji Chi Kuadrat. Analisis hidrologi menggunakan program bantu HEC-HMS dan Microsoft excel 2019 dengan membandingkan 3 metode hidrograf satuan sintetik. Hidrograf dibandingkan antara metode SCS, Snyder, dan Nakayasu dengan data kondisi dilapangan saat permodelan banjir untuk kalibrasi data. Hasil permodelan HEC-HMS didapat nilai debit puncak metode SCS sebesar 42,9 m3/s, dan metode Snyder sebesar 60,8 m3/s, sedangkan hasil perhitungan dengan ms. Excel 2019 metode Nakayasu didapat nilai debit puncak sebesar 158 m3/s. Analisa hidraulika menggunakan program bantu HEC-RAS 5.0.7 membutuhkan data berupa cross section, long section, data terrain, serta data hidrograf kala ulang 25 tahun hasil permodelan HEC-HMS metode Nakayasu. Analisis HEC-RAS dibandingkan antara model aliran steady flow dan model unsteady flow. Dari HEC-RAS didapatkan hasil bahwa kondisi Sungai Way Laala terjadi overtopping setinggi 0.5 – 1 m pada aliran steady flow dan menggenang permukiman warga di Desa Loki pada simulasi unsteady flow. Hasil permodelan HEC-RAS menunjukan bahwa profil elevasi muka air rata-rata dari permodelan steady flow lebih tinggi dari elevasi yang dihasilkan permodelan unsteady flow. Elevasi muka air rata-rata permodelan steady flow sebesar + 30.519 m, sedangkan untuk permodelan unsteady flow sebesar + 29.849 m. selain itu kecepatan aliran permodelan steady flow juga cenderung lebih tinggi daripada model unsteady flow. Kecepatan rata-rata model Steay flow diperoleh nilai sebesar 2,791 m/s, sedangkan pada model unsteady diperoleh nilai 2,025 m/s.
PERBANDINGAN MODEL UNSTEADY DAN STEADY FLOW ALIRAN BANJIR SUNGAI WAY LAALA SEBAGAI DASAR SOLUSI PENANGANAN PASCA BENCANA Gilang Idfi; Eko Setyawan; Eko Suwarno; M. Musthofa Al Ansyorie
BANGUNAN Vol 28, No 1 (2023): BANGUNAN EDISI MARET
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um071v28i12023p%p

Abstract

Abstrak:Tujuan Penelitian ini memberikan acuan dasar pemilihan solusi pengendalian banjir dengan melakukan perbandingan permodelan aliran banjir unsteady flow dan steady flow. Metode analisis data hidrologi menggunakan software HEC-HMS serta hidraulika dengan software HEC-RAS 5.0.7. Perhitungan curah hujan rata-rata wilayah diambil dari data hujan BMKG, Kairatu dan diperoleh hasil 144,69 mm. Sedangkan untuk perhitungan hujan rencana digunakan metode distribusi Log Person Tipe III dan didapatkan curah hujan rencana 25 tahun sebesar 290,46 mm. Keabsahan data hujan diuji dengan Smirnov-Kolmogorov dan Chi Kuadrat. Analisis hidrologi menggunakan program bantu HEC-HMS dan Microsoft excel 2019 dengan membandingkan 3 metode hidrograf satuan sintetik. Hidrograf dibandingkan antara metode SCS, Snyder, dan Nakayasu dengan data kondisi dilapangan saat permodelan banjir untuk kalibrasi data. Hasil permodelan HEC-HMS didapat nilai debit puncak metode SCS sebesar 42,9 m3/s, dan metode Snyder sebesar 60,8 m3/s, sedangkan hasil perhitungan dengan ms. Excel 2019 metode Nakayasu didapat nilai debit puncak sebesar 158 m3/s. Analisa hidraulika menggunakan program bantu HEC-RAS 5.0.7 membutuhkan data berupa cross section, long section, data terrain, serta data hidrograf kala ulang 25 tahun hasil permodelan HEC-HMS metode Nakayasu. Analisis HEC-RAS dibandingkan antara model aliran steady flow dan model unsteady flow. Dari HEC-RAS didapatkan hasil bahwa kondisi Sungai Way Laala terjadi overtopping setinggi 0.5 – 1 m pada aliran steady flow dan menggenang permukiman warga di Desa Loki pada simulasi unsteady flow. Hasil permodelan HEC-RAS menunjukan bahwa profil elevasi muka air rata-rata dari permodelan steady flow lebih tinggi dari elevasi yang dihasilkan permodelan unsteady flow. Elevasi muka air rata-rata permodelan steady flow sebesar + 30.519 m, sedangkan untuk permodelan unsteady flow sebesar + 29.849 m. selain itu kecepatan aliran permodelan steady flow juga cenderung lebih tinggi daripada model unsteady flow. Kecepatan rata-rata model Steay flow diperoleh nilai sebesar 2,791 m/s, sedangkan pada model unsteady diperoleh nilai 2,025 m/s.Kata-kata kunci: debit banjir, pengendalian banjir, unsteady flow, steady flow, Sungai Way LaalaAbstract: The purpose of this study is to provide a basic reference for selecting flood control solutions by comparing unsteady flow and steady flow flood flow models. Hydrological data analysis method using HEC-HMS software and hydraulics with HEC-RAS 5.0.7 software. The calculation of the regional average rainfall was taken from BMKG, Kairatu rain data and the result was 144.69 mm. Meanwhile, for the calculation of the planned rainfall, the Log Person Type III distribution method was used and the 25-year planned rainfall was 290.46 mm. The validity of the rain data was tested with Smirnov-Kolmogorov and Chi Square. Hydrological analysis used the HEC-HMS and Microsoft excel 2019 programs by comparing 3 synthetic unit hydrograph methods. Hydrographs are compared between the SCS, Snyder, and Nakayasu methods with field condition data during flood modeling for data calibration. The results of the HEC-HMS modeling show that the peak discharge value of the SCS method is 42.9 m3/s, and the Snyder method is 60.8 m3/s, while the calculation results with ms. The Excel 2019 Nakayasu method obtained a peak discharge value of 158 m3/s. Hydraulic analysis using the HEC-RAS 5.0.7 program requires data in the form of cross sections, long sections, terrain data, and 25 year return period hydrograph data from the HEC-HMS Nakayasu modeling method. The HEC-RAS analysis was compared between the steady flow model and the unsteady flow model. From the HEC-RAS, it was found that the Way Laala River was overtopped as high as 0.5 – 1 m in steady flow and inundated residents’ settlements in Loki Village in the unsteady flow simulation. The HEC-RAS modeling results show that the average water level profile of the steady flow model is higher than the elevation produced by the unsteady flow model. The average water level for the steady flow model is + 30,519 m, while for the unsteady flow model it is + 29,849 m. besides that the flow velocity of the steady flow model also tends to be higher than the unsteady flow model. The average speed of the Steay flow model is 2.791 m/s, while the unsteady model is 2.025 m/s.Keywords: flood discharge, flood control, unsteady flow, steady flow, Way Laala River
Pengendalian Air Limpasan dengan Ecodrainage untuk Kawasan Perumahan Podo Asih Arifandy Setiawan; Anie Yulistyorini; Titi Rahayuningsih; Gilang Idfi
Dampak Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.20.2.63-73.2023

Abstract

Podo Asih Housing is a residential area located in Beji District, Pasuruan Regency, located at 7°34'23.21” S and 112°44'00.39” E housing area of 50,000 m2 or 5 hectares, this relatively densely populated housing is still frequent. There is a flood that can disrupt the activities of residential residents. One alternative to overcome this is by applying the concept of eco-drainage in residential areas. This study uses a quantitative descriptive approach to the Podo Asih Housing area, hydrological analysis is carried out to determine runoff discharge and hydraulic analysis to determine the capacity of the existing channel in the Podo Asih Housing area, the analysis is carried out to determine how much runoff discharge occurs, that is the basis In eco-drainage planning, it is necessary to take into account how many rainwater reservoirs, infiltration wells, and biopore infiltration holes are needed to control the runoff water. In collecting data, researchers conducted observations and measurements directly in the field, carried out laboratory tests, and collected rain data from the Department of Irrigation and Mining of Pasuruan Regency. HEC-RAS software for hydraulic analysis calibration. The results showed that there were 39 out of 118 channels that could not accommodate runoff water discharge, planned as many as 378 rainwater collectors, 68 infiltration wells, and 289 biopore infiltration holes that could reduce runoff discharge by 1,253 m3/s with a reduction percentage of 95.59% for a 2 year return period, 77.06% for a 5 year return period, and 68.19% for a 10 year return period. Keywords: housing, runoff, ecodrainage  ABSTRAK Perumahan Podo Asih merupakan kawasan perumahan yang terletak di Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan, terletak pada 7°34'23.21” LS dan 112°44'00.39” BT dengan luas perumahan 50.000 m2 atau 5 hektar, perumahan yang relatif padat penduduk ini masih sering dijumpai. Adanya banjir yang dapat mengganggu aktivitas warga pemukiman. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan konsep ecodrainage pada kawasan pemukiman. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif pada kawasan Perumahan Podo Asih, analisis hidrologi dilakukan untuk menentukan debit limpasan dan analisis hidrolik untuk mengetahui kapasitas saluran yang ada di kawasan Perumahan Podo Asih, analisis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar terjadi debit limpasan, yang menjadi dasar Dalam perencanaan ekodrainase, perlu diperhitungkan berapa jumlah penampungan air hujan, sumur resapan, dan lubang resapan biopori yang dibutuhkan untuk mengendalikan air limpasan. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan observasi dan pengukuran langsung di lapangan, melakukan uji laboratorium, dan mengumpulkan data hujan dari Dinas Pengairan dan Pertambangan Kabupaten Pasuruan. Perangkat lunak HEC-RAS untuk kalibrasi analisis hidrolik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 39 dari 118 saluran yang tidak dapat menampung debit air limpasan, direncanakan sebanyak 378 penampung air hujan, 68 sumur resapan, dan 289 lubang resapan biopori yang dapat mereduksi debit limpasan sebesar 1.253 m3/s dengan persentase penurunan. sebesar 95,59% untuk periode ulang 2 tahun, 77,06% untuk periode ulang 5 tahun, dan 68,19% untuk periode ulang 10 tahun. Kata kunci: perumahan, limpasan, ekodrainase     Â