Different from traditional Islamic boarding schools with their emphasis on theoretical skills, Arabic learning at Modern Islamic Boarding Schools has active skills such as speaking (maharah kalam) and writing (maharah kitabah). Among modern pesantren that conduct a relatively successful Arabic learning is Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Based on this background, the author conducted ethnographic research to understand the process of Arabic learning in MBS. The conceptual framework used by the author is the theory of discourse and the theory of speech acts by J.L. Austin. This study found that learning Arabic at MBS Yogyakarta reflects the complete discourse construct of Austin's theory. Locutionary discourse manifests in the form of motivational jargons to learn Arabic. Illocutionary acts are embodied in the locutionary production of the discourse in a system of actions in the form of orders, explanations containing appreciation, threats, and promises. From the locutionary and illocutionary processes, an effect appears in the speech partners, who are the students, in the form of awareness of the urgency of Arabic as the language of Islam.Berbeda dengan pesantren tradisional yang menekankan keterampilan teoritik, pembelajaran bahasa Arab di Pesantren Modern menekankan keterampilan aktif seperti berbicara (maharah kalam) dan menulis (maharah kitabah). Di antara pesantren modern yang relatif berhasil dalam pembelajaran bahasa Arab adalah Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis melakukan penelitian etnografi untuk memahami pembelajaran Bahasa Arab di MBS. Konseptual framework yang digunakan penulis adalah teori wacana dan teori tindak tutur J.L. Austin. Penelitian ini menemukan bahwa desain pembelajaran bahasa Arab di MBS Yogyakarta mencerminkan konstruk wacana yang lengkap dari teori Austin. Lokusi wacana berbentuk jargon-jargon motivasi untuk mempelajari Bahasa Arab. Ilokusi adalah produksi lokusi wacana tersebut dalam system tindakan yang berbentuk perintah, himbauan, penjelasan yang mengandung tuntutan apresiasi, ancaman, dan janji. Dari proses lokusi dan ilokusi tersebut, muncul efek dalam diri mitra tutur, yaitu para santri, berupa kesadaran akan urgensi Bahasa Arab sebagai Bahasa Agama Islam.