Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Profetika

LOKUSI ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM WACANA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (MBS) YOGYAKARTA Mahandri Widya Prihantari; Kurniawan Dwi Saputra
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.17417

Abstract

Different from traditional Islamic boarding schools with their emphasis on theoretical skills, Arabic learning at Modern Islamic Boarding Schools has active skills such as speaking (maharah kalam) and writing (maharah kitabah). Among modern pesantren that conduct a relatively successful Arabic learning is Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Based on this background, the author conducted ethnographic research to understand the process of Arabic learning in MBS. The conceptual framework used by the author is the theory of discourse and the theory of speech acts by J.L. Austin. This study found that learning Arabic at MBS Yogyakarta reflects the complete discourse construct of Austin's theory. Locutionary discourse manifests in the form of motivational jargons to learn Arabic. Illocutionary acts are embodied in the locutionary production of the discourse in a system of actions in the form of orders, explanations containing appreciation, threats, and promises. From the locutionary and illocutionary processes, an effect appears in the speech partners, who are the students, in the form of awareness of the urgency of Arabic as the language of Islam.Berbeda dengan pesantren tradisional yang menekankan keterampilan teoritik, pembelajaran bahasa Arab di Pesantren Modern menekankan keterampilan aktif seperti berbicara (maharah kalam) dan menulis (maharah kitabah). Di antara pesantren modern yang relatif berhasil dalam pembelajaran bahasa Arab adalah Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis melakukan penelitian etnografi untuk memahami pembelajaran Bahasa Arab di MBS. Konseptual framework yang digunakan penulis adalah teori wacana dan teori tindak tutur J.L. Austin. Penelitian ini menemukan bahwa desain pembelajaran bahasa Arab di MBS Yogyakarta mencerminkan konstruk wacana yang lengkap dari teori Austin. Lokusi wacana berbentuk jargon-jargon motivasi untuk mempelajari Bahasa Arab. Ilokusi adalah produksi lokusi wacana tersebut dalam system tindakan yang berbentuk perintah, himbauan, penjelasan yang mengandung tuntutan apresiasi, ancaman, dan janji. Dari proses lokusi dan ilokusi tersebut, muncul efek dalam diri mitra tutur, yaitu para santri, berupa kesadaran akan urgensi Bahasa Arab sebagai Bahasa Agama Islam.
PARADIGMA LIBERAL ARTS DALAM PENDIDIKAN DI ERA DISRUPSI STUDI KASUS DI ZAYTUNA COLLEGE Kurniawan Dwi Saputra
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 21, No. 1, Juni 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v21i1.11052

Abstract

Amidst the noisy discourse of disruption era, the orientation of education in Indonesia is in a crossed way. On the one hand, by the presidential regulation number 87 on 2017, the government wants indonesian education to foster its character education. On the other hand, the more pragmatic approach to prepare skill-based system of education as the answer to industrial demands is obvious in the more recent government discourse. Based on this background, this qualitative research tries to present liberal arts education paradigm as an alternative way to today’s form of education. By studying relevant literature resources, and by evaluating its practice in Zaytuna College as the case, this research argues that liberal arts education is in line with core principles in Islamic education which views human as holistic creatures with many potentials.Di tengah hingar bingar perbincangan tentang era disrupsi, orientasi pendidikan di Indonesia berada pada persimpangan jalan. Di satu sisi, berdasarkan peraturan presiden nomor 87 tahun 2017, pemerintah menginginkan pendidikan Indonesia untuk memperkuat pendidikan karakter. Di sisi yang lain, pendekatan yang lebih pragmatis untuk mempersiapkan sistem pendidikan yang menjawab kebutuhan dunia industri sangat jelas pada diskursus-diskursus pemerintah yang lebih baru. Berdasarkan latar belakang ini, penelitian kualitatif ini, mencoba menghadirkan paradigma pendidikan liberal arts sebagai jalan alternatif bagi pola pendidikan hari ini. Melalui studi sumber pustaka yang relevan, serta dengan mengevaluasi praksisnya di Zaytuna College sebagai studi kasus, penelitian ini berargumen bahwa pendidikan liberal arts selaras dengan prinsip-prinsip pokok pendidikan Islam yang memandang manusia sebagai makhluk holistik dengan potensi yang beragam.