Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Reconstruction of Aligarh and Santiniketan Educational Philosophy: The Creative Ijtihad of Trimurti in Developing Islamic Education in Indonesia Kurniawan Dwi Saputra; Krismono Krismono
TSAQAFAH Vol 17, No 2 (2021): Tsaqafah Jurnal Peradaban Islam
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v17i2.6879

Abstract

The development of modern Islamic boarding schools‎ in Indonesia cannot be separated from the model built by the Gontor Islamic Boarding School. Gontor's education system is constructed to accommodate the continuity of Islamic religious traditions by adapting educational principles developed by exemplary institutions called sintesa. There are four specific inspirations of Gontor education: Al-Azhar in Egypt, Syanggit in Mauritania, Aligarh, and Santiniketan in India. This study aims to discuss Gontor education which is constructed from the educational philosophy of Aligarh and Santiniketan. The method used is autoethnography with the use of Giddens structuration as a theoretical framework. This study found that, in general, the influence of Aligarh and Santiniketan embodied in two aspects: symbolic and substantial. The symbolic aspect presents in the form of the nominalization of physical and non-physical infrastructure in Gontor. Substantial aspects are manifested in the modernization of the learning system and institutional governance, language skills, and the design of a holistic educational paradigm. This influence is manifested in Gontor education through a dialectical-structural step that involves the creative process of Trimurti, the founder of Gontor, to reconstruct the Aligarh and Santiniketan educational philosophies that are useful in developing and in line with Islamic education traditions. Keywords: Reconstruction, Islamic Education, Gontor, Aligarh, Santiniketan.   
Meningkatkan Partisipasi Peserta Didik Melalui Flipped dan Blended Learning Sebagai Upaya Optimalisasi Capaian Pembelajaran pada Mata Kuliah Wajib Universitas Sofwan Hadi Kusuma; Nur Kholis; M Roem Syibly; Junaidi Safitri; Krismono Krismono
Refleksi Pembelajaran Inovatif Vol 3, No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/rpi.vol3.iss1.art6

Abstract

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menggeser efektivitas model pembelajaran konvensional menuju model pembelajaran baru berdasarkan penggunaan media teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat partisipasi mahasiswa pada perkuliahan MKWU Islam Ulil Albab di Universitas Islam Indonesia (UII) dalam proses pembelajaran di kelas selama pandemi Covid-19 melalui model pembelajaran campuran berbasis flipped dan blended learning. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research (CAR), dengan subyek 82 mahasiswa yang sekaligus mengikuti program studi mandiri, mahasiswa dari program studi. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih empat bulan dalam perkuliahan aktif pada semester ganjil tahun ajaran 2020-2021, dengan total 14 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran campuran berdasarkan flipped dan blended learning memiliki peningkatan partisipasi siswa dalam setiap pertemuan dan hasil CPMK tercapai dengan baik.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI EMAS ONLINE MELALUI TOKOPEDIAEMAS Muhammad Arafat; Krismono
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 4 No. 1 (2022): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol4.iss1.art3

Abstract

TokopediaEmas mengklaim bahwa investasi emas melalui TokopediaEmas sesuai dengan Syariat Islam, yang mana ini semakin membuat para generasi milenial lebih tertarik, khususnya orang Muslim. Transaksi emas di TokopediaEmas terjadi secara tidak tunai atau non kontan, sebab pembayaran dilakukan secara virtual (pembeli dan penjual tidak berhadapan langsung). Keadaan ini tampak tidak sejalan dengan hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang menyatakan bahwa jual beli emas harus secara kontan, maka penulis berinisiatif untuk membahas hal tersebut, apakah memang benar sesuai dengan syariah Islam atau tidak ?.  Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian normatif dan studi lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat dua pandangan mengenai investasi emas secara online, pertama yaitu pendapat empat madzhab yang mengharamkan karena tidak dilakukan secara kontan atau tunai dan emas termasuk barang ribawi sehingga jika transaksi tidak sesuai syarat yaitu harus kontan atau tunai  aka termasuk kedalam riba nasi’ah, Kedua yaitu pendapat DSN-MUI berdasarkan pendapat Ibn Taimiyah yang membolehkan Investasi emas secara online selama emas tersebut tidak dianggap sebagai alat tukar menukar yang resi dan hanya dianggap sebagai barang saja.
TINJAUAN AKSI KESETARAAN GENDER (UII CAREER CENTRE) TERHADAP KARIR ALUMNI DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS DAN FIQH MUAMALAH Siti Inayah; Nabilah Tri Amalia; Krismono
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 4 No. 2 (2022): Ahwal Syakhsiyah, Pendidikan Agama Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol4.iss2.art7

Abstract

Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan istilah SDGS merupakan lanjutan dari program MDGS yang secara resmi disahkan oleh perserikatan bangsabangsa (PBB) dan para pimpinan negara merupakan upaya untuk mewujudkan dunia 2030 yang lebih baik. Dari 17 tujuan yang dirumuskan dalam Sustainable Development Goals salah satunya adalah untuk menciptakan kesetaraan gender di semua aspek kehidupan, termasuk di dunia karir. Begitu pula dalam Islam, konsep kesetaraan gender khususnya di dunia karir bahkan menjadi pembahasan dalam fiqih muamalah. Dalam hal ini UII Career Center sebagai wadah dalam menegmbangkan karir mahasiswa maupun alumni tentu memiliki peran yang penting untuk mengaplikasikan kesetaraan gender dalam kinerjanya. Melalui penelitian kualitatif ini, peneliti akan melakukan indepth interview dengan pengurus UII Career Center dan mengadopsi data-data terkait untuk menelaah aksi kesetaraan gender yang ada di UII Career Center dalam pandangan fiqih muamalah. Sehingga, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh UII Career Center dalam mengaplikasikan konsep kesetaraan gender yang sesuai dengan fiqih muamalah, dan sebagai sumber kajian bagi khalayak umum. 
SALAFISME DI INDONESIA : IDEOLOGI, POLITIK NEGARA, DAN FRAGMENTASI Krismono Krismono
Millah: Journal of Religious Studies Vol. XVI, No. 2, Februari 2017 Mendialogkan Kembali Relasi Gerakan Keagamaan dan Negara
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol16.iss2.art2

Abstract

Taking the focus of Salafism study in Indonesia, the article is intended to analyze the important shifts of the Salafi ideology in responding to regional and international political situations, particularly in relation to state policy which has resulted in a wide range of theological implications and pragmatism of the Salafi doctrine., The article also aims to place correctly about the existence of Salafi factions in Indonesia. Implementation of a non-monolithic Salafist ideology in Saudi Arabia has created a polemic and conflict that brought influence and resonated rapidly to the emergence of new forms of Salafism in Indonesia that not only used their approach to religion but also state ideology. Interestingly, fragmented Salafism in Indonesia into some of these factions initially began only from the doctrinal problems to spread into personal and even financial problems.
Kiai Kampung, Reformasi Islam, dan Perubahan Sosial di Pegunungan Jawa Masa Orde Baru Krismono
ABHATS: Jurnal Islam Ulil Albab Vol. 1 No. 2: September 2020
Publisher : Direktorat Pondok Pesntren Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.461 KB)

Abstract

Kiai umumnya diartikan sebagai predikat yang disematkan oleh masyarakat karena kompetensinya di bidang ilmu agama melampaui manusia biasa, memiliki pesantren, dan mengajarkan ilmunya kepada para murid-muridnya. Namun, konvergensi sosial-politik pada masa Orde Baru di Indonesia, untuk beberapa kasus, telah mengeser makna dan peran kiai lebih kepada seorang agen perubahan sosial. Artikel ini dimaksudkan untuk mencoba menginvestigasi otoritas peran yang dimainkan seorang kiai di sebuah perdesaan pegunungan Jawa dalam merubah kampungnya yang miskin dan dikenal kuat religiusitas abangannya kini menjadi kampung santri yang makmur secara ekonomi. Menariknya, ia melakukannya dengan dalih purifikasi Islam mengkombinasikannya dengan peran otonominya dalam konteks politik lokal untuk menampilkan wacana-wacana keislamannya bekerja secara sinergi dengan agenda pembangunan negara. Artikel ini merupakan hasil penelitian etnografi yang dilakukan melalui dua tahap, yakni awal hingga pertengahan bulan pada 2014 dan 2018 di sebuah perdesaan di Dataran Tinggi Dieng. Observasi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan terlibat, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya, keberhasilan transformasi sosial-keagamaan sangat tergantung dari peran agensi dalam memainkan otoritasnya. Otoritas karisma dan rasional yang dimiliki sang kiai sebagai tokoh utama dalam konteks penelitian ini mampu dimanfaatkan dengan melibatkan diri sebagai bagian dari pemerintah Orde Baru untuk turut serta menyukseskan agenda pembangunan negara melalui keberhasilannya menghubungkan idiom-idiom Islam dengan tema yang berlaku di masyarakat seperti kaitannya dengan wacana Islam yang terus menunjukkan tantangannya terhadap kemiskinan, pengangguran, kebodohan, dan krisis moral-keimanan.
The Reconstruction of Aligarh and Santiniketan Educational Philosophy: The Creative Ijtihad of Trimurti in Developing Islamic Education in Indonesia Kurniawan Dwi Saputra; Krismono Krismono
TSAQAFAH Vol. 17 No. 2 (2021): Tsaqafah Jurnal Peradaban Islam
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v17i2.6879

Abstract

The development of modern Islamic boarding schools‎ in Indonesia cannot be separated from the model built by the Gontor Islamic Boarding School. Gontor's education system is constructed to accommodate the continuity of Islamic religious traditions by adapting educational principles developed by exemplary institutions called sintesa. There are four specific inspirations of Gontor education: Al-Azhar in Egypt, Syanggit in Mauritania, Aligarh, and Santiniketan in India. This study aims to discuss Gontor education which is constructed from the educational philosophy of Aligarh and Santiniketan. The method used is autoethnography with the use of Giddens structuration as a theoretical framework. This study found that, in general, the influence of Aligarh and Santiniketan embodied in two aspects: symbolic and substantial. The symbolic aspect presents in the form of the nominalization of physical and non-physical infrastructure in Gontor. Substantial aspects are manifested in the modernization of the learning system and institutional governance, language skills, and the design of a holistic educational paradigm. This influence is manifested in Gontor education through a dialectical-structural step that involves the creative process of Trimurti, the founder of Gontor, to reconstruct the Aligarh and Santiniketan educational philosophies that are useful in developing and in line with Islamic education traditions. Keywords: Reconstruction, Islamic Education, Gontor, Aligarh, Santiniketan.   
DIGITAL CIVILITY INDEX IN THE ERA OF INFORMATION TECHNOLOGY: A CASE STUDY OF HIGHER EDUCATION MUSLIM STUDENTS IN YOGYAKARTA Iin Fadila Ramadhani; Krismono
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol5.iss2.art23

Abstract

Globalization that occurs requires people to be literate about technology. This should not affect the public in using the internet. This research is a descriptive research through interview, surveys, and observations with Muslim students at universities in Yogyakarta as research subjects. Compared to other countries in Asia, Indonesia is the most impolite country based on a survey conducted by Microsoft. This figure is higher when compared to the previous year. The amount of hoax and fraud news influences the level of public decency. From the resulting sample, as many as 20% have spoken harshly on social media and the other 80% have never, this difference is influenced by the environment around each youth which is different. With the majority of Muslim students not being able to say impolite sentences, it needs to be maintained, whereas if they still say harsh sentences/discrimination in cyberspace, it needs to be minimized through cooperation by all levels of society, from families, schools to government agencies.