Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG EKSISTENSI MAPPERE DALAM ADAT PERKAWINAN DI DESA KANAUNGAN KECAMATAN LABBAKANG KABUPATEN PANGKEP SARINA .; MUHAMMAD ARSYAD MAF’UL
Jurnal Tomalebbi Volume III, Nomor 2, Juni 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.89 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui  persepsi masyarakat tentang adat mappere dalam perkawinan di Desa Kanaungan Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep, 2) mengetahui pelaksanaan adat mappere sehingga masih eksis sampai saat ini, 3) mengetahui nilai-nilai sosial masyarakat. Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,wawancara, dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang eksistensi mappere dalam adat perkawinan di Desa Kanaungan Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep, pelaksanaan adat mappere, nilai-nilai sosial masyarakat. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa: 1. Persepsi masyarakat Desa Kanaungan Kecamatan Labbakang kabupaten Pangkep Terhadap Eksistensi Mappere dalam Perkawinan  tergolong positif dan mendukung, mengingat  mappere Tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai sosial dalam masyarakat  serta norma  agama, 2. Pelaksanaan adat Mappere sebelum akaq nikah mempelai laki-laki berayun enam kali putaran karena dia yang mendirikan ayunan, tapi pada saat duppa pere’ (diayungkanlah kedua mempelai secara bergantian) masing-masing diayung enam kali putaran, tiga kali putaran dengan menggunakan  sarung panjang ,dan tiga kali  menggunakan tali panjang, sebelum kedua mempelai diayung ada ritual terlebih dahulu yaitu macera manu( mengambil darah ayam dari jenggernya) dilanjutkan dengan menaikkkan kue tujuh  macam dan lappa-lappa tujuh buah sebagai pengikut ayunan, 3. Nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan adat mappere adalah nilai sosial dalam  masyarakat yaitu nilai kebersamaan dan memperarat tali kekeluargaaan ,nilai kerja sama dalam bentuk gotong royong dan adapun nilai religius  yaitu nilai kesyukuran dan nilai agama.Kata Kunci: Eksistensi Mappere, Adat  Perkawinan This study aims to: 1) determine the public perception of indigenous mappere in marriage in the District Kanaungan Village Labbakang Pangkep, 2) know the custom implementation mappere that still exist today, 3) determine the social values of society. The study used data collection techniques through observation, interviews, documentation. Data obtained from the results of the study were processed using descriptive qualitative analysis to determine the public perception of the existence of mappere in marriage customs in the village of the District Kanaungan Labbakang Pangkep, implementation mappere customs, social values of society. The results of this research show that: 1. The public perception Kanaungan village district subdistrict Labbakang Pangkep Against Mappere Existence in Marriage classified as positive and supportive, given mappere It is not contrary to the values of society and religious norms, customs Mappere 2. Implementation of the bride before marriage akaq man swinging six rounds because he who set up the swing, but when duppa pere '(diayungkanlah the bride alternately) each diayung six times a round, three rounds by using a glove length, and three times using a long rope, before No ritual the bride diayung beforehand that Macera manu (chicken blood taken from the comb) followed by menaikkkan seven kinds of cakes and lappas-lappas seven as followers swing, 3. the values contained in a custom implementation mappere is social value in the community is that togetherness and memperarat rope kekeluargaaan, the value of cooperation in the form of mutual assistance and as for the religious value is the value of gratitude and religious values.Keywords: Existence Mappere, Customary Marriages
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG EKSISTENSI MAPPERE DALAM ADAT PERKAWINAN DI DESA KANAUNGAN KECAMATAN LABBAKANG KABUPATEN PANGKEP SARINA .; LUKMAN ILHAM
Jurnal Tomalebbi Volume III, Nomor 4, Desember 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.504 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui  persepsi masyarakat tentang adat mappere dalam perkawinan di Desa Kanaungan Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep, 2) mengetahui pelaksanaan adat mappere sehingga masih eksis sampai saat ini, 3) mengetahui nilai-nilai sosial masyarakat. Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,wawancara, dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang eksistensi mappere dalam adat perkawinan di Desa Kanaungan Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep, pelaksanaan adat mappere, nilai-nilai sosial masyarakat. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa: 1. Persepsi masyarakat Desa Kanaungan Kecamatan Labbakang kabupaten Pangkep Terhadap Eksistensi Mappere dalam Perkawinan  tergolong positif dan mendukung, mengingat  mappere Tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai sosial dalam masyarakat  serta norma  agama, 2. Pelaksanaan adat Mappere sebelum akaq nikah mempelai laki-laki berayun enam kali putaran karena dia yang mendirikan ayunan, tapi pada saat duppa pere’ (diayungkanlah kedua mempelai secara bergantian) masing-masing diayung enam kali putaran, tiga kali putaran dengan menggunakan  sarung panjang ,dan tiga kali  menggunakan tali panjang, sebelum kedua mempelai diayung ada ritual terlebih dahulu yaitu macera manu( mengambil darah ayam dari jenggernya) dilanjutkan dengan menaikkkan kue tujuh  macam dan lappa-lappa tujuh buah sebagai pengikut ayunan, 3. Nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan adat mappere adalah nilai sosial dalam  masyarakat yaitu nilai kebersamaan dan memperarat tali kekeluargaaan ,nilai kerja sama dalam bentuk gotong royong dan adapun nilai religius  yaitu nilai kesyukuran dan nilai agama.Kata kunci: Persepsi, Mappere, Adat PerkawinanABSTRACT: This study aims to: 1) determine the public perception of customary marriages in the village mappere in the District Kanaungan Labbakang Pangkep, 2) determine a custom implementation mappere that still exist today, 3) determine the values of society. The study used data collection techniques through observation, interviews, documentation. Data obtained from the research results were processed using qualitative descriptive analysis to determine the public perception of the existence of mappere in traditional wedding in the village of the District Kanaungan Labbakang Pangkep, implementation mappere customs, social values of society. The results of this research showed that: 1. The public perception Kanaungan village district subdistrict Pangkep Labbakang Mappere Against Existence in Marriage relatively positive and supportive, given mappere It is not contrary to social values in society and religious norms, customs Mappere 2. Implementation of the bride before marriage akaq man swinging six rounds because he who set up the swing, but when duppa pere '(diayungkanlah the bride alternately) each diayung six rounds, three rounds by using a glove length, and three times using a long rope, before diayung the bride and groom are the rituals beforehand that Macera manu (chicken blood draw from the comb) followed by cake menaikkkan seven kinds and lappas-lappas seven as followers swing, 3. the values contained in a custom implementation mappere is social value in the community is that common values and to the ropes memperarat keluargaaan, the value of cooperation in the form of mutual assistance and as for the religious values a value gratitude and religious values.Keywords: Perception, Mappere, Customary Marriages  
Rainwater Quality Measurements in the Area of Bricks Manufacturing at Kajhu Aceh Besar Sarina .; Nurul Mafazi; Riski Rahmania; Elin Yusibani
Journal of Aceh Physics Society Volume 4 Number 1, March 2015
Publisher : PSI-Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.304 KB)

Abstract

The study of rainwater quality measurement has been done in brick manufacturing area of Kajhu, Aceh Besar. The measurements are taking place in the three different places when the rain fall from the sky in Kajhu area. The physical parameters that will be measured are pH, TDS, conductivity and potential of electricity.
PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU SEJARAH FKIP UNSYIAH TENTANG PEMANFAATAN SITUS BERSEJARAH KERKOF SEBAGAI SUMBER BELAJAR PERANG KOLONIAL BELANDA DI ACEH Sarina .; Teuku Abdullah; Anwar Yoesoef
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2018): Januari, Pengaruh Media dan Isu Penting dalam Kajian Sejarah
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTKerkhof is one of the historis sites located in Banda Aceh city.  As early historic sites, Kerkhof has the potential to be used as a learning resource for the dutch Colonial Warn in Aceh of high school students as well as  for student. This study aims to determine the “perception of preservice teacher history of FKIP UNSYIAH about the Utilization of historic Kerkhof  site as a learning resource for dutch Colonial Warn in Aceh. In research appoarch used is qualitative with desciptivr method. The sample in this study amounted to 17 people taken with Random Sampling technique. Data colletion using questionnaire and data analysis is done by processing frequency distribution and historiography method. Based on the result of the research, student’s perception abot the use of Kekhof Site as a leraning reasource dutch Colonial Warn in Aceh, among other: 47% of the students stated agreed that Kekhof give a real picture of the history of the of dutch Colonial Warn in Aceh to clarify wahat is obtained at lectures in class; 53% of the students stated that Kerkhof Sites is historical that can be used as a learning resource for dutch Colonial Warn in Aceh directly so that learning becomes more meaningful; and 41% of the students yhe learning dutch Colonial Warn in Aceh by visiting to the site Kerkhof  is contextual learning can enhance student’s understanding of the histori dutchColonial Warn.Keywords:Perception, Preservice Teacher History, Kerkhof, Learning Resouce.  ABSTRAKKerkhof merupakan situs sejarah yang terletak di Kota Banda Aceh. Sebagai situs bersejarah, Kerkhof  memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar Perang Kolonial Belanda di Aceh bagi siswa sekolah menengah maupun bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “persepsi mahasiswa calon guru sejarah FKIP Unsyiah tentang pemanfaatan situs bersejarah Kerkhof sebagai sumber belajar perang kolonial Belanda di Aceh.Dalam penelitian pendekatan yang digunakan ialah kualitatif dengan metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 orang yang diambil dengan teknik Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan angket dan analisa data dilakukan dengan pengolahan distribusi frekuensi dan metode historiografi.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi mahasiswa tentang pemanfaatan Situs Kerkhof sebagai sumber belajar perang kolonial Belanda di Aceh, antara lain : 47% mahasiswa menyatakan setuju bahwa Situs Kerkhof  memberikan gambaran nyata sejarah perang kolonial Belanda di Aceh sehingga memperjelas apa yang diperoleh pada perkuliahan di kelas, 53% mahasiswa menyatakan bahwa Situs Kerkhof merupakan bukti sejarah dari perang kolonial Belanda di Aceh yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar perang kolonial Belanda di Aceh secara langsung sehingga pembelajaran materi tersebut lebih bermakna; serta 41% mahasiswa berpendapat bahwa pembelajaran Perang kolonial Belanda di Aceh dengan kunjungan langsung ke situs Kerkhof merupakan pembelajaran  pembelajaran kontekstual yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap sejarah perang kolonial Belanda.Kata Kunci: Persepsi, Mahasiswa Calon Guru Sejarah, Kerkhof, Sumber Belajar.