Claim Missing Document
Check
Articles

PEMISAHAN SENYAWA FENOL DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PULP (Black Liquor) DENGAN CARA FRAKSINASI - DISTILASI R Sudradjat; Aldi P Johor Ning
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 1 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1993.11.1.12 - 20

Abstract

The aim of the experiment is to study phenol recovery from waste liquor of pulp and paper processing industry.The method used for selecting distillation procedure were simple distillation, distillation design A, B, C, D, E, F and F-m as mentioned in the procedure. The pH of substrate used were 14, 12, 10, and 9 while for absorbents were 1, 3, 5 and 7. Distillation time used varied from 3.15 ; 5.15 ; and 7.15.The result shows that the highest phenol recovery was obtained from the design F-m yielding 75. 3 % phenol recovery during 5 hours 15 minutes distillation time, using substrate having pH of 14 and absorbent pH of 3. Applying such method on sulphite black liqour, gave 56.3 % phenol recovery.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG BIJI JARAK PAGAR R Sudradjat; D Tresnawati; D Setiawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.2.143-162

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan sifat arang aktif yang dihasilkan dari tempurung biji jarak pagar (Jathropha curcas L.). Proses penelitian dilakukan dengan pembuatan arang dari tempurung biji jarak pagar pada suhu 500ºC selama 5 jam. Kemudian arang tersebut direndam dalam larutan asam fosfat 1% , 2% dan 3% selama 24 jam. Selanjutnya arang diaktivasi pada suhu 650º, 750º dan 850ºC dan disemprot uap panas selama 60 menit dengan suhu 125ºC, laju alir uap panas 0,27 kg/jam dan tekanan 0,025 mb.Parameter yang diuji adalah rendemen, kadar air, kadar zat terbang, kadar abu, kadar karbon terikat, daya serap terhadap yodium dan benzana, peningkatan kejernihan warna minyak jarak pagar dan minyak goreng kelapa sawit yang dijernihkan menggunakan arang aktif dari tempurung biji jarak.Hasil optimum diperoleh pada kondisi aktivasi menggunakan suhu 850ºC. Penggunaan bahan kimia H3PO4 tidak bepengaruh terhadap sifat fisiko-kimia arang aktif. Oleh karena itu, pembuatan arang aktif dari tempurung biji jarak pagar hanya memerlukan suhu tinggi dan aliran uap panas.Hasil optimum dari penelitian ini menunjukkan rendemen 80,8%; kadar air 1,7%; kadar zat terbang 3,2%; kadar abu 3,5%; kadar karbon terikat 91,6%; daya serap terhadap iodium 1.061,2 mg/g; daya serap terhadap benzena 24,8%; peningkatan kejernihan minyak jarak pagar 1,8%, sedang untuk minyak kelapa sawit 6,2%. Seluruh sifat fisiko-kimia memenuhi standar SNI untuk arang aktif serbuk (SNI 06-3730-95).
PENGARUH KERAPATAN KAYU, TEKANAN PENGEMPAAN DAN JENIS PEREKAT TERHADAP SIFAT BRIKET KAYU R Sudradjat
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 1 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1984.1.1.11-16

Abstract

            Chips of eight wood species were milled and briquette with varying pressure. Cassava flour and molasse were used as binders.            Briquette density ranged from 0,875 to 1.037 g/cm3; compressive strength from 216.32 to 604.12 kg/cm2; calorific value from 4318 to 4668 cal./g, moisture content from 3.58 to 6.12%, and ash content from 1.61 to 3.91%.             Higher density woods produced higher density briquette but lower in moisture and ash contents. Briquettes bonded with cassava flour were higher in density and ash content but lower in compressive strength and calorific value.             The relationship between pressing pressure and briquette density can be expressed in a linear regression equation. The effect of pressing pressure on compressive strength follows a quadratic regression equation for briquettes bonded with molasse.          
PEN GAWETAN KAYU MANGIUM SECARA RENDAMAN PANAS-DINGIN DENGAN BAHAN PENGAWET BORON DAN CCB Djarwanto Djarwanto; R Sudradjat
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 1 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.1.12-19

Abstract

Wood materials from plantation timber, among others is mangium (Acacia mangium Willd.) are supposed to be more susceptible to the wood-degrading organisms. This situation can expectedly be overcome by improving wood durability through a proper preservation. Previous study of the preservation of mangium wood was only by cold soaking treatment, using boron preservative. In order to provide a complete practical guidance of wood preservation, it would be necessary to study the preservation of such mangium by hot-cold treatment with not only boron but also CCB (copper-chrome-boron) preservatives.Mangium wood samples, after reaching their air-dry condition in block-shaped size measuring 5cm by 5cm by 100cm were treated by hot-cold soaking separately in solution of boron and CCB preservatives, varying at consecutively 5 percent, 7,5 percent and 10 percent. The treatment in this regard was implementing a particular schedule, which involved the regulation of soaking durations and temperatures. The durations in the hot-soaking stage for each preservative strength were 1 hour, 2 hours and 3 hours, with the temperature maintained at 65 to 70 °C. In the following cold-soaking stage, the durations were fixed for one day.The results showed that mangium wood treated with hot-cold soaking in either boron or CCB solution and implementing such particular schedule was only applicable for indoor uses, i.e. being under the roof utilization without ground contact. In this matter, the optimum strength for boron as well as CCB preservatives was 10 percent whereby the durations of hot-soaking stage were from one and three hours, followed by cold-soaking stage for one day.
OPTIMALISASI PROSES ESTRANS PADA PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) R Sudradjat; Indra Jaya; D Setiawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.4.239-257

Abstract

Pembuatan biodisel dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap pertama proses esterifikasi dan pada tahap kedua proses transesterifikasi. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah katalis HCI (1% dan 2%), persentase metanol terhadap minyak 0; 5; 10; 15 dan 20% (v/v) dan lama reaksi (1 jam dan 2 jam), suhu diatur konstan pada 60˚C. Dalam proses transesterifikasi perlakuannya adalah; persentase metanol terhadap minyak 0; 5; 7,5; 10; 15 dan 20% (v/v), lama reaksi 0,5 jam dan 1 jam. Pada tahap ini katalis yang digunakan adalah NaOH dan suhu konstan pada 60˚C. Parameter yang diamati adalah yang merupakan respons terhadap perlakuan yang diberikan dalam penelitian yaitu: bilangan asam, kekentalan dan kerapatan biodisel. Konversi maksimum asam lemak menjadi metil ester ditunjukkan dengan rendahnya bilangan asam, kekentalan dan kerapatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses esterifikasi menggunakan metanol 10% dapat menurunkan bilangan asam secara nyata sampai persyaratan standar ASTM PS-121 (<0,8 mg KOH/g minyak). Pada proses transesterifikasi menggunakan metanol 10% kekentalannya menurun sampai memenuhi persyaratan standar ASTM PS-121 (< 6,0 cSt). Meskipun kerapatan tidak menurun secara signifikan, tetapi nilainya memenuhi standar Eropa yaitu 0,87–0,90 g/ml. Hasil analisa lengkap sifat fisiko-kimia biodisel dari sampel yang diolah pada kondisi optimum menunjukkan seluruh sifatnya memenuhi persyaratan ASTM PS-121. 
KERANcUAN.DALAM BEBERAPA METODE PENETAPAN NITROGEN Bagian 3. Penetapan Organik Nitrogen Pada Sampel Yang Mengandung Nitrate R Sudradjat
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 6 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1991.8.6.223-227

Abstract

Dalam  ~          ke•3  ini,  penell~      diarahkan  untuk   mengetahui kemu1Wllinan adanya pengaruh  ,._,;,.   ldmia yar111 tidak  diinfirakan dalam penetapan kadar nitrogen terhadap aampel yar111 me111aftdur111  organik N dan nitrate  (N03), Penetapan. Ro,•dffokukan dengan metode•M,o,  auto­analyzer ~an Deuarda. Penetapan~d       N dilakukan tlenian naeto•    , de Kieldalil  dan total N. dengan inetode persulfat. Jfetode   teraebut dilakukan u.n~   merwetahui peroleJ,an ~embali nitro• •      ',.n  dari kberapa  mmpel Yanf  meruptika campuran Mnyawa orgariil' N •dengan itrOa YaiW ,.,_,,  dltetalaui  klltldr nltrO;ien•     :nya.                                                                                      .                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                'Hail•penelifian   men.unjullkan perolehan kembali nitrogen. 14116 lebih ket:il atau lebih  beaar dari kandungan nifroien yarw '•bt!namya.  Hal •     teraebut metaunjukkan kecenderunran kuat adanya pe111aruh reollai ldmia yang  titliM  d#11arapkan. Perolehan •  kemboli•  N03  dengan ~tode    Deuarda aan1tat rendah, hal ter;ebut  d•babkan  oleh bebfl1WHJ ke,,.­.kimm yaitu  menurunnya kapaaitaa redukai .N03  menjadi N02   dan kemudian  me1f/adf  . NH/   oleh  J,arena pe111t11111&    'CutPOl- atpU Mg2+ yang digunakan dalam prosedur analiBistmebut.   &lain  itu tliduga kellila,.,,.  NOs •dala  terjadi aebe• lum analiaiB dilakukan, yaitu  oleh karena reaksi N03 dengan aenyawa organil{­.tfadi   N2 p    tlan tlalani  ,,_       tmelitu me'hjatli orpnik   N. Anal•     N03 tlengan•metdde  auto­antllyzer memberikan JNrOleMn.kenahli  N03 1""ll•C""flll~~Me1ode Jqeltlahl  membenun pemlehan kembali nitrofen.Yanf     rendah .untuk   Nnyawa 1.4111  me1Wand~ .alfliM don llallftlt•:rendal& .unt~   aenyawa.. ao.  Hal teraebut diBebabkan: karakteriatik yang lebih dengan 8dan1a NOj  ..ta  'llondisi Uatilasi YGfl6 tinfji  (400° CJ. Metode persulfat relatl  •1111at tinf61  dalom per'Olehim  leemlJOli ru'Yrogeri dfblllltll,,,,,.tin den,an metotle Kjeltlahl, namun dalam beberapa,,..,_  memungkinkan perolelum kembali  yang tvlt1rnpou f""1llL                 tRaid    nit-f     atau reakai nitrat  delJlan phenol/naPhtol  teriihatjelaa   .,,._      .. paubahan atua.N03   menjatli oipd1I  N. pada  _penetapa14 nitrogen deftian  rnetode KjeldiJhl don pe~lfat    untuk. senyawa  CG1'1J'U1'C91.  G•1111phtol dan l­4"Ml1hto­ quMOne• denfan N03
Kemungkinan nitrifikasi dapat menghantar pembentukan organik nitrogen pada lingkungan yang kaya akan bahan organik R Sudradjat
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 2 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1991.9.2.70-81

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan proses nitrifikasi menghantarkan terjadinya proses nitrosasi yaitu   reaksi antara  N02 atau NO3  sebagai produk  nitrifikasi, dengan polyphenol  dari Jerami atau  lignin dengan mem- bentuk senyawa organik nitrogen non biomas. Dengan proses nitrosasi atau perubahan status mineral nitrogen menjadi organik nitrogen akan membantu mengurangi terhanyutnya mineral nitrogen pada aplikasi pemupukan tanaman dengan pupuk nitrogen pada tanah gundul, atau lahan hutan non produktif yang mengandung sedikit bahan organik. Hal tersebut disebabkan sifat organik nitrogen yang lebih lambat terdekomposisi.Terjadinya proses nitrifikaai diamati melalui peningkatan kadar organik nitrogen biomas dan non biomas dengan menggunakan kontrol penghambat  nitrifikasi yaitu  nitrapirin, asetilen serta campuran  asetilen, NaCI03.  dan kaptan. Selanjutnya organik nitrogen diidentifikasi dengan spektrofotomefer  infra-merah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia  yang lebih spesifik.Hasil penelitian menunjukkan  bahwa proses nitrifikasi untuk  substrat jerami dan  lignin berlangsung dengan baik seperti ditunjukkan  dengan penurunan kadar NH4   Proses nitrosasi cenderung berlangsung pada penggunaan substrat lignin yaitu  dengan meningkatnya kadar organik nitrogen pada sample yang tidak dihambat dibandingkan dengan yang dihambat proses nitrifikasinya.  Evaluasi sulit dilakukan untuk substrat jerami oleh karena rendahnya  penghambatan proses nitrifikasi (40 ­   66%), pengaruhh bakteria mineralisasi dan pengaruh kaptan yang  mengurangi kadar biomas  nitrogen di samping juga menghambat pertumbuhan fungi.Analisis absorpsi frekuensi menunjukkan terjadinya pembentukan nitro dan oksim pada sempel yang tidak dihambat proses nitrikasinya. Keberadaan oksim menunjukkan kemungkinan berasal  dari  tautomerisasi nitroso grup  bagai  hasil proses nitrosesi.
KERANCUAN DALAM BEBERAPA METODE PENETAPAN NITROGEN .Bagian 2. Penetapan Organik Nitrogen Pada Sampel Yang Mengandung Nitrite R Sudradjat
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 6 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1991.8.6.214-218

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan   untuk   mengetahui   aeberapa jauh  adanya •     keterlibatan   reaksi kimia  yang  tidak  diharapkan dalam penetapan   kadar nitrogen  dengan  metode  yang umum  difunaian terhadap mmpel  yang men,andung organik  N clan nitrite.  Penetapan  N~    dilakukan   dengan  metode  MgO. Auto..,.1y.,,       Devarda dan Montgomery   & Dymo.ck.  Penetapan kadar  organik  N  dilakululn  dengan  metode   Kjeldahl  dan  total­N  derwan  metode   pe,.,ulfat.   Metode   terwbut    dilakukan untuk    mentetahui  perolehan   !cembali  nitrogen   darl  bebnapa  mrnpel   yang  merupakan   c:ampuran aenyawa  organik  N dengan  N03 yang  telah  diketahui   kadar  nitrogennya.                                                                                                                     Hasil penelitian    menunjukkan    perolehan   kembali  nitrogen­  yang  lebih  kecil  atau  lebih  beaar darl  kadar  nitrogen sebenamya.    Hal  tenebut     menunjukkan     kecenderungan    kuat   adanya   pengaruh   reaksi •         kimia   yang   tidak   diharapkan. Rendahnya   perolehan  kem"bali N02  dengan  metode  Devarda  kemungkinan   diaebabkan  penRaruh  Cu Yo"1l mengaki"batkan N02  terdekompou    dan  menguap  pada  waktu  destilasi. Kuus aerupa padD metode  MgO kemungkinan   diaebabkan  teJ'iadi• nya  fiksasi  _N02   terhadap  aenyawa  organik   yang  •mengaki'batkan  perubahan   statua  mineral  N  menjadi  oragnik  N.  Me­ tode  Kjeldahl  memberikan   perolehan   kembali  organik  N yang  rendah  untuk  aenyawa  amino  dan azo  yang  kemungkinan diaebabluin  hilangnya  N  karena  reaai   dengan  N02_  pada  waktu  dedruksi pada •uhu  4000C.  Prose• nitroiai    atau  reaksi N02  dengan phenol  atau  naphtol  diduga  menjadi  penyebab  terlalu  tingginya  perolehan  kembali  organik  N dari a­naphtoldan 1­4­naphtoquinone   dari kadar yang aebenamya.
UJI COBA LAPANGAN PENANAMAN KEDELAI SEBAGAI TANAMAN SELA ACACIA MANGIUM WILD DI AREAL HTI TANAH ASAM Field experiment of soybean intercrop planting among Acacia mangium willd on acidic soil of the forest estate area R Sudradjat; Sri Komarayati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 3 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1993.11.3.101-109

Abstract

The purpose of the experiment is to study intercrop planting technique of soybean (var. Willis) on acidic soil among Acacia mangium Willd at HTI Mandiangin, Pekan Baru - Riau.Total area of the experiment covers 0.5 ha, divided into 5 treatment plots of 1000 m2 each. Treatments used in the experiment were: control, lime, lime + anorganic fertilizer, compost and compost + anorganic fertilizer. :Lime. was applied in the order of 2 ton/ha, compost 20 ton/ha and 60 kg urea, 45 kg TSP, 45 kg KCl for 2 period. Rhizogin was used fis biofertilizer to promote growth while Azordin 15 WSC and Dithane M 45 were used as pesticides.The resulls of the experiment for plot 1 (control) showed that the productions of biomass was 383.6 kg/ha, wet pod was 645.4kg/ha, dry pod was 466.7 kg/ha soybean was 275.7 kg/ha, average number of root nodule was 4 and plant heigt was 25.90 cm.Plot ll (acidic soil + lime): the productions of biomass was. 745.8 kg/ha, wet pod was 792 kg/ha, dry pod was 578.6 kg/ha, soybean was 436.5 kg/ha, the number of root nodule was 16 and plant height was 42.38 cm.Plot III (acidic soil +lime + anorganic fenilizer), the productions off biomass was 1331 kg/ha,.wet pod was 1067 kg/ha, dry pod was 805.8 kg/ha, soybean was 525.8kg/ha, the number of root nodule was 17 and plant height was 44.76 cm.Plot IV (acidic soil + compost) : the productions of biomass was 1113.2 kg/ha, wet pod was 1364 kg/ha, dry pod was 963.9kg/ha, soybean was 648 kg/ha, the number of root nodule was 22 and plant height was 38.55 cm.Plot V.(acidic soit+Compost+ anorganic fertilizer): the productions of biomass was 1573 kg/ha, wet pod was 2406.6 kg/ha, dry pod was 1531 kg/ha, soybean was 1060.4 kg/ha, the number of root nodule was 24 and plant height was 55.88 cm.The experiment proved that the range from the highest lo the lowest soybean production was given by compost + anorganic fertilizer(384 %),followed by compost (235%), lime + anorganic fertilizer (190 %), lime (125 %) and control (100 %). It is proved that intercrop planting promote the growth of Acacia mangium Willd i.e: compost + anorganic fertilizer (215 %), lime + anarganic fertilizer (173 %), compost (148 %), lime (163 %) and control (100 %).It is evident that compost has an important role in increasing pH or conducting more nutrients uptake, reduction of A1 toxiclty and eliminating nutrient leaching. 
PENGOLAHAN DEKSTRIN SAGU (METROXYLON RUMPHII) SECARA ENZIMATIS R Sudradjat; Erra Yusnita
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 1 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4370.559 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.1.55-69

Abstract

Sago tree (Metroxylon rumphii) is a potential source of starch and an important contributor of non timber forest products for foodstuff reserve because it has a high carbohydrate content particularly starch. The idea of converting sago starch into dextrin compound is to enhance wider use and increase the economic value of the this commodity. Dextrin has been known for its use as additives in textile industries, pulp/paper industries and pharmaceutical industries.A laboratory trial has been conducted to convert sago into dextrin harnessing the activities of particular enzymes. The aim of this trial was to figure out optimum condition of enzymatic 'sago-processing into satisfactory-quality dextrin, able to comply with the requirement of Indonesian National Standard (INS). The target is to obtain appropriate technology development in sago-derived dextrin.The result revealed that the optimum condition was obtained at substrate concentration of 25 percent with enzyme dosage at 0,9 gram per kg of substrate (dry-weight). In this condition, the dextrin solubility complies with the INS requirement; i.e 25 percent with enzyme dosage at 0,5 gram per kg of substrate (dry- weight).