Hasil pembinaan kewirausahaan yang dilakukan oleh Saji (2018) kepada 6 orang kepala SLB (sekolah Luar Biasa) di Kabupeten Sidoarjo diketahui bahwa para lulusan SMALB tunagrahita belum mendapatkan porsi yang signifikan di perusahaan. Para penyandang tunagrahita yang mampu didik dan mampu latih belum mendapatkan layanan pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk bisa mandiri di masa depannya. Keterbatasan inteligensi dan komunikasi sosial membuat tantangan tersendiri dalam mengembangkan potensi mereka. Diperlukan komponen strategi pembelajaran yang cocok berupa modul multimedia interaktif untuk memaksimalkan pendidikan/nilai-nilai kewirausahaan yang diintegrasikan pada mata pelajaran keterampilan tata boga. Model pengembangan yang digunakan adalah Model 4-D. Tahapan pengembangannya, yaitu: define, design, develop, dan disseminate. Jenis data yang diambil berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan dengan penilaian deskriptif (perhitungan persentase). Data diperoleh dengan instrumen skala penilaian. Hasil validasi ahli materi (92.74%) dan ahli desain media pembelajaran (84.17%). Hasil uji coba produk kelompok kecil (93.10%) dan kelompok besar (93.85%). Menurut Arikunto (2010) jika hasil persentase 80%-100% berarti baik sekali sehingga bahan ajar dapat digunakan dalam proses belajar mengajar tanpa revisi. Kata Kunci : Modul Multimedia Interaktif, Pendidikan Kewirausahaan, Tunagrahita