Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Parents Knowledge about Early Childhood Sexual Education Based on Level of Education in Krasak Village, Pecangaan Sub-district, Jepara District Faizah, Umi; Latiana, Lita
BELIA: Early Childhood Education Papers Vol 6 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Jurusan PGPAUD FIP UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The high number of cases of child sexual abuse committed by the nearest children including the family shows the importance of early child sex education. Parents as educators in the family must have knowledge about sexual education for children. This study aims to find out whether there are differences in parental knowledge about early childhood sexual education based on education level in Krasak Village, Pecangaan Sub-district, Jepara Regency and whether parents graduate from Higher Education have knowledge about early child sexual education higher than parent who graduated High school and junior high school. This research type is quantitative with sample of parents who have children aged 4-6 years in Krasak Village, Pecangaan Sub-district, Jepara Regency. Data collection in this research is by using Parents Knowledge Scale of Early Childhood Sexual Education. Method of data analysis in this research is by using F test. The results of the study based on the calculation of statistical values ​​obtained F arithmetic> F table and Pvalue <0.05. Mean value in the group of parents who graduated from junior high school equal to 85.3, for the group of parents who graduated from high school 103.2, for the group of parents who graduated from college of 123.2. The result of research stated that there are differences of knowledge of parents who graduated from college based on education level and parents who graduated from higher education have higher knowledge than parents who graduated from high school.
PEMBENTUKAN SELF EFFICACY MAHASISWA PGRA DAN DAMPAKNYA BAGI TEACHER EFFICACY ALUMNI PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL (Study Literasi & Survey terhadap alumni PGRA di Yogyakarta) Faizah, Umi
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 3, No 2 (2015): ThufuLA
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v3i2.1238

Abstract

-efficacy is the belief that encourages individuals to do and achieve something, that is, as a multi-purpose instrument for this concept not only relates to the ability, but also able to gain confidence that the individual can do various things in various conditions. They have been many studies that reveal about theimportance of self-efficacy in a variety of different areas. This study seeks to explore literacy in theory of self-efficacy and equip it with the data surveyed alumni in teaching activities in early childhood/kindergarten/RA/BA. Conclusions to be drawn from this study that the formation of Self-efficacy when they become  students has positive impact on Teacher Efficacy alumni PGRA as evidenced by a 100% pass at the time of follow UKG (Teacher Competency Test) 2014.
Menstimulasi Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Fishing Game Faizah, Umi; Ernawati, Ernawati
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 4, No 1 (2016): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v4i1.1978

Abstract

This study aims to improve the reading skills of early childhood reading skills through stimulating activities with fishing game. This study was conducted using classroom action research design, namely the group B in RA Masyitoh Gerjen Sayegan Sleman, Yogyakarta. In the beginning, before the action carried out found that the reading ability of students is still very low, children tend to be passive when participating in learning activities. Most children scored below 2, for a range of values 1-4 means that the child has not developed the ability to read. It is known by observing students during activities in preparation centers, further action is taken by using the media game, namely the fishing game. After conducting fishing game, the ability to read children in group B in RA Masyitoh Gerjen increased. This is evident from the observation that researchers do about upgrading early childhood reading. In the first cycle results obtained 18.18%, 30.76% sikus II and III cycle of 84.61%. It can be concluded that the game Fishing Game can improve children's ability to read the beginning of group B RA Masyitoh Gerjen Seyegan Sleman, Yogyakarta. Keywords: Fishing Game, Stimulation  Reading Ability for Chaildren ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini melalui kegiatan menstimulasi kemampuan membaca dengan fishing game. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, yakni kelompok B di RA Masyitoh Gerjen Sayegan Sleman Yogyakarta. Pada awalnya, sebelum tindakan dilaksanakan ditemukan bahwa kemampuan membaca anak didik masih sangat rendah, anak-anak cenderung pasif saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagian besar anak mendapat nilai di bawah 2, untuk rentangan nilai 1-4 artinya kemampuan membaca anak belum berkembang. Hal ini diketahui dengan mengobservasi anak didik pada saat kegiatan pada sentra persiapan, selanjutnya dilakukan tindakan dengan menggunakan media permainan, yakni dengan fishing game. Setelah melakukan fishing game, kemampuan membaca anak kelompok B di RA Masyitoh Gerjen meningkat. Hal ini tampak dari hasil observasi yang peneliti lakukan tentang peningkatan kemampuan membaca anak usia dini. Pada siklus I diperoleh hasil 18,18%, sikus II 30,76% dan siklus III 84,61%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan Fishing Game dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B RA Masyitoh Gerjen Seyegan Sleman Yogyakarta. 
Pembentukan Self Efficacy Mahasiswa PGRA dan Dampaknya bagi Teacher Efficacy Alumni Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (Study Literasi & Survey terhadap Alumni PGRA di Yogyakarta) Faizah, Umi
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 3, No 2 (2015): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v3i2.4731

Abstract

Self-efficacy is the belief that encourages individuals to do and achievesomething, that is, as a multi-purpose instrument for this concept not only relatesto the ability, but also able to gain confidence that the individual can do variousthings in various conditions. They have been many studies that reveal about theimportance of self-efficacy in a variety of different areas. This study seeks to exploreliteracy in theory of self-efficacy and equip it with the data surveyed alumni inteaching activities in early childhood / kindergarten / RA / BA. Conclusions tobe drawn from this study that the formation of Self-efficacy when they becomestudents has positive impact on Teacher Efficacy alumni PGRA as evidenced by a100% pass at the time of follow UKG (Teacher Competency Test) 2014.
Pemanfaatan Asesmen Otentik untuk Menilai Karakter Peserta Didik melalui Pembelajaran Alquran pada Lembaga Pendidikan Islam Anak Usia Dini di TK/RA Faizah, Umi
ACIECE Vol 2 (2017): Annual Conference on Islamic Early Childhood Education
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan pemanfaatan asesmen otentikuntuk menilai karakter peserta didik pada Lembaga Pendidikan Islam Anak Usia Dini BerbasisAlquran. Diawali pada kegiatan prapenelitian, ditemukan bahwa selama ini pembelajaranAlquran pada lembaga pendidikan islam anak usia dini memiliki beberapa fungsi. Salah satufungsinya adalah untuk pembentukan karakter peserta didik. Namun pada kenyataannya, dalampelaksanaan pembelajaran alquran, perkembangan pencapaian karakter peserta didik tidakdapat terdeteksi dengan baik. Hal ini disebabkan karena belum adanya pemanfaatan asesmenotentik dalam pembelajaran alquran. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkaitpemanfaatan asesmen otentik tersebut. Kajian ini berasal dari studi literature dan pemikirankritis penulis. Temuan dalam studi ini adalah 1) model asesmen otentik dapat digunakan untukmenilai karakter peserta didik di Lembaga Pendidikan di TK/RA. Hal ini karena instrumen yangdigunakan telah memenuhi kualitas valid dan reliabel, meskipun demikian selama ini belumbanyak diterapkan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini terutama terkait denganpembelajaran alquran sebagai pembentukan karakter peserta didik; 2) asesmen otentik terbuktidapat menilai perkembangan pencapaian karakter peserta didik dalam pembelajaran alquransecara akurat dan efektif untuk mengetahui mencapaian kompetensi spiritual, personal dansosial peserta didik. Keberhasilan dalam penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pendorongbagi pihak-pihak terkait untuk memanfaatkan model asesmen otentik yang sudah dihasilkandari penelitian ini.
Multi-intelligence-based literacy learning training to improve teacher pedagogic competence Sholeh, Khabib; Kadaryati, Kadaryati; Faizah, Umi; Wahyono, Hari
Community Empowerment Vol 6 No 7 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.9 KB) | DOI: 10.31603/ce.4550

Abstract

This community service activity was carried out at SD Sukomanah, Purwodadi District, Purworejo Regency. The activity was carried out by involving 30 elementary school teachers in Purwodadi, Purworejo, with the aim of improving the pedagogic abilities of teachers in empowering lifelong learners through literacy learning based on multiple intelligences. The methods used in service activities are socialization, simulation, monitoring and evaluation. Most of the participants have understood and three participants have even practiced multiple intelligence-based literacy learning for lifelong learners.
Parents Knowledge about Early Childhood Sexual Education Based on Level of Education in Krasak Village, Pecangaan Sub-district, Jepara District Faizah, Umi; Latiana, Lita
BELIA: Early Childhood Education Papers Vol 6 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Jurusan PGPAUD FIP UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/belia.v6i2.17274

Abstract

The high number of cases of child sexual abuse committed by the nearest children including the family shows the importance of early child sex education. Parents as educators in the family must have knowledge about sexual education for children. This study aims to find out whether there are differences in parental knowledge about early childhood sexual education based on education level in Krasak Village, Pecangaan Sub-district, Jepara Regency and whether parents graduate from Higher Education have knowledge about early child sexual education higher than parent who graduated High school and junior high school. This research type is quantitative with sample of parents who have children aged 4-6 years in Krasak Village, Pecangaan Sub-district, Jepara Regency. Data collection in this research is by using Parents Knowledge Scale of Early Childhood Sexual Education. Method of data analysis in this research is by using F test. The results of the study based on the calculation of statistical values ​​obtained F arithmetic> F table and Pvalue <0.05. Mean value in the group of parents who graduated from junior high school equal to 85.3, for the group of parents who graduated from high school 103.2, for the group of parents who graduated from college of 123.2. The result of research stated that there are differences of knowledge of parents who graduated from college based on education level and parents who graduated from higher education have higher knowledge than parents who graduated from high school.
IMPLIKATUR WACANA SEMARANGAN PADA HARIAN SUARA MERDEKA umi faizah
SURYA BAHTERA No 01 (2012): Jurnal Surya Bahtera
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.338 KB)

Abstract

Harian Suara Merdeka yang mempunyai jargon “Korannya Jawa Tengah” mampu memenuhi kebutuhan pembacanya dalam segala hal. Artikel dalam harian tersebut berisi antara lain Suara Merdeka, Suara Kedu, Suara Muda, Olah Raga, Nasional, Internasional, Hiburan, serta Advertensia. Disuguhkan dalam sebuah artikel wacana kritik sosial yang cukup mewakili komentar publik yang cenderung memiliki arti implikatur. Wacana tersebut secara sengaja  menyentil kalangan tertentu agar tidak mengulangi perbuatan yang sama. Sebagai contoh, tindak tutur langsung yang bermaksud diungkapkan dengan kalimat-kalimat yang sesuai dengan modusnya, yakni kalimat berita untuk memberitakan, kalimat tanya untuk bertanya, dan kalimat perintah untuk memerintah.  Perhatikan contoh Wacana berikut.   Luna maya dan Cut Tari tidak mengaku, tapi minta maaf. Maaf, gambarnya tidak jelas Wacana di atas termasuk wacana langsung dan literal yang memberikan arti pemberitahuan yang sebenarnya, yaitu Luna Maya dan Cut Tari tidak mengaku melakukan perbuatan mesum, tetapi meminta maaf atas pemberitaan buruk tentang mereka baru-baru ini.
Bahasa Indonesia, Antara Variasi dan Penggunaan umi faizah
SURYA BAHTERA No 01 (2012): Jurnal Surya Bahtera
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.  Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul.
PERAN MATA KULIAH RETORIKA DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI DAN MORAL BANGSA umi faizah
SURYA BAHTERA No 01 (2012): Jurnal Surya Bahtera
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.717 KB)

Abstract

Tulisan  ini bertujuan untuk memaparkan peran mata kuliah Retorika dalam pembinaan budi pekerti bangsa. Berangkat dari kegelisahan terhadap mahasiswa era multikultural saat ini memang memprihatinkan ketika kita sedikit mengoreksi kemampuan berbicara mahasiswa. Sebagai contoh saat mahsiswa akan berkonsultasi dengan dosen dan orang yang lebih dewasa secara sruktural di lingkungan kampus, mereka belum mampu memberikan kesantunan berbahasa dengan subtansi bermutu. Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi adalah 1) ada seorang mahasiswa akan berkonsultasi Kartu Rencana Studi (KRS) kepada Ketua Program Studi, kemudian tanpa berbicara apapun mahasiswa tersebut duduk dan menyodorkan KRS kepada Ketua Program Studi (Prodi PBSI,  10 Oktober 2009) , 2) Mahasiswa datang tanpa diawali pengantar apapun langsung mengatakan “mau pindah Prodi, Bu!” (Prodi PBSI, 28 Oktober 2009), 3) Mahasiswa terlihat gelisah di luar Prodi PBSI menunggu kedatangan seorang dosen, tanpa berbicara apapun ia hanya mengamati dosen lain yang lewat di depannya, kemudian dosen tersebut yang bertanya lebih dulu, “akan bertemu dengan siapa Mas?” setelah itu baru terdengar jawaban bahwa ia sedang menunggu seseorang. Dari kasus tersebut dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan verbal mahasiswa dalam hal kesantunan berbicara masih sangat kurang. Ketika dosen dalam pembelajaran hanya mengupas orator-orator andal pada masa kejayaan Yunani dan Romawi saja seperti bagaimana gaya bicara Aristoteles, Plato, Corax, Empedocles, dan Pytagoras kemampuan berbicara dalam hal kesantunan dan kearifan lokal tidak dapat dicerna dengan baik oleh mahasiswa. Tambahan lagi,  mahasiswa hanya disuguhi tentang kepiawaian Sukarno dan Barack Obama  dalam berpidato, tetapi tidak memperhatikan penerapan komunikasi yang santun dalam berbicara. Oleh karena itu, mata kuliah Retorika tidak boleh diajarkan sambil lalu saja, tetapi harus memberikan gambaran terhadap kesantunan berbicara yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan membawa pada optimalnya pembelajaran mata kuliah Retorika yang menjadi wahana pembinaan budi pekerti dan moral bangsa.