Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Length Of Stay (LOS) Pasien Rawat Inap Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Cibinong Encep Abdul Wahab; Yanuar Jak; Alih Germas Kodyat
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.246 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v5i2.1746

Abstract

Latar belakang : Pada setiap proses alur IGD akan menimbulkan waktu tunggu. Waktu tunggu dari mulai saat pasien datang pertama ke IGD dan dilakukan triase sampai dengan penempatan di ruang rawat inap disebut sebagai Length Of Stay (LOS). Length Of Stay (LOS) kondisi menahan pasien yang ada di UGD atau unit penempatan sementara sampai diputuskannya rawat inap atau dipindahkan ke unit lain, direkomendasikan agar tidak lebih dari 4 jam untuk kepentingan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan Tujuan Penelitian : untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan Length Of Stay (LOS) pasien rawat inap di IGD RSUD Cibinong. Metode penelitian : penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode retrospektif dengan pendekatan analitik, menggunakan disain cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Instalasi Gawat Darurat RSUD Cibinong yang akan dirawat inap dalam kurun waktu tiga bulan (Maret, April, Mei) Tahun 2021. Sampel penelitian menggunakan Metode Systematic Random sampling setiap kelipatan 15 dari nomor register pasien di IGD diambil dan digunakan sebagai sampel Hasil penelitian : Lama waktu tunggu pasien rawat  (Length Of Stay) di IGD RSUD Cibinong dengan dengan waktu < 6 jam didapatkan berjumlah 49 orang (54.4%), waktu ≥ 6 jam didapatkan 41 orang (45.6%). Terdapat satu variabel tingkat kegawatan memiliki hubungan bermakna dengan Length Of Stay (LOS) diperoleh nilai P (P Value 0.043) dimana P Value < 0.05. Kesimpulan : Enam variabel independent penelitian setelah dilakukan uji statistik regresi logistik tidak ada yang berhubungan bermakna dengan variabel dependent, tetapi mampu memprediksi ada dua variabel yaitu tingkat kegawatan dan kasus penyakit yang berpeluang untuk terjadinya hubungan dengan Length Of stay (LOS) dengan kontribusi Nagelkerke R square 0.128 = 12.8 %. 
Pengaruh Brand Image, Service Quality dan Trust Terhadap Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati Kuningan Retno Sugiarto; Yanuar Jak; Sonya Dewi Wulandari
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.745 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v2i2.405

Abstract

Salah satu strategi yang menentukan keberhasilan rumah sakit adalah strategi pemasaran. Keberhasilan strategi pemasaran ditunjukkan oleh loyalitas pasien. Keberhasilan sebuah rumah sakit dalam bersaing sangat tergantung pada citra merek rumah sakit, kualitas layanan kepada pasien dan kepercayaan pasien di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh secara parsial Brand Image, variabel Kualitas Layanan dan Kepercayaan terhadap loyalitas pasien Rumah Sakit Kabupaten Linggajati Kuningan. Untuk menganalisis pengaruh Citra Merek, Kualitas Layanan dan Kepercayaan secara bersamaan pada Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Kabupaten Linggajati Kuningan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Sampel penelitian menggunakan 100 pasien rawat jalan di Rumah Sakit Linggajati Kuningan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien Rumah Sakit Linggajati Kuningan. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien Rumah Sakit Linggajati Kuningan Trust memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien Rumah Sakit Linggajati Kuningan. Citra merek, kualitas layanan, dan kepercayaan memiliki efek simultan pada loyalitas pasien. Variasi dalam loyalitas pasien (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel citra merek, kualitas layanan dan kepercayaan sebesar 42,9%. Sedangkan sisanya 57,1% dipengaruhi oleh faktor lain.Kata kunci: Citra Merek, Kualitas Layanan, Kepercayaan, dan Loyalitas Pasien
Analisis Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Pelaksanaan Sistem Jenjang Karir Berdasarkan Kompetensi Di RS An-Nisa Kota Tangerang Alfina Subiantoro; Sumijatun Sumijatun; Dicky Dewanto; Yanuar Jak; Djajang Djajang
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.794 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v2i2.410

Abstract

RS An-Nisa Kota Tangerang telah mengembangkan sistem jenjang karir berdasarkan kompetensi sejak Januari 2018. Dalam sistem jenjang karir tampak adanya aspek kompetensi sebagai acuan dalam kenaikan level dalam sistem jenjang karir perawat. Kompetensi menjadi penting dalam sistem jenjang karir sehingga diperlukan adanya uji kompetensi. Namun dalam implementasinya belum terbilang optimal karena ternyata tingginya gap kompetensi perawat pelaksana sebesar 37.41%. Penelitian ini menganalisis persepsi perawat pelaksana terhadap pelaksanaan sistem jenjang karir. Secara khusus ingin menganalisis persepsi perawat pelaksana terhadap pengembangan karir, penghargaan, dan promosi. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan interpretative. Metode kualitatif dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap perawat pelaksana di ruangan khusus RS An-Nisa Kota Tangerang dengan metode triangulasi sumber dan metode. Informan terdiri dari sepuluh perawat pelaksana dan empat orang perwakilan manajemen. Hasil penelitian. Perawat pelaksana memiliki persepsi akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik jika mengalami kenaikan jenjang karir. Permasalahan ketidakpuasan lain yang juga dianggap penting adalah peningkatan kompetensi dan potensi diri, diikuti kejelasan prosedur dan komunikasi dengan atasan. Membuat Training Needs Analysis (TNA) yang menjadi dasar untuk membuat Design Training Program (DTP) dan silabus yang merupakan acuan pelaksanaan diklat. Solusi untuk persepsi perawat pelaksana yang berada di ruangan khusus dengan kepadatan beban kerja perlu dilakukan penambahan/perekrutan sumber daya manusia sebagai clincal instructure (CI) di bagian keperawatan khusunya ruangan khusus untuk pengembangan kompetensi perawat klinik. Kesimpulan. Peningkatan sistem jenjang karir perawat perlu diatur melalui sistem pembinaan yang jelas, baik dalam hal level jenjang karir, pemberian kewenangan klinis, pelatihan maupun pendidikanya. Setiap perawat harus diusahakan mengetahui secara jelas mengenai pola karir yang akan ditempuhnya.Kata Kunci : Perawat, Jenjang karir, Kompetensi
Analisis Perencanaan Terhadap Kebutuhan Obat di Instalasi Farmasi RS Kartika Pulomas Desy Kartika Ningsih; Dicky Dewanto Tjatur; Yanuar Jak; Djajang Djajang; Fresley Hutapea
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.549 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v2i1.416

Abstract

Perencanaan obat adalah upaya penetapan jenis, jumlah, dan mutu obat sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kartika Pulo Mas dilakukan oleh Kepala IFRS dengan menggunakan metode konsumsi yaitu dengan data dari pemakaian sebelumnya. Dengan hanya menggunakan metode konsumsi tidak dapat diketahui obat apa saja yang harus diprioritaskan dalam perencanaan, juga tidak dapat diketahui kapan saatnya memesan obat yang tepat. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui teknik in-depth interview. Data diperoleh dari perencanaan kebutuhan obat yang ada di Instalasi farmasi Rumah Sakit Kartika Pulo Mas selama 3 bulan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui proses perencanaan kebutuhan obat di Instalasi Farmasi RS Kartika Pulo Mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan kebutuhan obat di Rumah Sakit Kartika Pulo Mas belum berjalan dengan baik sehingga masih terjadi kekosongan obat, belum terbentuk Komite Farmasi dan Terapi, belum tersusunnya formularium. Perencanaan belum berjalan dengan baik dikarenakan belum ada sistem informasi rumah sakit yang dapat menyebabkan data kebutuhan obat tidak optimal sehingga sering terjadi keterlambatan pihak farmasi membuat usulan kebutuhan obat, sehingga dalam proses perencanaan kebutuhan obat selalu berubah-ubah.Kata Kunci                           : Farmasi, perencanaan, Kebutuhan obat
Analisis Efisiensi Sistem Pencatatan Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di RS Sito Husada Yanuar Jak; Grace Rumengan
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.854 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v2i2.408

Abstract

Saat ini rumah sakit semakin dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan bermutu.. Selain pelayanan medis, penunjang medis seperti rekam medis  juga menjadi tolak ukur karena merupakan satu-satunya dokumen yang bisa digunakan untuk melihat terapi dan evaluasi perjalanan penyakit  Tujuan penelitian  adalah untuk  menganalisa rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit Sito Husada tahun 2015  Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang mempengaruhi kualitas rekam medis yang dilakukan dengan cara : Observasi, Wawancara, serta Dokumentasi pada, organisasi, ketenagaan, sarana dan prasarana, kebijakan pimpin dan  alur pencatatan rekam medis pasien rawat inap sertaSOP rekam medis. Dari penelitian ini diperoleh hasil antara lain permasalahan dalam sistem pencatatan rekam medis berupa keterlambatan petugas dalam pengisian diagnosa berdasarkan ICD IX dan ICD X, kurang tanggapnya petugas Rekam Medis atas permintaan rekam medis pasien lepas rawat, alur rekam medik  yang belum sempurna, SOP  rekam medis yang belum ada. Untuk  itu perlu diadakan pelatihan mengenai rekam medis, penyempurnaan alu, serta pembuatan SOP rekam medis yang baku Kata kunci: Rekam medis, Standart Operasi Prosedur, Alur Pencatatan RM.
Analisis Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap Kebidanan RSIA Bunda Aliyah Jakarta Tahun 2019 mustika rini; yanuar jak; teguh wiyono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.766 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i2.534

Abstract

Kelengkapan pengisian rekam medis memegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Tesis ini membahas mengenai kelengkapan pengisian rekam medis rawat inap kebidanan RSIA Bunda Aliyah Jakarta tahun 2019. Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan desain studi deskriptif analitik. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, telusur dokumen, dan wawancara mendalam terhadap kelengkapan berkas rekam medis bulan Januari sampai April tahun 2019. Hasil penelitian rekam medis dari 100 rekam medis yaitu form lembar pengkajian awal pasien, dimana tandatangan dokter yang lengkap sejumlah 74%. Form lembar masuk dan keluar, dimana indikator nama tindakan yang lengkap sejumlah 74% dan indikator tanggal keluar yang lengkap sejumlah 69%. Form resume medis, dimana nama dan tanda tangan dokter yang lengkap sejumlah 93%. Selain itu, terdapat ketidaksesuaian penerapan Standar Operasional Prosedur kelengkapan pengisian catatan medis. Faktor penyebab yang memiliki peran dalam ketidaklengkapan pengisian rekam medis rawat inap kebidanan adalah rendahnya tingkat kesadaran dan pemahaman mengenai rekam medis, beban kerja dokter yang tinggi, kurangnya sosialisasi Standar Operasional Prosedur rekam medis, dan program kerja dari panitia rekam medis tidak berjalan dengan tepat. Saran dari penelitian ini yaitu menyediakan perubahan dari form pengisian manual menjadi rekam medis elektronik, meningkatkan sosialisasi Standar Operasional Prosedur secara menyeluruh, menerapkan sanksi guna meningkatkan motivasi pegawai, dan mengevaluasi kegiatan monitoring secara rutin untuk meningkatkan kualitas rumah sakitKata kunci : kelengkapan, rekam medis, analisis 
Analisa Dampak Kinerja Pelayanan dan Kinerja Keuangan Terhadap Motivasi Karyawan (Jam Kerja Efektif, Remunerasi, Pelatihan Karyawan) di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Magdalena Puji Indratni; Yanuar Jak; M Kamaruzzaman
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v6i2.2801

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kinerja pelayanan dengan variabel Bed Occupancy Rate (BOR), Turn Over Interval (TOI), Average Length of Stay (AVLOS) dan kinerja keuangan dengan variabel Rasio Kas (Cash Rasio), Rasio Lancar (Current Ratio), Periode Penagihan Piutang (Collection Period), Perputaran Asset Tetap (Fixed Asset Turnover), Imbalan Atas Aset Tetap (Return on Fixed Asset), Imbalan Ekuitas (Return On Equity), Perputaran Persediaan (Inventory Turnover), Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional (Cost Recovery) terhadap motivasi kerja karyawan (jam kerja efektif, remunerasi, dan jam pelatihan) pada masa pandemi covid 19 di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Data yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah data sekunder dari kinerja pelayanan, keuangan, dan sumber daya manusia pada tahun 2019 dan 2020, metode kuantitatif dengan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu time series dan data cross section. Kata Kunci: Kinerja Pelayanan, Kinerja Keuangan, Motivasi Karyawan, Jam Kerja Efektif, Remunerasi, Jam Pelatihan, Pandemi Covid-19
Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien Terhadap Sikap Melaporkan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Mandaya Karawang Kinanthi Cahyaning Utami; Yanuar Jak; Dicky Yulius Pangkey
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i2.3035

Abstract

Rumah Sakit diselenggarakan berdasarkan nilai perlindungan dan keselamatan pasien. Keselamatan pasien rumah sakit itu sendiri merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Di Indonesia, data mengenai KTD masih sulit untuk didapatkan. Di rumah sakit Mandaya pun terjadi penurunan jumlah laporan insiden dari tahun 2021 ke 2022. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap sikap melaporkan insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit Mandaya Karawang. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dari data primer yang diambil oleh peneliti sendiri menggunakan kuisioner dan data sekunder yang menjadi data pendukung penelitian. Hasil penelitian ini didapatkan Budaya Keterbukaan (open culture) dan Budaya Pelaporan (reporting culture) tidak berpengaruh terhadap sikap melaporkan insiden keselamatan pasien dengan nilai signifikansi 0,619 untuk budaya keterbukaan dan 0,232 untuk budaya pelaporan. Budaya Keadilan (justice culture) dan Budaya Belajar (learning culture) berpengaruh terhadap sikap melaporkan insiden keselamatan pasien dengan nilai signifikansi masing-masing 0,000 untuk budaya keadilan dan 0,000 untuk budaya belajar. Kesimpulan dari penelitian ini secara keseluruhan, variabel budaya keselamatan (budaya keterbukaan, budaya pelaporan, budaya keadilan, dan budaya belajar) berpengaruh terhadap sikap melaporkan insiden keselamatan pasien dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kata Kunci : Budaya Keselamatan Pasien, Insiden Keselamatan Pasien
Analisis Determinan Yang Mempengaruhi Budaya Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Tugu Ibu Depok Tahun 2023 Salma Ega Suwandy; Yanuar Jak; Yuli Prapanca Satar
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 3 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i3.3381

Abstract

Latar Belakang: keselamatan pasien menjadi topik permasalahan hangat di rumah sakit dunia maupun Indonesia. Penerapan budaya keselamatan pasien merupakan langkah utama mencegah insiden keselamatan pasien. Menurut laporan RS Tugu Ibu tahun 2022 terjadi peningkatan insiden keselamatan pasien yang mayoritas dilakukan oleh perawat baik di rawat jalan maupun rawat inap. Tingginya kompleksitas pelayanan kesehatan RS Tugu Ibu memungkinkan terjadinya insiden keselamatan pasien yang bisa merugikan pasien dan rumah sakit. Tujuan penelitian: menganalisis determinan yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien. Metode penelitian: jenis penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang, teknik total sampling dengan jumlah 103 sampel, pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisa univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian: analisisi univariat diperoleh budaya keselamatan pasien 75,38% (baik). Hasil analisis bivariat menggunakan chi-square menunjukkan bahwa (nilai p < 0,05) berarti ada hubungan antara iklim kerja tim, iklim keselamatan, kepuasan kerja, persepsi terhadap manajemen, dan lingkungan kerja terhadap budaya keselamatan pasien. Sedangkan stres kerja tidak berhubungan dengan budaya keselamatan pasien. Pada analisis multivariat menggunakan uji regresi linear berganda, menunjukkan bahwa (nilai p < 0,05) berarti kerja tim, iklim keselamatan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap budaya keselamatan pasien. Sedangkan, stres dan persepsi terhadap manajemen tidak berpengaruh terhadap budaya keselamatan pasien. Determinan yang paling mempengaruhi PSC yaitu iklim kerja tim. Kata kunci : budaya keselamatan pasien, kerja tim, iklim keselamatan, kepuasan kerja, manajemen
Pendampingan Tata Kelola Kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Yanuar Jak; Magdalena Magdalena
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan untuk Masyarakat Vol 1, No 1 (2023): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan untuk Masyarakat
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jppkm.v1i1.3544

Abstract

Rumah Sakit merupakan institusi memberikan pelayanan kesehatan yang kompleks dengan layanan kesehatan yang sangat beragam, padat karya, padat modal, padat pakar, padat teknologi dan padat masalah. Namun secara konsisten rumah sakit tetap dituntut untuk menjalankan misinya sebagai institusi pelayanan sosial dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat banyak dan harus selalu memperhatikan etika pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat adalah pelayanan yang propesional dan bermartabat. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang mengatur kejelasan dan ketegasan dalam Tugas Pokok dan Fungsi para pejabat dan staf di bagian keuangan belum berjalan. Tata kelola kinerja keuangan di RSU UKI masih ditemukan kekurangan didalam tata laksana Good Governance dalam penyelenggaraan perencanaan strategi belum efektif tepat sasaran, pelayanan masih kurang efisien secara hemat dan berdaya guna, belum adanya transparansi penghargaan berdasarkan capaian kinerja, dan belum optimalnya pengawasan internal yang melekat pada jabatan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel. Perjanjian kinerja dan Indikator Kinerja Individu (IKI) mulai dari pimpinan hingga seluruh karyawan sebagai pengukur capaian Indikator Kinerja Rumah Sakit (indikator kinerja terpilih/IKT) Masih didapati kualifikasi pendidikan dan keahlian para pejabat di bagian keuangan yang belum sesuai dengan tuntutan kinerja. Belum adanya rencana strategis rumah sakit yang dijabarkan dalam perspektif keuangan dan mitigasi resiko coorporate rumah sakit. Kata kunci : perspektif keuangan, tata kelola, kinerja, keuangan, rumah sakit