Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI PAKU ATAI MERAH ( Angiopteris ferox Copel) TERHADAP Propionibacterium acnes Reksi Sundu; Sapri .; Fitri Handayani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.502 KB) | DOI: 10.37874/ms.v2i2.50

Abstract

Kalimantan adalah pulau yang memiliki keanekaragaman hayati dan potensi yang sangat melimpah sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Masyarakat suku dayak daerah Kutai Barat di Kecamatan Linggang Bigung Kalimantan Timur menggunakan paku atai merah sebagai obat dengan cara umbi paku atai merah diparut dan dicampur dengan beras kemudian diolah menjadi bedak dingin untuk kulit yang berjerawat. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol umbi paku atai merah terhadap Propionibacterium acnes . Penelitian diawali dengan skrining fitokimia yaitu pemeriksaan senyawa golongan alkaloid, flavanoid, saponin, tanin dan steroid/terpenoid selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram. Larutan uji dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu ekstrak etanol umbi paku atai merah 20%, 40%, 60% dan 80%, kontrol positif clindamycin 0,1%, kontrol negatif DMSO 0,1%. Metode analisis data adalah metode deskriptif yaitu berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil skrining fitokimia menunjukkan positif mengandung golongan alkoloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi paku atai merah memiliki aktvitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dengan diameter zona hambat sebesar 6,83mm ± 0,27 (20%); 8,33 mm ± 0,36 (40%) dan 8,25 mm ± 0,31 (80%) yaitu zona hambat kategori sedang. Ekstrak etanol 60% menunjukkan zona hambat bakteri 11,05 mm ± 1,99 yaitu zona hambat kategori kuat. Clindamycin 0,1 % memiliki zona hambat bakteri 24,10 mm ± 0.61 yaitu zona hambat kategori sangat kuat. Dimetil sulfoksida 0,1% tidak memiliki daya hambat bakteri.