Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

TINGKAT KEKRITISAN DAN KESESUAIAN LAHAN MANGROVE DI KABUPATEN SAMPANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Firman Farid Muhsoni; Mahfud Efendy; Haryo Triajie; Aries Dwi Siswanto; Indah Wahyuni Abida
Jurnal Kelautan Vol 6, No 2: Oktober (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i2.786

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kondisi kekritisan dan kesesuaian lahan mangrove di kabupaten Sampang. Tahap pekerjaan: (1) tahap persiapan; (2) proses pengolahan citra; (3) cek lapangan; (4) analisis data; (5) uji akurasi; dan (6) hasil analisis. Penentuan tingkat kekritisan dan kesesuaian lahan dengan menggunakan pemodelan SIG dengan model indeks. Hasil analisis citra mendapatkan mangrove di Kabupaten Sampang mencapai 914,54 Ha, yang tersebar di 6 Kecamatan. Tingkat kekritisan mendapatkan mangrove dalam kondisi rusak 600,8 Ha (65,7%), mangrove dalam kondisi baik  292,5 Ha (32%) dan mangrove dalam kondisi rusak berat 21,1 Ha (2,3%). Mangrove dalam kondisi tidak rusak sebagian besar terdapat di Kecamatan Sampang mencapai 109,6 Ha atau 11,98%. Mangrove kondisi rusak sebagian besar di Kecamatan Sreseh (39,39 Ha atau 39,39%), mangrove dalam kondisi rusak berat sebagian besar di Kecamatan Sreseh (11,1 ha  atau 1,21%). Kesesuaian lahan mangrove mendapatkan lahan yang sesuai untuk mangrove seluas282,9 Ha (30,9%), cukup sesuai untuk lahan mangrove 624,1 Ha (68,2%) dan sesuai bersyarat mencapai 7,6 Ha (0,8%). Daerah yang sangat sesuai sebagian besar di Kecamatan Sampang (155 Ha).Kata Kunci: kekritisan mangrove, kesesuaian lahan, sistem informasi geografis
OPTIMASI KARAGINAN RUMPUT LAUT ASAL MADURA MELALUI PERIODE PENCAHAYAAN BERBEDA Haryo Triajie
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1842.027 KB) | DOI: 10.21107/jk.v3i2.919

Abstract

Agar dapat hidup dan tumbuh dengan balk, rumput taut syarat-syarat lingkungan tertentu. Semakin sesuai kondisi lingkungan perairan dengan areal yang akan dibudidayakan akan semakin baik pertumbuhannya dan juga hasil yang diperoleh Rumput taut umumnya dibudidayakan dan dapat tumbuh dengan baik di daerah pasang surut atau di daerah yang selalu terendam air (subtidal) sampai batas ke dalaman 200 meter dimana intensitas cahaya masih dapat tembus. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh pada peningkatan senyawa bioaktif yang terkandung dalam suatu tanaman adalah cahaya. Secara fisiologis, cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode pencahayaan terhadap kandungan karaganen yang dilakukan di perairan taut desa Jumiang kabupaten Pamekasan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah periode pencahayaan (P) (Po = Lama pencahayaan 30 hari (kontrol); RI Kedalaman I m selama 7 hari + lama pencahayaan 23 had; P2 = Kedalaman I m selama 14 hari + lama pencahayaan 16 hari; P3 = Kedalaman I m selama 30 hari (sampai panen) dan faktor kedua adalah spesies (S) rumput laut (E. Cottoni  Maumere dan E. Cottoni Lokal). Rancangan penelitian dari perlakuan terdapat 8 kombinasi yang diulang 3 kali. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa periode pencahayaan berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput taut (E. cottoni Maumere maupun Lokal dan kandungan karaginan, dimana kandungan karaginan tertinggi terdapat pada spesies E cottonit Lokal sebesar 2,64 g atau sebesar 53,2 % dari bobot sampel rumput taut kering 5 g pada perlakuan 14 hari di dasar dan 16 hari mendapat cahaya (permukaan) dibanding spesies E. cottoni Maumere hanya sebesar 36%.Keyword: E. cottoni, karaginan, cahaya
ANALISA KANDUNGAN GIZI DAN SENYAWA BIOAKTIF KEONG BAKAU (Telescopium (elescopium) DI PERAIRAN SEPULU DAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN Kirno Marjuki; H Hafiludin; Haryo Triajie
Jurnal Kelautan Vol 5, No 1: April (2012)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v5i1.939

Abstract

Keong Bakau (Telescoplum telescopium), merupakan salah satu jenis gastropoda yang ditemukan dalam jumlah melimpah pada daerah bakau dan tambak. Biota ini memiliki nilai ekonomis dan banyak dikonsumsi difadikan lauk pauk serta memiliki khasiat sebagai obat asma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan proksimat Telescopium telescopium di perairan Sepulu dan Socah, serta senyawa bioaktif Telescopium telescoplum. Hasil analisa proksimat pada perairan Sepulu memiliki protein sebesar 12,43 %; lemak 4,12 %; kadar air 77,08 %; kadar abu 2,77 % dan karbohidrat 3,60 %. Hasil analisa proksimat di perairan Socah didapatkan protein sebesar 12,26 %; lemak 4,60 %; kadar air 77,66 % dan kadar abu 2,50 %; serta karbohidrat 2,98 %. Ekstrak kasar dengan pelarut metanol pada perairan Sepulu dan Socah yang dikomposit, didapatkan rendemen sebesar 0,27 %. Hasil uji senyawa bloaktif ekstrak kasar daging Telescopium telescopium adalah alkaloid, steroid, flavonold, gula pereduksi, dan ninhidrin. Sedangkan untuk senyawa fenol hidrokuinon, karbohidrat, peptide, saponin, dan tannin tidak terdeteksi.Kata kunci : telescopium telescopium, analisa proksimat, senyawa bioaktif
PENGARUH JARAK LOKASI PEMELIHARAAN TERHADAP MORFOLOGI SEL DAN MORFOLOGI RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DI DESA LOBUK KECAMATAN BLUTO, KABUPATEN SUMENEP Ardiansyah Rozaki; Haryo Triajie; Eva Ari Wahyuni; Apri Arisandi
Jurnal Kelautan Vol 6, No 2: Oktober (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i2.783

Abstract

Lokasi pemeliharaan rumput laut pada jarak yang berbeda akan dipengaruhi oleh parameter oceanografi. Rumput laut memiliki syarat hidup pada kondisi yang baik dan mendukung pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi sel dan rumput laut terhadap jarak lokasi pemeliharaan berbeda pada rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii di desa Lobuk, kecamatan Bluto, kabupaten Sumenep. Pemeliharaan Kappaphycus alvarezii menggunakan  metode rakit apung  sebanyak 3 buah diletakkan pada jarak 300 m, 600 m, 900 m. Rancangan percobaan menggunakan RAK kemudian hasil dianalisis dengan sidik ragam untuk mengetahui perbedaan perlakuan. Hasil penelitian didapatkan rata – rata panjang thallus utama rumput laut 13,85 cm (300 m), 13,58 cm (600 m), 14,26 cm (900 m). Rata – rata diameter thallus utama rumput laut 10,19 mm (300 m), 9,97 mm (600 m), 10 mm (900 m). Kemudian untuk hasil ADG, diperoleh 2,43 % (300 m), 3,09 % (600 m), 3,46 % (900 m). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa  morfologi sel dan morfologi rumput laut tidak menunjukkan perbedaaan yang nyata dari setiap jarak lokasi pemeliharaan. Jarak lokasi pemeliharaan 300 m dari garis pantai masih layak digunakan untuk pembudidayaan rumput laut.Kata Kunci: jarak lokasi, morfologi , Kappaphycus alvarezii
PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT Mahfud Efendy; Rahmad Fajar Sidik; Haryo Triajie
Jurnal Kelautan Vol 6, No 1: April (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i1.834

Abstract

Garam merupakan benda yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembuatannya metode tradisional belum mampu untuk memenuhi kebutuhan garam nasional non industri. Oleh karena itu adanya pengembangan teknologi yang tepatguna, efektif, efisien, serta ramah lingkungan mutlak diperlukan dalam membantu proses pembuatan garam. Adapun tujuan penelitiannya yakni  untuk mendapatkan teknik/metode yang tepat dalam mengaplikasikan zat aditif (ramsol) yang telah beredar di masyarakat. Penelitian ini menggunakan zat aditif (ramsol) produksi PT. Sumber Alam Niagamas Indramayu Jawa Barat dan air tua (20oBe) dengan perlakuan: tanpa zat aditif (kontrol) (R0); metode Indramayu (R1) dan metode Madura (R2) yang dilakukan pada rumah demplot beralas terpal plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zat aditif garam (ramsol) memiliki pengaruh dalam proses pembentukan kristal garam. Kualitas (bau, rasa, warna) garam yang dihasilkan secara visual lebih bagus. Metode madura (colok) merupakan teknik terbaik dalam menghasilkan garam Kata kunci: zat aditif, ramsol, mutu, garam rakyat
STUDI KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PESISIR KENJERAN SURABAYA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS PERAIRAN Lutfia Hariyati; Achmad Fahruddin Syah; Haryo Triajie
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i2.921

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi fitoplankton serta hubungan tingkat pencemaran dengan fase saprobitas di pesisir Kenjeran Surabaya. Pengamatan dilakukan 3 kali pengulangan setiap 1 minggu. Lokasi pengambilan sampel dilakukan tegak lurus garis pantai yang terdiri atas 3 stasiun. Setiap stasiun ada 3 titik• Metode pelaksanaan Praktek Kerja Lapang menggunakan metode observasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai kelirnpahan fitoplankton pada stasiun 1 = 917 ind/l, pada stasiun 2 = 558 ind/l dan pada stasiun 3 = 361 ind/l. Indeks keanekaragaman (H') fitoplankton di lokasi penelitian mempunyai nilai berkisar antara 2,1644 — 2,3445 dengan kategori tingkat keanekaragaman sedang, indeks keseragaman (E) rnempunyai nilal berkisar antara 0,5377 — 0,5993 dengan kategori tingkat keseragaman sedang, indeks dominansi (D) mempunyai nilai berkisar antara 0,2516 — 0,2969 dengan kategori tingkat dominansi rendah atau tidak ada spesies yang mendominasi, dan nilal indeks saprobik di lokasi penelitian berkisar antara 1,3 — 1.9 menunjukkan kategori tingkat pencemaran ringan dengan fase 13-meso/oligosaprobik dan sangat ringan dengan fase oligo/13-mesosaprobik.Kata kunci : Kelimpahan, Struktur Komunitas, Fitoplankton, dan Fase Saprobitas
HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN Novi Indriyawati; Indah Wahyuni Abida; Haryo Triajie
Jurnal Kelautan Vol 5, No 2: Oktober (2012)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v5i2.868

Abstract

Fitoplankton (plankton tumbuhan) merupakan produsen dalam rantai makanan sehingga sangat penting untuk mendukung kehidupan biota laut, sedangkan zooplankton (plankton hewan) merupakan konsumen pertama sehingga sangat penting sebagai penghubung antara produsen dengan hewan – hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan zooplankton di perairan sekitar Jembatan Suramadu. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan zooplankton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kelimpahan fitoplankton tinggi pada saat nilai kelimpahan zooplankton rendah dan nilai kelimpahan zooplankton tinggi pada saat nilai kelimpahan fitoplankton rendah. Hasil analisis regresi linear sederhana bahwa diketahui nilai R2 = 0.307 yang artinya bahwa kelimpahan zooplankton dipengaruhi 30.7 % oleh kelimpahan makanan yang dalam hal ini adalah fitoplankton, sedangkan 69.3 % dipengaruhi oleh faktor lain yaitu dapat berupa parameter perairan dan faktor ekologis seperti terjadi pemangsaan oleh predator. Kata kunci : Fitoplankton, zooplankton, Jembatan Suramadu
UJI PERBEDAAN SALINITAS TERHADAP DAYA TETAS TELUR (Hatching Rate) KEPITING BAKAU (Scylla serrata) Budi Mulyawan; Haryo Triajie; Yudhita Perwitasari
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i2.926

Abstract

Mud crabs (Scylla sp.) is one of marine commodities that is profitable. Mangrove crabs are able to hatch and breed within large variety of salinity. One of the main factors affecting hatching rate and also breeding is salinity. This research is aimed to know the effect of salinity to hatching rate of mud crabs. The design used was complete random sampling through three treatments: those are 15%o, 25%o and 30%o with 3 repetitions. Result of this research shows that hatching rate of mud crabs is affected by salinity. Treatment B (25 %o ) is significantly different with treatment A (15%o) and C (30%o). The most appropriate hatching condition is gained from treatment B with average value 91.8%.Keywords: mud crab, Scylla sp, mangroves
KEBERADAAN MIKROPLASTIK PADA IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus), SEDIMEN DAN AIR LAUT DI PERAIRAN PESISIR BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN Wizarotul Labibah; Haryo Triajie
Juvenil Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v1i3.8563

Abstract

ABSTRAKMikroplastik merupakan sampah plastik yang mengalami degradasi dan terurai menjadi partikel-partikel plastik yang kecil ≤ 5 mm. Keberadaan mikroplastik di perairan memungkinkan tidak sengaja termakan biota laut seperti ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan jumlah mikroplastik yang terdapat pada saluran pencernaan ikan Swanggi (Priacanthus tayenus), sedimen dan air. Pengambilan sampel diambil 3 kali dengan 1 kali pengambilan sebanyak 9 sampel. Sampel ikan Swanggi yang diidentifikasi dengan melihat jenis kelaminnya dan ukurannya yaitu ukuran kecil, sedang dan besar dengan panjang 14,9-32 cm dan berat 44-278,5 g untuk ikan Swanggi jantan serta panjang 16,2-26 cm dan berat 56-220 g untuk betina. Hasil menunjukkan bahwa mikroplastik yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan Swanggi (Priacathus tayenus), yaitu bentuk fiber, fragmen dan film sebesar 389 partikel/ind untuk ikan Swanggi jantan dan 382 partikel/ind untuk betina. Mikroplastik pada sedimen ditemukan bentuk fiber, fragmen dan film dengan jumlah total 363 partikel/g. Sedangkan mikroplastik pada air ditemukan bentuk fiber, fragmen dan film dengan jumlah total 444 partikel/mL.  Kata Kunci: Keberadaan Mikroplastik, Fiber, Fragmen, Film, Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus)ABSTRACTMicroplastic is plastic waste which is degraded and decomposed into small plastic particle ≤ 5 mm. The presence of microplastics in the waters allows accidentally eaten by marine biota such a fish. This study aims to determine the shape and amount of microplastics found in the digestive tract of Swanggi fish (Priacanthus tayenus), sediment and water. Sampling was taken 3 times with 1 time taking as many as 9 samples. Swanggi fish samples identified by looking at their sex and size are small, medium and large with a length of 14,9-32 cm and weight of 44-278,5 g for male Swanggi fish and a length of 16,2-26 cm and a weight of 56-220 g for females. The result showed that the microplastics found in the digestive tract of swanggi fish (Pricanthus tayenus), namely the form of fiber, fragments and films were 389 particles/ind for Swanggi fish and 382 particles/ind for females. Microplastic in sediments found in the form of fiber, fragments and film with a total of 363 particles/ind. Whereas microplastic in water found in the form of fiber, fragments and films with a total of 444 particles/mL. Keywords: The Presence of Microplastics, Fiber, Fragments, Film, Swanggi Fish (Priacanthus tayenus)
UJI KEMAMPUAN BAKTERI ( Pseudomonas aeruginosa) DALAM PROSES BIODEGRADASI PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb), DI PERAIRAN TIMUR KAMAL KABUPATEN BANGKALAN Anestya Anggraeni; Haryo Triajie
Juvenil Vol 2, No 3 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i3.11754

Abstract

ABSTRAK Perairan selat Madura merupakan perairan yang rentan tercemar bahan-bahan limbah berbahaya, salah satu sumber pencemar adalah logam berat. Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu sulit terurai, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai, untuk mengatasi pencemaran logam timbal (Pb) adalah dengan memanfaatkan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktifitas bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam menurunkan logam timbal (Pb) pada perairan Timur Kamal. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2020-Februari 2021. Metode yang digunakan yaitu uji degradasi dengan analisa kandungan logam timbal (Pb), pengukuran optikal density dan uji degradasi menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aktifitas bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam menurunkan kandungan  logam timbal (Pb) dipelabuhan Timur Kamal yaitu sampel 1.1 penurunan sebesar 92,3%, sampel 1.2 penurunan sebesar 92,8%, sampel 2.1 penurunan sebesar 95,5%, sampel 2.2 penurunan sebesar 97,3%, sampel 3.1 penurunan sebesar 91,3% dan untuk sampel 3.2 penurunan sebesar 87,5%. Waktu inkubasi optimum untuk menurunkan kadar logam timbal (Pb) yaitu pada hari ke 4 waktu inkubasi.Kata Kunci: Logam Timbal, Bakteri Pseudomonas aeruginosa, uji degradasiABSTRACTThe waters of the Madura Strait are waters that are prone to being contaminated by hazardous waste materials. One of the sources of pollution is heavy metals. The presence of heavy metals in waters is dangerous, either directly to the life of organisms, or its effect on human health. This is related to the properties of heavy metals, which are difficult to decompose, so that they are easily accumulated in the aquatic environment and naturally difficult to decompose. To overcome lead metal (Pb) contamination is to use the Pseudomonas aeruginosa bacteria . The purpose of this study was to determine the activity of the Pseudomonas aeruginosa bacteria in lowering lead metal (Pb) in the waters of East Kamal. This research was conducted in November 2020-February 2021. The method used was the degradation test with analysis of lead (Pb) metal content, optical density measurement and degradation test using Pseudomonas aeruginosa bacteria . The results showed that the activity of the Pseudomonas aeruginosa bacteria in reducing the metal content of lead (Pb) in East Kamal port was sample 1.1 decreased by 92.3%, sample 1.2 decreased by 92.8%, sample 2.1 decreased by 95.5%, sample 2.2 decreased of 97.3%, for sample 3.1 the decrease was 91.3% and for sample 3.2 the decrease was 87.5%. The optimum incubation time to reduce levels of lead (Pb) is on the 4th day of incubation .Keywords: Lead Metal, Pseudomonas aeruginosa Bacteria , degradation tes