Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Stigma terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) pada Masyarakat di Kelurahan Kayu Merah Kota Ternate Tahun 2019 Emamalina Asra; Nani Supriyatni; Suryani Mansyur
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 2 No 01 (2020): Januari 2020
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/biosainstek.v2i01.325

Abstract

Stigma adalah suatu sifat yang menghubungkan seseorang yang terinfeksi HIV dengan nilai-nilai negatif yang diberikan oleh masyarakat. Pemberian Stigma membuat ODHA diperlakukan secara berbeda dengan orang lain dan dapat menghambat proses pengobatan dan dapat meningkatkan jumlah pengidap AIDS. Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey Analitik dengan rancangan Cross Sectional Study.Pengumpulan data menggunakan koesener untuk megidentifikasi variabel penelitian.Pengelolaan data menggunakan komputerisasi dengan menggunakan program spss dan analisis data menggunakan analisis Chi-square.Penyajian data penelitian dalam bentuk tabel dari populasi pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga masyarakat Kayu Merah Kota Ternate dengan besar sampel yang digunakan adalah 88 KK (kepala keluarga).Hasil penelitian yang dilihat dari uji Chi-square diperoleh distribusi tidak bermakna antara pengetahuan ( =0,754 > 0,1) tingkat pendidikan ( =0,988 > 0,1), dan keterpaparan media ( =0,710 > 0,1) dengan stigma terhadap ODHA (orang dengan HIV dan AIDS). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada instansi Puskesmas setempat perlu meningkatkan promosi tentang HIV dan AIDS, dan penanggulangan preventif atau peraturan dari pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk UU serta adanya kontrol masyarakat terhadap hukum yang berkaitan perzinaan (seks bebas) dan kepada peneliti selanjutnya sebaiknya mengmbil variabel selain dari penelitian ini yakni variabel interaksi dengan ODHA dan pemberian label negatif misalnya penyakit kutukan.
Kolaborasi Cegah Stunting Dengan Mempersiapkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Jambula Nani Supriyatni; Andiani Andiani; Agustin Rahayu; Suryani Mansyur; Diah Merdekawati Surasno; Tutik Lestari; Musiana Musiana; Monisa A. Hi Djafar
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 3 No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/biosainstek.v3i2.735

Abstract

Stunting adalah masalah gizi kronis yang dihadapi Indonesia saat ini. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Prevalensi stunting menurut data Riskesdas 2018, terdapat 11,5% balita yang sangat pendek dan 19,3% balita pendek. Hal ini akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Tujuan : memberikan edukasi gizi kepada kelompok sasaran yaitu ibu yang memiliki balita untuk meningkatkan pengetahuan gizinya sehingga dapat memperhatikan asupan gizi mulai masa kehamilan hingga anak bertumbuh secara optimal pada usia 2 tahun (1000 HPK). Metode: Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan pada kelompok sasaran dengan melibatkan berbagai organisasi yang ada di masyarakat baik organisasi profesi yaitu PD IAKMI Maluku Utara dan juga organisasi daerah yaitu PW Nasyiatul Aisyiyah Maluku Utara. Jumlah peserta penyuluhan terbatas yaitu sebanyak 25 orang karena adanya kondisi pandemi covid-19. Untuk mengukur keberhasilan penyuluhan, maka diadakan pre test sebelum penyuluhan dan post -test setelah penyuluhan. Selain penyuluhan juga diadakan pembagian masker dan goody bag bertema stunting. Hasil: terdapat peningkatan pengetahuan sebanyak 20 orang yang meningkat pengetahuannya, nilai rata2 post test (6,28) lebih dari nilai rata- rata pre test yaitu 4,88. Kesimpulan dan Saran: Ada peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penyebab stunting dan pencegahannya melalui persiapan 1000 HPK sehingga diharapkan kegiatan edukasi pada masyarakat dan kerjasama antar lembaga perlu ditingkatkan untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita menjadi 14,9% sesuai stranas 2025.
Gambaran Pola Makan dan Gizi Keluarga di Kelurahan Rua RW 2 Kecamatan Pulau Ternate Kota Ternate Tahun 2021 Fadila Syahril; Suryani Mansyur
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 4 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.1010

Abstract

Pola makan merupakan perilaku yang paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Berdasarkan Laporan Riskesdas 2018 , bahwa 61,27% penduduk Indonesia seringkali memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berisiko seperti konsumsi minuman manis > 1x/hari; 49,7% konsumsi makanan berlemak > 1x/hari; dan kurang konsumsi sayur dan buah sebanyak 4,6% yang konsumsi > 5 porsi sehari dalam seminggu. Pola makan yang tidak sehat dapat menjadi faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) , diantaranya penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke, diabetes mellitus, serta kanker yang menyebabkan penyebab utama kematian. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran perilaku kebiasaan makan masyarakat terkait gizi keluarga di Kelurahan Rua RW 2 Kecamatan Pulau Ternate. Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dan diolah secara analisis univariat. Sampel yang diambil sebanyak 118 kk dengan pengambilan data secara primer yaitu wawancara langsung dengan responden (kepala keluarga) yang ada di Kelurahan Rua RW 2 kecamatan Pulau Ternate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan keluarga di Kelurahan Rua RW 2 Kecamatan Pulau Ternate sebanyak 76 kk (64,4%) pola makan baik, dan sebanyak 42 kk (35,6%) pola makan buruk yaitu masih sering mengkonsumsi makanan berisiko >1x/hari makanan dan minuman manis (55,1%), makanan asin (55,9%), makann berlemak (56,8%), Jeroan (23,7%), makanan dibakar (42,4%), makanan yang diawetkan (35,6%) minuman berkafein ( 43,2%) dan penggunaan bumbu penyedap (45,8%). Perilaku makan yang baik seperti kebiasaan sarapan pagi (92,2%). Adapun saran bagi seluruh masyarakat untuk selalu membiasakan pola makan yang bergizi seimbang untuk mencegah penyakit tidak menular dan penyakit kekurangan gizi seperti stunting, wasting dan anemia.
Penyuluhan Tentang Cegah Stunting Menuju Kelurahan Sehat Agustin Rahayu; Diah Merdekawati Surasno; Suryani Mansyur; Andiani; Musiana
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 1 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v2i1.86

Abstract

Latar belakang: Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan tentang stunting pada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita di Kelurahan Rum Balibunga. Metode: dilakukan penyuluhan yang kemudian untuk melihat indikator keberhasilan yang dicapai maka, dalam penyuluhan ini menggunakan pre-test dan post-test. Hasil: Rerata nilai pengetahuan peserta tentang stunting mengalami peningkatan yaitu semula hasil pre-test sebesar 5,20 menjadi sebesar 7,60 saat post-test (p = 0.000).  Nilai pengetahuan ibu tentang stunting yang mengalami peningkatan menunjukan bahwa materi yang diberikan melalui penyuluhan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Kesimpulan: kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stunting. Direkomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk terus memberikan edukasi terkait stunting dan pencegahannya sehingga masyarakat dapat lebih berperan aktif dalam mencegah stunting pada anak. Kata Kunci: pengetahuan, penyuluhan, stunting ______________________________________________________________________________________ Abstract Background: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by a lack of nutrition for a long time, thus causing growth retardation in children, namely the child's height is lower or shorter (dwarf) than the standard age. Objective: To increase knowledge about stunting in pregnant women and mothers with toddlers in Rum Balibunga Village Method: counseling with pre-test and post-test to see indicators of success achieved. Result: The average value of participants' knowledge about stunting increased, namely the pre-test result was 5.20 to 7.60 during the post-test (p=0.000). The value of the mother's knowledge about stunting which has increased shows that the material provided through counseling can be well received and understood. Conclusion: extension activities can increase knowledge about stunting prevention. It is recommended that health workers continue to provide education regarding stunting and its prevention so that the community can play a more active role in preventing stunting in children.   Keywords:  knowledge, counseling, stunting
EDUKASI CEGAH STUNTING DENGAN PROTEIN HEWANI MELALUI GAMES KARTU PADA ANAK USIA SEKOLAH DI KELURAHAN KALUMPANG KOTA TERNATE Andiani Andiani; Suryani Mansyur; Agustin Rahayu; Diah Merdekawati Surasno
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 7 (2023): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Juli 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v1i7.1133

Abstract

School-age children are the next generation of the nation who need to receive nutrition education from an early age to form good eating habits regarding nutrition and health. One of the important nutrients in school-age children is a protein useful for growth and replacement of damaged tissue. This community service aims to provide information on balanced nutrition and animal protein to prevent stunting. The method used is by giving lectures and playing nutrition cards with pictures of food ingredients in groups and distributing processed food rich in animal protein in the form of grilled fish cake , boiled eggs, and milk. Participants were 45 elementary school children aged 7-11 years. The results of this activity showed that participants enthusiastically participated in the training and were able to classify food ingredients based on their nutritional function. Suggestions that can be recommended are the need for knowledge and support from parents, especially mothers in terms of preparing high-protein foods to prevent stunting.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PEMUDA MEWUJUDKAN GERAKAN MASYARAKAT SEHAT DI KELURAHAN AFA- AFA KOTA TIDORE KEPULAUAN Aswia Arsad; Marwah Jailan; Aldalia Nagita Jafar; Kiki Muslim; Della Basri; Suryani Mansyur
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19752

Abstract

ABSTRAKMasalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat masih memerlukan perhatian, Permasalahan PHBS berdasarkan laporan Pengalaman Belajar Lapangan 1 mahasiswa Fakultas Ilmu kesehatan tahun 2022, yaitu rendahnya pengetahuan PHBS (81,9%) .Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat di Kelurahan Afa Afa melalui pemberdayaan kelompok pemuda sebagai alternatif pemecahan masalah PHBS di kelurahan Afa- Afa. Metode pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan diskusi serta partisipasi dari peserta dan masyarakat dalam kerja bakti, senam dan pemanfaatan media sosialisasi PHBS. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus dan September tahun 2023 dengan peserta penyuluhan sebanyak 19 orang pemuda dari karang taruna Mote Garo. Berdasarkan evaluasi dengan pre dan post test , terdapat peningkatan pengetahuan pemuda sebesar 3,01 yaitu dari 8,05 sebelum penyuluhan menjadi 11,06 setelah penyuluhan, serta partisipasi aktif dari pemuda dan masyarakat kelurahan Afa- Afa. Pemanfaatan media menggunakan banner dan pamflet serta media sosial melalui akun Instagram dan tiktok. Dampak dari kegiatan pengabdian masyarakat yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan kepedulian kelompok pemuda dalam berpartisipasi  mewujudkan masyarakat sehat di kelurahan Afa-Afa. Disarankan agar kegiatan pemberdayaan kelompok pemuda dilanjutkan dengan pembentukan tim pokja PHBS di Karang Taruna Mote Garo kerjasama dengan instansi kesehatan dan elemen masyarakat seperti Tim PKK dan kelurahan.  Kata kunci: pemberdayaan masyarakat; pemuda; perilaku hidup bersih dan sehat ABSTRACTThe problem of Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) in the community still requires attention. The problem of PHBS is based on the Field Learning Experience report of 1 student of the Faculty of Health Sciences in 2022, namely low knowledge of PHBS (81.9%). The aim of community service activities is to increase knowledge and awareness behaving in a clean and healthy lifestyle in Afa Afa Subdistrict through empowering youth groups as an alternative solution to PHBS problems in Afa-Afa subdistrict. Community empowerment methods are carried out in the form of counseling and discussions as well as participation from participants and the community in community service, exercise and the use of PHBS socialization media. This activity was carried out in August and September 2023 with 19 young people from the Mote Garo Youth Organization participating in the outreach. Based on evaluations with pre and post tests, there was an increase in youth knowledge by 3.01, namely from 8.05 before counseling to 11.06 after counseling, as well as active participation from youth and the community of Afa-Afa subdistrict. Utilization of media using banners and pamphlets as well as social media via Instagram and TikTok accounts. The impact of community service activities is that there is an increase in knowledge and awareness of youth groups in participating in creating a healthy society in the Afa-Afa sub-district. It is recommended that youth group empowerment activities be continued with the formation of a PHBS working group team at Karang Taruna Mote Garo in collaboration with health agencies and community elements such as the PKK Team and sub-districts. Keywords: community empowerment; youth; clean and healthy living behavior
EDUKASI CEGAH ANEMIA DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI DAN PRESTASI PADA SISWA SMP SE KOTA TERNATE Agustin Rahayu; Andiani Andiani; Diah Merdekawati Surasno; Suryani Mansyur; Tati Sumiati; Tutik Lestari
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Januari 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v2i1.2176

Abstract

Teenagehood is a vulnerable period for nutritional problems, especially anemia (a condition where the number of red blood cells is below standard). According to the Riskesdas (2018), the prevalence of anemia in adolescent girls is 27.2%, while in adolescent boys, it is 20.3%. Data from the North Maluku Health Office for adolescent girls in Ternate City identified a 20.11% prevalence of anemia. This Community Service activity aims to educate teenage students about the importance of avoiding anemia. Nutritional education is provided using lecture methods, conducting pre and post-tests, and measuring nutritional status. There were 36 junior high school students participating in this activity, representing each public and private junior high school in Ternate City. After the lecture, it was found that the average knowledge score of the students increased from 5.18 before the lecture to 6.26 after the lecture, indicating that nutritional education on anemia using the lecture method is quite effective in improving participants' knowledge. With increased knowledge, it is hoped that students can improve their behavior in preventing anemia by consuming iron-rich foods and regularly taking iron tablets