Eti Suminartika
Universitas Padjadjaran

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TANI BAWANG MERAH BERDASARKAN TUJUAN PASAR MENGGUNAKAN METODE COBB-DOUGLAS STOCHASTIC FRONTIER PRODUCTION FUNCTION Kalfin Kalfin; Denny Razzianto; Eti Suminartika; Trisna Insan Noor
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v22i1.1490.2021

Abstract

Shallots (Allium ascolonicum, L) are high-value horticultural commodities that need to be developed as strategic commodities in addition to rice, red chilies, chicken and beef. In addition, shallots have a high economic value and are a commodity used in the processing of various foods. This causes the consumption or demand for shallots to increase along with the increase in population. Therefore, this study aims to analyze the cost structure of shallot farming with the aim of the market for consumption and for the fried onion industry in Majalengka District, Majalengka Regency. The method used to estimate the Cobb-Douglas production function is the stochastic frontier method, with the sampling technique used in this study, namely proportional random sampling. Based on the results of the analysis, it is found that the cost structure of shallot farming for the purpose of the fried onion industry and consumption is feasible when viewed from the R/C ratio of the average agricultural destination for the fried onion industry with a value of 1.25 and for shallot farming for consumption purposes with a value of 1.30, where R/C > 1. Meanwhile, the production factor that requires the largest cost for shallot farming, the purpose of the fried onion industry, is the cost of seeds / seeds with a value of IDR. 13,548,300 and the largest cost used by shallot farming for consumption purposes is the cost of seeds / seedlings of IDR. 30,870,148.94. This is due to the need for seeds for an area of ​​one hectare, the price of seeds is quite high due to the limited number of seeds / seeds needed so that the price of seeds increases and the factor of chaos also affects the limited number of seeds needed. The results of this study are expected to be a reference for local governments in developing agriculture, especially in the shallot tabi business sector. Bawang merah (Allium ascolonicum, L) merupakan komoditas hortikultura bernilai tinggi yang perlu dikembangkan sebagai komoditas strategis selain beras, cabai merah, daging ayam, dan daging sapi. Selain itu, bawang merah memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan komoditas yang digunakan dalam pengolahan berbagai makanan. Hal tersebut menyebabkan konsumsi atau permintaan bawang merah meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan menganalisis struktur biaya usahatani bawang merah dengan tujuan pasar untuk konsumsi dan untuk industri bawang goreng di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan untuk menduga fungsi produksi Cobb-Douglas adalah metode stochastic frontier, dengan teknik penarikan sampel yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu proporsional random sampling. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa struktur biaya usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dan konsumsi layak diusahakan bila dilihat dari R/C rasio rata-rata usahatani tujuan industri bawang goreng dengan nilai 1,25 dan untuk usahatani bawang merah tujuan Konsumsi dengan nilai sebesar 1,30, dengan R/C >1. Sedangkan faktor produksi yang membutuhkan biaya terbesar untuk usaha tani bawang merah tujuan industri bawang goreng yaitu biaya bibit/benih dengan nilai sebesar Rp.13.548.300 dan biaya terbesar yang digunakan usahatani bawang merah tujuan konsumsi yaitu biaya benih/bibit sebesar Rp.30.870.148,94. Hal ini disebabkan kebutuhan bibit untuk luasan satu hektar, harga bibit yang cukup tinggi karena keterbatasaan jumlah bibit/benih yang dibutuhkan sehingga harga bibit meningkat dan faktor kemaurau juga pengaruh terhadap keterbatasan bibit yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan pertanian khususnya pada sector usaha tabi bawang merah.
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L. ) DI DESA SUKALAKSANA KECAMATAN BANYURESMI JAWA BARAT Kuswarini Kusno; Sauma Hanuuf; Pandi Pardian; Eti Suminartika
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 5, No 1 (2020): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v5i1.28662

Abstract

Produktivitas cabai merah yang rendah menandakan terdapat masalah cukup serius pada aspek budidayanya. Perubahan iklim yang ekstrim juga menyebabkan tanaman cabai merah mengalami kerusakan. Akibatnya, produksi menurun sehingga harga produksi meningkat dan pendapatan petani menurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaan usahatani cabai merah dan menganalisis pendapatan petaninya. Desain penelitian adalah metode kuantitatif dengan teknik survey terhadap 77 responden yang ditarik secara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan analisis pendapatan serta rasio Revenue Cost (RC). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas petani di Desa Sukalaksana adalah petani gurem (berlahan sempit) yang berstatus pemilik.Rata-rata luas lahan garapan adalah 0,32 hektar. Budidaya cabai merah yang dilakukan petani berlahan sempit, sedang maupun luas melalui tahapan kegiatan yang sama dan menggunakan alat-alat pertanian yang sederhana. Tenaga kerja menggunakan buruh tani. Cabai dijual ke bandar dalam keadaan masih berwarna hijau dengan harga yang berfluktuasi setiap bulannya. Pendapatan petani berlahan sempit, sedang, dan luas per hektar per musim tanam masing-masing adalah Rp 15.750.817, Rp 43.092.359, Rp 49.091.756. Jadi, makin tinggi luas lahan, makin tinggi tingkat pendapatan petaninya. Berdasarkan analisis rasio RC, usahatani di semua kategori luas lahan adalah menguntungkan. Nilai R/C tertinggi dicapai oleh usahatani di lahan sedang yakni 2,4.Kata kunci: cabai merah, keragaan, usahatani, analisis pendapatanAbstractThe low productivity of red chili indicates that there is a serious problem in the cultivation aspect. In addition, extreme climate change also causes red chili plants to be damaged. As a result, production decreases so that the price of production increases and farmers' income decreases. This research was conducted to determine the performance of red chilli farming and analyze farmers' income. The research design was a quantitative method with a survey technique of 77 respondents drawn by simple random sampling. Data were analyzed using frequency distribution, income analysis and Revenue Cost (RC) ratios. The results showed the majority of farmers in Sukalaksana Village were smallholders (narrow land) who were the owners. The average area of land under cultivation was 0.32 hectares. Red chilli cultivation was carried out by farmers with narrow, medium and wide land through the same stages of activity using traditional tools. The labor used was laborers. Chili was sold to the wholesaler (‘bandar”) in green conditions with prices that fluctuate each month. The income of farmers who have narrow, medium and wide land per hectare per planting season was Rp. 15,750,817, Rp. 43,092,359, Rp. 49,091,756, respectively. So, the higher the area of land, the higher the level of farmer income. Based on the RC ratio, farming in all of categories of land area is profitable. The highest R / C value was achieved by farming on medium land, which is 2.4.Keywords: red chili, performance, farming, income analysis
KARAKTERISTIK KONSUMEN YANG MEMBELI BERAS HITAM ORGANIK SECARA ONLINE MELALUI SOCIAL COMMERCE DAN YANG MENGONSUMSINYA SERTA KEPUASANNYA Kuswarini Kusno; Rani Andriani Budi Kusumo; Eti Suminartika; Tuti Karyani
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 6, No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v6i2.38056

Abstract

Abstrak Masyarakat sering menganggap beras hitam sebagai ketan hitam sehingga kurang diminati sebagai pangan sehat. Pesatnya peningkatan pengguna media sosial menyebabkan perdagangan beras hitam organik dilakukan secara online melalui social commerce. Tujuan penelitian adalah 1). mendeskripsikan karakteristik konsumen yang membeli beras hitam organik secara online melalui s-commerce dan yang mengonsumsinya serta 2). menganalisis kepuasan konsumen terhadap atributnya. Design penelitian adalah kuantitatif. Sampel berukuran 59 ditarik menggunakan teknik stratified random sampling dan convenience sampling. Data primer dianalisis dengan menggunakan cross tab, Importance Performance Analysis serta Consumer’s Satisfaction Index. Hasil penelitian menunjukkan pada umumnya konsumen beras hitam organik yang membeli secara online melalui s-commerce adalah responden sendiri, wanita, sudah menikah, remaja akhir, berpendidikan sarjana, kepala keluarganya bekerja sebagai PNS atau wiraswasta dan berasal dari kalangan menengah ke atas. Dari 12 atribut, 4 atribut menjadi prioritas utama dalam perbaikan yaitu derajat hitamnya warna beras, daya tahan beras, tercantumnya logo organik dan tanggal kadaluarsa. Konsumen merasa cukup puas terhadap keduabelas atribut beras hitam organik.Kata kunci: beras hitam organik, atribut produk, kepuasan terhadap atribut, pembelian secara online melalui social commerceAbstractPeople often think of black rice as black sticky rice, so it is less desirable as a healthy food. The rapid increase in social media users causes organic black rice trading to be carried out online via social commerce. The research was performed to 1). describe the characteristics of consumers who buy organic black rice online via s-commerce and who consume it and 2). analyze consumer satisfaction with its attributes. The research design was quantitative. The sample size 59 was drawn using stratified random sampling and convenience sampling. The data used primary data which was analyzed using cross tab, Importance Performance Analysis and Consumer's Satisfaction Index. The results show that in general, consumers of organic black rice who buy online via s-commerce were the respondents themselves, women, married, late teens, graduated with a bachelor's degree, the head of his family works as a civil servant or entrepreneur and comes from the upper middle class. Of the 12 attributes, there are 4 attributes that are the main priority for improvement, namely the degree of blackness of the color of the rice, the durability of the rice, organic logo is printed and expiration date are printed. Consumers were quite satisfied with the twelve attributes of organic black rice.Keywords: organic black rice, product attributes, satisfaction with attributes, online purchases via social commerce
Analisis Penentuan Persediaan Singkong Sebagai Bahan Baku Tape Singkong Pada Agroindustri Peuyeum Abas Sawargi, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung Kuswarini Kusno; Annisaa Punjul Rahayu; Eti Suminartika; Anne Charina
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.369 KB) | DOI: 10.35138/paspalum.v6i1.73

Abstract

Cassava as the third staple food for the people of Indonesia after rice and corn, is the raw material for making ‘tape singkong”. Agroindustry Peuyeum Abas Sawargi located in District Cimenyan, Bandung Regency buy cassava almost every day to make “tape singkong”. It's not economical and inefficient; therefore good cassava inventory management is required. The purpose of this research was to determine the amount of economical cassava inventory and to know when to re-order the cassava so that the total cost of inventory to be a minimum, as well as comparing the actual cost of inventory to those based on economical cassava inventory. The research design was qualitative with case study technique. The collected data consists of primary data year 2017 and secondary data which were analyzed descriptively and quantitatively by Economic Order Quantity (EOQ) and Reorder Point (ROP) methods.. The results showed that the amount of cassava inventory that must be available was 3,264 kg with the frequency of ordering 61 times a year, while the re-ordering of cassava must be carried out when the remaining cassava stock of 2,240 kg. As a result, total inventory costs decreased by almost 48% within a year.  Thus, the production process becomes more efficient and in the long run the agroindustry can be expected to be more competitive. 
ANALISIS PROSES KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PETANI (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Lestari, Desa Cibodas, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) Hepi Hapsari; Azimah Nur Rahmah; Elsha Munziah; Eti Suminartika
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 10, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v10i1.9255

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses komunikasi penyuluhan pertanian yang terjadi di Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari serta mengetahui dampak penyuluhan pertanian terhadap kompetensi anggota kelompok wanita tani Lestari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan proses komunikasi penyuluhan dapat dilihat dari lima unsur komunikasi menurut Harold Laswell yaitu sebagai berikut; Komunikator yaitu penyuluh pertanian dan pihak lain yang menyampaikan pesan penyuluhan; Pesan penyuluhan yaitu informasi yang disampaikan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan anggota kelompok; Media atau saluran komunikasi yaitu komunikasi antar pribadi; dan efek komunikasi penyuluhan uang dinilai positif bagi anggota KWT Lestari. Dampak dari kegiatan penyuluhan terhadap kompetensi anggota KWT Lestari dinilai dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan penyuluhan pertanian di KWT Lestari dinilai berdampak positif terhadap peningkatan kompetensi anggota KWT Lestari. 
ANALISIS USAHATANI KENTANG DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG Yolanda Ashiila; Eti Suminartika
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 10, No 3 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v10i3.11611

Abstract

Kentang merupakan komoditas yang menguntungkan untuk di kembangkan, dalam pemasaran dan ekspor kentang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, Tanaman kentang memiliki prospek yang sangat besar dalam menunjang program diversifikasi pangan, harga yang seringkali mengalami fluktuasi pada Subsektor hortikultura khususnya komoditas sayuran membuat pendapatan petani menjadi tidak menentu. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pendapatan petani kentang di Desa Margamulya Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan teknik penelitian survei dan metode dasar penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh petani kentang yang terdapat di Desa margamulya diambil sebanyak 30% yaitu 68 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani kentang di Desa Margamulya menanam kentang varietas Granola dengan rata – rata produktivitas kentang 20,2 ton per hektar, biaya produksi mencapai Rp.90.586.790 per ha, penerimaan sebesar Rp.165.898.889 maka rata – rata pendapatan yang diperoleh petani kentang adalah Rp.75.312.099 per Ha. Selanjutnya didapat nilai Ratio R/C =1,83. artinya dengan modal sebesar Rp.1 untuk melakukan usahatani kentang maka akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp.1,83, dengan kata lain petani kentang di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan Kabupaten bandung layak diusahakan.Kata kunci: Kentang granola, produktivitas, analisis usahatani, pendapatan