Hanny Poli
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ANALISIS JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO Sahetapy, Geraldo B; Poli, Hanny; -, Suryono -
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado secara geografi terletak pada bagian utara pulau Sulawesi merupakan daerah yang rentan bencana, seperti tragedi bencana banjir pada awal Tahun 2014 yang telah melanda sebagian besar Provinsi Sulawesi Utara masih menyisakan duka dan juga kerugian besar bagi masyarakat korban bencana banjir. Wilayah yang rentan umumnya terletak di daerah aliran sungai, Oleh karena itu perlu upaya untuk mengantisipasi bencana banjir yang akan muncul dengan menyediakan peta jalur evakuasi dan tempat evakuasi sebagai pedoman dalam pengamananmasyarakat apabila terjadi bencana banjir. Adapun metode yang akan dipakai yaitu analisis jaringan (networkanalysis) dengan ARC GIS 10.3. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu peta jalur evakuasi bencana banjir di kota manado. Jalur evakuasi dan tempat evakuasi pada wilayah rawan banjir di Kota Manado tersebar di 10 kecamatan yaitu : Kecamatan Bunaken sebanyak 6 jalur dan 4 tempat evakuasi, Kecamatan Tuminting sebanyak 31 jalur dan 17 tempat evakuasi, Kecamatan Singkil sebanyak 18 jalur dan 10 tempat evakuasi, Kecamatan Wenang sebanyak 16 jalur dan 8 tempat evakuasi, Kecamatan Paal Dua sebanyak 27 jalur dan 18 tempat evakuasi, Kecamatan Mapanget sebanyak 6 jalur dan 3 tempat evakuasi, Kecamatan Tikala 20 jalur dan 13 tempat evakuasi, Kecamatan Sario sebanyak 15 jalur dan 7 tempat evakuasi, Kecamatan Wanea sebanyak 25 jalur dan 22 tempat evakuasi, dan Kecamatan Malalayang sebanyak 8 jalur dan 3 tempat evakuasi.   Kata Kunci: Bencana banjir, SIG, dan Jalur evakuasi  
ADAPTASI MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KOMO LUAR KOTA MANADO Ajami, Frans Mitran; Poli, Hanny; Wuisang, Cynthia E V
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki karakteristik geografis dan geologis yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Hal tersebut karena Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan daerah pantai yang luas dan sebagian besar populasi penduduk bertempat tinggal dikawasan pesisir pantai maupun daerah bantaran sungai. Kota Manado sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara dengan karakteristik wilayah yang dataran tinggi dan dataran rendah yang rentan terhadap bencana seperti banjir dan lain-lain. BPPD Kota Manado mencatat bencana terbesar di Kota Manado yang pernah tercatat sejak 169 tahun adalah banjir dan tanah longsor pada tanggal 15 Januari 2014. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui penyebab banjir yang di hadapi masyarakat, mengkaji adaptasi masyarakat bantaran sungai terhadap bencana banjir berdasarkan karakteristik sosial-ekonomi dan prilaku masyarakat , dan mengkaji adaptasi masyarakat di Kelurahan Komo Luar Kota Manado. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif menggunakanmetode survey dengan rancangan study kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah 184 KK di Kelurahan Komo Luar Kota Manado yang terkena dampak dengan kriteria tinggi banjir tertinggi 3-4 meter, dan sampel dalam penelitian ini 64 responden dengan menggunakan metode purosive sampling di Kelurahan Komo Luar Kota Manado. Hasil penelitian ditemukan strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adalah menentukan rute eveakuasi sendiri yakni rumah mereka dan masjid, sampai saat ini alat evakuasi masih sederhana yang tersedia di masing-masing rumah warga, petugas pertolongan pertama tidak ada hingga kini petugas pertolongan pertama adalah masyarakat itu sendiri dengan saling membantu dalam pengurangan dampak dari resiko bencana bajir.Kesimpulan :Banjir di Kelurahan Komo Luar di sebabkan oleh faktor alam dan prilaku masyarakat, responden, strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam hal ini cukup baik dalam meminimalkan dampak resiko bencana banjir.Kata kunci :Adaptasi, Masyarakat Bantaran Sungai, dan Bencana Banjir
KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG BERAPI DI KOTA TOMOHON Welang, Cindy P; Mononimbar, Windy; Poli, Hanny
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kawasan rawan gunung berapi adalah kawasan yang berpotensi tinggi mengalami bencana akibat letusan gunung. Permasalahan perkembangan Kota Tomohon yang semakin pesat memberikan dampak pada peningkatan kebutuhan lahan untuk sarana permukiman. Hal ini mendorong berkembangnya aktivitas pada kawasan yang tidak sesuai peruntukkannya sebagai kawasan permukiman termasuk pada kawasan rawan gunung berapi. Untuk itu diperlukan analisis kesesuaian lahan permukiman khususnya pada kawasan yang masuk dalam  kawasan rawan bencana gunung berapi di Kota Tomohon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis spasial dengan bantuan alat analisis GIS (Geography Information System). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana gunung berapi di Kota Tomohon. Berdasarkan hasil studi kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana gunung berapi di Kota Tomohon berdasarkan persebaran kawasan permukiman menunjukkan  kawasan permukiman yang lokasinya tidak sesuai adalah seluas 6 Hektar dengan prosentase 0,6% dari luas persebaran kawasan permukiman di Kota Tomohon dan berdasarkan peruntukkan kawasan permukiman pada RTRW Kota Tomohon menunjukkan kawasan permukiman yang lokasinya tidak sesuai adalah seluas 6 Hektar dengan prosentase 0,4% dari luas kawasan peruntukkan permukiman pada Rencana Pola Ruang RTRW Kota Tomohon. Kata Kunci : Kesesuaian Permukiman, Gunung Berapi, Kota Tomohon
PERENCANAAN MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA AMBON Kesaulya, Hertine M; Poli, Hanny; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Ambon, seperti kebanyakan kota lainnya di Indonesia secara geografis berada pada daerah rawan bencana alam dan salah satu bencana yang sering terjadi adalah bencana longsor. Oleh sebab itu perlu adanya pengendalian pemanfaatan ruang sebagai antisipasi adanya pembangunan di daerah rawan longsor, yaitu berupa perencanaan mitigasi bencana longsor agar dampak dari bencana longsor bisa dikurangi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerawanan bencana longsor di Kota Ambon dan merencanakan pengendalian pemanfaatan  ruang  menurut tingkat kerawanan longsor di Kota Ambon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam menganalisis tingkat kerawanan longsor dan merencanakan pengendalian pemanfaatan ruang. Analisis tingkat kerawanan dilakukan dengan memberikan skoring pada tiap-tiap parameter. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui persebaran tingkat kerawanan longsor di Kota Ambon, yang dibagi meenjadi tiga tingkat kerawanan yaitu tingkat kerawanan tinggi, tingkat kerawanan sedang dan tingkat kerawanan rendah,yang selanjutnya diklasifikasikan lagi berdasarkan tipologi zona daerah rawan longsor. Berdasarkan hasil analisis tingkat kerawanan maka dapat diusulkan perencanaan pengendalian pemanfaatan ruang berupa arahan pemanfaatan ruang  kawasan rawan bencana longsor dan strategi penanganannya.   Kata Kunci : Perencanaan,  Mitigasi, Longsor
SENTRA PRODUKSI PERIKANAN DI SALIBABU (Penerapan Revolusi Biru Dalam Arsitektur) Laloma, Indriani; Poli, Hanny; Siregar, Frits O. P.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan sangatlah dibutuhkan bagi daerah-daerah yang memiliki sumberdaya ikan yang potensial termasuk Kabupaten Kepulauan Talaud. Hal ini dikarenakan wilayah perairan laut Kabupaten Kepulauan Talaud relatif besar dibandingkan dengan wilayah perairan laut kabupaten/kota yang lain sehingga, luasnya dapat diestimasi sekitar 10% dari luas WPP-RI 716. Diperkirakan potensi lestari sumberdaya ikan di Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 33.360 ton/tahun. Namun, Kondisi yang memiliki nilai keuntungan tinggi ini belum bisa dimanfaatkan di Kabupaten Kepulauan Talaud, karena hasil tangkapan yang didapat masih dipasarkan keluar daerah. Mengingat pentingnya potensi sumberdaya ikan di Kabupaten Kepulauan Talaud, maka diperlukan adanya pembangunan “Sentra Produksi Perikanan” dimana didalamnya berlangsung kegiatan mengelolah sumberdaya ikan dari bahan baku menjadi bahan jadi berupa ikan kaleng yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud yang berlokasi di Salibabu berdasarkan RTRW Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu sebagai pusat pelayanan sekunder untuk pusat perdagangan, jasa, dan industry perikanan. Pembangunan perencanaan menerapkan prinsip “Revolusi Biru dengan konsep Pembangunan Berkelanjutan” yang mempertahankan sumberdaya alam dan lingkungan ekologis manusia. Lewat konsep perancangan ini diharapkan dapat memanfaatkan potensi sumberdaya ikan yang ada untuk kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa yang akan datang.   Kata Kunci : Sentra Produksi Perikanan, Revolusi Biru, Pembangunan Berkelanjutan, Salibabu
MANADO CHRISTIAN CENTER “ARSITEKTUR SIMBOLISME, PENEKANAN SIMBOL-SIMBOL KRISTIANI DAN FILOSOFI OIKUMENE” Pandei, Romel R.; Poli, Hanny; Tilaar, Sonny
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan orang  kristen akan fasilitas kerohanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan vital. Sejauh ini fasilitas-fasilitas yang ditawarkan induk organisasi jemaat  terhadap jemaat hanya diselesaikan dengan terbangunnya sebuah gedung gereja dan pastori dan sering kali melupakan pertimbangan-pertimbangan akan fasilitas-fasiltas lain yang bisa mendukung berbagai kegiatan-kegiatan kerohanian lainnya selain beribadah. Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya gereja-gereja yang berlomba-lomba membangun dan mendesain gedung gereja yang megah dan mewah tetapi melupakan pembangunan sarana kegiatan-kegiatan yang bisa menunjang kegiatan kerohanian lainnya. Kehadiran Manado Christian Center ini diharapkan akan bisa menampung berbagai aktifitas-aktifitas kerohanian bagi masyarakat kota Manado. Induk organisasi gereja di anggap perlu melakukan langkah kongkrit menghadirkan sarana yang bisa mengakomodir kegiatan kerohanian, kegiatan pembinaan keagamaan terhadap umat Kristiani di Sulawesi Utara khususnya di kota Manado. Dalam hal ini PGPI ( Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia) sebagai Induk organisasi gereja dipilih untuk menjadi pelaksana dan penggelola objek Christian Center ini. Dalam Perancangan objek ini dibatasi pada tema sebagai pengarah dalam merancang, Tema juga dapat diartikan sebagai koridor dalam pemecahan masalah perancangan. Dalam perancangan Manado Christian Center ini tema yang diangkat yaitu Arsitektur Simbolisme, Penekanan Simbol-Simbol Kristiani dan  Filosofi “Oikumene”. Konsep utama perancangan Chritian Center ini adalah diterapkannya atau ditranformasikan nilai atau filosofi simbol-simbol kristiani ke dalam bentuk fisik bangunannya dan konsep lainnya juga yang digunakan dalam rancangan ini adalah nilai-nilai filosofi ajaran kristiani dan nilai karakter kehidupan umat kristiani, penekanan simbolisme sebagai solusi desain diikuti pendekatan filosofi Oikumene terhadap pola kegiatan dan perencanaan fisik bangunan yang bisa menyimbolkan kebersamaan dan bertujuan menciptakan rasa kesatuan antar denominasi gereja di kalangan PGPI di Sulawesi Utara umumnya. Kata kunci : Simbolisme, Kristiani, Oikumene.
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara di Manado “Ekspresi Arsitektur Minahasa pada Bangunan Perkantoran” Pandeirot, Capriati C.; Poli, Hanny; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sebagai gerbang laut kota tahuna, Pelabuhan Umum Tahuna memiliki andil yang cukup besar, dari survey yang dilakukan didapati luasan terminal sudah tidak mampu menampung jumlah penumpang yang terus meningkat serta sirkulasi ruang dalam dan luar bangunan yang tidak efektif membuat kenyamanan penumpang terganggu, sehingga untuk mengantisipasi terhadap kecenderungan peningkatan kebutuhan pelayanan terminal penumpang pelabuhan tersebut dilakukan upaya penyempurnaan yang diarahkan kepada kualitas system pelayanan. Salah satu upaya pengoptimalan yang ditempuh dari masalah tersebut ialah dengan meredesain dan mengembangkan Terminal Penumpang Pelabuhan Umum Di Tahuna sebagai wadah yang mengakomodasikan kegiatan sirkulasi intermodal kedalam sebuah lokasi. Dari tuntutan fungsional bahwa terminal penumpang pelabuhan merupakan tempat berawal dan berakhirnya suatu perjalanan, sehingga sebagai pintu gerbang dari arah laut hendaknya memperlihatkan bahwa terminal penumpang tersebut bersifat terbuka dan menerima, serta menghadirkan suatu pengalaman dan kesan tersendiri bagi setiap pengguna maupun pengunjung terminal. Berdasarkan aspek tersebut maka perancangan Terminal Penumpang Pelabuhan Umum Di Tahuna dirancang dengan merepresentasikan bentuk-bentuk sebagai suatu tanda, ikon, symbol. Penerapan tematik Sinsign (Semiotika) Oleh Charles Sander Pierce dalam arsitektur memiliki kesesuaian fungsi yang ada pada bangunan terminal penumpang pelabuhan tersebut. Sinsign yang berarti tanda, penanda  berperan sebagai tema perancangan bersadarkan pertimbangan dari beberapa aspek yang akan di transformasikan kedalam bentuk arsitektur modern, sehingga diharapkan bangunan terminal yang dirancang dengan pendekatan Sinsign serta  merepresentasikan komunikasi dan transportasi dalam bentuk, rupa, dan kejadian sekitar nantinya dapat menghasilkan rancangan dengan kriteria kualitas perancangan yang baik. Kata kunci: terminal penumpang pelabuhan umum di tahuna, redesain , sinsign
GEDUNG PEMUDA DI MANADO “ARSITEKTUR PERILAKU LINGKUNGAN” Tome, Abdul H.; Betteng, Luther; Poli, Hanny
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemuda merupakan konsep-konsep yang selalu di kaitkan dengan masalah nilai. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan dan pembangunan bangsanya karena pemuda dapat diartikan sebagai harapan Bangsa dan Negara. Melihat kondisi Kota Manado saat ini begitu memprihatinkan, stabilitas keamanan mulai di pertanyakan dan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat kota manado untuk menjaganya. Banyaknya kasus pembunuhan, penggunaan senjata tajam, dan tawuran antar kampung menjadi faktor yang meresahakan masyarakat kota manado. Setelah diidentifikasi diantara berbagai kasus tersebut ternyata sebagian besar palakunya adalah pemuda yang dibawah pengaruh minum-minuman keras. Untuk meminimalisir berkembangnya kasus-kasus ini kiranya perlu di hadirkan suatu wadah/bangunan yang mampu mengakomodasi pemuda dalam penyaluran bakatnya agar mampu mengalihkan kegiatan pemuda pada hal-hal yang lebih positif. Gedung Pemuda di Kota Manado hadir sebagai salah satu solusi bagi para pemuda untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Gedung Pemuda merupakan sarana pembinaan mental terhadap pemuda dalam bentuk edukatif rekreatif. Sarana ini merupakan wadah bagi pemuda untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda baik dari segi olahraga, seni, iptek maupun kegiatan berorganisasi. Sarana ini juga mampu menjawab tantangan zaman dalam mengarahkan pemuda pada hal-hal yang lebih positif karena pemuda merupakan generasi emas bagi Bangsa dan Negara. Rancangan Gedung Pemuda di Manado ini menerapkan pendekatan tematik Arsitektur Perilaku Lingkungan. Pendekatan ini diterapkan untuk menyempurnakan rancangan objek, dengan memberikan terapi mental terhadap pengguna bangunan dan juga membantu dan menganalisa kebutuhan ruang bagi pemuda terhadap objek rancangan. Pendekatan tematik ini menyempurnakan fungsi dari objek rancangan sebagai saran pembinaan mental bagi pemuda. Kata Kunci  : Gedung, Pemuda, Perilaku, Lingkungan.
ARENA FESTIVAL DANAU TONDANO (KONSERVASI DALAM KONTEKS PENGELOLAAN TERPADU) Lapian, Amanda G.; Poli, Hanny; Poluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Minahasa hidup dalam keberagaman budaya. Namun, seiring waktu ciri khas Budaya Minahasa mulai luntur karena belum adanya fasilitas yang menunjuang continiunitas kegiatan-kegiatan yang memupuk berkembangnya budaya masyarakat Minahasa sehingga menghadirkan objek Arena Festival Danau Tondano merupakan salah satu langkah untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata di Minahasa yang sempat menjadi perhatian dunia. Namun dalam perancangan Arena Festival Danau Tondano tentunya perlu memperhatikan kondisi danau Tondano yang mulai memprihatinkan karena terjadinya sendimentasi yang mengancam danau Tondano serta ekosistemnya sehingga perlu adanya konservasi terhadap danau yaitu berupa pengelolaan air dan tanah sekitar danau serta pegelolaan sistem dalam objek untuk menjaga keberlangsungan aktivitas di dalamnya. Oleh karena itu Arena Festival Danau Tondano di rancang dengan memperhatikan dan mengimplementasikan tema ekologis dimana perancangan bangunan tidak menambah tingkat pencemaran pada Danau Tondano namun menjadi solusi dalam permasalahan lingkungan sekitarnya. Kata kunci : Arena, Festival, Danau Tondano, Konservasi
PUSAT SIMULASI DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA (Desain Tanggap Bencana) Tumbol, Sri S; Poli, Hanny
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kota Manado sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Utara memiliki 8 potensi bencana, yaitu gempa, tsunami, letusan gunung berapi, cuaca ekstrim, banjir, kekeringan, gagal teknologi dan longsor. dengan adanya 8 potensi bencana ini sudah tentu masyarakat kota Manado membutuhkan fasilitas simulasi dan pelatihan mengenai bencana dan penanggulanganya. Bencana bisa terjadi kapan saja tanpa kita duga dengan segala dampak merugikan yang menyertai, untuk itu perlu adanya kesiapan dari diri kita untuk menghadapi bencana tersebut.Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak dan kerugian yang mungkin timbul.Salah satu bentuk persiapan diri adalah dengan simulasi mengenai bencana itu sendiri agar kita dapat mengetahui bencana tersebut serta dengan pelatihan mengenai penanggulangan bencana yang dapat memberikan kita pengetahuan mengenai memberikan pertolongan pada korban saat terjadi bencana. Kegiatan simulasi dan pelatihan ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan mengenai bencana, sehingga saat terjadi bencana masyarakat telah siap dan dapat mengurangi jatuhnya jumlah korban. Kata kunci :Bencana, Simulasi, Pelatihan, Manado, Penanggulangan