Sonny Tilaar
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado

Published : 63 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN OBJEK BERSEJARAH DALAM MENUNJANG WISATA KOTA DI TERNATE Fadhly, Moh Yushar; Tondobala, Linda; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Permasalahan Pengembangan Objek Bersejarah Dalam Menunjang Wisata Kota Di Ternate. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kondisi bangunan bersejarah yang ada di Kota Ternate, dan menganalisis permasalahan pengembangan bangunan bersejarah dalam menunjang pariwisata di Kota Ternate. Penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dari informasi tentang bangunan sejarah yang tersebar di Kota Ternate. Adapun metode pengumpulan data yang diajukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi pustaka dan studi dokumen. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bangunan-bangunan bersejarah yang meliputi Kedaton Kesultanan, Benteng Kastela, Benteng Kota Janji, Benteng Kalamata, Benteng Tolluco, Benteng Oranje dan Mesjid Kesultanan adalah obyek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk wisata kota di Ternate. Seluruh objek tersebut sudah termuat dalam RTRW dan RIPDA sebagai perencanaan objek wisata sejarah, namun kenyataan di lapangan pengembangan objek-objek bersejarah ini ternyata masih mengalami berbagai masalah, antara lain kurangnya perhatian pemerintah akan objek-objek tersebut yang di tandai dengan kondisi objek yang tampil sebagaimana adanya, tidak terurus dan terlihat kotor, minimnya sumber daya manusia dalam bidang kepariwisataan baik dari DISBUDPAR maupun masyarakat sekitar, serta prasarana sarana pendukung yang tidak lengkap. Maka dapat di simpulkan bahwa bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di Kota Ternate ternyata memiliki potensial sebagai obyek wisata sejarah yang sangat menarik untuk dikembangkan sebagai wisata Kota Di Ternate, namun karena kurangnya perhatian dan keseriusan dari pemerintah sehingga objek-objek tersebut tidak difungsikan secara optimal sebagimana mestinya. Untuk itu peran serta pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek bersejarah tersebut serta dilengkapi dengan prasarana sarana dan fasilitas yang memadai, sehingga dengan begitu diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri maupun mancanegara, serta dapat memajukan kepariwisataan di Kota Ternate. Kata Kunci : Permasalahan, Objek Bersejarah, Kota Ternate.
ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI PERUMAHAN LEMBAH NYIUR KAIRAGI MAS Ngodu, Mentari; Tilaar, Sonny; Warouw, Fela
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kebutuhan dasar hidup manusia adalah perumahan. Pembangunan perumahan berperan sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta dikembangkan demi keberlangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Kota Manadomerupakanibu kota Provinsi SulawesiUtara,berdasarkan RTRW Kota Manado jumlah penduduk sebanyak 419.596 jiwa, dan angka pertumbuhan penduduk diwilayah Kota Manado adalah 2,81% per tahun. Daerah pembangunan  Perumahan  di  Kota  Manado  secara  geografis  terbagi  dua,  yang  pertama  didaerah pinggiran Kota yang terletak di Kecamatan Pineleng sampai Kecamatan Malalayang, dan yang kedua daerah pusat kota sampai Kecamatan Mapanget. Perumahan Lembah Nyiur Kairagi Mas terletak di Kelurahan Kairagi Dua, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, perumahan ini menawarkan sistem peruntukan kapling tidak dalam bentuk klaster dan masih banyak fasilitas yang belum tersedia dalam perumahan ini. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kondisi eksisting pembangunan dan menganalisis kelayakan pembangunan di Perumahan Lembah Nyiur Kairagi Mas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kuatitatif. Berdasarkan hasil analisis kelayakan Pembangunan Perumahan Lembah Nyiur Kairagi Mas, terdapat beberapa variabel yang belum memenuhi kriteria standard yaitu kondisi jaringan drainase, utilitas jaringan air bersih,  utilitas pengolahan limbah perumahan termasuk pengelolaan limbah rumah tangga (gray water), utilitas penyediaan jaringan telepon, Sarana Ruang Publik (Taman bermain), tidak tersedia vegetasi pada tata hijau jalan dan ruang terbuka privat. Selain itu terdapat juga variabel yang memenuhi kriteria standard yaitu, kemiringan/kelerengan perumahan berada pada kemiringan lereng 8-15 %, lebar perkerasan jalan perumahan, pengolahan limbah perumahan (black water), pengolahan sampah dan penyediaan jaringan listrik. Kata Kunci: Perumahan, Kelayakan, Pembangunan
EVALUASI PERUNTUKAN LAHAN DAN PEMETAAN ZONASI TINGKAT RISIKO BENCANA LETUSAN GUNUNG API GAMALAMA DI KOTA TERNATE (Studi Kasus : Gunung Api Gamalama, Kota Ternate) Djalil, Apriska G; Sela, Rieneke L; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi peruntukan lahan merupakan suatu tahap penting dalam manajemen bencana, namun evaluasi peruntukan lahan sering terlupakan dalam penyusunan pola ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun peta risiko bencana dan menganalisa evaluasi peruntukan lahan yang ditinjau dari konteks risiko bencana sehingga mampu memberikan suatu rekomendasi peruntukan lahan yang ideal pada wilayah Gunung Berapi Gamalama di Kota Ternate. Kajian evaluasi peruntukan lahan Gunung Berapi Gamalama yang merupakan salah satu gunung api aktif betipe A yang berada di Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kualitatif dengan melakukan analisa secara spasial. Sesuai dengan analisis tersebut maka ada beberapa tinjauan dalam analisis evaluasi peruntukan lahan yakni analisis risiko bencana, hasil analisis risiko didapatkan dari perkalian antara bahaya dan kerentanaan. Bahaya mewakili presentase luas bahaya pada suatu wilayah kelurahan, sedangkan nilai kerentanaan di bagi atas 3 yakni sosial, ekonomi, dan fisik. Analisis risiko diolah dalam GIS untuk mengklasifikasikan nilai risiko yang paling tinggi dan yang paling rendah. Berdasarkan hasil analisis di dapatkan bahwa wilayah yang harus melakukan evaluasi kembali peruntukan lahannya merupakan wilayah yang secara geografis berada dekat dengan daerah-daerah kaki gunung ataupun daerah aliran lahar. Kata Kunci : Evaluasi Peruntukan Lahan, Pemetaan Zonasi, Tingkat Risiko Bencana
SEBARAN LOKASI PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MANADO Poli, Tiara Putri Ananta; Egam, Pingkan Pegy; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan kawasan perkotaan di Indonesia terjadi dengan sngat pesat dalam kurun waktu empat dasawarsa terakhir yang diindikasikan oleh semakin besarnya jumlah penduduk yang tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Kota Manado merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia. Namun perkembangan kota Manado tidak hanya memberikan keuntungan bagi pemerintah, tetapi juga memberikan dampak lain yaitu munculnya permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kekumuhan pada permukiman kumuh di kota Manado dan menganalisis sebaran lokasi permukiman kumuh di kota Manado. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis tingkat derajat permukiman kumuh dan analisis tetangga terdekat.Variabel-variabel yang digunakan adalah kerapatan bangunan, tata letak bangunan, kondisi rumah/bangunan, kepadatan penduduk dan kualitas prasarana lingkungan.Kemudian variable-variabel ini dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa klasifikasi  permukiman kumuh yang paling banyak terdapat di kota Manado adalah permukiman kumuh sedang, yang tersebar di daerah Bahu, Titiwungen Utara, Pakowa, Ketang Baru, Karame, Dendengan Dalam, Tikala Ares dan Bailang. Sedangkan untuk pola sebaran permukiman kumuh pada lokasi menunjukkan nilai lebih dari 1.1 pada analisis tetangga terdekat, yang berarti bahwa pola sebaran permukiman adalah pola tersebar (scattern pattern). Namun jika dilihat secara mneyeluruh, pola sebaran permukiman kumuh di kota Manado memiliki nilai kurang dari 0.9 yang mengindikasikan pola sebaran permukiman adalah pola bergerombol.   Kata Kunci :Pola Sebaran, Permukiman Kumuh.
DAMPAK SOSIAL DARI POLA PERUMAHAN PERMATA ASRI PINELENG Tamboeo, Gunawan; Waani, Judy O; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai dengan artiannya, perumahan merupakan kelompok rumah dengan fungsi hunian yang dilengkapi prasarana dan sarana lingkungan. Ini berarti perumahan tersebut bukan saja bangunannya yang dipentingkan, namun juga fasilitas dan utilitas yang ada di dalamnya. Tidak terlepas dari itu, interaksi sosial juga merupakan  bagian yang sangat penting dalam perwujudan perumahan yang merupakan dampak sosial terhadap keberadaan perumahan tersebut. Tanpa adanya manusia yang menghuni rumah-rumah tersebut keberadaan perumahan menjadi tidak ada gunanya atau mubazir. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fisik dan non fisik Perumahan Permata Asri serta menganalisis kemanfaatan pola perumahan terhadap penghuni Permata Asri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni persentase dan penjelasan/penjabaran hasil yang diperoleh dari data lapangan sehingga mudah dipahami. Kesimpulan mengenai kondisi fisik  Perumahan Permata Asri adalah sebagai berikut; Pola perumahan pada Perumahan Permata Asri berbentuk grid serta dikelompokkan berdasarkan tipe perumahan dan memiliki satu pintu gerbang masuk. Sedangkan kondisi non fisiknya, didapati bahwa interaksi yang terjadi antar warga perumahan terjalin dengan cukup baik, tidak ada waktu-waktu tertentu bagi mereka untuk melakukan interaksi, seperti sekedar bercengkerama antara satu dengan lainnya, namun mereka melakukannya kapanpun itu selagi memungkinkan. Dampak sosial yang dirasakan warga perumahan, antara lain mereka hidup dengan rukun, serta tidak adanya perbedaan status sosial (warga dapat berinteraksi dengan siapa saja), sehingga dapat dikatakan dampak sosial yang terjadi di lingkungan perumahan ini bersifat positif.  Saran dari peneliti antara lain diadakannya tempat penampungan sampah sementara di lingkungan perumahan, merekrut kembali security, serta kesediaan warga untuk berpartisipasi dalam terwujudnya lingkungan  yang bersih dan aman yakni berupa iuran bulanan. Kata kunci : Perumahan, prasarana, sarana, utilitas, interaksi sosial
IDENTIFIKASI POLA SEBARAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO Pelambi, Maychard M; Tilaar, Sonny; Rengkung, Michael M
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Utara yang terus berkembang dengan pesat, bermula dengan kepadatan rendah dan menjadi semakin tinggi seiring laju pertumbuhan penduduknya. Pembangunan hunian baru berupa permukiman terencana dan Bisnis property Real Estate yang menjadi solusi melonjaknya permintaan akan tempat bermukim. Upaya pembangunan permukiman terancana yang mengacu pada dokumen RTRW yang telah diperdakan harus dilaksanakan mengingat muatan teknis dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi Pola Sebaran Permukiman Terencana Di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif. Permukiman terencana yang teridentifikasi kemudian dianalisis menggunakan analisis tetangga terdekat. Permukiman terencana yang ada di kota Manado diukur jarak garis lurus antara satu permukiman dengan permukiman terdekatnya dengan menggunakan peta citra melalui aplikasi google earth dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk kemudian didapatkan pola persebaran permukimananya membentuk pola mengelompok atau bergerombol (Cluster Pattern). Di tiap kecamatan memiliki pola yang sama selain kecamatan yang didalamnya tidak memiliki permukiman terencana dan pola acak atau tersebar tidak merata (Random Pattern) di kecamatan Malalayang dan Paal II. Pola mengelompok atau bergerombol (Cluster Pattern) menguntungkan untuk kota Manado dalam hal penyediaan Infrastruktur dan sarana prasarana perkotaan. Kata Kunci: Permukiman terencana, Pola permukiman terencana
PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR DANAU TONDANO (STUDI KASUS : PERMUKIMAN DESA PASLATEN KECAMATAN KAKAS) Aruperes, Lucky Ridel; Tilaar, Sonny; Karongkong, Hendriek
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Paslaten merupakan salah satu desa di Kecamatan Kakas yang dengan letak wilayah permukiman berada di pinggiran Danau Tondano. Pemanfaatan ruang sebagai tempat bermukim masyarakat sudah ada sejak turun-temurun. Pemanfaatan lahan permukiman yang terjadi di lokasi ini menggunakan daerah sempadan danau sebagai tempat bermukim masyarakat. Keterbatan lahan dan meningkatnya pertambahan penduduk yang ada mengakibatkan pemanfaatan ruang yang tidak terarah dan melanggar aturan pemerintah. Dalam permukiman masyarakat di Desa Paslaten dapat menjadi suatu ancaman berat pada kelangsungan Danau Tondano sehingga memungkinkan terjadinya bencana alam pada permukiman yang ada seperti banjir dan juga mengancam berkurangnya daerah yang merupakan kawasan lindung yang merupakan kawasan DAS Tondano dan Danau Tondano. Keterlibatan pemerintah daerah dan juga provinsi seharusnya dapat lebih memperhatikan kondisi ini agar lingkungan sekitar Danau Tondano dapat terjaga baik sumber daya alam yang ada dan juga potensi yang dimiliki Danau Tondano akan lebih menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam menunjang akan kebutuhan hidup dan keperluan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) mengidentifikasi penggunaan lahan di kawasan sekitar danau tondano pada permukiman desa paslaten kecamatan kakas; (2) menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunan lahan sekitar danau tondano pada permukiman desa paslaten kecamatan kakas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis overlay yaitu dengan menggunakan peta citra google earth dan Sistem Informasi Gografis (SIG). Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan keadaan yang terjadi pada lokasi penelitian dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan sekitar dan permukiman dan analisis overlay yaitu membuat analisis atau evaluasi dari berbagai peta yang ada sehingga mendapatkan peta citra satelit sebagai hasil dari identifikasi untuk menggambarkan perubahan dan perkembangan lahan yang terjadi di lokasi penelitian.   Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Permukiman Desa Paslaten, Kawasan Sekitar Danau Tondano.
KORELASI POLA MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DENGAN POLA PEMANFAATAN LAHAN DI DESA SIFNANE KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Londar, Alfonsa; Rogi, Octavianus H. A.; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh wilayah sekitarnya, terutama antara wilayah kota dengan wilayah pinggirannya. Kota Saumlaki yang merupakan ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat sekaligus pusat ekonomi dimana segala aktifitas kekotaan berlangsung, telah berada di titik jenuh pertumbuhan pembangunan wilayah sehingga lahan tidak mampu menampung pemenuhan kebutuhan dan aktifitas manusia. Salah satu wilayah peri urban yaitu Desa Sifnane sebagai daerah Penyangga secara langsung menerima dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.Dari hasil statistik dengan menggunakan statistik sederhana yaitu Analisis Pearson (r) dan Analisis Korelasi Rank Sperman (Rho) atas sejumlah variabel, menunjukan kecenderungan kenaikan pada titik optimum yaitu kenaikan tutupan lahan yang terencana dengan perubahan mata pencaharian masyarakat. Kenaikan pemanfaatan lahan di ikuti perubahan pola mata pencaharian masyarakat, dapat terlihat dari penggunaan lahan pertanian yang mengalami degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi lahan terbangun dan pola mata pencaharian masyarakat yang mengalami perubahan, dari pertanian ke non pertanian.   Kata Kunci :Pola Mata Pencaharian, Pola Pemanfaatan Lahan, Korelasi
HIRARKI WILAYAH KOTA MANADO Gunena, Andrey Roland; Tilaar, Sonny; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado terdiri dari 11 Kecamatan yakni Kecamatan Bunaken, Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Singkil, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Tikala, Kecamatan Wenang, Kecamatan Wanea, Kecamatan Sario, dan Kecamatan Malalayang yang pembangunan prasarananya baik sosial, ekonomi, dan pemerintahannya dalam hal kualitas maupun kuantitas berbeda-beda. Penentuan hirarki di Kota Manado akan membuat Kota Manado  menjadi kota yang pembangunannya menjadi lebih terstruktur. Penelitian ini bertujuan menentukan hirarki wilayah Kota Manado dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jumlah fasilitas ekonomi, sosial, dan pemerintahan di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kota Manado.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dgn metode analisis Skalogram.  Metode analisis Skalogram dipakai untuk menentukan Orde berdasarkan prasarana yang ada dimasing-masing kecamatan yang ada di Kota Manado. Dari hasil penelitian diatas diperoleh hirarki wilayah Kota Manado terbagi dalam 4 Orde, yakni Orde I yang terdiri dari Kecamatan Malalayang, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Wanea, Kecamatan Wenang, Kecamatan Tuminting. Orde II yang terdiri dari Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Sario, dan Kecamatan Singkil. Orde III Kecamatan Bunaken. Orde IV yang terdiri dari Kecamatan Tikala, dan Kecamatan Bunaken Kepulauan.   Kata Kunci: Kota Manado, Hirarki Wilayah, Analisis Skalogram
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KECAMATAN KAIDIPANG Husin, Pratiwi; Sela, Rieneke L; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan permukiman pada perkotaan yang semakin berkembang diikuti dengan kebutuhan lahan yang semakin meningkat maka akan berdampak terhadap penggunaan lahan yang semakin tinggi. Hal ini sama halnya terjadi di Kecamatan Kaidipang yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, sebagai ibu kota Kabupaten maka secara otomatis akan menjadi pusat segala aktivitas yang ada di wilayah Kabupaten ini. Oleh karena itu, perlu diketahui arah perkembangan permukiman dan kesesuaian lahan pada Kecamatan Kadipang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi arah perkembangan permukiman di Kecamatan Kaidipang dan menganalisis kesesuaian lahan pada kawasan permukiman di Kecamatan Kaidipang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan analisis arah perkembangan permukiman dengan menggunakan metode overlay untuk menjawab tujuan pertama dan menggunakan analisis kesesuaian lahan untuk permukiman dan menggunakan parameter kesesuaian lahan, yang dibagi kedalam 5 kelas dengan menggunakan metode skoring untuk menjawab tujuan kedua dari penelitian ini yang keseluruhan analisisnya dibantu menggunakan software Arcgis. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat 2 hal yaitu : 1arah perkembangan di Kecamatan Kaidipang lebih mengarah ke daerah pesisir dan mengikuti jaringan jalan, 2analisis kesesuaian lahan yang dibagi ke dalam 5 kelas yaitu adalah di Kecamatan Kaidipang lahan yang sangat sesuai  sebesar 182.97 Ha. Lahan  yang sesuai sebesar 3549.04 Ha, lahan yang cukup sesuai sebesar 3308.55 Ha, dimana ke 3 kelas lahan ini berada di daerah dataran rendah dan tidak teridentifikasi adanya rawan bencana. Sedangkan 2 kelas yaitu yang tidak sesuai memiliki luas lahan sebesar 1418,28 Ha, dan lahan yang sangat tidak sesuai memiliki lahan sebesar 170.34 Ha dimana lahan ini berada di daerah dataran tinggi, didaerah peisisir pantai dan daerah hutan mangrove.Kata Kunci          : Pengembangan Permukiman Perkotaan, Kesesuaian Lahan.
Co-Authors Alexander M. P. Dalawir Alfath S.N. Syaban Alfonsa Londar, Alfonsa Alvin J. Tinangon Amanda Sembel Andi A. M. Malik Apriska G Djalil, Apriska G Asmudrono, Rani Karenina Astrid Iske R. R. Rawung Christina Seredity Cyntha Tendean Dapas, Gisella A Djati, Theresia Silvana Samba Duwila, Nurul Mentari Dwight M. Rondonuwu Esli D Takumansang Fanataf, Patrisius A Fela Warouw Fella Warouw Frits O. P. Siregar Frits O.P. Siregar Gobel, Ananda Van Gunawan Tamboeo, Gunawan Gunena, Andrey Roland Gunena, Cheintya Hanny Poli Haurissa, Destela Hendriek H Karongkong Hendriek Karongkong, Hendriek Husin, Pratiwi Indriani, Reggi Ingerid L Moniaga, Ingerid L Ingerid Moniaga Jefrey I. Kindangen Jikwa, Natalia Rossalia Johansz, Devid Abraham Josie Geraldy Meray, Josie Geraldy Judistia S. Makarau, Judistia S. Judy O Waani Kartika R. Basarang, Kartika R. Katuuk, Rionald Jourdan Lefrandt, Lucie I. R. Linda Tondobala Lomban, Gracella Patricia Lucky Ridel Aruperes, Lucky Ridel Manabung, Patrick I. I. Mareike Runtu Maychard M Pelambi, Maychard M Mentari Ngodu, Mentari Michael M Rengkung, Michael M Mirah, Edbert M Moh Yushar Fadhly, Moh Yushar Mokolensang, Falentino Muhammad Syahri Paputungan Octavianus Hendrik Alexander Rogi Pangau, Christania M. Pangauw, Kindly A.I. Pangkey, Oksilina Papia J. C. Franklin Papia J.C. Franklin Peggy Egam Peter N. Y. P. Sumual, Peter N. Y. P. Pierre H Gosal, Pierre H Pierre H. Gosal Pinangkaan, Karfel Pontoh, Muh Reza Novian Rachmatullah, Michael Raule, Reveena Djaenny Raymond Ch Tarore, Raymond Ch Raymond Ch. Tarore Rieneke L Sela, Rieneke L Rieneke L. E. Sela Rieneke L.E. Sela Rieneke Sela Riza S. E. Suot Romel R. Pandei Roosje J. Poluan Rumagit, Eliska S.G. Sakul, Fianna G. Sammy Piris Sangkertadi -, Sangkertadi Sarihi, Yan Rezki Satolom, Andre P. Sembel, Amanda S Sibula, Devid Silangen, Marcelino Gerry Sillia, Iskandar - Simaela, David Heryyanto Surijadi Supardjo Surjadi Supardjo Suryadi Supardjo, Suryadi Suryono Suryono Susanto, Wahyu N. Tambajong, Gifly Jeremy Tambbotto, Syalom W. Tangkudung, Theogive Hosea Tarore, Raymond Tiara Putri Ananta Poli, Tiara Putri Ananta Tilaar, Natalia Tujuwale, David Hizkia Vicky H. Makarau Walandouw, Daniel Walandouw, Daniel Windy Mononimbar