Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Aplikasi TEMPO Sebagai Metode Pengendalian TB dan TB HIV Di Desa Punggur Kapuas dan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya Priyono, Djoko; Nurfianti, Arina; Fahdi, Faisal Kholid; Maulana, M Ali; Arisanti, Nita Yulanda
Jurnal Pengabdi Vol 3, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jplp2km.v3i1.35745

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernafasan. Prevalensi yang semakin meningkat memerlukan kegiatan skrining yang sistematis untuk mencegah meluasnya penyakit menular TB sekaligus mendukung program pemerintah dengan memasimalkan peran tenaga kesehatan sebagai garda utama dan memberdayakan masyarakat dalam upaya saling membantu mengurangi hingga mengeliminasi penyakit TB. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan mengguankan strategi TEMPO (TEMukan pasien secepatnya, Pisahkan secara aman, Obati secara tepat). Metode ini mudah untuk diterapkan dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Dengan metode ini pula akan mengurangi resiko penularan kasus TB dan TB Resistan obat yang belum teridentifikasi. Kegiatan ini dilakukan di desa punggur Kapuas dan sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang. Kegiatan yang dilakukan berupa skrining, penyuluhan dan kegiatan pengkaderan. Hasil kegiatan menunjukkan 75 orang dinyatakan negatif mengalami TB.
Kecanduan Internet pada Anak Sekolah Selama Pandemi Covid-19 Putri, Triyana Harlia; Priyono, Djoko
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.4.2021.745-752

Abstract

Pandemi telah berlangsung hampir dua tahun, pembatasan aktivitas meningkatkan penggunaan internet di kalangan anak sekolah. Penggunaan internet yang berlebihan sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan negatif, termasuk tekanan fisik dan emosional (misalnya, kecemasan, depresi), dan risiko menjadi kecanduan. Tujuan penelitian ini untuk ganbaran kecanduan internet pada anak sekolah menangah pertama selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 344 anak sekolah di Kota Pontianak dengan teknik snowball. Penelitian ini menggunakan Chen Internet Addiction Scale (CIAS) dalam versi Bahasa Indonesia. Hasil didapatkan mayoritas anak menengah pertama 269 (78,2%) mengalami kecanduan atas penggunaan internet dimana laki-laki yang mengalami kecanduan sebanyak 155 (57,6%), beragama islam sebanyak 252 (77,5%), dengan jenjang kelas terbanyak pada kelas 3/IX sebanyak 103 (77,4%), untuk durasi penggunaan terbanyak selama 3-8 jam/hari 189 (74,1%) dan mayoritas anak menegah pertama dengan aktivitas penggunaan internet untuk sosial media, hiburan, pendidikan dan game online (78,2%). Analisa data univariat berbentuk distribusi frekuensi untuk karakteristik anak sekolah dan kecanduan internet. Penggunaan internet telah berkembang selama pandemi COVID-19, termasuk frekuensi dan durasi pada anak menengah pertama yang menyebabkan kecanduan.
Gender Differences and White Blood Cells on Anxiety Symptoms in Type 2 Diabetes Mellitus: A Community-Based Study Heriningsih, Wiwin Priyantari; Agustin, Ratna; Badriyah, Fatin Lailatul; Priyono, Djoko; Desriva, Nia; Rosyad, Yafi Sabila; Rias, Yohanes Andy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1394.848 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i2.478

Abstract

Gender differences and type 2 diabetes mellitus (T2DM)-associated inflammatory biomarkers are correlated with high levels of anxiety. However, no study has investigated gender differences and high level of white blood cells (WBC) on anxiety among participants with T2DM in Indonesia. We examined the roles of gender and WBCs on anxiety symptoms in T2DM. A cross-sectional study was performed on 294 patients with T2DM recruited from five community clinics with multistage cluster sampling. Depression, anxiety and Stress-21 (DASS-21) a standardized questionnaire was used to measure anxiety and WBCs was determined using an XP-100 automated haematology analyzer. The adjusted coefficients beta (coefficient Beta) and 95% confidence interval (CI) were performed using a multiple linear regression model. Statistical analyses were calculated using SPSS version 25.0, with a p-value of less than 0.05 set as statistically significant. Females exhibited significantly higher levels of anxiety (Beta=0.26, 95% CI=0.07–0.94) than male respondents. Notably, respondents with WBCs of ³7.576 had significantly higher anxiety (Beta=2.04, 95% CI=1.12–3.71) than patients with WBCs of less than7.576. There was high prevalence of axienty symptoms in this Indonesian sample of respondents. Female and high level of WBCs exist on increasing susceptibility to anxiety symptoms among individuals with T2DM.Abstrak: Perbedaan jenis kelamin dan biomarker inflamasi terkait diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) berkorelasi dengan tingkat kecemasan yang tinggi. Namun, belum ada penelitian yang menyelidiki perbedaan jenis kelamin dan sel darah putih (WBC) pada kecemasan di antara penyandang T2DM di Indonesia. Kami memeriksa peran jenis kelamin dan WBCs pada gejala kecemasan untuk penyandang T2DM. Studi cross-sectional dilakukan pada 294 penyandang T2DM yang diperoleh dari lima klinik komunitas dengan multistage cluster sampling. Depresion, Anxiety and Stress-21 (DASS-21) merupakan kusioner standar yang digunakan untuk mengukur kecemasan dan WBCs ditentukan dengan menggunakan penganalisis hematologi otomatis XP-100. Koefisien yang disesuaikan beta (koefisien ?) dan interval kepercayaan 95% (CI) dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda. Analisis statistik dihitung menggunakan SPSS versi 25.0, dengan nilai p kurang dari 0.05 ditetapkan sebagai signifikan secara statistik. Wanita menunjukkan tingkat kecemasan yang jauh lebih tinggi (? = 0,26, 95% CI = 0,07-0,94) dibandingkan responden laki-laki. Khususnya, responden dengan nilai WBCs ³7.576 memiliki kecemasan yang lebih tinggi secara signifikan (? = 2.04, CI 95% = 1.12–3.71) dibandingkan responden dengan nilai WBCs kurang dari 7.576. Terdapat prevalensi gejala axienty yang tinggi pada sample dari responden sampel di Indonesia dalam penelitian ini. Wanita dan nilai WBCs yang lebih tinngi memiliki peningkatan kerentanan terhadap gejala kecemasan di antara individu dengan T2DM.
Influence of Brief Psychoeducation Using Audio Video to Depression Score in Patients with Diabetic Foot Ulcer Priyono, Djoko; Putri, Triyana Harlia; Fradianto, Ikbal; Yulanda, Nita Arisanti; Sukarni, Sukarni; Akhmad, Arif Nur
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.922 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i2.488

Abstract

Diabetes mellitus is one of the most common diseases today. It will cause several complications, one of which is a diabetic foot wound. The effects of this complication will affect psychological conditions in the form of depression. Depression can be handled using a psychosocial approach, one of which is psychoeducation intervention. The provision of psycho-educational interventions can use a variety of media so that the educational material presented is more attractive and can be received as much as possible. This study aimed to determine if there is an effect of brief psychoeducation using audio-video on depression score in a patient with a diabetic foot ulcer. This research used a quasi-experimental study with a pretest and posttest approach with the control group. The sample consisted of 32 respondents, divided into 2 groups of intervention and control groups. Samples were taken using purposive sampling. The instrument used was the Beck Depression Inventory (BDI) questionnaire. The data were analyzed using the Wilcoxon and Mann Whitney tests. The results showed that there was a difference in the average depression score between the control and intervention groups with a p-value less than 0.05. Psychoeducation using audio-video can help reduce depression in diabetic foot ulcer patients.Abstrak: Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita saat ini. Diabetes melitus akan mengakibatkan terjadinya beberapa komplikasi, salah satunya luka kaki diabetik. Efek dari komplikasi ini akan mempengaruhi kondisi psikologis berupa depresi. Depresi dapat ditangani dengan menggunakan pendekatan psikososial, salah satunya intervensi psikoedukasi. Pemberian intervensi psikoedukasi dapat menggunakan berbagai media agar materi edukasi yang disampaikan lebih menarik dan dapat diterima semaksimal mungkin. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan pendekatan pretest and posttest with control group. Sampel berjumlah 32 responden, dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dan kelompok control. Sampel diambil menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Beck Depression Inventory (BDI). Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan rata-rata skor depresi antara kelompok kontrol dan intervensi dengan nilai p kurang dari 0,05. Psikoedukasi menggunakan video audio dapat membantu mengurangi depresi pada pasien diabetic foot ulcer.
Self-Esteem Among the Elderly in West Kalimantan Putri, Triyana Harlia; Priyono, Djoko
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 4: December 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.923 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i4.806

Abstract

Indonesia is a country that has an old population structure until 2020 it has increased to 10 percent of the total population. Changes due to ageing tend to cause health problems both physical health and mental health. Low self-esteem is a mental health problem that is prevalent in the elderly, so several factors are known to contribute to the decline in elderly self-esteem. The aim of this study was to determine the factors that influence the increase in self-esteem in the elderly. The design used was cross-sectional and the population of this study was elderly in PSTW X in West Kalimantan totalling 98 elderly with sampling. The results showed that the factors of gender and education. Meanwhile, other factors such as age, marital status, work history, reasons for entry and length of time at the institution did not contribute to increasing the self-esteem of the elderly. Based on the bivariate analysis with the chi-square test, there is a relationship between gender and education with self-esteem (p= 0.001, p= 0.000). It is hoped that this study can be carried out by providing interventions that can increase self-esteem in the elderly and reduce the long-term consequences of the elderly who experience low self-esteem.Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki struktur penduduk tua hingga tahun 2020 telah meningkat menjadi 10 persen dari total penduduk. Perubahan akibat menua cenderung menyebabkan masalah kesehatan baik kesehatan fisik dan kesehatan mental. Harga diri rendah merupakan masalah kesehatan mental yang banyak dijumpai pada lansia sehingga beberapa faktor diketahui berkontribusi dalam menurunnya harga diri lansia. Tujuan studi ini untuk mengetahui faktor yang memengaruhi harga diri pada lansia. Rancangan penelitian yaitu desain cross-sectional dan populasi penelitian ini adalah lansia di PSTW X di Kalimantan Barat berjumlah 98 lansia dengan total sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor jenis kelamin dan pendidikan. sementara itu, faktor lainnya seperti usia, status perkawinan, riwayat pekerjaan, alasan masuk serta lama dipanti tidak berkontribusi terhadap peningkatan harga diri lansia. Uji chi-square yang dilakukan menunjukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan pendidikan (p= 0,001, p-value = 0,000) dengan harga diri pada lanjut usia. Diharapkan fasilitas panti dapat menyediakan intervensi yang dapat meningkatkan harga diri pada lansia serta dampaki lain dari lansia yang mengalami harga diri rendah.
Sleep Quality and Anxiety Among College Students in West Kalimantan, Indonesia Putri, Triyana Harlia; Priyono, Djoko
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 4: December 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.727 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i4.595

Abstract

The purpose of this study was to assess college students’ sleep quality and the prevalence of anxiety in this group. This study was conducted cross-sectionally online and was carried out at universities in the province of West Kalimantan. 663 students were selected as participants through snowball sampling. Instruments used included the General Anxiety Disorder-7 (GAD-7) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). We found that students had poor sleep quality and high anxiety levels, while of students had good sleep quality but also experienced high levels of anxiety. We also observed a correlation between sleep quality subscales (subjective sleep quality, duration of sleep, sleep latency, disturbance of sleep) and anxiety (p = 0.293, p = 0.182, p = 0.279, p = 0.361). Overall, sleep quality correlated with anxiety (p = 0.735). Sleep quality was significantly associated with academic major (OR = 0.73, 95% CI (0.49, 1.51)) and anxiety was significantly associated with age (OR = 1.139, 95% CI (0.769, 1.68)). Sleep quality and anxiety were significantly correlated in students, and they both correlated with socio-demographic characteristics such as age and academic major. Coping strategies are considered a control point that could help overcome the impact of COVID-19.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kualitas tidur mahasiswa dan prevalensi kecemasan pada kelompok ini. Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional secara online dan dilakukan pada perguruan tinggi di provinsi Kalimantan Barat. 663 mahasiswa dipilih sebagai partisipan dengan snowball sampling. Instrumen yang digunakan adalah General Anxiety Disorder-7 (GAD-7) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kami menemukan bahwa mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk dan tingkat kecemasan yang tinggi, sedangkan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik tetapi juga mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Kami juga mengamati korelasi antara subskala kualitas tidur (kualitas tidur subjektif, durasi tidur, latensi tidur, gangguan tidur) dan kecemasan (p = 0,293, p = 0,182, p = 0,279, p = 0,361). Secara keseluruhan, kualitas tidur berkorelasi dengan kecemasan (p = 0,735). Kualitas tidur secara signifikan terkait dengan jurusan akademik (OR = 0,73, 95% CI (0,49, 1,51)) dan kecemasan secara signifikan terkait dengan usia (OR = 1,139, 95% CI (0,49, 1,68)). Kualitas tidur dan kecemasan berkorelasi secara signifikan pada mahasiswa, dan keduanya berkorelasi dengan karakteristik sosio-demografis seperti usia dan jurusan akademik. Strategi koping dianggap sebagai titik kontrol yang dapat membantu mengatasi dampak COVID-19