Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINJAUAN UMUM PERILAKU HEWAN DI INDONESIA DAN INTEGRASI KEILMUANNYA Syarif Hidayat Amrullah; Dirhamzah Dirhamzah; Aswar Rustam; Hasyimuddin Hasyimuddin
Teknosains Vol 15 No 1 (2021): Januari-April
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v15i1.15379

Abstract

Hewan merupakan salah satu dari kerajaan dalam sistematika makhluk hidup di bawah Domain Eukarya. Perilaku didefinisikan sebagai aksi atau tindakan yang dapat mengubah pola hubungan atau interaksi antara suatu organisme dengan lingkungannya. Perilaku hewan meliputi tindakan, aktivitas; agresi; suara hewan; penerbangan mencari makan; berburu; bahasa; belajar; perkawinan; gerakan; bermain; refleks; tanggapan; menyusui; renang; simbiosis: territorial; mengibas sayap, dan lain sebagainya. Studi tentang perilaku hewan dikenal dengan sebutan etologi. Keanekaragaman genetik, jenis, dan ekosistem yang dimiliki oleh setiap individu hewan yang berbeda akan menyebabkan perilaku yang berbeda pula dalam menanggapi stimulus yang ada, baik dari dalam tubuh maupun dari lingkungan di sekitarnya. Perilaku hewan di Indonesia antara lain: perilaku nyamuk menghisap darah sekaligus menjadi vektor penyakit seperti filariasis, perilaku bertahan bulu babi dan perilaku kawin teripang, perilaku berjemur (istirahat) pada buaya, perilaku mencari makan dan menghidupi keluarga pada burung julang, perilaku dewasa dan pradewasa pada rusa, perilaku harimau di habitat asli dan buatan, serta perilaku reproduksi dan pengasuhan pada primata. Meskipun hewan selalu diasosiakan sebagai makhluk rendah daripada manusia sesungguhnya darinya banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik. Al-Quran mengisyaratkan bahwa kita bisa belajar dari hewan. Dalam surah an-Nahl (16) ayat 66 Allah swt. Berfirman: “Sesungguhnya pada hewan ternak ada pelajaran bagimu”. Bahkan manusia dari awal sudah belajar dari hewan, berupa burung. Hal tersebut tergambar dalam Surah al-Maidah (5) ayat 31 yang menyatakan, “Maka Allah mengutus burung gagak menggali tanah untuk menunjukkan kepadanya cara mengubur mayat saudaranya
Cendawan Entomopatogen Sebagai Bioinsektisida Terhadap Serangga Perusak Tanaman Hasyimuddin Hasyimuddin; St Aisyah Sijid
Prosiding Seminar Biologi Vol 4 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Megabiodiversitas Indonesia
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v4i1.5933

Abstract

Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling dominan di antara spesies hewan lainnya dalam filum Arthrophoda. Pengendalian  hayati  dengan  memanfaatkan  jamur  yang  patogenik  bagi  serangga  hama  berpotensi  untuk  dikembangkan. Kelompok entomopatogen yang dapat digunakan sebagai agens hayati adalah jamur entomopatogen. Tulisan ini disusun dan bertujuan untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan berbagai jenis jamur entomopatogen dalam penanggulangan hama serangga pada tanaman. Beberapa Jamur entomopatogen yang dapat menghambat pertumbuhan serangga diantaranya genus Metarhizium, Beauveria dan Aspergillus. Jamur entomopatogen  dalam  bentuk  formulasi  cair   mampu  meningkatkan  keefektifan isolat jamur dengan LT50  hanya butuh waktu kurang dari dua hari, sedangkan dalam bentuk isolat pada media padat  LT50 tersingkat 3,60 hari
Analisis logam berat kadmium (Cd) pada sampel pangan segar asal tumbuhan (PSAT) di BBKP Makassar Farlinda Wamaulana; Hasyimuddin Hasyimuddin; Andi Fakhruddin
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 2 No 2 (2022): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.783 KB) | DOI: 10.24252/filogeni.v2i2.29379

Abstract

Logam berat adalah komponen logam yang memiliki ketebalan lebih menonjol dari 5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb disebut sebagai logam yang tidak perlu dan pada tingkat tertentu menjadi logam yang berbahaya bagi makhluk hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kompilasi data hasil pengukuran kandungan logam Cd serta residu pestisida, pada pangan segar asal tumbuhan yaitu bawang merah, bawang putih, gandum, dan porang yang diekspor dari luar negeri. Penelitian ini menggunakan metode analisis GFA AAS (Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometer). Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa semua hasil analisis sampel yaitu bawang putih, porang dan gandum menunjukan terdeteksi logam berat Cd dengan konsentrasi rendah. Sampel pangan segar yang telah diujikan mulai dari sequen no 1 – 11 dan yang memiliki cemaran paling tinggi yaitu pada sequen no 1 dengan rata – rata 0.059 dan paling rendah yaitu pada sequen no 11 yaitu rata –rata 0.04.
Identifikasi jenis tumbuhan talas di Hutan Topidi, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Ainun Imran; Hasyimuddin Hasyimuddin; Nurindah Nurindah
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 2 No 2 (2022): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.326 KB) | DOI: 10.24252/filogeni.v2i2.29470

Abstract

Tumbuhan talas merupakan tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan tegak yang dapat dibedakan dengan jelas antara daun,batang dan akar. Kegiatan identifikasi morfologi diperlukan untuk melihat keragaman jenis tumbuhan talas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman tumbuhan talas berdasarkan karakter morfologi daun. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode jelajah. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah ditemukan 4 jenis tumbuhan talas yang terdiri dari dua genus yaitu Alocasia dan Colocasia. Tumbuhan talas yang ditemukan antara lain, Alocasia macrorrhizos, Colocasia esculenta, Alocasia longiloba dan Alocasia brisbanensis
Ragam jenis jamur makroskopis di Kawasan Hutan Topidi dan Hutan Garassi Malino Pratiwi Udyah Lestari; Hasyimuddin Hasyimuddin; Nurindah Nurindah
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 1 (2023): Januari-April
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.845 KB) | DOI: 10.24252/filogeni.v3i1.30257

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas. Salah satu jenis yang melimpah di Indonesia adalah jenis jamur yang diperkirakan sejumlah 200.000 jenis dari 1,5 juta jenis. Hutan Topidi dan hutan Garassi merupakan hutan yang berada di Malino Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang memiliki potensi untuk mendukung pertumbuhan jamur karena keadaan lingkungannya yang banyak menghasilkan serasah yang merupakan substrat bagi pertumbuhan jamur. Maka dari itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui jenis-jenis jamur yang tumbuh pada kawasan hutan Topidi dan hutan Garassi. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode jelajah. Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan 7 ordo jamur makroskopis yang terdiri dari 14 familia dan 27 jenis. Jenis jamur makroskopis yang ditemukan yaitu Galerina marginate, Collybia sp., Collybia acervata , Marasmius candius , Marasmius sp., Hygrocybe conica, Schizophyllum commune, Amanita sp., Lycoperdon pyriforme, Coprinus sp, Auricularia auricula, Trametes versicolor, Trametes hirsute, Trametes elegans, Trametes gibbose, Gastroboletus sp., Dacryopinax spathularia, Coltricia cinnamomea, Pycnoporus sanguineus, Ganoderma sp., Ganoderma lucidum, Ganoderma applanatum, Microporus affinis, Microporus xanthopus, Lentinus triginus, dan Lentinus sp.