M. Abdul Somad
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ALI JUM'AH SUFISTIC THINKING AND ITS RELEVANCE ON ISLAMIC EDUCATION (PAI) IN HIGHER EDUCATION Fahrudin Fahrudin; M. Abdul Somad; Risris Hari Nugraha; Muhamad Parhan; Mohammad Rindu Fajar Islamy
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol 24 No 2 (2021): DECEMBER
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lp.2021v24n2i7.

Abstract

Abstract:Strengthening spiritual values through the dimensions of tasawwuf learning is one of the efforts to improve changes in students' moral mentality. Sheikh Ali Jum'ah as a charismatic cleric at Al-Azhar University and a former Mufi of Egypt, one of the international scholars who payed attention to the discourse, according to him, instilling modern Sufistic values of Sufism in the young generation can be a supporter of forming a young age who is religious and has good intellect. This article aims to examine and explore the Sufistic concept of Alī Jum'ah to increase individual piety and discuss the relevance of its Sufistic theory to the learning of Islamic Religious Education in Higher Education. Using a literature review approach, his works are collected from various sources and studied interactively through the Islamic studies approach. The primary reference source is his work entitled At-Tharīq Ilā Allah, while the second reference refers to other books. The Sufistic concept of Alī Jum'ah is built on six main principles where the axis is Allah Al-Makshd Al-Kulli. At the practical level, repentance, tafakkur, tadabbur, and consistency in dhikr are the primary tools for ma'rifatullah. Manhaj, the existence of a Murshid and a Salik are the essential pillars in the world of Sufism. Its sufistic relevances in PAI learning which substantially impacts on strengthening the five main components, namely learning objectives, learning materials, learning approaches, lecturers, and students in higher education.Abstrak: Memperkuat nilai-nilai spiritualitas melalui dimensi pembelajaran tasawwuf merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki perubahan mentalitas akhlak pada siswa. Syeikh Ali Jum’ah sebagai ulama kharismatik Universitas Al-Azhar dan manfat Mufi Mesir salah satu ulama internasional yang menaruh perhatian terhadap diskurus tersebut dimana menurutnya menanamkan nilai-nilai sufistik tasawwuf modern terhadap generasi muda dapat menjadi penyokong membentuk generasi muda yang religius serta memiliki intelektualitas baik. Artikel ini bertujuan untuk menelaah serta menjelajahi konsep sufistik Alī Jum’ah dalam rangka meningkatkan kesalehan individu serta mengkaji relevansi teori sufistiknya terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Dengan menggunakan pendekatan literature review, karya-karya beliau dikumpulkan dari berbagai sumber serta dianalisis secara interaktif melalui pendekatan Islamic studies. Sumber rujukan primer diambil dari karyanya berjudul At-Tharīq Ilā Allah sedangkan rujukan sekunder merujuk kepada kitab-kitab yang lainnya. Konsep Sufistik Alī Jum’ah dibangun atas enam kaidah utama dimana porosnya adalah Allah Al-Makshūd Al-Kulli. Tataran praktisnya, aktivitas taubat, tafakkur, tadabbur, dan konsistensi dalam dzikir menjadi alat utama menuju ma’rifatullah. Manhaj, keberadaan Mursyid dan Seorang Salik merupakan rukun-rukun esensial dalam dunia tasawwuf. Relevansi sufistiknya dalam pembelajaran PAI berdampak kuat terhadap penguatan empat komponen utama yaitu tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dosen, serta mahasiswa di perguruan tinggi.
PANDANGAN ISLAM MENGENAI STEREOTIP PEREMPUAN DALAM DUNIA POLITIK amira nurifkah m; M. Abdul Somad; Nurti Budiyanti
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 1 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i1.115

Abstract

Women in politics are not easy because of the dominant culture of the patriarchy, so that communication sometimes becomes an obstacle. Islam is a religion that really respects and respects women and men before Allah absolutely. Islam eliminates the Jahiliyah tradition which is so discriminatory against women, in Islam men and women are considered as creatures of Allah who are equal, free to have tasarruf, even mutually complementary and in need of one another. This research is a study that deals with the Islamic view of stereotypes of women in the world of politics. This study uses a descriptive qualitative approach, with the method of collecting literature data, which aims to provide an understanding of how the Islamic religious views regarding stereotypes of women in the political world. The results of this study indicate that women's opportunities for politics are wide open, however, there are several obstacles faced by women in politics, including: gender disagreement and women's subordination in politics, patriarchal political culture, individual barriers, and institutional and structural obstacles. . Ignoring women and not involving them in activities that benefit society means wasting at least half of society's potential. Keyword: Women, Stereotypes, Islam, Politics
PERAN WANITA DALAM MEMBANGUN EKONOMI RUMAH TANGGA MENURUT PERSPEKTIF ISLAM Yasmin Aulia; M. Abdul Somad; Nurti Budiyanti
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 1 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i1.116

Abstract

Pandangan mengenai wanita yang bekerja seringkali menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Hal ini timbul karena stereotip yang beredar di masyarakat bahwa wanita haruslah dengan baik mengurus rumah tangga, jika seorang wanita bekerja maka dikhawatirkan ia akan lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya dalam rumah tangga. Padahal di zaman modern seperti sekarang, pandangan tersebut sudah bergeser seiring berkembangnya pola pikir masyarakat tentang peranan kaum wanita di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data kepustakaan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman bagaimana peran wanita dalam membangun ekonomi rumah tangga. Data-data tersebut diperoleh dari dalil Al-Quran, Hadist, dan jurnal terkait peran wanita dan ekonomi Islam. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah Islam memperbolehkan wanita untuk bekerja, selama pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan kodrat seorang wanita dan mendapat izin dari suami-nya. Seorang wanita yang bekerja harus mampu menjaga kehormatannya serta bisa membagi perannya dalam berkarir tanpa melupakan tanggung jawabnya dalam rumah tangga.