Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EXTRACTION, CHARACTERIZATION AND APPLICATION OF CHITOSAN DERIVED FROM MAGGOT (BLACK SOLDIER FLY) WASTE AS EDIBLE COATING FOR RED GRAPES (Vitis vinifera) Sri Wahyuni; Ranti Selvina; Puspa Julistia Puspita; Haryo Tejo Prakoso; Priyono priyono; Siswanto siswanto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v18n1.2021.45-56

Abstract

Black Soldier Fly (BSF) farming showed an increasing trend in the past 5 years. The production process generates a leftover, that is the exuviae which are still untapped. BSF exuviae contain chitin and chitosan which can be utilized in various fields, one of which is fruit preservatives. Grapes (Vitis vinifera) is known to have many benefits and has a content of vitamins A, B, C, and E but it has a short shelf life. The purpose of this study was to characterize chitosan from BSF exuviae and choose the best edible coating method to be applied to grapes to prolong the grape’s storage time. Characterization includes physical condition, percent solubility, degree of deacetylation, and yield of the chitosan. Then, edible coating tests were carried out with 2% acetic acid solvent followed by two different methods, namely dyeing method with 5, 10 and, 15 minutes immersion time and spray method with a chitosan solution concentration of 0,5%, 1%, 1,5%, 2 %, and 2,5%. The results showed that chitosan extracted from BSF exuviae produced a physical appearance in the form of white brown powder with 55% solubility and a degree of deacetylation of 91,88%. The chitin yield is 16,2%, followed by the chitosan yield of 4,8%. The best edible coating method which can maintain the physical appearance of grapes and inhibiting fruit decayed was obtained by dipping method at a concentration of 2,5% for 10 minutes. Based on the overall observations, however, the results obtained from the dip and spray method were not significantly different.
POTENSI KULTUR CAMPURAN BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PEMACU PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET Umi Hidayati; Iswandi Anas Chaniago; Abdul Munif; Siswanto Siswanto; Dwi Andreas Santosa
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 32, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v32i2.159

Abstract

Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup dalam jaringan tanaman, dapat diisolasi melalui sterilisasi permukaan jaringan tanaman. Isolasi bakteri endofit dari tanaman karet yang berpotensi sebagai pemacu pertumbuhan sangat penting dilakukan. Pembuatan kultur campuran dari bakteri endofit diharapkan meningkatkan potensi dalam memacu pertumbuhan yang dapat meningkatkan kualitas bibit batang bawah tanaman karet. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan kultur campuran bakteri endofit sebagai pemacu pertumbuhan bibit tanaman karet. Lima bakteri endofit dari tanaman karet yang berpotensi sebagai pemacu pertumbuhan yaitu Bacillus cereus KPD6, Pseudomonas aeruginosa KPA32, Brachybacterium paraconglomeratum LPD74, bacterium (bakteri tidak dikenal) LPD76, dan Providencia vermicola KPA38, diuji kompatibilitas untuk mendapatkan kultur campuran yang dapat meningkatkan pertumbuhan bibit batang bawah PB 260. Semua bakteri endofit terpilih kompatibel satu dengan yang lain. Aplikasi kultur campuran untuk meningkatkan pertumbuhan bibit batang bawah PB 260 memberikan hasil 2 kultur campuran terbaik. Kultur campuran 1 terdiri 2 spesies bakteri yaitu Brachybacterium paraconglomeratum LPD74 dan Providencia vermicola KPA38.  Kultur campuran 2 terdiri 3 spesies bakteri yaitu  Bacillus cereus KPD6, Pseudomonas aeruginosa KPA32, dan Brachybacterium paraconglomeratum LPD74. Bakteri endofit mampu masuk ke planlet bibit karet microcutting yang dibuktikan dengan Scanning Electron Microscopy. Diterima : 19 Mei 2014; Direvisi : 30 Mei 2014; Disetujui : 21 Juni 2014  How to Cite : Hidayati, U., Chaniago, I. A., Munif, A., Siswanto., & Santosa, D. A. (2014). Potensi kultur campuran bakteri endofit sebagai pemacu pertumbuhan bibit tanaman karet. Jurnal Penelitian Karet, 32(2), 129-138. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/159
KARAKTERISASI BATUBARA LOW-RANK ASAL JAMBI DAN BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK HUMAT Muhammad Abdul Aziz; Sri Wahyuni; Hana Fadila; Fauziatul Fitriyah; Sulastri Sulastri; Insyiah Meida Luktyansyah; Siswanto Siswanto; Priyono Priyono
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol18.No1.2022.1222

Abstract

Pemanfaatan batubara low-rank sebagai bahan baku pupuk humat berpotensi menghasilkan produk dengan nilai jual tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi batubara low-rank asal Jambi dan beberapa daerah di Indonesia sebagai bahan baku pupuk humat. Penelitian ini menggunakan metode komparasi terhadap sampel batubara low-rank dari berbagai daerah seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Jambi berdasarkan kandungan humatnya. Batubara low-rank asal Jambi dianalisis proksimat dan ultimat menggunakan metode ASTM. Pengamatan gugus fungsi senyawa humat dilakukan dengan uji FTIR. Pengamatan fisik, pengujian kadar humat dan berat jenis dilakukan pada semua sampel batubara low-rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel batubara asal Jambi memiliki kadar air 10,18%, abu 7,52%, zat terbang 38,70%, karbon tetap 43,60%, gross calorific value (GCV) 5118 Kkal/kg, hardgrove grindability index (HGI) 69 dan total sulfur 0,16%. Selain itu teramati beberapa unsur penting seperti karbon 55,47%, hidrogen 4,13% dan oksigen 32,18%. Berdasarkan uji FTIR, senyawa humat yang diekstrak memiliki gugus fungsi –OH fenolik, hidrokarbon alifatis dan aromatis, eter, serta karboksilat. Sampel batubara low-rank asal Palembang dan Jambi dapat direkomendasikan sebagai bahan baku pupuk humat skala industri, karena memiliki kandungan humat tertinggi yaitu 21,87% dan 20,35% (cair) serta 36,15% dan 31,85% (padat) secara berturut-turut.
Aplikasi kitosan untuk penekanan kejadian penyakit dan peningkatan hasil panen tanaman padi (Oryza sativa L.) Sri WAHYUNI; Ciptadi Ahmad YUSUP; Agustin Sri MULYATNI; Deden Dewantara ERIS; Priyono PRIYONO; Siswanto SISWANTO
E-Journal Menara Perkebunan Vol 90, No 2 (2022): Oktober, 2022
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v90i2.484

Abstract

Chitosan is a derivative compound from chitin that has potential as a biopesticide and biostimulant. This research aimed to analyze the effect of chitosan’s soluble liquid (SL) on the disease suppression and yield of rice.  This research was conducted in two locations: the first was at Nglawak Village, Nganjuk District, East Java, and the second was at Harjasari Village, Tegal District, Central Java, in dry season of 2020. Chitosan SL application was carried out by foliar spray on rice plants at 2, 6, and 9 weeks after planting with the treatment of Chitosan SL 25 ml L-1 (P1), Chitosan SL 25 ml L-1+ synthetic pesticides (P2), synthetic pesticides application as control (P0). Each treatment was replicated nine times in each location. The vegetative parameters observed consist of leaf color, number of tillers, and plant height, while the number of productive tillers was observed during the harvesting period. The observed disease incidence was bacterial leaf blight, sheath blight, and blast. The result showed that the application of Chitosan SL significantly affected disease suppression (sheath blight) and yield compared to control, and there was no significant effect between P1 and P2. The application of Chitosan SL could suppress sheath blight disease by up to 45% and increase crop yields by up to 25%. Abstrak Kitosan merupakan senyawa turunan dari kitin yang memiliki potensi sebagai biopestisida dan juga biostimulan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh aplikasi kitosan soluble liquid (SL) terhadap kejadian penyakit dan hasil panen padi.  Pengujian dilakukan di dua lokasi, yakni di Desa Nglawak, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur dan di Desa Harjasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada musim kemarau tahun 2020. Aplikasi kitosan SL dilakukan dengan penyemprotan daun pada 2, 6, dan 9 minggu setelah tanam, dengan perlakuan meliputi: kitosan SL  25 mL L-1(P1), kitosan SL 25 ml L-1+ pestisida kimia (P2), dan pestisida sintetik saja sebagai kontrol (P0). Setiap perlakuan diulang sebanyak sembilan kali pada masing-masing lokasi. Parameter vegetatif yang diamati meliputi warna daun, jumlah anakan dan tinggi tanaman, sedangkan jumlah anakan produktif diamati pada saat panen. Kejadian penyakit yang diamati adalah hawar daun bakteri, hawar daun pelepah, dan blas. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi kitosan SL pada tanaman padi berpengaruh nyata terhadap penekanan kejadian penyakit hawar pelepahdan hasil panen dibandingkan kontrol, serta tidak ada perbedaan pengaruh yang nyata antara P1 dengan P2. Aplikasi kitosan SL mampu menekan kejadian penyakit hawar pelepah hingga 45% dan mampu meningkatkan hasil panen hingga 25%. 
Synthesis of Chitosan Composite based on Black Soldier Fly (BSF) Exuviae with Kipahit Leaf Extract and its Inhibition Test against Xanthomonas Oryzae. Sri Wahyuni; Ridha Fauziyah; Muhammad Abdul Aziz; Deden Dewantara Eris; Haryo Tejo Prakoso; Siswanto siswanto; Priyono Priyono
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2021.005.02.03

Abstract

HDB disease caused by the bacteria Xanthomonas oryzae pv.oryzae (Xoo) is an important disease in rice plants. Recently, many organic based antibacterial agents are being developed, one of which is chitosan. One of the potential raw materials for producing chitosan is Black Soldier Fly (BSF) exuviae. During the development, chitosan was formulated with other ingredients such as kipahit leaves (Tithonia diversifolia). The purpose of this study is to synthesize BSF-based chitosan, formulate BSF-based chitosan composites with kipahit leaf extract using 0.1% sodium tripolyphosphate and test the antibacterial activity against Xanthomonas oryzae composites. The process of optimizing the extraction of kipahit leaves was carried out with a variety of solvents (2% acetic acid, 96% ethanol and 20% DMSO). The antibacterial activity test was carried out by the disc diffusion method at a concentration of 0.1; 0.2; 0.4; 0.6; 0.8 and 1% (w / v). The results showed that the best kipahit leaf extraction was obtained using 96% ethanol as a solvent. 
KARAKTERISASI BATUBARA LOW-RANK ASAL JAMBI DAN BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK HUMAT Muhammad Abdul Aziz; Sri Wahyuni; Hana Fadila; Fauziatul Fitriyah; Sulastri Sulastri; Insyiah Meida Luktyansyah; Siswanto Siswanto; Priyono Priyono
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol18.No1.2022.1222

Abstract

Pemanfaatan batubara low-rank sebagai bahan baku pupuk humat berpotensi menghasilkan produk dengan nilai jual tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi batubara low-rank asal Jambi dan beberapa daerah di Indonesia sebagai bahan baku pupuk humat. Penelitian ini menggunakan metode komparasi terhadap sampel batubara low-rank dari berbagai daerah seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Jambi berdasarkan kandungan humatnya. Batubara low-rank asal Jambi dianalisis proksimat dan ultimat menggunakan metode ASTM. Pengamatan gugus fungsi senyawa humat dilakukan dengan uji FTIR. Pengamatan fisik, pengujian kadar humat dan berat jenis dilakukan pada semua sampel batubara low-rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel batubara asal Jambi memiliki kadar air 10,18%, abu 7,52%, zat terbang 38,70%, karbon tetap 43,60%, gross calorific value (GCV) 5118 Kkal/kg, hardgrove grindability index (HGI) 69 dan total sulfur 0,16%. Selain itu teramati beberapa unsur penting seperti karbon 55,47%, hidrogen 4,13% dan oksigen 32,18%. Berdasarkan uji FTIR, senyawa humat yang diekstrak memiliki gugus fungsi –OH fenolik, hidrokarbon alifatis dan aromatis, eter, serta karboksilat. Sampel batubara low-rank asal Palembang dan Jambi dapat direkomendasikan sebagai bahan baku pupuk humat skala industri, karena memiliki kandungan humat tertinggi yaitu 21,87% dan 20,35% (cair) serta 36,15% dan 31,85% (padat) secara berturut-turut.