Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Peningkatan Keterampilan Produktif Calon Guru SMK Otomotif melalui Kemitraan dengan Industri Gunadi, Gunadi
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 21, No 4 (2013): (Oktober)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.095 KB) | DOI: 10.21831/jptk.v21i4.9456

Abstract

LPTK as the Teacher Education Institution currently experiences increasing challenges in rising more professional candidates and the goverment policy of the teacher recruitment process. The teachers candidates experience limited learning facilities, and it influences their competencies as teachers in Vocational High Schools. The students as the teacher candidates who lack of experiences in industrial environment will have low motivation and passion in the real working world. Therefore, LPTK needs to establish partnerships with schools and industries. Some of the partnerships that are potential to be developed by LPTK includes vocational laboratory simulations, apprenticeships, internships, school-based enterprises, cooperative education, and job shadowing. The hard skills (job skills, teaching skills productive) and the soft skills (attitudes, characters and work climate) are expected to be developed therefore the knowledge and the experiences will be transferred to the students in Vocational High Schools
PEMANFAATAN TUMBUHAN KERING SEBAGAI MEDIA BERKARYA SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN SENI PATUNG PADA SISWA KELAS IX G SMP NEGERI 4 UNGARAN Nisya, Hima Choirun; Triyanto, Triyanto; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 7 No 2 (2018): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v7i2.34980

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji masalah : (1) pertimbangan pemilihan bahan alami sebagai media berkarya di SMP Negeri 4 Ungaran; (2) proses pembelajaran berkarya seni rupa dengan pokok bahasan berkarya seni patung menggunakan tumbuhan kering; (3) bentuk-bentuk hasil karya seni patung siswa SMP Negeri 4 Ungaran. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini berada di SMP Negeri 4 Ungaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dilakukan melalui langkahlangkah reduksi data, penyajian data, verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian di SMP Negeri 4 Ungaran menujukkan sebagai berikut. Pertama, pertimbagan pemilihan bahan alami sebagai media berkarya sangat kreatif dan diterapkan dalam pembelajaran seni patung membuat siswa mendapat pengalaman baru dalam berkarya seni patung berbahan tumbuhan kering. Kedua proses pembelajaran seni patung, siswa sangat senang dan antusias, Ketiga hasil karya siswa yang indah, unik dan imajinatif. Kemudian faktor guru yang bukan lulusan dari pendidikan seni rupa harus banyak belajar untuk menambah wawasan khususnya di bidang seni rupa. Berdasarkan penelitian, saran yang diusulkan kepala sekolah perlu membuat kebijakan untuk menyediakan studio khusus pembelajaran berkarya seni rupa dan memperluas sumber belajar tentang seni rupa yang beragam dan guru mengusai bahan ajar akan disampaikan serta siswa perlu meningkatkan keberanian dalam mencoba media berkarya baru sehingga pengalaman dalam berimajinasi dan berkreasi seni rupa dapat meningkat dan menghasilkan karya yang unik dan memiliki nilai estetis yang tinggi.
BIOTA LAUT SEBAGAI TEMA DALAM PEMBUATAN KARYA SENI PATUNG KONSTRUKSI Asih, Rika Wahyu Nur; Rondhi, Moh.; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34991

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tema, proses, teknik, dan bentuk dari patung dengan pemanfaatan limbah logam/besi yang bertema “Biota Laut sebagai Tema dalam Pembuatan Karya Seni Patung Kostruksi”. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni patung ini adalah, metode meniru objek, mengkomposisi, dan memvisualisasi. Hasil pembahasan dan penciptaan kreatifkarya seni patung ini dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Tema yang dihadirkan dalam karya patung konstruksi ini adalah beberapa bentuk dari biota yang ada di laut seperti, kuda laut, ikan pari, ikan, lumba-lumba, kepiting, udang, gurita dan ubur-ubur. (2) Proses penciptaan karya seni patung melalui tahapan-tahapan sebagai berikut, pengumpulan bahanya itu limbah logam/ besi kemudian dipilih dan digolongkan sesuai jenis, bentuk, dan ukuran. (3) Karya seni patung ini diciptakan dengan bahan limbah logam/ besi dengan teknik konstruksi (menyusun) dan teknik assembling (merangkai). (4) Bentuk karya disajikan sejumlah delapan karya dengan ukuran dan berat yang berbeda-beda, lengkap dengan pedistal. Karyasenipatunginimerupakaneksplorasipenulisdalammenciptakankaryapatung biota laut dengan memanfaatkan limbah besi sebagi media berkarya, dengan tujuan mengasah kemampuan dalam menciptakan karya senitigadimensi dari pemanfaatan limbah sehingga tercipta karya seni patung yang estetik. Selain itu proyek studi ini dapat dijadikan dokumentasi dan untuk kepentingan hiasan yang dapat diposisikan pada tempat-tempat yang strategis seperti taman, tempat pariwisata, tempat bersejarah dan lain-lain, serta sebagai salah satu upaya untuk selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga keindahan biota yang ada di laut.
DONGENG TIMUN EMAS SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN SENI LUKIS BATIK Karlina, Karlina; Purwanto, Purwanto; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 2 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i2.35127

Abstract

Dongeng merupakan salah satu bentuk pewarisan nilai dan konsep hidup yang diyakini untuk dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku. Dongeng diciptakan sebagai hiburan namun dongeng dapat menjadi satu alat pendidikan budi pekerti. Minat masyarakat terhadap dongeng mengalami penurunan sehingga memerlukan upaya pelestarian. Batik tidak terbatas hanya sebagai sandang namun dapat sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan estetis dapat dikatakan batik sebagai seni lukis batik. Batik sebagai media seni lukis batik masih jarang diminati. Oleh sebab itu penulis membuat proyek dongeng timun emas sebagai tema peciptaan karya seni lukis batik. Media yang digunakan penulis berupa bahan kain prima, pewarna (indigosol, naptol dan remasol), lilin atau malam dan soda abu. Sedangkan, alat yang digunakan yakni alat tulis, canting, wajan kecil, kompor dan tusuk kayu serta menggunakan proses pembuatan batik tulis. Proses pembuatan karya meliputi konseptualisasi gagasan dan visualisasi gagasan dalam bentuk sket dan desain pada kertas A4 lalu dipindah pada kain dibantu dengan perbandingan sekala, kemudian pecantingan, pewarnaan dan pelorodan. Proyek studi ini menghasilkan sebelas karya dengan menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam dongeng timun emas. Karya tersebut digambarkan dengan gaya dekoratif dengan karakter tokoh mendekati karakter wayang. Kesebelas karya tersebut memiliki nilai-nilai yang positif yakni tentang kesabaran, kerjakeras dan keberanian.
SENI BATIK BETAWI TEROGONG: KAJIAN MOTIF DAN PROSES PEMBUATANNYA Nawingkapti, Kenya Astari; Purwanto, Purwanto; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 2 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i2.35128

Abstract

Pelestarian dan pengembangan sangat diperlukan dalam menjaga karakteristik pada Batik Betawi Terogong dalam masyarakat yang mulai meninggalkan tradisi membatik. Sebagai bagian dari upaya pelestarian penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik bentuk motif dan proses pembuatan Batik Betawi Terogong, serta kontribusi pendidikan bagi masyarakat Jakarta.Penulisan ini menggunakan metode penulisan deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Kampung Terogong, kelurahan Cilandak Barat kecamatan Cilandak Kota Administrasi Jakarta Selatan. Model analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan menarik simpulan atau verifikasi data.Hasil penulisan menujukan bahwa, (1) sejarah batik Betawi Terogong berdiri karena adanya kekhawatiran terhadap redupnya batik Betawi dan salah satu upaya untuk mengenalkan dan melestarikan batik Betawi. (2) Karakteristik pada Batik Betawi Terogong terletak pada bentuk motif, warna serta pemberian nama motif. (3) Proses pembuatan Batik Betawi Terogong tidak sepenuhnya seperti pembuatan batik tradisional. (4) kontribusi pendidikan pada batik secara tidak langsung memberi dampak bagi dunia pendidikan yang menyangkut pada prinsip pendidikan karakter. Saran yang penulis sampaikan adalah, bagi pendiri Batik Betawi Terogong diharapkan menjaga kualitas batik dan lebih berkreasi dalam mengembangkan motif batik khas Betawi, bagi peneliti diharapkan mampu memberikan sumbangsih berupa wawasan mengenai proses pembuatan batik, meningkatkan minat kepada masyarakat luas dan melestarikan Batik Betawi Terogong, bagi pemerintha diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengenalan dan pelestarian Batik Betawi Terogong kepada masyarakat luas, bagi mahasiswa jurusan seni rupa diharapkan menjadi sumber inspirasi dalam berkarya sehingga tercipta karya seni yang ciri khas.
KAJIAN ESTETIKA VISUAL TATA BUSANA DAN PROPERTI KESENIAN JARAN KEPANG TURONGGO JATI DESA JEBENGPLAMPITAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO Kristiantoro, Edy Lea; Purwanto, Purwanto; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 9 No 1 (2020): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduarts.v9i1.38233

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mendeskripsikan estetika visual tata busana dan properti Jaran Kepang Turonggo Jati di Desa Jebengplampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian adalah bentuk estetikavisual seperti tata busana, tata rias, dan properti yang digunakan dalam kesenian Jaran Kepang Turonggo Jati di Desa Jebengplampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data mencakupi reduksidata, penyajian, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tata busana Jaran Kepang paguyuban Turonggo Jati hampir sama dengan kostum paguyuban Jaran Kepang pada umumnya yaitu satu paket pakaian prajurit Jawa, yang membedakan yaitu pada kostum penari wanitanya. Kostum penari wanita pada paguyuban Turonggo Jati menggunakan perpaduan kostum tari Lengger dan kostum prajurit sehingga penari wanita terlihat lebih cantik dan pemberani. Sedangkan properti Jaran Kepang paguyuban Turonggo Jati juga hampir sama dengan paguyuban Jaran kepang pada umumnya yaitu meliputi kuda-kudaan, barongan, cambuk, sesajen, dan instrumen berupa alat musik gamelan. Akan tetapi properti kuda-kudaan dan barongan dipesan dan didesain sendiri oleh ketua paguyuban sehingga menjadi ciri khas paguyuban Jaran Kepang Turonggo Jati.
PENCIPTAAN BATIK TERAPAN DENGAN INSPIRASI MOTIF KEKAYAAN KULINER GROBOGAN Intan, Noor Tiara Habib Aisyah; Purwanto, Purwanto; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 9 No 2 (2020): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduarts.v9i2.38512

Abstract

Proyek studi ini berjudul Penciptaan Batik Terapan dengan Inspirasi Motif Kekayaan Kuliner Grobogan, penulis memutuskan untuk memilih batik sebagai sarana melestarikan kebudayaan dan mengembangkan desain batik untuk memperkuat identitas dan keunggulan industri kreatif Indonesia khususnya daerah Grobogan dengan menghadirkan kekayaan kuliner Grobogan sebagai inspirasi motif batik. Sesuai dangan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan pembuatan proyek studi ini adalah untuk menghasilkan karya batik terapan dengan inspirasi motif kekayaan kuliner Grobogan. Pada proses pembuatan karya ini penulis menggunakan teknik batik tulis. Untuk membatik tulis digunakan alat untuk menuliskan lilin batik cair di kain yaitu canting. Media yang digunakan penulis adalah media Batik, berupa bahan seperti (lilin malam, pewarna jenis naptol, remasol, soda abu, dan kain primisima. Sedangkan alat yang digunakan berupa pensil, penggaris, kuas berbagai ukuran, jegul, wajan kecil, kompor kecil. Proses pembuatan karya meliputi visualisasi ide dalam bentuk sket dan desain, setelah itu diaplikasikan pada kain. Pewarnaan dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik colet dengan menggunakan pewarna jenis remasol dan teknik celup dengan pewarna jenis naphtol. Penulis dalam proyek studi ini menghasilkan sepuluh karya, yang terinspirasi dari kuliner khas Grobogan sebagai upaya pelestarian dan upaya memperkenalkan kuliner khas Grobogan pada masyarakat luas. Karya-karya tersebut berjudul batik motif jagung, garang asem, brambang asem, sego pager godhong, pecel gambringan, ayam pencok, becek, bothok yuyu, mie tek-tek dan sayur lompong. Dengan menghadirkanmotif berupa makanan/kuliner khas Grobogan menjadikan motif batik semakin bervariasi. Dalam karya ini motif yang dibuat merupakan bentuk stilisasi dari bentuk kuliner khas Grobogan dengan berbagai pendekatan penemuan ide dalam membuat motif. Pewarnaan dalam karya ini bukan semata-mataeuphoria bangga memakai batik tetapi juga melibatkan pertimbangan estetika.
DESAIN ILUSTRASI BUKU LEGENDA GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK Muttaqin, Ahmad; Nugrahani, Rahina; Gunadi, Gunadi
Arty: Jurnal Seni Rupa Vol 6 No 1 (2017): Arty
Publisher : Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.912 KB) | DOI: 10.15294/arty.v6i1.15662

Abstract

Sebuah ilustrasi buku dibuat dengan maksud untuk merefleksikan isi dari sebuah buku. Kisah perjalanan Kyai Ageng Giri dalam membangun desa Girikusumo yang digunakan sebagai pusat pengembangan pengajaran agama Islam ini memiliki nilai moral yang berupa pesan religi yang kuat. Pesan ini dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi santri dan seluruh lapisan masyarakat. Sayangnya, cerita tersebut saat ini mulai luntur dikalangan santri dan masyarakat setempat. Tujuan proyek studi ini adalah menghasilkan rancangan ilustrasi buku Legenda Girikusumo. Perancangan ilustrasi buku Legenda Girikusumo disajikan dalam bentuk ilustrasi pada setiap halaman. Secara visual, konsep perancangan ilustrasi buku dibuat dengan menyesuaikan isi cerita yang mengangkat kisah Legenda Girikusumo. Sehingga terdapat satu kesatuan terhadap visual dengan isi cerita. Penelitian ini telah menghasilkan buku Legenda Girikusumo yang dapat merefleksikan isi dan dapat menyampaikan pesan nilai moral terhadap target audiens secara visual. Dilakukannya perancangan ilustrasi buku diharapkan dapat membentuk karakter secara visual cerita rakyat Legenda Girikusumo sehingga dapat meningkatkan kualitas output yang cerdas, berpengetahuan luas, berbudaya, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa.
PENGELOLAAN KAIN TENUN SONGKET KHAS PALEMBANG DI DESA PEDU KABUPATEN JEJAWI KECAMATAN OGAN KOMERING ILIR (OKI) Hidayat, Hidayat; Gunadi, Gunadi; Arlangga, Lazi; Yulianti, Firda
SPEKTA (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Teknologi dan Aplikasi) Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/spekta.v1i1.2691

Abstract

Abstract: Management in general can be said that the stages in carrying out or carrying out management include: planning, organizing, implementing, and controlling. The method of implementation is a general strategy adopted in the collection and analysis of data needed to answer the problem being investigated or investigated. The approach used is a qualitative approach with a descriptive method, which provides a great opportunity for researchers to describe field findings in Pedu Village. Type of qualitative research. Data collection techniques, as follows: observation, documentation, interviews. The results of this community service activity are Pedu village people who manage varied songket cloths, this activity is an effort of craftsmen to increase the attractiveness of buyers by selling songket cloth at low prices but not at a loss and changing yarn variations and motifs used in making songket. Palembang Typical Songket Woven Fabric in Pedu Village, Jejawi District, Ogan Komering Ili Regency (OKI) 2020, is expected to be one of the efforts to empower songket cloth better in the future so that it can develop rapidly.
Harmonisasi Pajak Tidak Langsung atas Konsumsi di Negara-Negara Anggota ASEAN Gunadi, GUNADI; NURCHAMID, TAFSIR; SETYOWATI, MILLA SEPLIANA; JATI, WISAMODRO
BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research discusses the possibility of harmonizing indirect consumption tax system in the ASEAN member countries, inter alia, Indonesia, Vietnam, Malaysia and Singapore with three principal goals: (1) to explain the provision of indirect consumption tax system in that four countries, (2) to describes the process of indirect consumption tax system in the EU, and (3) to analyze the alternative of indirect consumption tax system in the ASEAN member countries. In order to encourage the operational of AFTA aiming at the free movement of goods and services within this region, indirect consumption tax becomes important phenomenon to talk about because despite her contribution to the state revenues, this kind of tax may conctitute an obstacle of this cross- border free movement of goods and services. To overcome this problem, with the reference of what has been done in the European Union, it appears that it is the appropriate time to discuss the harmonization of indirect consumption tax. However, it is no doubt that some problems may arise due to the differences in the applicable law of each country, including rates, and formal law as well. Furthermore, the different in administrative systems may also lead to difficulties in administering the tax and control over tax harmonized system. The introduction of a single standard rate and an acceptable ”uniform system” become issues to be much discussed, especially related to revenue, uniform model policy and implementation, including mechanism to minimize tax fraud.