Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE)

POLA TANAM TRADISONAL “SALOME” DI LAHAN KERING DAN PERANNYA DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA, DI TIMOR BARAT Doppy Roy Nendissa; Indri Therens Tanone; Yakobus C. W. Siubelan; Johanna Suek; Yenny Raja Kana
Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE) Vol. 4 No. 1 (2023): Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jase.v4i1.20139

Abstract

Pola tanam “Salome” sebagai salah satu bentuk pola tanam tradisional. Studi ini guna mengidentifikasi sistem pola tanam “Salome” dan bagaiman tingkat pendapatan dari pola tanam “Salome” lahan kering di daratan pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Kabupaten Kupang. Menggunakan 80 petani responden guna mengidentifikasi perkembangan pola tanam “Salome” menganalisis pendapatan pola tanam “Salome” dilakukan analisis input-output. Studi pola tanam menemukan bahwa pola tanam “Salome” merupakan pola tanam yang dalam satu lubang tanam terdapat beberapa jenis tanaman yang berbeda. Jenis tanaman yang umumnya ditanam dalam satu lubang tanam adalah jagung, karcng nasi dan labu. Pola ini telah lama dilakukan petani tradisonal setempat dengan pertimbangan efisiensi penggunaan lahan, tenaga kerja dan pertimbagan praktis petani bahwa batang jagung dapat dijadikan tanaman penyanggal oleh kacang nasi. Pola tanam “Salome” secara agronomis tidak dianjurkan karena memberikan hasil yang kurang baik karena pola tersebut menghambat pertumbuhan tanaman. Pola tanam satu lubang 3 jenis tanaman tercermin pula dalam pola makan dimana ketiga jenis tanaman tersebut dimasak dan dikonsumsi secara bersama. Rata-rata pendapatan yang diperolah dari pola tanam salome sangat rendah jika dibandinghkan antara rata-rata luas tanam, jumlah produksi dan pendapatan. Pola “Salome” merupakan bentuk kearifan lokal petani setempat sebagai salah satu bentuk diversifikasi usaha, mengelola risiko usaha dan diversifikasi konsumsi. Namuum demikian intervensi pemerintah dan pengembangan inovasi usahatani perlu dilakukan untuk membantu petani dalam mengelola usahataninya dengan tetap mempetimbagkan kearifan lokas petani.