Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSEP RUANG BERMUKIM MASYARAKAT ABELI DI KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI Ishak Kadir; Annas Maruf; Burhan Said; Akbar Musibar
Jurnal Malige Arsitektur Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Malige Arsitektur
Publisher : Jurnal Malige Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Abeli memiliki karakteristik ruang permukiman pesisir dan dataran rendah serta wilayah perbukitan dengan topografi perbukitan yang bergelombang. Keragaman suku bangsa yang menghuni menyebabkan keragaman sosial budaya dan ekonomi masyarakatnya. Keragaman komunitas yang heterogen berbaur membangun kawasan permukiman dengan latar belakang kehidupan yang beragam pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep ruang bermukim masyarakat di Kecamatan Abeli dengan berbagai faktor yang mempengaruhnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Analisis SIG dengan Teknik Overlay menggunakan software Arc-Gis 10.3 digunakan untuk mengetahui pola permukiman dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ruang permukiman di Kecamatan Abeli yaitu ruang permukiman  pesisir dengan pola sejajar dan memanjang mengikuti garis pantai dan ruang permukiman perbukitan dengan pola sejajar dan memanjang mengikuti jalan dan sebagian tersebar menjauh dari prasarana jalan. Konsep ruang bermukim masyarakat di Kecamatan Abeli dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan/Topografi, sosial budaya, sejarah, ekonomi dan kerawanan bencana. Kata Kunci : Konsep ruang, permukiman, Abeli ABSTRACT Abeli has the characteristics of coastal settlements and low-lying areas and hilly areas with uneven, steep topography. The diversity of ethnic groups that inhabit causes the socio-cultural and economic diversity of the people. Diverse heterogeneous communities mingle to build residential areas with different backgrounds in life. This research aims to determine the concepts of community-living spaces in Abeli District with various factors affecting them. This research uses a qualitative method with descriptive analysis. The GIS analysis with Overlay Technique using Arc-Gis 10.3 software is used to determine settlement patterns and influencing factors. The results showed that the concept of residential space in Abeli Subdistrict is coastal settlement space with parallel and elongated patterns following the coastline and hilly residential areas with parallel and elongated patterns following the road and partially spread away from the road infrastructure. The concept of community-living spaces in Abeli District is influenced by physical/environmental topography, socio-cultural, historical, economic and disaster vulnerability. Keywords: Spatial concept, settlement, Abeli
IDENTIFIKASI BAMBU SEBAGAI SUMBER BIBIT DAN LOKASI SEBARANNYA DI SULAWESI TENGGARA, INDONESIA Zulfikar Zulfikar; Weka Gusmiarty Abdullah; Usman Rianse; Wa Kuasa baka; Annas Maruf
Agros Journal of Agriculture Science Vol 21, No 1 (2019): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.181 KB)

Abstract

Bambu memiliki banyak kegunaan untuk berbagai kebutuhan, seperti bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Bambu merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui sehingga budidaya bambu penting dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Potensi budidaya bambu cukup besar di Sulawesi Tenggara karena banyaknya jenis dan sebaran bambu yang dapat menjadi sumber bibit. Dengan demikian identifikasi bambu sebagai sumber bibit dan lokasi persebarannya penting dilakukan. Hasil menunjukkan terdapat 13 jenis bambu sumber bibit, yaitu Gigantochloa apus, Bambusa arundinacea wild, Bambusa blumeana, Dendrocalamusasper Schult. F. Backer, Bambusa atralindl, Bambusa vulgaris vittata, Melocana baccifera, Asparagus cochinchinensis, Bambusa multiplex, Bambusa vulgaris, Dinochlo amalayana, Gigantochloa atter, Schizostachyum mosum. Jenis bambu sumber bibit paling banyak persebarannya adalah Gigantochloa apus (Bambu Apus) dan yang paling sedikit adalah Dinochloa malayana hanya terdapat di Kabupaten Kolaka Timur dan Schizostachyum mosum, Gigantochloa atter yang hanya terdapat di Kabupaten Muna.