Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIABETES SELF MANAGEMENT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dewi Rury Arindari; Dessy Suswitha
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 1: Februari 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i1.561

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Mellitus merupakan salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah akibat gangguan pada penyerapan gula darah oleh tubuh yang dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi bahkan kematian. Salah satu upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah Diabetes Self Management. Tujuan: Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan Diabetes Self Management pada penderita Diabetes Mellitus. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus yang berjumlah 50 responden.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01-30 September di Puskesmas dalam wilayah kerja Kota Palembang. Data telah dianalisa menggunakan deskripsi statistic, Pearson Product Moment dan Point Biserial. Hasil: Diperoleh data statistik responden adalah perempuan (74%), usia  51-59 tahun (76%), lulusan SMA (45%), memiliki pendapatan kurang dari Upah Minimum Regional (76%), Durasi Penyakit antara 1-3 tahun (46%), pengobatan dengan terapi diet dan obat (82%), memiliki level pengetahuan cukup baik (47%) dan perilaku Diabetes Self Management yang kurang baik (62%); Adanya hubungan signifikan secara statistik antara pengobatan dan pengetahuan dengan Diabetes Self Management dengan p value masing-masing secara berurutan adalah <0.001 dan <0.01. Sedangkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan durasi penyakit tidak memiliki hubungan yang signifikan. Saran: Dapat digunakan sebagai data empiris pada pengembangan program intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku Diabetes Self Management pada penderitanya guna mencegah terjadinya komplikasi dan mengurangi angka kematian akibat Diabetes Mellitus. Kata Kunci: Diabetes Self Management, Penderita Diabetes Mellitus, Faktor yang Berhubungan dengan Diabetes Self Management, Penyakit Tidak Menular, Personal Faktor
FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA Dessy Suswitha
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 3: Februari 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.462 KB) | DOI: 10.36729/jam.v3i1.159

Abstract

Latar belakang: Phlebitis didefinisikan sebagai inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia,mekanik maupun oleh bakteri. Selama 1 tahun terakhir angka kejadian phlebitis yaitu pada tahun2016 sebanyak 23 orang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yangBerhubungan dengan Kejadian Phlebitis pada Pasien yang Terpasang Cateter Intravena di RuangTransit Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan desaincross-sectional dengan menggunakan accidental sampling dengan responden sebanyak 55 respondensesuai dengan kriteria inklusi . Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 7 Agustus s.d 2 September 2017.Hasil: Penelitian ini didapatkan Ada hubungan antara umur dengan kejadian phlebitis dengan nilai p =0,042. Ada hubungan antara ukuran kanula dengan kejadian phlebitis dengan nilai p = 0,013. Adahubungan antara lokasi pemasangan infus dengan kejadian phlebitis dengan nilai p = 0,040. Adahubungan antara lama pemasangan kanula dengan nilai p value = 0,025. Saran: Disarankan untukperawat agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemasangan infus sehingga komplikasi danketidaknyamanan akibat pemasangan infus dapat dikurangi.Kata Kunci : Kejadian Phlebitis.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL Dessy Suswitha; Dewi Rury Arindari
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.391

Abstract

Latar belakang: Rheumatoid Arthritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh pada manusia. Individu yang mengalami Rheumatoid Arthritis akan mengalami gejala yaitu inflamasi, kekakuan sendi, hambatan gerak persendian, terbentuknya nodul - nodul pada kulit diatas sendi yang akan teraba lebih hangat dan bengkak sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-harinya. Tujuan: Diketahuinya hubungan aktifitas fisik dengan nyeri Rheumatoid Arthritis pada lansia.  Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 30. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober – 11 Desember 2019 di Panti Sosial Palembang. Data telah dianalisa menggunakan deskripsi statistik dan Fisher Exact Test . Hasil: Didapatkan aktifitas fisik baik yaitu 17 responden (56,7%) dan aktifitas fisik tidak baik yaitu 13 respoden (43,3%). Lansia yang mengalami nyeri Rheumatoid Arthritis yaitu 19 responden (63,3%) dan yang tidak mengalami nyeri Rheumatoid Arthritis yaitu 11 resonden (36,7%). Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan nyeri Rheumatoid Arthritis dengan nilai p-value = 0,001. Saran: Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan stimulasi aktivitas fisik lansia dengan Rheumatoid Arthritis secara rutin untuk mengurangi nyeri dan memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya aktivitas fisik terhadap pencegahan dan pengobatan nyeri Rheumatoid Arthritis.Kata Kunci: Rheumatoid Athritis, Nyeri, Aktifitas Fisik, Lansia
Pemanfaatan Jahe Madu Terapi Komplementer pada Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Lago Dessy Suswitha; Dewi Rury Arindari; Lela Aini; Lenny Astuti; Adi Saputra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.6329

Abstract

ABSTRAK Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Penyebaran virus dan bakteri dapat melalui droplet, lingkungan udara yang tercemar. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan penyakit ISPA adalah dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan minuman jahe madu yang mengandung antiseptik dan antioksidan. Kandungan tersebut berfungsi untuk menurunkan tingkat keparahan batuk tanpa menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu kesehatan anak. Tujuan Pengabdian adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ISPA dan pelatihan pembuatan minuman herbal jahe madu dapat terlaksana dengan baik. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah berbentuk penyuluhan dan pelatihan. Kesimpulan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Lago dalam menerapkan terapi komplementer pembuatan Jahe Madu untuk anggota keluarga yang menderita ISPA. Disarankan bagi masyarakat agar dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta rajin menganjurkan anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Kata Kunci : Penyakit ISPA, Terapi Komplementer, Jahe Madu  ABSTRACT Acute Respiratory Infection (ARI) is an acute infectious disease that attacks one part of the respiratory tract from the nose to the alveoli caused by viruses and bacteria. The spread of viruses and bacteria can be through droplets, polluted air environment. One of the things that can be done to prevent ARI disease is to provide counseling and training on making honey ginger drinks which contain antiseptics and antioxidants. The content serves to reduce the severity of cough without causing side effects that can interfere with children's health. The purpose of this service is to increase public knowledge about ARI and training in making honey ginger herbal drinks can be carried out properly. The method used in community service activities is in the form of counseling and training. The conclusion is that there is an increase in community knowledge in Bangun Sari Village, Tanjung Lago District in applying complementary therapies to making Honey Ginger for family members who suffer from ARI. It is recommended for the community to be able to apply clean and healthy living behaviors and be diligent in encouraging children to wash their hands before and after eating. Keywords: ARI Disease, Complementary Therapy, Honey Ginger
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI BEKAM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DI KLINIK HOLISTIC CENTER ASY- SYAAFI PALEMBANG Dessy Suswitha; Dewi Rury Arindari; Adi Saputra; Lenny Astuti; Lela Aini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (2022): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i2.6356

Abstract

Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak atau molekul lemak yang terdapat di dalam sel tubuh yang sebenarnya di butuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon. Apabila kadar kolesterol melebihi >200mg/dl dapat berisiko terkena penyakit jantung dan stroke, untuk mengatasi kadar kolesterol berlebih di butuhkan terapi non farmakologis seperti terapi bekam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pemberikan terapi bekam terhadap kadar kolesterol di Holistic Center Asy Syaafi Palembang. Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperiment dengan menggunakan desain One Group Pretest dan Posttest. Jumlah sampel 33 responden yang memiliki kreteria inklusi. Tehnik sampling yang di gunakan purposive sampling  dan Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan Rata-rata kadar kolesterol sebelum dilakukan terapi bekam  di Holistic Center Asy Syaafi Palembang adalah 216.03 dengan standar deviasi 55.851, Rata-rata kadar kolesterol sesudah dilakukan terapi bekam di Holistic Center Asy Syaafi Palembang adalah 185.48 dengan standar deviasi 40.328. Kesimpulan Terapi bekam efektif terhadap kadar kolesterol di Holistic Center Asy Syaafi Palembang dengan p value sebesar 0.000. Disarankan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan metode lain seperti metode terapi akupuntur/ metode akupresur dengan sampel yang lebih banyak.Kata kunci : Terapi bekam, kadar kolesterol, Holistic Center Asy Syaafi
Pencegahan Konstipasi pada Anak Melalui Penyuluhan Implementasi Evidence Based Practice tentang Makanan Berserat dan Air Putih Lela Aini; Lenny Astuti; Dessy Suswitha; Dea Mega Arini; Shinta Maharani; Dewi Rury Arindari; Sri Hartati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i1.5231

Abstract

ABSTRAKKonstipasi merupakan kondisi di mana feses mengeras sehingga susah dikeluarkan melalui anus,dan menimbulkan rasa terganggu atau tidaknya pada rektum. Konstipasi dapat terjadi akibat kurangnya makan berserat, kurang minum putih dan pengaruh obat yang dikonsumsi. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah dengan memberikan penyuluhan tentang Pencegahan konstipasi pada anak melalui penyuluhan impementasi evidence based practice tentang makanan berserat dan air putih. Tujuan Pengabdian adalah untuk Meningkatkan pemahaman anak mengenai pencegahan konstipasi melalui penyuluhan implementasi evidence based practice tentang makanan berserat dan air putih di Panti Asuhan Darussalam Palembang. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah berbentuk pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan demontrasi. Kesimpulan adanya peningkatan pengetahuan anak (100%) di Panti Asuhan Darussalam Palembang tentang makanan berserat dan konsumsi air putih untuk mencegah kejadian konstipasi. Kata Kunci: Konstipasi, Makanan berserat, dan Air Putih ABSTRACT Constipation is a condition in which the stool hardens so that it is difficult to expel it through the anus, and causes discomfort or discomfort in the rectum. Constipation can occur due to lack of fiber eating, drinking less mineral water, and the influence of drugs consumed. One of the things that can be done to increase public awareness is to provide counseling on the prevention of constipation in children through counseling on the implementation of evidence-based practice about fibrous food and water. The purpose of this service was to increase children's understanding of preventing constipation through counseling on the implementation of evidence-based practice about fibrous food and mineral water at the Darussalam Orphanage in Palembang. The method used in community service activities through health education with lecture and demonstration methods. The conclusion is that there was an increase of knowledge of children (100%)at the Darussalam Orphanage in Palembang about fibrous food and water consumption to prevent constipation. Keywords: Constipation, Fibrous Food, And Mineral Water.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat RT 22 Kelurahan Pahlawan Palembang Tentang Pencegahan Covid-19 Berbasis Keluarga dengan Menerapkan 5M Dewi Rury Arindari; Dessy Suswitha; Shinta Maharani; Lela Aini
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i1.5217

Abstract

ABSTRAKCovid-19 merupakan penyakit yang penyebabnya adalah virus corona yang menyerang sistem pernapasan. Pemerintah sudah menghimbau masyarakatnya dengan memberikan protokol kesehatan untuk menghindari penularan wabah COVID-19, untuk dapat menerapkannya dibutuhkan kesadaran masyarakat. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah dengan memberikan penyuluhan tentang Pencegahan COVID-19 berbasis Keluarga dengan Menerapkan 5M. Tujuan Pengabdian adalah untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat RT 22 Kelurahan Pahlawan Palembang tentang Pencegahan COVID-19 berbasis Keluarga dengan Menerapkan 5M dapat terlaksana dengan baik. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah berbentuk pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan demontrasi. Kesimpulan adanya peningkatan kesadaran masyarakat berbasis keluarga di RT 22 kelurahan Pahlawan Palembang dalam menerapkan protokol Kesehatan 5M. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengimplementasikan dan memberikan informasi terbaru tentang pencegahan virus Covid 19 selain penerapan 5M pada masyarakat yang lebih luas. Kata Kunci: Peningkatan Kesadaran Masyarakat, Menerapkan 5M, Pencegahan        Covid 19 ABSTRACTCovid-19 is a disease caused by a coronavirus that attacks the respiratory system. The government has appealed to the public by providing health protocols to avoid the transmission of the COVID-19 outbreak, to be able to implement it, public awareness is needed. One of the things that can be done to increase public awareness is to provide counseling about Family-based COVID-19 Prevention by Implementing 5M. The purpose of this service is to increase public awareness of RT 22 Pahlawan Palembang Village regarding Family-based COVID-19 Prevention by Implementing 5M can be carried out properly. The method used in community service activities is in the form of health education with lecture and demonstration methods. The conclusion is that there is an increase in family-based community awareness in RT 22, Pahlawan Palembang village in implementing the 5M Health protocol. It is recommended for further researchers to be able to implement and provide the latest information about the prevention of the Covid 19 virus in addition to the application of 5M to the wider community. Keywords: Increasing Public Awareness, Implementing 5M, Prevention of Covid             19
Implementasi Water Tepid Sponge dalam Mengatasi Masalah Hipertemia pada Penderita Demam Berdarah Dangue Lela Aini; Lenny Astuti; Dessy Suswitha; Dewi Rury Arinda; Shinta Maharani; Sri Muliasari
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6483

Abstract

ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular infeksi yang memiliki gejala peningkatan suhu tubuh atau hipertermia, apabila kurangnya penangan yang tepat dapat menimbulkan dengue shock syndrome. Salah satu penangan demam dapat berupa pemberian kompres hangat (tepid sponge). Water Tepid Sponge merupakan satu upaya untuk menurunkan suhu (hipertermia) yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan teknik seka atau tindakan memandikan dengan tujuan terapeutik. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang implementasi tepid water sponge dalam mengatasi masalah hipertemia pada penderita demam berdarah dengue. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah berbentuk pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan demontrasi. Seluruh (100%) pasien yang berkunjung di Puskesmas Sei Baung Palembang dapat memahami implementasi water tepid sponge dengan baik. Adanya peningkatan pengetahuan yang berkunjung di Puskesmas Sei Baung Palembang tentang implementasi water tepid sponge dalam mengatasi masalah hipertemia pada penderita demam berdarah dangue Kata Kunci: Water Tepid Sponge, Hipertermia, Demam Berdarah Dangue  ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious infectious disease that has symptoms of increased body temperature or hyperthermia, if the lack of proper handling can cause dengue shock syndrome. One of the fever handlers can be in the form of giving a warm compress (tepid sponge). Tepid Water Sponge is an effort to reduce temperature (hyperthermia) that combines the technique of compressing the block on the superficial blood vessels with the technique of wiping or bathing for therapeutic purposes. water sponge in overcoming the problem of hyperthermia in patients with dengue hemorrhagic fever. The method used in community service activities is in the form of health education with lecture and demonstration methods. All of the patient (100%) who had visited Sei Baung Public Health Center Palembang could understand the implementation of water tepid sponge well. The conclusion is that there is an increase in respondents' knowledge (100%) at the Sei Baung Health Center Palembang about the implementation of water tepid sponges in overcoming the problem of hyperthermia in patients with dengue fever and dengue.  Keywords: Water Tepid Sponge, Hyperthermia, Dengue Hemorrhagic Fever
FAKTOR-FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA Dessy Suswitha
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 3: Februari 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v3i1.905

Abstract

Latar belakang: Phlebitis didefinisikan sebagai inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia, mekanik maupun oleh bakteri. Selama 1 tahun terakhir angka kejadian phlebitis  yaitu  pada tahun 2016 sebanyak 23 orang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan  Kejadian Phlebitis pada Pasien yang Terpasang Cateter Intravena di Ruang Transit Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan accidental sampling  dengan responden sebanyak 55 responden sesuai dengan kriteria inklusi . Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 7 Agustus  s.d 2 September 2017. Hasil: Penelitian ini didapatkan Ada hubungan antara umur dengan kejadian phlebitis dengan nilai p = 0,042. Ada hubungan antara ukuran kanula dengan kejadian phlebitis dengan nilai p = 0,013. Ada hubungan antara lokasi pemasangan infus dengan kejadian phlebitis dengan nilai p = 0,040. Ada hubungan antara lama pemasangan kanula dengan nilai p value = 0,025. Saran: Disarankan untuk perawat agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemasangan infus sehingga komplikasi dan ketidaknyamanan akibat pemasangan infus dapat dikurangi. Kata Kunci : Kejadian Phlebitis
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIABETES SELF MANAGEMENT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dewi Rury Arindari; Dessy Suswitha
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 1: Februari 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i1.910

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Diabetes Mellitus merupakan salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah akibat gangguan pada penyerapan gula darah oleh tubuh yang dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi bahkan kematian. Salah satu upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah Diabetes Self Management. Tujuan: Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan Diabetes Self Management pada penderita Diabetes Mellitus. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus yang berjumlah 50 responden.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01-30 September di Puskesmas dalam wilayah kerja Kota Palembang. Data telah dianalisa menggunakan deskripsi statistic, Pearson Product Moment dan Point Biserial. Hasil: Diperoleh data statistik responden adalah perempuan (74%), usia  51-59 tahun (76%), lulusan SMA (45%), memiliki pendapatan kurang dari Upah Minimum Regional (76%), Durasi Penyakit antara 1-3 tahun (46%), pengobatan dengan terapi diet dan obat (82%), memiliki level pengetahuan cukup baik (47%) dan perilaku Diabetes Self Management yang kurang baik (62%); Adanya hubungan signifikan secara statistik antara pengobatan dan pengetahuan dengan Diabetes Self Management dengan p value masing-masing secara berurutan adalah <0.001 dan <0.01. Sedangkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan durasi penyakit tidak memiliki hubungan yang signifikan. Saran: Dapat digunakan sebagai data empiris pada pengembangan program intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku Diabetes Self Management pada penderitanya guna mencegah terjadinya komplikasi dan mengurangi angka kematian akibat Diabetes Mellitus. Kata Kunci: Diabetes Self Management, Penderita Diabetes Mellitus, Faktor yang Berhubungan dengan Diabetes Self Management, Penyakit Tidak Menular, Personal Faktor