Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Trunk Control Inhibition and Balance Training Have an Effect on Balance Control in Children with Cerebral Palsy Yenri Lisna; Anshar Anshar; Tiar Erawan; Hendrik Hendrik
Health Notions Vol 5, No 07 (2021): July
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn50705

Abstract

Cerebral palsy is a major cause of movement and posture disorders in children. This condition is a non-progressive motor disorder caused by lesions or brain anomalies that arise in the early stages of a child's development but can change over time due to the growth and plasticity of the development and maturation of the child's central nervous system. The overall prevalence of data collected until 2013 the incidence of Cerebral Palsy was 2.11 per 1000 live births. This study aims to determine the effect of providing balance training intervention and trunk control inhibition on changes in trunk balance control in Cerebral Palsy children. This research is an experimental study with a pre-test – post-test two control group design. The research was conducted at Dr. Hospital. Wahidin Sudirohusodo Makassar, with a sample size of 30 people who were randomly divided into 2 groups, namely 15 people in the group given the balance training intervention and 15 people in the group given the trunk control inhibitor. Balance control capability data was measured using the Trunk Control Measurement Scale (TCMS). The results of the Wilcoxon test analysis showed that there was a significant effect on the provision of balance training (p=0.002) and trunk control inhibition (p=0.007) to improve balance control in children with cerebral palsy. Based on the Mann-Whitney test analysis, it was found that there was no significant difference (p= 0.683) between balance training and trunk control inhibition on changes in balance control. Keywords: balance training; inhibition trunk control; trunk control measurement scale; balance control; cerebral palsy
BEDA PENGARUH PEMBERIAN CONTRAX RELAX DAN HOLD RELAX TERHADAP PENURUNAN NYER AKIBAT SYNDROME PIRIFORMIS DI RSUD ARIFIN NU’MANG SIDENRENG RAPPANG Muh Ihsan; Anshar Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.691 KB) | DOI: 10.32382/mf.v12i1.1590

Abstract

Latar Belakang. Syndrome piriformis merupakan sekumpulan gejala-gejala termasuk nyeri pinggang atau nyeri bokong yang menyebar ke tungkai. Masih ada perbedaan pendapat dari para ahli, apakah  merupakan kondisi yang jelas ada dan menyebabkan nyeri myofacial dari paha, hypertrofi dan nyeri tekan pada otot piriformis, atau apakah  merupakan kondisi kompresi dari saraf sciatic yang menyebabakan nyeri neuropatik.Metode : Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen yaitu penelitian percobaan semu yang melibatkan variabel perlakuan yaitu Contrax relax dan hold relax, sedangkan variabel respons adalah nyeri akibat Syndrome Piriformis. Penelitian adalah Quasy experiment dengan desain pretest-post test two group design. Populasi target adalah semua pasien Syndrome Piriformis selama penelitian sejumlah 20 orang, dengan menggunakan total sampling.Sampel dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok perlakuan dengan Contrax relax yang berjumlah 10 orang dan kelompok perlakuan dengan hold relax yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini menggunakan Oswetry Disability Index (ODI) untuk mengukur nyeri sebelum dan sesudah pemberian pemberian perlakuan..Hasil. Pemberian intervensi Contrax relax memberikan pengaruh dan perubahan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis dengan rata-rata perubahan sebesar 36,40 dari 60,40 menjadi 24,00. Pemberian intervensi hold relax  memberikan pengaruh dan perubahan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis dengan rata-rata perubahan sebesar 33,20 dari 58,80  menjadi 25,60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contrax relax maupun hold relax memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis.  Kesimpulan. Uji t independen untuk pengujian hipotesis, mulai dari nilai post ODI diperoleh nilai p= 1,000 >0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pemberian contrax relax dengan pemberian hold relax. Sebaiknya fisioterapis menerapkan contrax relax atau hold relax untuk mengurangi nyeri pada penderita Syndrome Piriformis. Kata Kunci : Contrax Relax, Hold Relax, Nyeri, Syndrome Piriformis.1 Jurusan Fisioterapi Poltekkes kemenkes Makassar
BEDA PENGARUH ANTARA PROPRIOCEPTOR NEUROMUSCULAR FACILITATION DAN TERAPI KONVENSIONAL TERHADAP PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PENDERITA HEMIPARESE Sudaryanto Sudaryanto; Anshar Anshar
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 3, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.081 KB) | DOI: 10.33846/ghs.v3i1.183

Abstract

Hemiparese merupakan kelemahan separuh badan yang umumnya menyebabkan gangguan motorik berupa gangguan tonus. Gangguan tonus seperti spastisitas dapat menyebabkan hilangnya stabilitas dan kontrol gerak sehingga dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan umumnya terlihat saat pasien melakukan perubahan posisi (ambulasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas antara Proprioceptor Neuromuscular Facilitation (PNF) dan terapi konvensional terhadap perubahan keseimbangan dinamis pada penderita hemiparese post stroke. Desain penelitian ini adalah pre test – post test control group design dengan menggunakan 2 kelompok sampel yaitu kelompok kontrol yang diberikan intervensi terapi konvensional (ROM Exercise dan Resisted Exercise) dan kelompok perlakuan yang diberikan teknik PNF (Dynamic Reversals dan Stabilizing Reversals). Penelitian ini dilaksanakan di Poli Fisioterapi RSU. Haji dengan sampel sebanyak 24 orang. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah timed up and go test, yang digunakan untuk mengukur keseimbangan dinamis, baik sebelum dan sesudah intervensi. Berdasarkan rerata umur sampel, pada kelompok kontrol diperoleh rerata sebesar 53,75 ± 4,845 dengan laki-laki sebanyak 6 orang (50%) dan perempuan sebanyak 6 orang (50%). Pada kelompok perlakuan diperoleh rerata umur sebesar 48,00 ± 9,215 dengan laki-laki sebanyak 7 orang (58,3%) dan perempuan sebanyak 5 orang (41,7%). Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji independent sampel t menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna rerata sesudah intervensi timed up and go test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dengan nilai p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa PNF dapat menghasilkan peningkatan keseimbangan dinamis yang lebih besar secara signifikan dibandingkan terapi konvensional pada penderita hemiparese post stroke. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa PNF lebih baik daripada terapi konvensional di dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada penderita hemiparese post stroke Kata kunci: PNF, Terapi konvensional, Keseimbangan dinamis, Hemiparese.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN POLA BERJALAN AKIBAT CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS DI YPAC KOTA MAKASSAR: Physiotherapy Management of Gait Pattern Disorders caused by Congenital Talipes Equinovarus in YPAC, Makassar City Tiar Erawan; Anshar Anshar; Lisnawati Lisnawati; Siti Muthiah; Muhammad Thahir
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i2.47

Abstract

Congenital talipes equinovarus merupakan kelainan bawaan pada kaki dan pergelangan kaki yang berupa deformitas inversi, kombinasi equines dan varus dari kaki belakang, serta adduksi dari sendi subtalar dan midtarsal. Kondisi ini ditandai dengan, kontraktur jaringan di sisi medial kaki, otot-otot eversi di sisi lateral kaki tidak berkembang, otot- otot betis tidak berkembang, serta tidak menunjukkan perubahan terhadap koreksi pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada gangguan pola berjalan pada penderita Congenital Talipes Equino Varus di SLB YPAC Kota Makassar. Dengan pemberian intervensi menggunakan Stretching dan Terapi latihan dengan Strengthening serta menggunakan alat ukur Lingkup Gerak Sendi dengan Geniometer dan Skor pirani.Hasil yang diperoleh setalah melakukan terapi sebanyak 12 kali pada kasus Congenital Talipes Equinovarus adalah pengukuran Lingkup Gerak Sendi pada pasien I dan pasien II bernilai tetap, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan. Deformitas yang di alami pasien pada pemeriksaan awal pasien 1 pada kedua ankle bernilai, Curvature of the lateral border of the food (CLB) : 1, Medial crease of the food (MC) : 0,5 dan Posterior crease of the ankle (PC) : 1, sedangkan pasien II pada ankle sinistra Curvature of the lateral border of the food (CLB) : 1, Medial crease of the food (MC) : 0,5 dan Posterior crease of the ankle (PC) : 0,5, tidak mengalami peningkatan hingga akhir penelitian. Kata Kunci : Congenital Talipes Equinovarus, Stretching, dan Terapi latihan Strengthening