Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Geliat Ekonomi Masyarakat Priangan Era Pemerintahan Hindia Belanda 1900—1942 Sri Ana Handayani
Lembaran Sejarah Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.856 KB) | DOI: 10.22146/lembaran-sejarah.33544

Abstract

The aim of this research is to show the economic activity of the Priangan people during the rule of the Netherlands Indies Government between 1900-1940. The research focusses on the economic policies and discussions from the Netherlands Indies Government in reforming “native” economic life and its response by Priangan society. This study uses the historical method with four research stages, namely heuristic, criticism, interpretation, and historiography. The result of this research shows that state intervention in the local economic life was a failure, evidenced by the number of Priangan people in poverty. In the early twentieth century, sikep (landlord) became major reformers due to a new perspective that valued capital more than land . They succeeded to use their capital to develop micro industries, influencing the economic life of Priangan society. The society was able to creatively adapt to the new policy of economic liberalism. Based on their local wisdoms, the Priangan people created a new form of liberalism supported within their socio-cultural, economic, and political structures. This local liberalism formed the pattern of dynamic economic behaviour and nurtured the entrepreneurial spirit amongst the Priangan society.
NASIONALISME DI INDONESIA Sri Ana Handayani
Historia Vol 2 No 1 (2019): Historia : Jurnal Ilmu Sejarah
Publisher : Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.395 KB)

Abstract

Nasionalisme menjadi perbincangan yang hangat di Indonesia, sehubungan dengan berbagai kejadian di tanah air yang berkaitan dengan isu-isu sara. Untuk itu kajian yang berkaitan dengan nasionalisme dari perspektif histori sangat diperlukan. Kajian ini merupakan kajian sejarah, sehingga metode yang digunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah memiliki empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan semiotika yang menganalisis penggunaan kata. Kesimpulan yang didapat dalam kajian ini adalah nasionalisme yang tumbuh masa pergerakan merupakan nasionalisme anti penjajah. Nasionalisme yang berkembang masa Orde Lama adalah nasionalisme revolusi belum selesai yang pada akhirnya menimbulkan gejolak kebangsaan dan kedaerahan di Indonesia. Nasionalisme orde baru berkaitan dengan stabilitas keamanan negara dan bangsa dengan sikap xenophobia, lebih kearah state oriented dibandingkan dengan nation oriented. Era refomasi, nasionalisme cenderung dikaitkan dengan kebutuhan ekonomi, yaitu ekonomi kreatif. Dengan demikian, nasionalisme di Indonesia mengalami adaptasi dan perubahan makna dari waktu ke waktu, dari simbol perlawanan menjadi simbol pertumbuhan kelas menengah yang kreatif. Kata Kunci : Nasionalisme, xenophobia, state oriented, nation oriented.
Bibliografi Sejarah Perkotaan: Dari Kota Tradisional sampai Modern Sri Ana Handayani
Historia Vol 5 No 2 (2022): Historia : Jurnal Ilmu Sejarah
Publisher : Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jhist.v5i1.36314

Abstract

Dewasa ini sejarah perkotaan menjadi perhatian para pakar sejarah, sehubungan dengan pesatnya perkembangan kota di berbagai daerah di Indonesia. Publikasi yang berkaitan dengan permasalahan perkotaan sudah dimulai pada era pemerintahan Hindia Belanda, walaupun masih terbatas pada peran pemerintah serta perkembangan kota. Publikasi perkotaan berupa referensi, jurnal, serta media massa semakin merebak, setelah Indonesia merdeka. Pengkajian perkotaan semakin bervariasi dari kota tradisional sampai modern dengan berbagai permasalahannya. Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana mempelajari dokumentasi dan referensi sejarah perkotaan yang cukup panjang kronologisnya, bagimana mengidetifikasi kesejajaran sejarah perkotaan masa lalu dan masa kini, serta bagimana memperoleh pengetahuan tentang perkotaan dari satu daerah ke daerah lain dalam kurun waktu yang berbeda. Untuk menelusuri perkembangan perkotaan di Indonesia, salah satunya adalah melalui bibliografis perkotaan. Tujuan dari kajian ini adalah menginventarisasi dan mengindentifikasi sejumlah publikasi yang terbit era pemerintahan Hindia Belanda, dan masa kemerdekaan dengan terlebih dahulu menguraikan konteks sejarahnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang memiliki empat tahapan kerja, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kesimpulan yang diperoleh yaitu, ketersediaan bibliografi sejarah perkotaan dari kota tradisional sudah banyak dengan fokus kajian yang sangat bervariasi, terutama pertumbuhan dan perkembangan berbagai perkotaan di Jawa. Hal ini mempermudah merekonstruksi suatu perkotaan. Pengetahuan tentang bibliografi perkotaan sangat bermanfaat untuk menganalisis perubahan, kesinambungan, serta permasalah perkotaan di berbagai daerah di Indonesia.
Budaya Wanita di Indonesia: Suatu Penelusuran ke Arah Rekonstruksi Sri Ana Handayani; Dewi Salindri
Historia Vol 4 No 2 (2021): Historia : Jurnal Ilmu Sejarah
Publisher : Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.768 KB) | DOI: 10.19184/jhist.v4i1.28477

Abstract

Indonesian women culture and manner change in chronological order could be searched from written source. This research problem questioned on how the Indonesian woman culture and manner changed in old order, new order, and reformation era. As a history study, this research used historical method with four stages of work, those are heuristic, critic, interpretation, and historiography. The occasion was analysed by cultural approach with postmodern theory by Derrida. The study showed that in old order, Indonesian woman started to understand feminism. However, the authority concept still covered in patrimonial hegemony authority. In new order, Indonesian women were still divided into agrarian culture and industrial culture. Dharma Wanita concept managed to adapt feminism into domestic space and public. Indonesian women in reformation era searched for an ideal women culture format as a result of globalisation and stronger gender understanding. Conclusion from this research is that in defining an ideal women, Indonesian women, on one side still crave the berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) feminity stereotype.