Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : SEMESTA

Upaya Peningkatan Kemampuan Guru IPA Kota dan Kabupaten Solok dalam Merancang, Melaksanakan dan Mempublikasikan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Rio Anshari; Masril Masril
SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching Vol 2 No 1 (2019): Science Education Journal
Publisher : Pendidikan IPA, FMIPA, UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1178.504 KB)

Abstract

Tenaga pendidik yang selanjutnya kita sebut guru, pada hakikatnya dituntut untuk memiliki kompetensi yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Pada kompetensi professional, guru diharuskan menguasai bidang yang diasuhnya dan dapat melakukan perbaikan terus menerus sebagai bentuk usaha peningkatan kompetensinya. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan kegiatan penelitian dan menghasilkan karya-karya ilmiah. Pemerintah sendiri juga memfasilitasi dan memotivasi guru untuk secara konsisten dan berkala mengembangkan kompetensi ini, salah satunya adalah mengharuskan guru menghasilkan karya ilmiah sebagai persyaratan pada kegiatan kompetisi guru seperti kegiatan guru berprestasi, guru teladan dan sebagainya. Selain itu, untuk kenaikan pangkat tertentu sekarang juga diwajibkan bagi guru-guru menghasilkan karya ilimiah maupun membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas yang diajarnya yang tak lain adalah untuk menghasilkan SDM guru yang terbaik. Fokus Bimbingan Teknis yang diberikan yaitu berupa pendampingan dalam membuat proposal, item penilaian untuk pelaksanaan PTK dan pembuatan artikel dari hasil pelaksanaan PTK. Data awal dari subjek yang diteliti yaitu Guru IPA SMP Kota Solok dan Kabupaten Solok memperlihatkan sebagian besar subjek menemukan kendala dalam penulisan proposal PTK (88%) maupun dalam melaksanakan PTK (70%), sebagian besar belum pernah melaksanakan PTK (61%) serta sebagian besar belum pernah mempublikasikan hasil PTK (82%). Sisi positifnya adalah sebagian besar subjek telah pernah mendapatkan pelatihan terkait PTK (85%) dan merasa kurang dari pelatihan yang telah mereka terima (67%). Dari kondisi tersebut terlihat perlunya diberikan Bimbingan Teknis bagi subjek agar pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi subjek, terkhususnya kompetensi professional. Setelah diberikan pembekalan, pendampingan dan pembinaan terhadap subjek yang diteliti, terlihat perubahan yang cukup signifikan. Sebanyak 50% guru mendapatkan peningkatan motivasi dalam melaksanakan PTK, 45% guru telah mengalami penngkatan dalam kemampuan berpikir, 59% guru telah dapat menyelesaikan kendala yang dihadapainya terkait PTK, 45% guru menilai kreativitasnya meningkat setelah mengikuti kegiatan bimbingan teknis serta 59% guru merasakan terciptanya bentuk kolaborasi antar sesama guru matapelajaran IPA dalam melaksanakan PTK.
Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Fisika SMK Sumatera Barat dalam Merancang Media Pembelajaran Non-Cetak Terintegrasi Pendekatan Saintifik Rio Anshari; Akmam Akmam; Adree Octova
SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching Vol 2 No 1 (2019): Science Education Journal
Publisher : Pendidikan IPA, FMIPA, UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1371.212 KB) | DOI: 10.24036/semesta.v2i1.37

Abstract

Tenaga pendidik yang selanjutnya kita sebut guru, pada hakikatnya dituntut untuk memiliki kompetensi yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Pada kompetensi profesional, guru diharuskan menguasai bidang yang diasuhnya dan dapat melakukan perbaikan terus menerus sebagai bentuk usaha peningkatan kompetensinya. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk pribadi guru secara mandiri serta dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk terus dapat meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru adalah penggunaan media pembelajaran yang layak (valid), tepat, sederhana dan reliabel untuk mengkomunikasikan konsep-konsep keilmuan yang diajarkannya. Fakta di lapangan menunjukkan pada mitra kerjasama dari kegiatan ini masih banyak terdapat ketidaktepatan guru dalam memilih dan penggunaan media dalam melaksanakan proses pembelajaran. Fokus workshop yang dilaksanakan yaitu pada media pembelajaran non-cetak jenis media pembelajaran berbasiskan animasi dan simulasi. Data awal dari subjek yang diteliti yaitu Guru Fisika SMK Sumatera Barat memperlihatkan 77% dari subjek masih belum pernah membuat media pembelajaran berbentuk animasi dan simulasi. Sebesar 91% dari subjek belum pernah memperoleh pelatihan pembuatan media pembelajaran berbentuk animasi dan simulasi. Subjek belum mengetahui aturan dalam pengembangan media pembelajaran (77%) maupun belum dapat menerapkan aturan pengembangan media pembelajaran (83%). Namun begitu, sebagian besar subjek sudah mengetahui tentang pendekatan saintifik (91%) dan sudah pernah mendapatkan pelatihan terkait pendekatan saintifik. Terlepas dari itu, ternyata 80% dari subjek belum pernah merancang/membuat media pembelajaran berbasiskan pendekatan saintifik. Dari kondisi tersebut terlihat perlunya diberikan workshop bagi subjek agar pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi subjek, terkhususnya kompetensi professional. Setelah diberikan pembekalan, pendampingan dan pembinaan terhadap subjek yang diteliti, terlihat perubahan yang cukup signifikan. Sebanyak 79% dari subjek yang diteliti telah dapat mengatasi kendala yang dihadapi terkait pengembangan media berbasis animasi dan simulasi, sebesar 85% dari subjek menilai kegiatan workshop telah dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menghasilkan karya serta sebesar 84% dari subjek yang diteliti merasa lebih percaya diri untuk berkesinambungan dalam menghasilkan karya.