Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Kondisi Awal Pembelajaran Fisika SMAN Kota Padang (Dalam Rangka Pengembangan Bahan Ajar Fisika Multimedia Interaktif Berbantuan Game) Djusmaini Djamas; Ramli Ramli; Silvi Yulia Sari; Rio Anshari
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 2 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.076 KB) | DOI: 10.21009/1.02208

Abstract

Abstract Low understanding of the students in learning physics suspected because physics learning patterns have not been able to optimize students' critical thinking skills. As known, the critical thinking is the key to academic success of a student. Currently, lack of critical thinking skills of students as one of the clear indicators of low quality of education. If this is allowed, then the physics learning outcomes in the future will be very apprehensive. Therefore, efforts should be made to improve critical thinking skills using interactive multimedia teaching materials based on discovery learning aided games. The development of teaching materials are using ADDIE Model. The first step of this model is analysis, i.e. preliminary study of physics learning how to condition that has lasted until today. Based on the analysis of the field findings, will be designed Interactive Multimedia Instructional Materials, and then will be the development of Instructional Materials. In this paper, we will present the results of the initial needs analysis to develop the interactive multimedia teaching materials based on discovery learning aids game for physics learning in the future. Keywords: Critical Thinking, Discovery Learning, Game, Interactive Multimedia, Physics Learning
Improving the Competence of Junior High School Teachers In Designing Generative Learning-Based Learning Media Rio Anshari; Akmam Akmam
Pelita Eksakta Vol 5 No 1 (2022): Pelita Eksakta Vol. 5 No. 1
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/pelitaeksakta/vol5-iss1/177

Abstract

Educators, hereinafter referred to as teachers, are essentially required to have competencies that include four competencies, namely pedagogic competence, professional competence, personality competence and social competence. In professional competence, teachers are required to master the subject area they teach and be able to make continuous improvements as a form of effort to increase their competence. One of the efforts is to make continuous improvements for independent teachers as well as in classroom learning activities to continuously increase the meaning of the learning process. One of the important aspects that must be considered by teachers is the use of appropriate (valid), precise, simple and reliable learning media to communicate the scientific concepts they teach. The facts show that there are still many teacher inaccuracies in choosing and using media in carrying out the learning process. The focus of the workshop carried out was on non-printed learning media types of presentation learning media and interactive learning videos based on generative learning. The initial data of the subject, namely the Science Teacher of SMP in Solok Regency, showed that 60% of the subjects were still unable to apply the proper use of Learning Media. As many as 67% of the subjects were constrained by access to communication and the internet because the area where the subject worked was still difficult to get a telephone signal or internet connection. Subjects have not received technical guidance / training related to the development of learning media even though 78% of the schools where they work already have multimedia facilities. After being given a workshop, mentoring and coaching on the subject under study, a significant change was seen. As many as 77% of the subjects studied have been able to overcome the obstacles faced related to the development of learning media, 85% of the subjects assessed that the workshop activities had been able to increase the creativity of teachers in producing work and 84% of the subjects studied felt more confident to be sustainable in producing work
Upaya Peningkatan Kemampuan Guru IPA Kota dan Kabupaten Solok dalam Merancang, Melaksanakan dan Mempublikasikan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Rio Anshari; Masril Masril
SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching Vol 2 No 1 (2019): Science Education Journal
Publisher : Pendidikan IPA, FMIPA, UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1178.504 KB)

Abstract

Tenaga pendidik yang selanjutnya kita sebut guru, pada hakikatnya dituntut untuk memiliki kompetensi yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Pada kompetensi professional, guru diharuskan menguasai bidang yang diasuhnya dan dapat melakukan perbaikan terus menerus sebagai bentuk usaha peningkatan kompetensinya. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan kegiatan penelitian dan menghasilkan karya-karya ilmiah. Pemerintah sendiri juga memfasilitasi dan memotivasi guru untuk secara konsisten dan berkala mengembangkan kompetensi ini, salah satunya adalah mengharuskan guru menghasilkan karya ilmiah sebagai persyaratan pada kegiatan kompetisi guru seperti kegiatan guru berprestasi, guru teladan dan sebagainya. Selain itu, untuk kenaikan pangkat tertentu sekarang juga diwajibkan bagi guru-guru menghasilkan karya ilimiah maupun membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas yang diajarnya yang tak lain adalah untuk menghasilkan SDM guru yang terbaik. Fokus Bimbingan Teknis yang diberikan yaitu berupa pendampingan dalam membuat proposal, item penilaian untuk pelaksanaan PTK dan pembuatan artikel dari hasil pelaksanaan PTK. Data awal dari subjek yang diteliti yaitu Guru IPA SMP Kota Solok dan Kabupaten Solok memperlihatkan sebagian besar subjek menemukan kendala dalam penulisan proposal PTK (88%) maupun dalam melaksanakan PTK (70%), sebagian besar belum pernah melaksanakan PTK (61%) serta sebagian besar belum pernah mempublikasikan hasil PTK (82%). Sisi positifnya adalah sebagian besar subjek telah pernah mendapatkan pelatihan terkait PTK (85%) dan merasa kurang dari pelatihan yang telah mereka terima (67%). Dari kondisi tersebut terlihat perlunya diberikan Bimbingan Teknis bagi subjek agar pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi subjek, terkhususnya kompetensi professional. Setelah diberikan pembekalan, pendampingan dan pembinaan terhadap subjek yang diteliti, terlihat perubahan yang cukup signifikan. Sebanyak 50% guru mendapatkan peningkatan motivasi dalam melaksanakan PTK, 45% guru telah mengalami penngkatan dalam kemampuan berpikir, 59% guru telah dapat menyelesaikan kendala yang dihadapainya terkait PTK, 45% guru menilai kreativitasnya meningkat setelah mengikuti kegiatan bimbingan teknis serta 59% guru merasakan terciptanya bentuk kolaborasi antar sesama guru matapelajaran IPA dalam melaksanakan PTK.
Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Fisika SMK Sumatera Barat dalam Merancang Media Pembelajaran Non-Cetak Terintegrasi Pendekatan Saintifik Rio Anshari; Akmam Akmam; Adree Octova
SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching Vol 2 No 1 (2019): Science Education Journal
Publisher : Pendidikan IPA, FMIPA, UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1371.212 KB) | DOI: 10.24036/semesta.v2i1.37

Abstract

Tenaga pendidik yang selanjutnya kita sebut guru, pada hakikatnya dituntut untuk memiliki kompetensi yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Pada kompetensi profesional, guru diharuskan menguasai bidang yang diasuhnya dan dapat melakukan perbaikan terus menerus sebagai bentuk usaha peningkatan kompetensinya. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk pribadi guru secara mandiri serta dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk terus dapat meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru adalah penggunaan media pembelajaran yang layak (valid), tepat, sederhana dan reliabel untuk mengkomunikasikan konsep-konsep keilmuan yang diajarkannya. Fakta di lapangan menunjukkan pada mitra kerjasama dari kegiatan ini masih banyak terdapat ketidaktepatan guru dalam memilih dan penggunaan media dalam melaksanakan proses pembelajaran. Fokus workshop yang dilaksanakan yaitu pada media pembelajaran non-cetak jenis media pembelajaran berbasiskan animasi dan simulasi. Data awal dari subjek yang diteliti yaitu Guru Fisika SMK Sumatera Barat memperlihatkan 77% dari subjek masih belum pernah membuat media pembelajaran berbentuk animasi dan simulasi. Sebesar 91% dari subjek belum pernah memperoleh pelatihan pembuatan media pembelajaran berbentuk animasi dan simulasi. Subjek belum mengetahui aturan dalam pengembangan media pembelajaran (77%) maupun belum dapat menerapkan aturan pengembangan media pembelajaran (83%). Namun begitu, sebagian besar subjek sudah mengetahui tentang pendekatan saintifik (91%) dan sudah pernah mendapatkan pelatihan terkait pendekatan saintifik. Terlepas dari itu, ternyata 80% dari subjek belum pernah merancang/membuat media pembelajaran berbasiskan pendekatan saintifik. Dari kondisi tersebut terlihat perlunya diberikan workshop bagi subjek agar pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi subjek, terkhususnya kompetensi professional. Setelah diberikan pembekalan, pendampingan dan pembinaan terhadap subjek yang diteliti, terlihat perubahan yang cukup signifikan. Sebanyak 79% dari subjek yang diteliti telah dapat mengatasi kendala yang dihadapi terkait pengembangan media berbasis animasi dan simulasi, sebesar 85% dari subjek menilai kegiatan workshop telah dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menghasilkan karya serta sebesar 84% dari subjek yang diteliti merasa lebih percaya diri untuk berkesinambungan dalam menghasilkan karya.
Inert Gas Axial Flow Analysis on Thermal System with Natural Convection Condition Rio Anshari; Mairizwan Mairizwan; Fandi Oktasendra; Debi Rianto; Zulhendra Zulhendra
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 24 No. 01 (2023): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/eksakta/vol24-iss01/338

Abstract

The Fukushima nuclear accident in 2011 became the basis for consideration of the use of gas as a coolant in nuclear reactors. This is because the convection rate of gas flow in the cooling channel can occur naturally due to differences in density and does not require the help of a pumps for the circulation of the coolant. This study aims to analyze how the flow pattern of an inert gas on a vertical-axial reference by natural convection in a thermal system. The focus of this research is to study the flow parameters of the coolant with a gas phase. This research is an experimental study. The analysis was carried out using a descriptive approach and computer simulation-assisted numerical analysis methods. The results showed that the distribution and variation of heat was radially dominant in the middle so that the coolant channel wall received less heat load. The magnitude of the pressure drop along the vertical-axial channel shows a homogeneous pattern and decreases radially from center to edge. These results indicate the use of inert gas as a coolant can be considered as an alternative coolant in heat systems that do not depend on pumps in operating conditions.